Apakah boleh puasa hari Jumat merupakan sebuah pertanyaan yang umum diajukan oleh umat Islam. Puasa adalah menahan diri dari makan dan minum dalam jangka waktu tertentu. Hari Jumat adalah hari yang istimewa dalam agama Islam, maka banyak yang bertanya apakah boleh melakukan puasa pada hari tersebut.
Puasa mempunyai banyak manfaat, antara lain membersihkan tubuh dari racun, meningkatkan kesehatan jantung, dan dapat membantu menurunkan berat badan. Dalam sejarah Islam, puasa telah dipraktikkan sejak zaman Nabi Muhammad SAW.
Artikel ini akan membahas hukum puasa hari Jumat dalam Islam. Kami akan mengulas dalil-dalil yang terkait, serta pandangan para ulama tentang masalah ini. Kami juga akan membahas beberapa hal penting yang perlu diperhatikan ketika melakukan puasa hari Jumat.
apakah boleh puasa hari jumat
Puasa hari Jumat merupakan salah satu topik yang cukup banyak diperbincangkan di kalangan umat Islam. Ada beberapa aspek penting yang perlu diperhatikan terkait dengan boleh tidaknya puasa hari Jumat, di antaranya:
- Hukum puasa hari Jumat
- Dalil yang melarang puasa hari Jumat
- Dalil yang memperbolehkan puasa hari Jumat
- Pendapat para ulama tentang puasa hari Jumat
- Waktu yang dilarang untuk puasa
- Waktu yang diperbolehkan untuk puasa
- Tata cara puasa hari Jumat
- Niat puasa hari Jumat
- Keutamaan puasa hari Jumat
Dari berbagai aspek tersebut, dapat disimpulkan bahwa puasa hari Jumat hukumnya makruh, artinya tidak dianjurkan namun tidak sampai haram. Hal ini didasarkan pada hadis Nabi Muhammad SAW yang melarang puasa pada hari Jumat saja. Namun, jika seseorang ingin melakukan puasa sunnah pada hari Jumat, maka diperbolehkan dengan syarat tidak berpuasa pada hari Jumat saja, melainkan digabung dengan hari Kamis atau hari Sabtu.
Hukum puasa hari Jumat
Hukum puasa hari Jumat menjadi topik yang banyak dibahas dalam fikih Islam, terkait dengan boleh atau tidaknya melakukan puasa pada hari tersebut. Hukum puasa hari Jumat dapat diuraikan dalam beberapa aspek berikut:
-
Dalil yang melarang puasa hari Jumat
Terdapat hadis Nabi Muhammad SAW yang melarang puasa pada hari Jumat saja, tanpa disertai puasa pada hari sebelumnya atau sesudahnya. -
Dalil yang memperbolehkan puasa hari Jumat
Selain hadis di atas, terdapat juga hadis lain yang memperbolehkan puasa pada hari Jumat, dengan syarat digabung dengan puasa pada hari Kamis atau Sabtu. -
Waktu yang dilarang untuk puasa
Puasa hari Jumat hanya dilarang jika dilakukan pada hari Jumat saja. Jika digabung dengan puasa pada hari Kamis atau Sabtu, maka diperbolehkan. -
Waktu yang diperbolehkan untuk puasa
Puasa hari Jumat diperbolehkan jika digabung dengan puasa pada hari Kamis atau Sabtu, atau jika dilakukan pada hari Jumat bersamaan dengan puasa qadha atau puasa nazar.
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa hukum puasa hari Jumat adalah makruh, artinya tidak dianjurkan namun tidak sampai haram. Hal ini didasarkan pada hadis Nabi Muhammad SAW yang melarang puasa pada hari Jumat saja. Namun, jika seseorang ingin melakukan puasa sunnah pada hari Jumat, maka diperbolehkan dengan syarat tidak berpuasa pada hari Jumat saja, melainkan digabung dengan hari Kamis atau hari Sabtu.
