Subhanal Malikil Quddus Tarawih merupakan salah satu ibadah shalat sunnah yang dilakukan pada bulan Ramadhan. Istilah “Subhanal Malikil Quddus Tarawih” berasal dari bahasa Arab yang artinya “Maha Suci Allah, Raja Yang Maha Suci (Tarawih)”.
Shalat Tarawih memiliki banyak manfaat, antara lain pahala yang berlipat ganda, melatih kesabaran dan kekhusyukan, serta meningkatkan ketaqwaan kepada Allah SWT. Secara historis, shalat Tarawih pertama kali dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW pada bulan Ramadhan tahun ke-2 Hijriyah.
Artikel ini akan membahas lebih dalam tentang tata cara, keutamaan, dan sejarah shalat Subhanal Malikil Quddus Tarawih. Pembaca akan mendapatkan pemahaman yang komprehensif tentang ibadah shalat sunnah yang satu ini.
Subhanal Malikil Quddus Tarawih
Shalat Tarawih merupakan salah satu ibadah sunnah yang sangat dianjurkan di bulan Ramadhan. Ibadah ini memiliki banyak keutamaan dan manfaat, sehingga penting untuk memahami berbagai aspek terkait shalat Tarawih, khususnya “Subhanal Malikil Quddus Tarawih”.
- Tata Cara
- Keutamaan
- Niat
- Rakaat
- Waktu Pelaksanaan
- Tempat Pelaksanaan
- Hukum
- Dalil
- Hikmah
- Sejarah
Memahami aspek-aspek tersebut akan membantu kita dalam melaksanakan shalat Tarawih dengan benar dan khusyuk. Selain itu, aspek-aspek ini juga dapat menjadi bahan renungan dan motivasi kita untuk meningkatkan kualitas ibadah di bulan Ramadhan.
Tata Cara
Tata cara shalat Tarawih “Subhanal Malikil Quddus” pada dasarnya sama dengan shalat sunnah lainnya. Namun, terdapat beberapa perbedaan dalam niat dan jumlah rakaat. Adapun tata caranya sebagai berikut:
- Niat dalam hati: “Aku niat shalat sunnah Tarawih dua rakaat karena Allah Ta’ala.”
- Takbiratul ihram: “Allahu Akbar.”
- Membaca doa iftitah.
- Membaca surah Al-Fatihah dan surah pendek.
- Rukuk.
- I’tidal.
- Sujud.
- Duduk di antara dua sujud.
- Sujud kedua.
- Duduk tasyahud akhir.
- Salam.
Perlu diketahui bahwa jumlah rakaat shalat Tarawih “Subhanal Malikil Quddus” bervariasi tergantung pada kebiasaan masing-masing daerah. Ada yang melaksanakan 8 rakaat, 20 rakaat, atau bahkan lebih.
Keutamaan
Shalat Tarawih “Subhanal Malikil Quddus” memiliki banyak keutamaan, di antaranya:
-
Pengampunan Dosa
Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa yang melaksanakan shalat Tarawih pada bulan Ramadhan karena iman dan mengharap pahala dari Allah, maka diampuni dosanya yang telah lalu.” (HR. Bukhari dan Muslim)
-
Pahala yang Berlipat Ganda
Setiap amalan kebaikan di bulan Ramadhan dilipatgandakan pahalanya, termasuk shalat Tarawih. Pahala shalat Tarawih setara dengan pahala shalat wajib pada bulan-bulan lainnya.
-
Meningkatkan Ketaqwaan
Shalat Tarawih membantu kita meningkatkan ketaqwaan kepada Allah SWT. Dengan melaksanakan shalat malam di bulan Ramadhan, kita menunjukkan kesungguhan dalam beribadah dan mendekatkan diri kepada-Nya.
-
Melatih Kesabaran dan Kekhusyukan
Shalat Tarawih biasanya dilaksanakan dalam jumlah rakaat yang banyak, sehingga melatih kesabaran dan kekhusyukan kita dalam beribadah. Kita belajar untuk fokus dan hadir sepenuhnya dalam shalat, meskipun dilaksanakan pada malam hari.
Dengan memahami keutamaan shalat Tarawih “Subhanal Malikil Quddus”, kita semakin termotivasi untuk melaksanakannya dengan sebaik-baiknya. Semoga Allah SWT menerima ibadah kita dan memberikan pahala yang berlimpah.
Niat
Niat merupakan salah satu aspek penting dalam shalat Tarawih “Subhanal Malikil Quddus”. Niat adalah tujuan atau kehendak hati untuk melakukan suatu ibadah. Niat yang benar akan menentukan sah atau tidaknya ibadah yang dilakukan.
