Shalat Tarawih adalah salah satu jenis sholat sunnah yang dilakukan pada bulan Ramadhan, biasanya setelah sholat Isya. Cara shalat tarawih terdiri dari beberapa rakaat, dan memiliki tata cara yang berbeda dengan sholat fardhu.
Shalat Tarawih sangat dianjurkan untuk dilakukan karena memiliki banyak keutamaan, di antaranya dapat menghapus dosa-dosa kecil dan menjadi jalan untuk meraih pahala yang berlimpah. Secara historis, shalat Tarawih mulai dilakukan pada masa kepemimpinan Khalifah Umar bin Khattab, yang menyatukan pelaksanaan sholat Tarawih yang sebelumnya dilakukan secara individu menjadi berjamaah di masjid.
Artikel ini akan membahas secara terperinci tentang cara shalat Tarawih, termasuk jumlah rakaat, tata cara pelaksanaannya, doa-doa yang dibaca, dan hal-hal yang perlu diperhatikan saat melaksanakan shalat Tarawih.
Cara Shalat Tarawih
Cara shalat Tarawih merupakan aspek penting yang perlu diperhatikan agar ibadah yang dilakukan sesuai dengan tuntunan syariat. Berikut adalah 9 aspek penting dalam cara shalat Tarawih:
- Jumlah rakaat
- Niat
- Tata cara pelaksanaan
- Doa-doa yang dibaca
- Waktu pelaksanaan
- Tempat pelaksanaan
- Makmum dan imam
- Hal-hal yang membatalkan
- Keutamaan
Setiap aspek tersebut saling terkait dan membentuk kesatuan dalam pelaksanaan shalat Tarawih. Jumlah rakaat yang dilakukan, misalnya, akan memengaruhi tata cara pelaksanaan dan doa-doa yang dibaca. Waktu dan tempat pelaksanaan juga perlu diperhatikan agar ibadah yang dilakukan lebih khusyuk dan bermakna. Keutamaan shalat Tarawih yang begitu besar menjadi motivasi bagi umat Islam untuk melaksanakannya dengan sebaik-baiknya, sesuai dengan tuntunan yang telah diajarkan.
Jumlah rakaat
Jumlah rakaat merupakan salah satu aspek penting dalam cara shalat Tarawih. Jumlah rakaat yang dilakukan akan memengaruhi tata cara pelaksanaan dan doa-doa yang dibaca. Dalam praktiknya, jumlah rakaat shalat Tarawih bervariasi tergantung pada kebiasaan dan tradisi masing-masing daerah.
-
Jumlah rakaat ganjil (11 rakaat)
Pelaksanaan shalat Tarawih dengan jumlah rakaat ganjil, yaitu 11 rakaat, merupakan cara yang paling umum dilakukan. Jumlah rakaat ini terdiri dari 8 rakaat shalat Tarawih, 2 rakaat shalat witir, dan 1 rakaat shalat sunnah.
-
Jumlah rakaat genap (8 rakaat)
Selain jumlah rakaat ganjil, ada juga yang melaksanakan shalat Tarawih dengan jumlah rakaat genap, yaitu 8 rakaat. Jumlah rakaat ini terdiri dari 8 rakaat shalat Tarawih dan 2 rakaat shalat witir.
-
Jumlah rakaat lebih dari 11 rakaat
Dalam beberapa tradisi, ada juga yang melaksanakan shalat Tarawih dengan jumlah rakaat lebih dari 11 rakaat, seperti 20 rakaat atau bahkan lebih. Jumlah rakaat ini biasanya terdiri dari shalat Tarawih, shalat witir, dan shalat sunnah.
-
Jumlah rakaat yang disesuaikan
Bagi orang yang memiliki kondisi tertentu, seperti sakit atau dalam perjalanan, jumlah rakaat shalat Tarawih dapat disesuaikan. Misalnya, dengan melakukan shalat Tarawih hanya 2 rakaat atau 4 rakaat.
Terlepas dari jumlah rakaat yang dilakukan, yang terpenting adalah melaksanakan shalat Tarawih dengan khusyuk dan ikhlas. Jumlah rakaat yang banyak tidak menjadi jaminan diterimanya ibadah, melainkan kualitas ibadah itu sendiri.