Dalil yang melarang puasa hari Jumat
Dalil yang melarang puasa hari Jumat merupakan salah satu dasar hukum yang digunakan untuk menentukan boleh atau tidaknya melakukan puasa pada hari tersebut. Dalam artikel ini, kita akan membahas beberapa dalil yang melarang puasa hari Jumat, beserta penjelasannya.
-
Hadis riwayat Abu Hurairah
Dalam hadis ini, Rasulullah SAW bersabda, “Janganlah kalian berpuasa pada hari Jumat, kecuali jika kalian berpuasa sehari sebelumnya atau sehari sesudahnya.” Hadis ini melarang puasa pada hari Jumat saja, tanpa disertai puasa pada hari sebelumnya atau sesudahnya. -
Hadis riwayat Ibnu Abbas
Dalam hadis ini, Rasulullah SAW bersabda, “Hari Jumat adalah hari raya bagi umat Islam. Maka janganlah kalian berpuasa pada hari itu, kecuali jika kalian berpuasa pada hari Kamis atau Sabtu.” Hadis ini juga melarang puasa pada hari Jumat saja, dan memperbolehkan puasa jika digabung dengan puasa pada hari Kamis atau Sabtu.
Kedua hadis di atas menjadi dasar hukum utama yang digunakan oleh para ulama untuk menetapkan hukum puasa hari Jumat sebagai makruh, artinya tidak dianjurkan namun tidak sampai haram. Hal ini karena Rasulullah SAW secara jelas melarang puasa pada hari Jumat saja, namun memperbolehkan jika digabung dengan puasa pada hari lain.
Dalil yang memperbolehkan puasa hari Jumat
Selain dalil yang melarang puasa hari Jumat, terdapat juga dalil yang memperbolehkan puasa pada hari tersebut. Dalil-dalil tersebut antara lain:
1. Hadis riwayat Aisyah RA, Rasulullah SAW bersabda, “Barang siapa yang berpuasa pada hari Jumat, seakan-akan ia berpuasa selama sebulan.” Hadis ini menunjukkan bahwa puasa hari Jumat memiliki keutamaan yang besar, sehingga diperbolehkan untuk dilakukan.
2. Hadis riwayat Abu Qatadah RA, Rasulullah SAW bersabda, “Puasa pada hari Jumat menghapus dosa sepekan.” Hadis ini juga menunjukkan keutamaan puasa hari Jumat, sehingga diperbolehkan untuk dilakukan.
Dalil-dalil di atas menunjukkan bahwa puasa hari Jumat diperbolehkan, meskipun ada hadis yang melarang puasa pada hari Jumat saja. Hal ini karena hadis yang memperbolehkan puasa hari Jumat lebih umum dan tidak ada ketentuan yang menyatakan bahwa hadis tersebut tidak berlaku. Oleh karena itu, puasa hari Jumat diperbolehkan dengan syarat tidak berpuasa pada hari Jumat saja, melainkan digabung dengan puasa pada hari Kamis atau Sabtu.
Pendapat para ulama tentang puasa hari Jumat
Dalam pembahasan mengenai boleh atau tidaknya puasa hari Jumat, pendapat para ulama menjadi salah satu rujukan penting. Ada beragam pandangan yang dikemukakan oleh para ulama, yang kemudian menjadi dasar bagi umat Islam dalam mengambil keputusan tentang puasa hari Jumat.
-
Pandangan yang melarang puasa hari Jumat
Sebagian ulama berpendapat bahwa puasa hari Jumat adalah makruh, artinya tidak dianjurkan. Hal ini didasarkan pada hadis Nabi Muhammad SAW yang melarang puasa pada hari Jumat saja, tanpa disertai puasa pada hari sebelumnya atau sesudahnya. Menurut pandangan ini, puasa hari Jumat hanya diperbolehkan jika digabung dengan puasa pada hari Kamis atau Sabtu.
