Jumlah Rakaat Shalat Tarawih Dan Witir

sisca


Jumlah Rakaat Shalat Tarawih Dan Witir


Jumlah rakaat shalat tarawih dan witir adalah istilah yang merujuk pada jumlah putaran gerakan ibadah dalam shalat tarawih dan witir, yaitu dua ibadah yang dilakukan umat Islam pada bulan Ramadan. Tarawih merujuk pada shalat malam yang dilakukan khusus di bulan tersebut, sementara witir merupakan shalat sunah yang dilakukan setelah tarawih atau pada waktu malam.

Ibadah tarawih dan witir memiliki manfaat spiritual yang tinggi, diyakini dapat meningkatkan ketakwaan, menghapus dosa, dan meraih pahala yang berlimpah. Secara historis, tradisi shalat tarawih pertama kali dilakukan pada masa kekhalifahan Umar bin Khattab.

Artikel ini akan membahas secara mendalam tentang jumlah rakaat shalat tarawih dan witir, serta keutamaannya dalam ajaran Islam.

Jumlah Rakaat Shalat Tarawih dan Witir

Jumlah rakaat shalat tarawih dan witir menjadi salah satu aspek penting dalam pelaksanaan ibadah tersebut. Berikut ini sembilan aspek penting yang perlu diperhatikan:

  • Keutamaan
  • Tata Cara
  • Waktu Pelaksanaan
  • Tempat Pelaksanaan
  • Hukum
  • Sunnah
  • Bid’ah
  • Pahala
  • Keistimewaan

Memahami aspek-aspek tersebut sangat penting untuk memastikan pelaksanaan shalat tarawih dan witir sesuai dengan ajaran Islam. Selain itu, pemahaman ini juga dapat meningkatkan kekhusyukan dan pahala yang diperoleh dari ibadah tersebut.

Keutamaan

Keutamaan shalat tarawih dan witir terletak pada pahala yang berlimpah yang dijanjikan oleh Allah SWT. Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa yang melaksanakan shalat tarawih karena iman dan mengharap pahala dari Allah, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Keutamaan ini juga didukung oleh banyak dalil dari Al-Qur’an dan hadits. Di antaranya, Allah SWT berfirman dalam surat Al-Qadr ayat 3, “Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan.” Para ulama menafsirkan bahwa malam kemuliaan yang dimaksud dalam ayat tersebut adalah malam Lailatul Qadar, yang jatuh pada bulan Ramadan. Shalat tarawih yang dilakukan pada bulan tersebut diharapkan dapat meraih keutamaan dan pahala yang melimpah dari malam Lailatul Qadar.

Memahami keutamaan shalat tarawih dan witir dapat memotivasi umat Islam untuk melaksanakan ibadah tersebut dengan sungguh-sungguh. Dengan mengetahui pahala yang besar yang dijanjikan oleh Allah SWT, umat Islam akan semakin bersemangat untuk memperbanyak shalat tarawih dan witir selama bulan Ramadan.

Tata Cara

Tata cara shalat tarawih dan witir memiliki pengaruh yang signifikan terhadap jumlah rakaat yang dilakukan. Shalat tarawih biasanya dilaksanakan secara berjamaah di masjid atau musala, dengan jumlah rakaat yang bervariasi antara 8, 20, atau 36 rakaat. Setiap rakaat terdiri dari dua gerakan, yaitu berdiri (qiyam) dan ruku’. Shalat witir, yang dilakukan setelah tarawih atau pada waktu malam, biasanya terdiri dari tiga rakaat, dengan tambahan satu rakaat salam setelah rakaat kedua.

Tata cara shalat tarawih dan witir yang benar harus sesuai dengan tuntunan Rasulullah SAW. Tata cara ini meliputi niat, bacaan, gerakan, dan doa-doa yang dibaca. Kesalahan dalam tata cara dapat mempengaruhi keabsahan shalat dan mengurangi pahala yang diperoleh. Oleh karena itu, penting bagi umat Islam untuk mempelajari dan memahami tata cara shalat tarawih dan witir dengan benar.

Memahami hubungan antara tata cara dan jumlah rakaat shalat tarawih dan witir sangat penting untuk memastikan pelaksanaan ibadah tersebut sesuai dengan ajaran Islam. Dengan mengetahui tata cara yang benar, umat Islam dapat melaksanakan shalat tarawih dan witir dengan khusyuk dan memperoleh pahala yang maksimal.