Niat
Niat memegang peranan penting dalam cara shalat Tarawih. Niat merupakan salah satu rukun shalat, yang menjadi pembeda antara ibadah mahdhah dengan ibadah ghairu mahdhah. Dalam shalat Tarawih, niat diucapkan di dalam hati sebelum memulai shalat.
Niat dalam shalat Tarawih haruslah diniatkan untuk melaksanakan shalat sunnah Tarawih, sesuai dengan tuntunan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Niat tersebut dapat diucapkan dengan lafaz berikut:
“Ushalli sunnatan taraawihi rak’ataini lillahi ta’ala.”
Artinya: “Aku niat shalat sunnah Tarawih dua rakaat karena Allah ta’ala.”
Niat harus dilakukan sebelum memulai shalat dan harus diperbarui setiap dua rakaat. Hal ini karena shalat Tarawih merupakan shalat yang panjang, dan dikhawatirkan niat awal akan terlupakan. Dengan memperbarui niat, maka ibadah shalat Tarawih akan tetap sah dan bernilai.
Tata cara pelaksanaan
Tata cara pelaksanaan merupakan aspek penting dalam cara melaksanakan shalat Tarawih. Tata cara yang benar akan membuat shalat Tarawih menjadi sah dan bernilai ibadah. Tata cara pelaksanaan shalat Tarawih secara umum tidak berbeda dengan shalat sunnah lainnya, namun terdapat beberapa perbedaan yang perlu diperhatikan.
-
Niat
Niat merupakan syarat sah shalat, termasuk shalat Tarawih. Niat harus diucapkan di dalam hati sebelum memulai shalat, yaitu diniatkan untuk melaksanakan shalat sunnah Tarawih.
-
Takbiratul ihram
Takbiratul ihram adalah ucapan “Allahu Akbar” yang diucapkan pada saat memulai shalat. Pada shalat Tarawih, takbiratul ihram diucapkan dengan mengangkat kedua tangan sejajar dengan bahu.
-
Rakaat
Shalat Tarawih terdiri dari beberapa rakaat, yang jumlahnya bervariasi tergantung pada tradisi masing-masing daerah. Jumlah rakaat yang paling umum dilakukan adalah 11 rakaat, terdiri dari 8 rakaat shalat Tarawih, 2 rakaat shalat witir, dan 1 rakaat shalat sunnah.
-
Rukuk dan sujud
Rukuk dan sujud dalam shalat Tarawih dilakukan dengan cara yang sama seperti pada shalat lainnya. Namun, pada shalat Tarawih, dianjurkan untuk membaca doa yang lebih panjang saat rukuk dan sujud.
Dengan memperhatikan tata cara pelaksanaan yang benar, diharapkan shalat Tarawih yang kita lakukan menjadi lebih berkualitas dan bernilai ibadah. Selain itu, tata cara pelaksanaan yang benar juga akan membantu kita dalam meningkatkan kekhusyukan dan fokus saat melaksanakan shalat Tarawih.
Doa-doa yang dibaca
Membaca doa merupakan salah satu bagian penting dalam cara shalat Tarawih. Doa-doa yang dibaca pada shalat Tarawih dapat bervariasi tergantung pada tradisi masing-masing daerah, namun secara umum terdapat beberapa doa yang umum dibaca, seperti doa iftitah, doa qunut, dan doa penutup.
-
Doa Iftitah
Doa iftitah adalah doa yang dibaca pada rakaat pertama setiap shalat Tarawih. Doa ini berisi pujian kepada Allah SWT dan permohonan ampunan atas dosa-dosa.
-
Doa Qunut
Doa qunut adalah doa yang dibaca pada rakaat terakhir setiap shalat Tarawih. Doa ini berisi permohonan kepada Allah SWT untuk berbagai hal, seperti keselamatan, keberkahan, dan ampunan dosa.
-
Doa Penutup
Doa penutup adalah doa yang dibaca setelah salam pada rakaat terakhir shalat Tarawih. Doa ini berisi pujian kepada Allah SWT dan permohonan agar ibadah yang telah dilakukan diterima.
Membaca doa-doa pada shalat Tarawih dapat membantu meningkatkan kekhusyukan dan fokus dalam beribadah. Selain itu, doa-doa tersebut juga menjadi sarana untuk memohon pertolongan dan keberkahan dari Allah SWT.