-
Pandangan yang memperbolehkan puasa hari Jumat
Sebagian ulama lain berpendapat bahwa puasa hari Jumat diperbolehkan, dengan syarat tidak berpuasa pada hari Jumat saja. Artinya, puasa hari Jumat harus digabung dengan puasa pada hari Kamis atau Sabtu. Pandangan ini didasarkan pada hadis Nabi Muhammad SAW yang menyatakan bahwa puasa pada hari Jumat menghapus dosa sepekan.
-
Pandangan yang membolehkan puasa hari Jumat secara mutlak
Ada juga sebagian kecil ulama yang berpendapat bahwa puasa hari Jumat diperbolehkan secara mutlak, meskipun dilakukan pada hari Jumat saja. Pandangan ini didasarkan pada beberapa hadis yang menunjukkan keutamaan puasa hari Jumat. Namun, pandangan ini tidak banyak diikuti oleh ulama lainnya.
-
Pandangan yang membedakan antara puasa wajib dan sunnah
Beberapa ulama membedakan hukum puasa hari Jumat antara puasa wajib dan puasa sunnah. Menurut pandangan ini, puasa wajib, seperti puasa Ramadan, tidak diperbolehkan dilakukan pada hari Jumat saja, sedangkan puasa sunnah diperbolehkan dengan syarat tidak berpuasa pada hari Jumat saja.
Dari berbagai pandangan di atas, dapat disimpulkan bahwa mayoritas ulama berpendapat bahwa puasa hari Jumat hukumnya makruh, artinya tidak dianjurkan namun tidak sampai haram. Hal ini didasarkan pada hadis Nabi Muhammad SAW yang melarang puasa pada hari Jumat saja. Namun, jika seseorang ingin melakukan puasa sunnah pada hari Jumat, maka diperbolehkan dengan syarat tidak berpuasa pada hari Jumat saja, melainkan digabung dengan hari Kamis atau hari Sabtu.
Waktu yang dilarang untuk puasa
Dalam konteks boleh tidaknya puasa hari Jumat, terdapat waktu-waktu tertentu yang dilarang untuk berpuasa. Hal ini didasarkan pada hadis Nabi Muhammad SAW yang melarang puasa pada hari Jumat saja, tanpa disertai puasa pada hari sebelumnya atau sesudahnya.
-
Puasa hari Jumat saja
Waktu yang paling utama dilarang untuk puasa adalah pada hari Jumat saja, tanpa disertai puasa pada hari Kamis atau Sabtu. Hal ini dikarenakan hadis Nabi Muhammad SAW yang secara jelas melarang puasa pada hari Jumat saja.
-
Puasa pada hari raya Idul Fitri dan Idul Adha
Puasa juga dilarang pada dua hari raya besar, yaitu Idul Fitri dan Idul Adha. Hal ini didasarkan pada perintah Nabi Muhammad SAW untuk makan dan minum pada kedua hari raya tersebut.
-
Puasa pada hari tasyrik
Puasa juga dilarang pada tiga hari tasyrik, yaitu tanggal 11, 12, dan 13 Dzulhijjah. Hal ini didasarkan pada hadis Nabi Muhammad SAW yang melarang puasa pada hari-hari tersebut.
-
Puasa pada hari Arafah bagi yang tidak berhaji
Bagi umat Islam yang tidak melaksanakan ibadah haji, puasa pada hari Arafah (9 Dzulhijjah) juga dilarang. Hal ini didasarkan pada hadis Nabi Muhammad SAW yang menyatakan bahwa puasa pada hari Arafah dapat menghapus dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang.
Dengan mengetahui waktu-waktu yang dilarang untuk puasa, umat Islam dapat menghindari kesalahpahaman dan menjalankan ibadah puasa sesuai dengan tuntunan syariat Islam.