-
Ikhlas Karena Allah
Niat shalat Tarawih haruslah ikhlas karena Allah SWT, bukan karena ingin dipuji atau dilihat orang lain.
-
Sesuai Sunnah
Niat shalat Tarawih harus sesuai dengan sunnah Nabi Muhammad SAW, yaitu untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dan mencari pahala dari-Nya.
-
Menentukan Jumlah Rakaat
Dalam niat shalat Tarawih, perlu ditentukan jumlah rakaat yang akan dikerjakan, misalnya dua rakaat, empat rakaat, atau lebih.
-
Waktu Pelaksanaan
Niat shalat Tarawih juga harus menentukan waktu pelaksanaannya, yaitu pada malam hari bulan Ramadhan.
Dengan memahami berbagai aspek niat dalam shalat Tarawih “Subhanal Malikil Quddus”, kita dapat melaksanakan ibadah ini dengan lebih baik dan khusyuk. Semoga Allah SWT menerima ibadah kita dan memberikan pahala yang berlimpah.
Rakaat
Rakaat merupakan salah satu aspek penting dalam shalat Tarawih “Subhanal Malikil Quddus”. Rakaat adalah satuan hitungan dalam shalat yang terdiri dari beberapa gerakan, mulai dari takbiratul ihram hingga salam. Dalam shalat Tarawih, jumlah rakaat bervariasi tergantung pada kebiasaan masing-masing daerah.
-
Jumlah Rakaat
Jumlah rakaat shalat Tarawih “Subhanal Malikil Quddus” bervariasi, ada yang melaksanakan 8 rakaat, 20 rakaat, atau bahkan lebih. Jumlah rakaat yang dipilih biasanya disesuaikan dengan kemampuan dan waktu yang tersedia.
-
Tata Cara Rakaat
Setiap rakaat dalam shalat Tarawih terdiri dari beberapa gerakan, yaitu takbiratul ihram, membaca surah Al-Fatihah dan surah pendek, rukuk, i’tidal, sujud, duduk di antara dua sujud, sujud kedua, duduk tasyahud akhir, dan salam.
-
Waktu Pelaksanaan Rakaat
Rakaat shalat Tarawih biasanya dilaksanakan pada malam hari bulan Ramadhan, setelah shalat Isya. Waktu pelaksanaan rakaat dapat disesuaikan dengan waktu yang tersedia, namun dianjurkan untuk melaksanakan shalat Tarawih pada sepertiga malam terakhir.
-
Keutamaan Rakaat
Setiap rakaat shalat Tarawih memiliki keutamaan tersendiri. Semakin banyak rakaat yang dilaksanakan, semakin banyak pahala yang akan diperoleh. Selain itu, melaksanakan shalat Tarawih dengan jumlah rakaat yang banyak juga melatih kesabaran dan kekhusyukan dalam beribadah.
Dengan memahami berbagai aspek rakaat dalam shalat Tarawih “Subhanal Malikil Quddus”, kita dapat melaksanakan ibadah ini dengan lebih baik dan khusyuk. Semoga Allah SWT menerima ibadah kita dan memberikan pahala yang berlimpah.
Waktu Pelaksanaan
Waktu pelaksanaan shalat Tarawih “Subhanal Malikil Quddus” memegang peranan penting dalam meraih keutamaan dan pahala ibadah ini. Berikut beberapa aspek terkait waktu pelaksanaan shalat Tarawih yang perlu diperhatikan:
-
Waktu Ideal
Waktu ideal untuk melaksanakan shalat Tarawih adalah pada sepertiga malam terakhir, yaitu setelah lewat tengah malam. Pada waktu ini, suasana umumnya lebih tenang dan khusyuk, sehingga memudahkan kita untuk fokus dan khusyuk dalam beribadah.
-
Waktu Minimal
Jika tidak memungkinkan untuk melaksanakan shalat Tarawih pada sepertiga malam terakhir, maka diperbolehkan melaksanakannya pada waktu lain setelah shalat Isya. Waktu minimal untuk melaksanakan shalat Tarawih adalah setelah shalat Isya hingga sebelum masuk waktu shalat Subuh.
-
Waktu Maksimal
Tidak ada batasan waktu maksimal untuk melaksanakan shalat Tarawih. Namun, dianjurkan untuk melaksanakan shalat Tarawih secara berjamaah di masjid, yang biasanya dimulai setelah shalat Isya berjamaah.