Waktu pelaksanaan
Waktu pelaksanaan shalat Tarawih merupakan salah satu aspek penting yang memengaruhi cara shalat Tarawih. Waktu pelaksanaan shalat Tarawih yang paling utama adalah pada sepertiga malam terakhir, yaitu setelah shalat Isya dan sebelum waktu imsak. Pelaksanaan shalat Tarawih pada waktu ini dianggap lebih utama karena merupakan waktu yang penuh berkah dan ampunan.
Selain waktu sepertiga malam terakhir, ada juga yang melaksanakan shalat Tarawih pada waktu setelah shalat Isya dan sebelum waktu tidur. Pelaksanaan shalat Tarawih pada waktu ini juga diperbolehkan, namun pahalanya tidak sebesar jika dilaksanakan pada sepertiga malam terakhir. Ada juga yang melaksanakan shalat Tarawih pada waktu setelah shalat Tarawih dan sebelum shalat Subuh. Pelaksanaan shalat Tarawih pada waktu ini juga diperbolehkan, namun pahalanya lebih kecil dibandingkan dengan pelaksanaan pada waktu sepertiga malam terakhir atau setelah shalat Isya.
Dengan mengetahui waktu pelaksanaan shalat Tarawih yang paling utama, diharapkan kita dapat memperoleh pahala yang lebih besar dari ibadah yang kita lakukan. Selain itu, pelaksanaan shalat Tarawih pada waktu yang tepat juga akan membantu kita dalam meningkatkan kekhusyukan dan fokus dalam beribadah.
Tempat pelaksanaan
Tempat pelaksanaan merupakan salah satu faktor yang memengaruhi cara shalat Tarawih. Ada beberapa tempat yang dianggap lebih utama untuk melaksanakan shalat Tarawih, di antaranya:
-
Masjid
Masjid merupakan tempat yang paling utama untuk melaksanakan shalat Tarawih karena merupakan tempat berkumpulnya umat Islam untuk beribadah. Selain itu, shalat Tarawih yang dilaksanakan di masjid biasanya lebih khusyuk dan berjamaah, sehingga pahalanya lebih besar. -
Mushala
Mushala juga merupakan tempat yang baik untuk melaksanakan shalat Tarawih, terutama jika masjid jauh atau tidak memungkinkan untuk dijangkau. Shalat Tarawih di mushala biasanya juga lebih khusyuk dan berjamaah, meskipun pahalanya tidak sebesar shalat Tarawih di masjid.
Selain masjid dan mushala, shalat Tarawih juga dapat dilaksanakan di rumah atau tempat lainnya yang bersih dan suci. Namun, shalat Tarawih yang dilaksanakan di masjid atau mushala dianggap lebih utama karena lebih memenuhi aspek sosial dan kekhusyukan dalam beribadah.
Makmum dan Imam
Dalam cara shalat Tarawih, terdapat peran penting yang dilakukan oleh makmum dan imam. Makmum adalah orang yang mengikuti shalat di belakang imam, sedangkan imam adalah orang yang memimpin shalat. Interaksi antara makmum dan imam sangat krusial dalam keberlangsungan shalat Tarawih yang baik dan sesuai dengan syariat.
-
Jumlah Makmum
Jumlah makmum dalam shalat Tarawih tidak ditentukan secara pasti. Bisa seorang diri, beberapa orang, bahkan hingga ratusan orang. Yang terpenting, ada minimal satu orang yang menjadi makmum dan satu orang yang menjadi imam.
-
Syarat Menjadi Imam
Imam dalam shalat Tarawih harus memenuhi syarat-syarat tertentu, seperti laki-laki, balig, berakal, dan mengetahui tata cara shalat Tarawih dengan baik.
-
Kewajiban Makmum
Makmum wajib mengikuti gerakan dan bacaan imam dengan baik dan benar. Makmum juga dilarang melakukan gerakan atau bacaan yang tidak sesuai dengan imam.
-
Keutamaan Makmum
Makmum yang mengikuti shalat Tarawih berjamaah akan mendapatkan pahala yang lebih besar dibandingkan shalat Tarawih secara sendirian.