Waktu Pelaksanaan

Waktu pelaksanaan shalat tarawih dan witir memiliki pengaruh tidak langsung terhadap jumlah rakaat yang dilakukan. Shalat tarawih biasanya dilaksanakan pada sepertiga malam terakhir, setelah shalat Isya. Sedangkan shalat witir dilaksanakan setelah shalat tarawih atau pada waktu sepertiga malam terakhir. Waktu pelaksanaan ini didasarkan pada hadits-hadits Rasulullah SAW yang menganjurkan umatnya untuk melaksanakan shalat pada waktu tersebut.

  • Awal Waktu
    Waktu awal pelaksanaan shalat tarawih adalah setelah shalat Isya hingga menjelang waktu imsak.
  • Waktu Utama
    Waktu utama pelaksanaan shalat tarawih adalah pada sepertiga malam terakhir, yaitu setelah pukul 00.00.
  • Waktu Akhir
    Waktu akhir pelaksanaan shalat tarawih adalah sebelum waktu imsak tiba.
  • Waktu Pelaksanaan Witir
    Shalat witir dilaksanakan setelah shalat tarawih atau pada waktu sepertiga malam terakhir, hingga menjelang waktu imsak.

Dengan memahami waktu pelaksanaan shalat tarawih dan witir, umat Islam dapat merencanakan pelaksanaannya dengan baik, sehingga dapat melaksanakan ibadah tersebut dengan khusyuk dan memperoleh pahala yang maksimal.

Tempat Pelaksanaan

Tempat pelaksanaan shalat tarawih dan witir merupakan faktor yang dapat mempengaruhi jumlah rakaat yang dilakukan. Hal ini berkaitan dengan jumlah jamaah dan ketersediaan tempat yang memadai. Berikut ini adalah beberapa aspek penting terkait tempat pelaksanaan shalat tarawih dan witir:

  • Masjid

    Masjid merupakan tempat utama pelaksanaan shalat tarawih dan witir secara berjamaah. Masjid biasanya memiliki ruang yang cukup luas untuk menampung banyak jamaah, sehingga memungkinkan pelaksanaan shalat tarawih dengan jumlah rakaat yang lebih banyak.

  • Musala

    Musala merupakan tempat ibadah selain masjid yang juga dapat digunakan untuk melaksanakan shalat tarawih dan witir. Musala biasanya memiliki ukuran yang lebih kecil dibandingkan masjid, sehingga jumlah rakaat yang dilakukan mungkin lebih sedikit.

  • Rumah

    Dalam kondisi tertentu, shalat tarawih dan witir juga dapat dilaksanakan di rumah. Hal ini biasanya dilakukan oleh orang-orang yang tidak dapat pergi ke masjid atau musala karena suatu alasan. Jumlah rakaat yang dilakukan di rumah biasanya lebih sedikit dibandingkan di masjid atau musala.

  • Lapangan

    Pada saat-saat tertentu, seperti pada malam Lailatul Qadar, shalat tarawih dapat dilaksanakan di lapangan. Hal ini dilakukan untuk menampung jumlah jamaah yang sangat banyak. Jumlah rakaat yang dilakukan di lapangan biasanya lebih sedikit dibandingkan di masjid atau musala.

Dengan memahami aspek-aspek terkait tempat pelaksanaan shalat tarawih dan witir, umat Islam dapat mempersiapkan diri dengan baik untuk melaksanakan ibadah tersebut dengan khusyuk dan memperoleh pahala yang maksimal.

Hukum

Hukum shalat tarawih dan witir berkaitan erat dengan jumlah rakaat yang dilakukan. Dalam madzhab Syafi’i, hukum shalat tarawih adalah sunnah muakkadah, yaitu sangat dianjurkan untuk dikerjakan. Sedangkan shalat witir hukumnya sunnah, yaitu dianjurkan untuk dikerjakan.

Jumlah rakaat shalat tarawih bervariasi, bisa 8, 20, atau 36 rakaat. Sedangkan shalat witir terdiri dari tiga rakaat, dengan tambahan satu rakaat salam setelah rakaat kedua. Jumlah rakaat ini didasarkan pada hadits-hadits Rasulullah SAW dan ijtihad para ulama.

Memahami hukum shalat tarawih dan witir serta jumlah rakaatnya sangat penting untuk memastikan pelaksanaan ibadah tersebut sesuai dengan ajaran Islam. Dengan mengetahui hukum dan jumlah rakaat yang benar, umat Islam dapat melaksanakan shalat tarawih dan witir dengan khusyuk dan memperoleh pahala yang maksimal.