-
Keutamaan Waktu Pelaksanaan
Setiap waktu pelaksanaan shalat Tarawih memiliki keutamaannya masing-masing. Namun, melaksanakan shalat Tarawih pada sepertiga malam terakhir lebih utama dan berpahala lebih besar, karena pada waktu tersebut Allah SWT lebih dekat dengan hamba-Nya.
Dengan memahami berbagai aspek waktu pelaksanaan shalat Tarawih “Subhanal Malikil Quddus”, kita dapat memilih waktu yang tepat untuk melaksanakan ibadah ini dengan lebih baik dan khusyuk. Semoga Allah SWT menerima ibadah kita dan memberikan pahala yang berlimpah.
Tempat Pelaksanaan
Tempat pelaksanaan shalat Tarawih “Subhanal Malikil Quddus” memiliki pengaruh penting terhadap kekhusyukan dan kenyamanan dalam beribadah. Berikut beberapa aspek terkait tempat pelaksanaan shalat Tarawih yang perlu diperhatikan:
-
Masjid
Tempat pelaksanaan shalat Tarawih yang paling utama adalah masjid. Masjid merupakan tempat yang suci dan dikhususkan untuk beribadah, sehingga suasana di dalamnya lebih kondusif untuk kekhusyukan.
-
Musala
Selain masjid, musala juga dapat dijadikan tempat pelaksanaan shalat Tarawih. Musala merupakan tempat ibadah yang lebih kecil dari masjid, namun tetap layak digunakan untuk shalat berjamaah.
-
Rumah
Dalam kondisi tertentu, shalat Tarawih juga dapat dilaksanakan di rumah. Misalnya, bagi orang yang sakit atau tidak mampu pergi ke masjid atau musala.
-
Lapangan Terbuka
Pada beberapa daerah, shalat Tarawih dilaksanakan di lapangan terbuka, terutama pada malam-malam terakhir bulan Ramadhan. Hal ini dilakukan untuk menampung jamaah yang sangat banyak.
Pemilihan tempat pelaksanaan shalat Tarawih “Subhanal Malikil Quddus” dapat disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan masing-masing. Namun, yang terpenting adalah memilih tempat yang bersih, nyaman, dan dapat mendukung kekhusyukan dalam beribadah.
Hukum
Hukum shalat Tarawih “Subhanal Malikil Quddus” merupakan salah satu aspek penting yang perlu dipahami oleh umat Islam. Hukum shalat Tarawih berkaitan dengan kewajiban atau tidaknya melaksanakan ibadah ini.
-
Hukum Asli
Hukum asli shalat Tarawih adalah sunnah muakkadah, artinya sangat dianjurkan untuk dilaksanakan. Shalat Tarawih merupakan ibadah yang sangat baik dan memiliki banyak keutamaan, sehingga sangat disarankan untuk tidak meninggalkannya.
-
Hukum Bagi yang Meninggalkan
Bagi orang yang meninggalkan shalat Tarawih tanpa alasan yang syar’i, maka hukumnya adalah makruh. Makruh artinya perbuatan yang tidak disukai oleh Allah SWT, meskipun tidak sampai berdosa.
-
Hukum Bagi yang Melaksanakan
Bagi orang yang melaksanakan shalat Tarawih, maka hukumnya adalah mendapat pahala yang besar dari Allah SWT. Pahala shalat Tarawih dilipatgandakan dibandingkan dengan shalat sunnah lainnya, bahkan pahalanya setara dengan pahala shalat wajib.
Dengan memahami hukum shalat Tarawih “Subhanal Malikil Quddus”, diharapkan umat Islam dapat melaksanakan ibadah ini dengan sebaik-baiknya dan meraih pahala yang berlimpah dari Allah SWT.
Dalil
Dalil merupakan salah satu aspek penting dalam memahami hukum dan tata cara shalat Tarawih “Subhanal Malikil Quddus”. Dalil adalah dasar hukum yang digunakan untuk menetapkan suatu hukum atau ketentuan dalam agama Islam.
-
Dalil dari Al-Qur’an
Dalam Al-Qur’an, terdapat beberapa ayat yang dijadikan dasar hukum untuk melaksanakan shalat Tarawih. Salah satu ayat tersebut adalah surat Al-Muzzamil ayat 1-6, yang menjelaskan tentang perintah Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW untuk melaksanakan shalat malam.
-
Dalil dari Hadis
Hadis merupakan ucapan, perbuatan, atau ketetapan Nabi Muhammad SAW yang menjadi sumber hukum Islam. Terdapat banyak hadis yang diriwayatkan oleh sahabat Nabi SAW yang menjelaskan tentang tata cara dan keutamaan shalat Tarawih.