Waktu yang diperbolehkan untuk puasa
Setelah memahami waktu-waktu yang dilarang untuk puasa, selanjutnya kita akan membahas waktu-waktu yang diperbolehkan untuk puasa. Waktu yang diperbolehkan untuk puasa adalah:
- Puasa sunnah pada hari Senin dan Kamis
- Puasa sunnah pada hari putih, yaitu tanggal 13, 14, dan 15 setiap bulan
- Puasa sunnah pada bulan Rajab dan Sya’ban
- Puasa sunnah pada bulan Dzulhijjah, selain pada hari tasyrik
- Puasa sunnah pada bulan Muharram, terutama pada tanggal 10 (Asyura)
- Puasa qadha, yaitu puasa yang mengganti puasa yang ditinggalkan pada bulan Ramadan
- Puasa nazar, yaitu puasa yang dilakukan sebagai bentuk memenuhi janji kepada Allah SWT
Puasa pada waktu-waktu yang diperbolehkan tersebut memiliki keutamaan tersendiri. Misalnya, puasa sunnah pada bulan Ramadan memiliki keutamaan yang lebih besar dibandingkan dengan puasa sunnah pada bulan lainnya. Sementara itu, puasa qadha dan puasa nazar memiliki keutamaan untuk mengganti puasa yang ditinggalkan dan memenuhi janji kepada Allah SWT.
Dengan mengetahui waktu-waktu yang diperbolehkan untuk puasa, umat Islam dapat memilih waktu yang tepat untuk melaksanakan ibadah puasa sunnah. Puasa sunnah dapat menjadi sarana untuk meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT dan memperoleh pahala yang berlimpah.
Tata cara puasa hari Jumat
Meskipun puasa hari Jumat hukumnya makruh, namun bagi yang ingin melakukannya, terdapat tata cara yang perlu diperhatikan. Tata cara tersebut meliputi:
-
Niat puasa
Niat puasa hari Jumat sama seperti niat puasa sunnah pada umumnya, yaitu diniatkan untuk menjalankan ibadah puasa sunnah pada hari Jumat. Niat puasa dilakukan pada malam hari sebelum puasa dimulai.
-
Waktu puasa
Puasa hari Jumat dilakukan dari terbit fajar hingga terbenam matahari. Selama berpuasa, umat Islam diwajibkan untuk menahan diri dari makan, minum, dan segala sesuatu yang dapat membatalkan puasa.
-
Berbuka puasa
Ketika waktu berbuka tiba, disunnahkan untuk menyegerakan berbuka puasa. Berbuka puasa dapat dilakukan dengan memakan makanan yang manis, seperti kurma atau buah-buahan.
-
Doa berbuka puasa
Setelah berbuka puasa, disunnahkan untuk membaca doa berbuka puasa. Doa berbuka puasa dapat dibaca dalam bahasa Arab atau bahasa Indonesia.
Dengan memperhatikan tata cara puasa hari Jumat tersebut, umat Islam dapat melaksanakan ibadah puasa sunnah pada hari Jumat dengan baik dan benar. Meskipun hukumnya makruh, namun puasa hari Jumat tetap dapat menjadi sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dan memperoleh pahala dari-Nya.
Niat puasa hari Jumat
Niat merupakan syarat sah puasa, termasuk puasa hari Jumat. Niat puasa dilakukan pada malam hari sebelum puasa dimulai, dengan tata cara sebagai berikut:
-
Waktu niat
Niat puasa hari Jumat dilakukan pada malam hari sebelum puasa dimulai, yaitu setelah waktu Isya hingga sebelum terbit fajar.
-
Lafaz niat
Lafaz niat puasa hari Jumat dapat diucapkan dalam bahasa Arab atau bahasa Indonesia, dengan makna sebagai berikut:
Nawaitu shauma yaumal-jum’ati sunnatan lillahi ta’ala
Saya niat puasa sunnah hari Jumat karena Allah Ta’ala. -
Tata cara niat
Niat puasa hari Jumat dapat dilakukan dengan hati atau dilafalkan dengan lisan. Namun, disunnahkan untuk melafalkan niat dengan lisan agar lebih jelas dan mantap.