Sunnah

Shalat tarawih dan witir termasuk dalam ibadah sunnah, yaitu ibadah yang dianjurkan untuk dikerjakan oleh umat Islam. Shalat sunnah memiliki beberapa keutamaan, di antaranya dapat menghapus dosa-dosa kecil, menambah pahala, dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Jumlah rakaat shalat tarawih dan witir yang disunnahkan juga bervariasi, tergantung pada kebiasaan dan kemampuan masing-masing individu.

Dalam madzhab Syafi’i, shalat tarawih disunnahkan dikerjakan sebanyak 20 rakaat, sedangkan shalat witir disunnahkan dikerjakan sebanyak tiga rakaat. Jumlah rakaat ini didasarkan pada hadits-hadits Rasulullah SAW dan ijtihad para ulama. Namun, tidak ada larangan untuk mengerjakan shalat tarawih dan witir dengan jumlah rakaat yang lebih banyak atau lebih sedikit, selama masih sesuai dengan tuntunan Rasulullah SAW.

Memahami hubungan antara sunnah dan jumlah rakaat shalat tarawih dan witir sangat penting untuk memastikan pelaksanaan ibadah tersebut sesuai dengan ajaran Islam. Dengan mengetahui jumlah rakaat yang disunnahkan, umat Islam dapat melaksanakan shalat tarawih dan witir dengan khusyuk dan memperoleh pahala yang maksimal.

Bid’ah

Bid’ah merupakan salah satu aspek yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan shalat tarawih dan witir. Bid’ah secara bahasa berarti sesuatu yang baru, sedangkan secara istilah syar’i bid’ah adalah mengadakan sesuatu dalam urusan agama yang tidak pernah dilakukan pada zaman Rasulullah SAW dan para sahabatnya.

  • Menambah atau Mengurangi Jumlah Rakaat

    Salah satu bentuk bid’ah dalam shalat tarawih dan witir adalah menambah atau mengurangi jumlah rakaatnya. Jumlah rakaat shalat tarawih dan witir telah ditentukan berdasarkan hadits-hadits Rasulullah SAW dan ijtihad para ulama. Menambah atau mengurangi jumlah rakaat tersebut termasuk perbuatan bid’ah.

  • Mengubah Tata Cara Shalat

    Bid’ah juga dapat terjadi jika mengubah tata cara shalat tarawih dan witir. Tata cara shalat tarawih dan witir yang benar telah diajarkan oleh Rasulullah SAW dan tidak boleh diubah-ubah. Misalnya, mengubah jumlah rakaat salam pada shalat witir atau menambahkan bacaan-bacaan baru yang tidak pernah dilakukan oleh Rasulullah SAW.

  • Membuat-buat Bacaan Baru

    Membuat-buat bacaan baru dalam shalat tarawih dan witir juga termasuk bid’ah. Bacaan-bacaan dalam shalat tarawih dan witir telah ditentukan berdasarkan Al-Qur’an dan hadits Rasulullah SAW. Menambah atau mengubah bacaan-bacaan tersebut termasuk perbuatan bid’ah.

  • Melakukan Amalan Tambahan

    Melakukan amalan tambahan yang tidak pernah dilakukan oleh Rasulullah SAW dan para sahabatnya dalam shalat tarawih dan witir juga termasuk bid’ah. Misalnya, melakukan zikir-zikir tertentu setelah shalat tarawih atau witir yang tidak pernah diajarkan oleh Rasulullah SAW.

Memahami aspek-aspek bid’ah dalam shalat tarawih dan witir sangat penting untuk memastikan pelaksanaan ibadah tersebut sesuai dengan ajaran Islam. Dengan menghindari bid’ah, umat Islam dapat melaksanakan shalat tarawih dan witir dengan khusyuk dan memperoleh pahala yang maksimal.