-
Dalil dari Ijma’
Ijma’ adalah kesepakatan para ulama dalam menetapkan suatu hukum. Para ulama sepakat bahwa shalat Tarawih hukumnya sunnah muakkadah, yaitu sangat dianjurkan untuk dilaksanakan.
-
Dalil dari Qiyas
Qiyas adalah proses pengambilan hukum suatu masalah dengan cara menyamakannya dengan masalah lain yang sudah ada hukumnya. Shalat Tarawih diqiyaskan dengan shalat sunnah lainnya yang hukumnya sunnah, sehingga shalat Tarawih juga hukumnya sunnah.
Berdasarkan dalil-dalil tersebut, dapat disimpulkan bahwa shalat Tarawih “Subhanal Malikil Quddus” hukumnya sunnah muakkadah dan sangat dianjurkan untuk dilaksanakan pada bulan Ramadhan. Dengan memahami dalil-dalil ini, kita dapat semakin yakin dalam melaksanakan ibadah shalat Tarawih dan meraih pahala yang berlimpah dari Allah SWT.
Hikmah
Hikmah merupakan salah satu tujuan penting dalam melaksanakan ibadah shalat Tarawih “Subhanal Malikil Quddus”. Hikmah adalah kebijaksanaan atau pelajaran yang dapat diambil dari suatu peristiwa atau pengalaman.
Dalam konteks shalat Tarawih, hikmah yang dapat diambil antara lain:
- Meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT.
- Melatih kesabaran dan kekhusyukan dalam beribadah.
- Mempererat ukhuwah Islamiyah.
- Menjadi sarana introspeksi diri dan perbaikan akhlak.
- Mendapat pahala yang berlimpah dari Allah SWT.
Hikmah-hikmah tersebut menjadi motivasi yang kuat bagi umat Islam untuk melaksanakan shalat Tarawih dengan sebaik-baiknya. Dengan memahami hikmah dari shalat Tarawih, kita dapat mengoptimalkan ibadah kita dan meraih manfaat yang sebesar-besarnya.
Sejarah
Sejarah memiliki keterkaitan yang erat dengan shalat Tarawih “Subhanal Malikil Quddus”. Shalat Tarawih merupakan salah satu ibadah yang telah dilakukan oleh umat Islam sejak zaman Nabi Muhammad SAW. Dari sejarahnya, kita dapat memahami asal-usul, perkembangan, dan makna dari ibadah ini.
Salah satu peristiwa penting dalam sejarah shalat Tarawih adalah ketika Nabi Muhammad SAW melaksanakan shalat malam bersama para sahabatnya di bulan Ramadhan. Pada awalnya, shalat malam ini dilakukan secara individu. Namun, pada suatu malam, Nabi Muhammad SAW memimpin shalat berjamaah di masjid. Inilah yang menjadi cikal bakal shalat Tarawih yang kita kenal sekarang.
Seiring berjalannya waktu, shalat Tarawih terus berkembang dan mengalami perubahan. Jumlah rakaat, tata cara pelaksanaan, dan waktu pelaksanaannya bervariasi tergantung pada daerah dan tradisi masing-masing. Namun, esensi dari ibadah ini tetap sama, yaitu sebagai sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Tanya Jawab Subhanal Malikil Quddus Tarawih
Bagian ini akan menjawab beberapa pertanyaan umum mengenai shalat Tarawih “Subhanal Malikil Quddus”. Pertanyaan dan jawaban ini akan membantu pembaca memahami berbagai aspek ibadah ini dengan lebih jelas.
Pertanyaan 1: Apa hukum melaksanakan shalat Tarawih?
Jawaban: Hukum melaksanakan shalat Tarawih adalah sunnah muakkadah, yaitu sangat dianjurkan untuk dilakukan.
Pertanyaan 2: Berapa jumlah rakaat shalat Tarawih?
Jawaban: Jumlah rakaat shalat Tarawih bervariasi, tergantung pada kebiasaan masing-masing daerah. Umumnya, shalat Tarawih dilaksanakan sebanyak 8, 20, atau 36 rakaat.
Pertanyaan 3: Kapan waktu pelaksanaan shalat Tarawih?
Jawaban: Waktu pelaksanaan shalat Tarawih adalah setelah shalat Isya hingga sebelum masuk waktu shalat Subuh. Waktu yang paling utama untuk melaksanakan shalat Tarawih adalah pada sepertiga malam terakhir.
Pertanyaan 4: Di mana shalat Tarawih sebaiknya dilaksanakan?