Dengan memahami peran dan kewajiban makmum dan imam dalam shalat Tarawih, diharapkan ibadah yang dilakukan menjadi lebih berkualitas dan bernilai. Interaksi yang baik antara makmum dan imam akan menciptakan suasana shalat yang khusyuk, tertib, dan sesuai dengan tuntunan syariat.
Hal-hal yang Membatalkan
Hal-hal yang membatalkan merupakan aspek penting yang perlu dipahami dalam cara shalat Tarawih. Memahami hal-hal yang membatalkan shalat akan membantu kita untuk menjaga keabsahan dan kesempurnaan ibadah yang kita lakukan.
Dalam shalat Tarawih, terdapat beberapa hal yang dapat membatalkan shalat, di antaranya:
- Berbicara atau mengeluarkan suara yang tidak termasuk dalam bacaan shalat
- Melakukan gerakan yang tidak termasuk dalam gerakan shalat, seperti menggaruk kepala atau menguap
- Makan atau minum
- Keluarnya sesuatu dari qubul atau dubur, seperti kentut atau buang air kecil
- Tertawa dengan suara
- Menoleh ke kanan atau ke kiri dengan sengaja
- Melangkah mundur lebih dari tiga langkah
Jika salah satu dari hal-hal tersebut terjadi saat shalat Tarawih, maka shalat tersebut batal dan harus diulang kembali dari awal. Memahami hal-hal yang membatalkan shalat sangat penting untuk menjaga kesempurnaan ibadah kita. Dengan mengetahui dan menghindari hal-hal tersebut, kita dapat melaksanakan shalat Tarawih dengan baik dan benar, sehingga ibadah yang kita lakukan menjadi lebih berkualitas dan bernilai.
Keutamaan
Keutamaan merupakan salah satu aspek penting yang terkait dengan cara shalat Tarawih. Keutamaan shalat Tarawih sangat besar dan menjadi motivasi bagi umat Islam untuk melaksanakannya dengan baik dan benar.
Salah satu keutamaan shalat Tarawih adalah dapat menghapus dosa-dosa kecil. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang melaksanakan shalat Tarawih karena iman dan mengharap pahala dari Allah, maka diampuni dosanya yang telah lalu.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Selain menghapus dosa-dosa kecil, shalat Tarawih juga menjadi jalan untuk meraih pahala yang berlimpah. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang melaksanakan shalat Tarawih selama sebulan penuh, maka ia seperti orang yang melaksanakan ibadah selama setahun penuh.” (HR. Ibnu Majah)
Keutamaan shalat Tarawih juga terletak pada waktu pelaksanaannya yang berada pada bulan Ramadhan. Bulan Ramadhan merupakan bulan yang penuh berkah dan ampunan, sehingga amalan ibadah yang dilakukan pada bulan ini akan dilipatgandakan pahalanya. Dengan melaksanakan shalat Tarawih, umat Islam dapat memanfaatkan waktu yang penuh berkah ini untuk meningkatkan ibadah dan meraih pahala yang berlimpah.
Pertanyaan Seputar Cara Shalat Tarawih
Berikut adalah beberapa pertanyaan umum dan jawabannya terkait dengan cara shalat Tarawih:
Pertanyaan 1: Berapa jumlah rakaat shalat Tarawih?
Jawaban: Jumlah rakaat shalat Tarawih bervariasi tergantung pada tradisi masing-masing daerah, namun yang paling umum adalah 11 rakaat, terdiri dari 8 rakaat shalat Tarawih, 2 rakaat shalat witir, dan 1 rakaat shalat sunnah.
Pertanyaan 2: Kapan waktu pelaksanaan shalat Tarawih?
Jawaban: Waktu pelaksanaan shalat Tarawih yang paling utama adalah pada sepertiga malam terakhir, yaitu setelah shalat Isya dan sebelum waktu imsak.
Pertanyaan 3: Apakah shalat Tarawih dapat dilakukan secara sendirian?
Jawaban: Ya, shalat Tarawih dapat dilakukan secara sendirian, namun pahalanya lebih besar jika dilakukan secara berjamaah di masjid atau mushala.
Pertanyaan 4: Apakah shalat Tarawih termasuk shalat wajib?
Jawaban: Tidak, shalat Tarawih termasuk shalat sunnah yang sangat dianjurkan, namun tidak wajib dilaksanakan.
Pertanyaan 5: Apa keutamaan shalat Tarawih?