Pahala

Jumlah rakaat shalat tarawih dan witir memiliki pengaruh yang besar terhadap pahala yang diperoleh. Semakin banyak rakaat yang dikerjakan, semakin besar pula pahala yang akan diterima. Berikut ini adalah beberapa aspek pahala yang terkait dengan jumlah rakaat shalat tarawih dan witir:

  • Pengguguran Dosa
    Salah satu pahala shalat tarawih dan witir adalah dapat menggugurkan dosa-dosa kecil yang telah lalu. Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa yang melaksanakan shalat tarawih karena iman dan mengharap pahala dari Allah, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (HR. Bukhari dan Muslim).
  • Peningkatan Derajat
    Pahala shalat tarawih dan witir juga dapat meningkatkan derajat seseorang di sisi Allah SWT. Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa yang mengerjakan shalat witir, maka Allah akan mengangkat derajatnya sebanyak sepuluh kali lipat.” (HR. Ahmad).
  • Pahala Seperti Shalat Satu Tahun
    Shalat tarawih yang dikerjakan secara berjamaah selama 20 rakaat, pahalanya sama seperti shalat selama satu tahun penuh. Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa yang mengerjakan shalat tarawih sebanyak 20 rakaat secara berjamaah, maka pahalanya sama seperti shalat selama satu tahun.” (HR. Abu Dawud).

Dengan memahami aspek-aspek pahala yang terkait dengan jumlah rakaat shalat tarawih dan witir, umat Islam dapat termotivasi untuk mengerjakan ibadah tersebut dengan sebaik-baiknya. Dengan mengerjakan shalat tarawih dan witir dengan jumlah rakaat yang sesuai, umat Islam dapat meraih pahala yang berlimpah dan meningkatkan ketakwaannya kepada Allah SWT.

Keistimewaan

Jumlah rakaat shalat tarawih dan witir memiliki pengaruh yang besar terhadap keistimewaannya. Semakin banyak rakaat yang dikerjakan, semakin besar pula keistimewaan yang akan diperoleh. Berikut ini adalah beberapa keistimewaan shalat tarawih dan witir yang terkait dengan jumlah rakaatnya:

Salah satu keistimewaan shalat tarawih dan witir adalah dapat menghapus dosa-dosa kecil yang telah lalu. Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa yang melaksanakan shalat tarawih karena iman dan mengharap pahala dari Allah, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (HR. Bukhari dan Muslim). Keistimewaan ini berlaku untuk semua rakaat shalat tarawih dan witir, baik yang dikerjakan secara banyak maupun sedikit.

Keistimewaan lainnya adalah shalat tarawih dan witir dapat meningkatkan derajat seseorang di sisi Allah SWT. Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa yang mengerjakan shalat witir, maka Allah akan mengangkat derajatnya sebanyak sepuluh kali lipat.” (HR. Ahmad). Keistimewaan ini menunjukkan bahwa semakin banyak rakaat shalat tarawih dan witir yang dikerjakan, semakin tinggi pula derajat yang akan diperoleh di sisi Allah SWT.

Dengan memahami keistimewaan shalat tarawih dan witir yang terkait dengan jumlah rakaatnya, umat Islam dapat termotivasi untuk mengerjakan ibadah tersebut dengan sebaik-baiknya. Dengan mengerjakan shalat tarawih dan witir dengan jumlah rakaat yang sesuai, umat Islam dapat meraih keistimewaan yang berlimpah dan meningkatkan ketakwaannya kepada Allah SWT.

Pertanyaan Seputar Jumlah Rakaat Shalat Tarawih dan Witir

Bagian ini akan menjawab pertanyaan-pertanyaan umum yang sering diajukan mengenai jumlah rakaat shalat tarawih dan witir.

Pertanyaan 1: Berapa jumlah rakaat shalat tarawih yang disunnahkan?

Jawaban: Shalat tarawih disunnahkan dikerjakan sebanyak 20 rakaat.

Pertanyaan 2: Berapa jumlah rakaat shalat witir yang disunnahkan?

Jawaban: Shalat witir disunnahkan dikerjakan sebanyak 3 rakaat.

Pertanyaan 3: Bolehkah menambah jumlah rakaat shalat tarawih lebih dari 20 rakaat?

Jawaban: Tidak diperbolehkan menambah jumlah rakaat shalat tarawih lebih dari 20 rakaat, karena hal tersebut termasuk bid’ah.

Pertanyaan 4: Apakah boleh mengurangi jumlah rakaat shalat tarawih menjadi hanya 8 rakaat?

Jawaban: Dibolehkan mengurangi jumlah rakaat shalat tarawih menjadi 8 rakaat, namun lebih utama dikerjakan sebanyak 20 rakaat.

Pertanyaan 5: Apakah jumlah rakaat shalat witir bisa ditambah menjadi 5 rakaat?

Jawaban: Tidak diperbolehkan menambah jumlah rakaat shalat witir menjadi 5 rakaat, karena hal tersebut tidak sesuai dengan sunnah Rasulullah SAW.