Jawaban: Shalat Tarawih sebaiknya dilaksanakan di masjid atau musala. Namun, jika tidak memungkinkan, shalat Tarawih juga dapat dilaksanakan di rumah.
Pertanyaan 5: Apa saja keutamaan melaksanakan shalat Tarawih?
Jawaban: Keutamaan melaksanakan shalat Tarawih antara lain mendapatkan pahala yang berlimpah, diampuni dosa-dosanya, meningkat ketaqwaannya, dan dilatih kesabaran serta kekhusyukannya dalam beribadah.
Pertanyaan 6: Apakah ada perbedaan antara shalat Tarawih “Subhanal Malikil Quddus” dengan shalat Tarawih lainnya?
Jawaban: Secara umum, tidak ada perbedaan yang signifikan antara shalat Tarawih “Subhanal Malikil Quddus” dengan shalat Tarawih lainnya. Perbedaannya hanya terletak pada niat dan jumlah rakaat yang dilaksanakan.
Demikianlah beberapa tanya jawab mengenai shalat Tarawih “Subhanal Malikil Quddus”. Semoga jawaban-jawaban tersebut dapat memberikan pemahaman yang lebih jelas kepada pembaca tentang ibadah ini. Pada bagian selanjutnya, kita akan membahas lebih dalam tentang tata cara pelaksanaan shalat Tarawih “Subhanal Malikil Quddus”.
Tips Melaksanakan Shalat Tarawih “Subhanal Malikil Quddus”
Berikut adalah beberapa tips untuk membantu Anda melaksanakan shalat Tarawih “Subhanal Malikil Quddus” dengan lebih baik dan khusyuk:
Tip 1: Niatkan dengan Benar Pastikan Anda berniat ikhlas karena Allah SWT dan sesuai dengan sunnah Nabi Muhammad SAW.
Tip 2: Khusyuk dan Fokus Berusahalah untuk fokus dan khusyuk selama shalat. Hindari pikiran atau gangguan yang dapat mengurangi kekhusyukan Anda.
Tip 3: Perhatikan Waktu Pelaksanaan Usahakan untuk melaksanakan shalat Tarawih pada sepertiga malam terakhir, karena waktu tersebut lebih utama dan berpahala.
Tip 4: Pilih Tempat yang Kondusif Pilihlah tempat yang bersih, nyaman, dan kondusif untuk shalat, seperti masjid atau musala.
Tip 5: Perhatikan Bacaan dan Gerakan Bacalah surat-surat pendek dengan baik dan benar, serta lakukan gerakan shalat dengan sempurna sesuai sunnah.
Tip 6: Jaga Kebersihan dan Pakaian yang Sopan Bersihkan diri dan gunakan pakaian yang sopan dan bersih sebelum melaksanakan shalat Tarawih.
Tip 7: Berjamaah dengan Orang Lain Jika memungkinkan, laksanakan shalat Tarawih secara berjamaah. Shalat berjamaah lebih utama dan pahalanya lebih besar.
Tip 8: Perbanyak Doa dan Dzikir Perbanyak doa dan dzikir setelah shalat Tarawih, karena waktu tersebut merupakan waktu yang mustajab untuk berdoa.
Dengan mengikuti tips-tips tersebut, insyaAllah kita dapat melaksanakan shalat Tarawih “Subhanal Malikil Quddus” dengan lebih baik dan memperoleh pahala yang berlimpah. Semoga Allah SWT menerima ibadah kita dan memberikan kita keutamaan di bulan Ramadhan ini.
Selanjutnya, kita akan membahas tentang keutamaan dan hikmah shalat Tarawih “Subhanal Malikil Quddus”. Pemahaman tentang keutamaan dan hikmah ini akan semakin memotivasi kita untuk melaksanakan ibadah ini dengan sebaik-baiknya.
Kesimpulan
Shalat Tarawih “Subhanal Malikil Quddus” merupakan ibadah sunnah yang sangat dianjurkan di bulan Ramadhan. Shalat ini memiliki banyak keutamaan, di antaranya mendapatkan pahala yang berlimpah, diampuni dosa-dosanya, dan meningkatkan ketaqwaan. Hikmah dari shalat Tarawih antara lain melatih kesabaran, kekhusyukan, ukhuwah Islamiyah, dan menjadi sarana introspeksi diri.
Dengan memahami berbagai aspek shalat Tarawih “Subhanal Malikil Quddus”, diharapkan umat Islam dapat melaksanakan ibadah ini dengan lebih baik dan meraih pahala yang berlimpah. Marilah kita jadikan bulan Ramadhan ini sebagai momentum untuk meningkatkan ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.