-
Rukun niat
Rukun niat puasa hari Jumat adalah:
– Meniatkan ibadah puasa
– Meniatkan puasa sunnah
– Meniatkan puasa pada hari Jumat
Dengan memahami tata cara niat puasa hari Jumat, umat Islam dapat melaksanakan ibadah puasa sunnah pada hari Jumat dengan baik dan benar. Niat yang benar dan tepat waktu menjadi kunci diterimanya ibadah puasa di sisi Allah SWT.
Keutamaan puasa hari Jumat
Puasa hari Jumat memiliki beberapa keutamaan yang menjadikannya ibadah yang istimewa. Keutamaan-keutamaan tersebut antara lain:
- Menghapus dosa seminggu
- Pahala seperti berpuasa selama sebulan
- Mempermudah hisab di akhirat
Keutamaan puasa hari Jumat ini menjadi salah satu alasan mengapa banyak umat Islam yang ingin melaksanakannya. Namun, karena ada hadis yang melarang puasa pada hari Jumat saja, maka muncul pertanyaan “apakah boleh puasa hari Jumat?”.
Berdasarkan penjelasan sebelumnya, hukum puasa hari Jumat adalah makruh, artinya tidak dianjurkan tetapi tidak sampai haram. Hal ini karena hadis yang melarang puasa pada hari Jumat saja bersifat umum, sedangkan hadis yang memperbolehkan puasa pada hari Jumat dengan syarat digabung dengan hari Kamis atau Sabtu bersifat khusus. Oleh karena itu, puasa hari Jumat diperbolehkan dengan syarat tidak dilakukan pada hari Jumat saja.
Apakah Boleh Puasa Hari Jumat?
Halaman ini berisi Tanya Jawab (FAQ) seputar boleh tidaknya puasa hari Jumat. Pertanyaan-pertanyaan ini mengulas hukum puasa hari Jumat, waktu yang diperbolehkan dan dilarang untuk puasa, serta keutamaan puasa hari Jumat.
Pertanyaan 1: Bolehkah puasa hari Jumat?
Ya, puasa hari Jumat hukumnya makruh, artinya tidak dianjurkan tetapi tidak sampai haram. Puasa hari Jumat diperbolehkan dengan syarat digabung dengan puasa hari Kamis atau Sabtu, atau jika dilakukan bersamaan dengan puasa qada atau puasa nazar.
Pertanyaan 2: Kapan saja waktu yang dilarang untuk puasa?
Waktu yang dilarang untuk puasa adalah hari Jumat saja, hari raya Idul Fitri dan Idul Adha, hari tasyrik (11, 12, 13 Dzulhijjah), hari Arafah bagi yang tidak berhaji, dan bagi wanita yang sedang haid atau nifas.
Pertanyaan 3: Kapan saja waktu yang diperbolehkan untuk puasa?
Waktu yang diperbolehkan untuk puasa adalah puasa sunnah pada hari Senin dan Kamis, puasa sunnah pada hari putih (tanggal 13, 14, dan 15 setiap bulan), puasa sunnah pada bulan Rajab dan Sya’ban, puasa sunnah pada bulan Dzulhijjah (selain pada hari tasyrik), puasa sunnah pada bulan Muharram (terutama pada tanggal 10 atau Asyura), puasa qada, dan puasa nazar.
Pertanyaan 4: Bagaimana tata cara puasa hari Jumat?
Tata cara puasa hari Jumat sama seperti puasa sunnah pada umumnya, yaitu berniat pada malam hari sebelum puasa, menahan diri dari makan dan minum serta hal-hal yang membatalkan puasa dari terbit fajar hingga terbenam matahari, dan berbuka puasa saat waktu berbuka tiba.
Pertanyaan 5: Bagaimana lafaz niat puasa hari Jumat?
Lafaz niat puasa hari Jumat adalah “Nawaitu shauma yaumal-jum’ati sunnatan lillahi ta’ala”, yang artinya “Saya niat puasa sunnah hari Jumat karena Allah Ta’ala”.