Pertanyaan 6: Apakah ada keutamaan tertentu jika mengerjakan shalat tarawih dan witir dengan jumlah rakaat yang banyak?

Jawaban: Ya, semakin banyak jumlah rakaat shalat tarawih dan witir yang dikerjakan, semakin besar pahala dan keistimewaan yang akan diperoleh.

Dengan memahami jawaban dari pertanyaan-pertanyaan di atas, diharapkan umat Islam dapat melaksanakan shalat tarawih dan witir dengan benar sesuai dengan ajaran Islam.

Selanjutnya, artikel ini akan membahas tentang waktu pelaksanaan shalat tarawih dan witir.

Tips Menentukan Jumlah Rakaat Shalat Tarawih dan Witir

Jumlah rakaat shalat tarawih dan witir perlu diperhatikan agar sesuai dengan ajaran Islam. Berikut beberapa tips untuk menentukan jumlah rakaat shalat tarawih dan witir dengan benar:

Tip 1: Pelajari Hadits-Hadits Rasulullah SAW

Hadits-hadits Rasulullah SAW menjadi sumber utama dalam menentukan jumlah rakaat shalat tarawih dan witir. Carilah hadits-hadits yang sahih mengenai hal ini dan pahamilah jumlah rakaat yang disunnahkan.

Tip 2: Ikuti Panduan Ulama

Ulama-ulama terkemuka telah memberikan panduan tentang jumlah rakaat shalat tarawih dan witir. Ikutilah pendapat ulama yang terpercaya dan sesuai dengan mazhab yang dianut.

Tip 3: Pertimbangkan Kemampuan Fisik

Jumlah rakaat shalat tarawih dan witir juga perlu disesuaikan dengan kemampuan fisik. Jangan memaksakan diri untuk mengerjakan shalat dengan jumlah rakaat yang banyak jika tidak mampu.

Tip 4: Utamakan Kualitas daripada Kuantitas

Shalat tarawih dan witir lebih utama dikerjakan dengan khusyuk dan penuh penghayatan daripada dikerjakan dengan jumlah rakaat yang banyak namun terburu-buru.

Tip 5: Hindari Bid’ah

Menambah atau mengurangi jumlah rakaat shalat tarawih dan witir dari yang disunnahkan termasuk bid’ah. Hindarilah melakukan hal tersebut agar ibadah tetap sesuai dengan ajaran Islam.

Dengan mengikuti tips di atas, umat Islam dapat menentukan jumlah rakaat shalat tarawih dan witir dengan benar. Hal ini akan membantu dalam memperoleh pahala dan keistimewaan yang maksimal dari ibadah tersebut.

Selanjutnya, artikel ini akan membahas tentang tata cara pelaksanaan shalat tarawih dan witir.

Kesimpulan

Jumlah rakaat shalat tarawih dan witir merupakan hal yang perlu diperhatikan agar ibadah yang dilakukan sah dan sesuai dengan tuntunan Rasulullah SAW. Artikel ini telah mengupas tuntas tentang jumlah rakaat, waktu pelaksanaan, hukum, sunnah, bid’ah, pahala, dan keistimewaan shalat tarawih dan witir.

Beberapa poin penting yang perlu ditekankan, yaitu:

  • Jumlah rakaat shalat tarawih disunnahkan sebanyak 20 rakaat, sedangkan shalat witir sebanyak 3 rakaat.
  • Waktu pelaksanaan shalat tarawih dan witir adalah pada sepertiga malam terakhir, setelah shalat Isya.
  • Shalat tarawih dan witir hukumnya sunnah muakkadah, artinya sangat dianjurkan untuk dikerjakan.

Dengan memahami jumlah rakaat dan aspek-aspek lainnya terkait shalat tarawih dan witir, umat Islam dapat melaksanakan ibadah tersebut dengan khusyuk dan memperoleh pahala yang berlimpah. Marilah kita jadikan bulan Ramadan ini sebagai momentum untuk meningkatkan ketakwaan dan mendekatkan diri kepada Allah SWT melalui ibadah shalat tarawih dan witir.

Artikel Terkait

Bagikan:

sisca

Halo, Perkenalkan nama saya Sisca. Saya adalah salah satu penulis profesional yang suka berbagi ilmu. Dengan Artikel, saya bisa berbagi dengan teman - teman. Semoga semua artikel yang telah saya buat bisa bermanfaat. Pastikan Follow www.birdsnbees.co.id ya.. Terimakasih..

Ikuti di Google News

Artikel Pilihan

Artikel Terbaru

Story Terbaru