Jawaban: Keutamaan shalat Tarawih sangat besar, di antaranya dapat menghapus dosa-dosa kecil dan menjadi jalan untuk meraih pahala yang berlimpah.
Pertanyaan 6: Apa saja hal yang dapat membatalkan shalat Tarawih?
Jawaban: Hal-hal yang dapat membatalkan shalat Tarawih di antaranya adalah berbicara atau mengeluarkan suara yang tidak termasuk dalam bacaan shalat, melakukan gerakan yang tidak termasuk dalam gerakan shalat, makan atau minum, dan keluarnya sesuatu dari qubul atau dubur.
Dengan memahami pertanyaan dan jawaban seputar cara shalat Tarawih, diharapkan umat Islam dapat melaksanakan ibadah ini dengan baik dan benar, sehingga memperoleh pahala dan keutamaannya secara maksimal. Berikutnya, kita akan membahas tentang doa-doa yang dibaca dalam shalat Tarawih.
Tips Melaksanakan Shalat Tarawih dengan Benar
Shalat Tarawih merupakan ibadah sunnah yang sangat dianjurkan selama bulan Ramadhan. Untuk melaksanakannya dengan baik dan benar, berikut adalah beberapa tips yang dapat Anda ikuti:
Tip 1: Niatkan dengan Benar
Niatkan shalat Tarawih karena Allah SWT dan mengharap pahala dari-Nya. Niat diucapkan dalam hati sebelum memulai shalat.
Tip 2: Berjamaah di Masjid atau Mushala
Shalat Tarawih berjamaah di masjid atau mushala akan mendapatkan pahala yang lebih besar dibandingkan shalat sendirian di rumah.
Tip 3: Khusyuk dan Fokus
Berusahalah untuk khusyuk dan fokus selama shalat Tarawih. Hindari pikiran yang mengganggu dan gerakan-gerakan yang tidak perlu.
Tip 4: Baca Doa-doa yang Dianjurkan
Bacalah doa-doa yang dianjurkan dalam shalat Tarawih, seperti doa iftitah, doa qunut, dan doa penutup.
Tip 5: Ikuti Gerakan Imam dengan Benar
Jika shalat berjamaah, ikuti gerakan imam dengan benar dan hindari gerakan-gerakan yang tidak sesuai dengan imam.
Tip 6: Jaga Kekompakan dan Kerapian Shaf
Jaga kekompakan dan kerapian shaf saat shalat Tarawih berjamaah. Berdirilah rapat dan luruskan shaf.
Tip 7: Sempurnakan Rakaat dan Jumlah Shalat
Pastikan jumlah rakaat shalat Tarawih yang Anda lakukan sesuai dengan sunnah, yaitu 8 rakaat atau 11 rakaat. Lengkapi setiap rakaat dengan gerakan dan bacaan yang benar.
Tip 8: Berdoa Setelah Shalat
Setelah selesai shalat Tarawih, berdoalah kepada Allah SWT untuk memohon ampunan, keberkahan, dan kemudahan dalam beribadah.
Dengan mengikuti tips-tips di atas, diharapkan Anda dapat melaksanakan shalat Tarawih dengan baik dan benar, sehingga memperoleh pahala dan keutamaannya secara maksimal.
Selanjutnya, kita akan membahas tentang doa-doa yang dibaca dalam shalat Tarawih. Doa-doa ini memiliki keutamaan dan manfaat yang besar, sehingga sangat dianjurkan untuk membacanya.
Kesimpulan
Shalat Tarawih merupakan ibadah sunnah yang sangat dianjurkan selama bulan Ramadhan. Cara shalat Tarawih memiliki beberapa aspek penting yang perlu diperhatikan, seperti jumlah rakaat, niat, tata cara pelaksanaan, doa-doa yang dibaca, waktu dan tempat pelaksanaan, makmum dan imam, hal-hal yang membatalkan, serta keutamaannya.
Dengan melaksanakan shalat Tarawih dengan baik dan benar, umat Islam dapat memperoleh pahala yang berlimpah dan keutamaan yang besar. Shalawat Tarawih dapat menghapus dosa-dosa kecil, menjadi jalan untuk meraih pahala yang berlimpah, dan meningkatkan kekhusyukan dalam beribadah.