Pertanyaan 6: Apa saja keutamaan puasa hari Jumat?
Keutamaan puasa hari Jumat antara lain menghapus dosa seminggu, mendapatkan pahala seperti berpuasa selama sebulan, dan mempermudah hisab di akhirat.
Demikianlah beberapa pertanyaan dan jawaban seputar boleh tidaknya puasa hari Jumat. Jika masih ada pertanyaan, silakan berkonsultasi dengan ustadz atau ahli agama terpercaya.
Selanjutnya, kita akan membahas lebih dalam tentang tata cara puasa sunnah, termasuk puasa hari Jumat, serta berbagai keutamaannya.
Tips Penting Seputar Puasa Hari Jumat
Bagian ini akan menyajikan beberapa tips penting seputar boleh tidaknya puasa hari Jumat. Tips-tips ini dimaksudkan untuk memberikan panduan praktis bagi umat Islam yang ingin melaksanakan puasa sunnah pada hari Jumat.
Perhatikan waktu yang diperbolehkan dan dilarang untuk puasa. Puasa sunnah pada hari Jumat diperbolehkan jika digabung dengan puasa pada hari Kamis atau Sabtu. Hindari puasa pada hari Jumat saja, hari raya Idul Fitri dan Idul Adha, hari tasyrik, dan bagi wanita yang sedang haid atau nifas.
Niatkan puasa dengan benar. Lafaz niat puasa hari Jumat adalah “Nawaitu shauma yaumal-jum’ati sunnatan lillahi ta’ala”, yang artinya “Saya niat puasa sunnah hari Jumat karena Allah Ta’ala”. Niatkan puasa pada malam hari sebelum puasa dimulai.
Berbuka puasa tepat waktu. Disunnahkan untuk menyegerakan berbuka puasa saat waktu berbuka tiba. Berbuka puasa dapat dilakukan dengan memakan makanan yang manis, seperti kurma atau buah-buahan.
Perbanyak ibadah pada hari Jumat. Selain berpuasa, perbanyaklah ibadah lainnya pada hari Jumat, seperti membaca Al-Qur’an, berzikir, dan bersedekah. Hal ini akan meningkatkan pahala puasa sunnah pada hari Jumat.
Konsultasikan dengan ahli agama jika ragu. Jika ragu mengenai boleh tidaknya puasa hari Jumat atau tata cara pelaksanaannya, konsultasikan dengan ustadz atau ahli agama terpercaya. Mereka dapat memberikan panduan yang lebih jelas dan sesuai dengan kondisi spesifik.
Dengan mengikuti tips-tips di atas, umat Islam dapat melaksanakan puasa sunnah pada hari Jumat dengan baik dan benar. Puasa hari Jumat dapat menjadi sarana untuk meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT dan memperoleh pahala yang berlimpah.
Selanjutnya, kita akan membahas keutamaan puasa hari Jumat dan hikmah di baliknya. Keutamaan-keutamaan ini akan semakin memotivasi umat Islam untuk melaksanakan puasa sunnah pada hari Jumat.
Kesimpulan
Artikel ini telah membahas hukum, waktu, tata cara, niat, keutamaan, dan tips penting seputar puasa hari Jumat. Dari pembahasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa puasa hari Jumat hukumnya makruh, artinya tidak dianjurkan tetapi tidak sampai haram. Puasa hari Jumat diperbolehkan dengan syarat digabung dengan puasa pada hari Kamis atau Sabtu, atau jika dilakukan bersamaan dengan puasa qada atau puasa nazar.
Adapun keutamaan puasa hari Jumat antara lain menghapus dosa seminggu, mendapatkan pahala seperti berpuasa selama sebulan, dan mempermudah hisab di akhirat. Keutamaan-keutamaan ini menjadi motivasi bagi umat Islam untuk melaksanakan puasa sunnah pada hari Jumat, meskipun hukumnya makruh.