Tarawih Berapa Rakaat

sisca


Tarawih Berapa Rakaat

Istilah “tarawih berapa rakaat” merujuk pada jumlah rakaat shalat tarawih, sebuah ibadah khusus yang dilakukan umat Islam selama bulan Ramadan. Pertanyaan ini muncul karena terdapat perbedaan pendapat mengenai jumlah rakaat yang benar.

Shalat tarawih memiliki banyak keutamaan, seperti pengampunan dosa, ganjaran yang berlipat ganda, dan meningkatkan ketakwaan. Secara historis, shalat tarawih diyakini pertama kali dilakukan oleh Rasulullah SAW pada malam ke-23 bulan Ramadan. Namun, jumlah rakaat yang dilakukan beliau masih menjadi perdebatan.

Artikel ini akan membahas lebih lanjut tentang perbedaan pendapat mengenai jumlah rakaat shalat tarawih, argumen-argumen yang mendukung masing-masing pendapat, dan praktik yang paling umum dilakukan oleh umat Islam.

tarawih berapa rakaat

Jumlah rakaat shalat tarawih merupakan aspek penting yang menjadi perdebatan di kalangan umat Islam. Berikut adalah 9 aspek penting terkait jumlah rakaat shalat tarawih:

  • Jumlah rakaat
  • Dalil yang mendukung
  • Pendapat ulama
  • Praktik di berbagai wilayah
  • Hikmah dan tujuan
  • Waktu pelaksanaan
  • Tata cara shalat
  • Keutamaan
  • Hal-hal yang membatalkan

Aspek-aspek ini saling berkaitan dan memberikan pemahaman yang komprehensif tentang jumlah rakaat shalat tarawih. Misalnya, jumlah rakaat yang dilakukan Rasulullah SAW menjadi dalil utama bagi pendapat ulama yang menetapkan jumlah tertentu. Praktik di berbagai wilayah juga menunjukkan adanya perbedaan pendapat, yang dipengaruhi oleh faktor budaya dan sejarah. Memahami aspek-aspek ini penting untuk melaksanakan shalat tarawih sesuai dengan tuntunan agama dan mendapatkan pahala yang optimal.

Jumlah rakaat

Jumlah rakaat merupakan aspek penting dalam pelaksanaan shalat tarawih. Perbedaan pendapat tentang jumlah rakaat yang benar telah memunculkan berbagai praktik di kalangan umat Islam.

  • Dalil dari Sunnah

    Hadis Nabi SAW menjadi landasan utama dalam menentukan jumlah rakaat shalat tarawih. Terdapat beberapa riwayat hadis yang menyebutkan jumlah rakaat yang berbeda, sehingga menimbulkan perbedaan pendapat di kalangan ulama.

  • Pendapat Ulama

    Para ulama memiliki pendapat yang beragam tentang jumlah rakaat shalat tarawih. Pendapat yang paling populer adalah 8 rakaat, 20 rakaat, dan 36 rakaat. Masing-masing pendapat didukung oleh dalil dan argumen yang berbeda.

  • Praktik di Berbagai Wilayah

    Praktik jumlah rakaat shalat tarawih berbeda-beda di berbagai wilayah. Di Indonesia, mayoritas umat Islam melaksanakan shalat tarawih 20 rakaat, sedangkan di beberapa negara Arab seperti Arab Saudi, praktik yang umum adalah 8 rakaat.

  • Hikmah dan Tujuan

    Jumlah rakaat shalat tarawih yang bervariasi memiliki hikmah dan tujuan tertentu. Selain untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT, shalat tarawih juga berfungsi sebagai sarana latihan dan pembiasaan ibadah pada bulan Ramadan.

Perbedaan jumlah rakaat shalat tarawih tidak mengurangi keutamaan ibadah ini. Yang terpenting adalah melaksanakan shalat tarawih dengan khusyuk dan sesuai dengan kemampuan masing-masing. Semoga artikel ini dapat memberikan pemahaman yang lebih komprehensif tentang aspek jumlah rakaat dalam shalat tarawih.

Dalil yang mendukung

Dalil yang mendukung jumlah rakaat shalat tarawih sangat penting untuk menentukan praktik yang sesuai dengan tuntunan agama. Dalil-dalil tersebut bersumber dari Al-Qur’an, hadis Nabi SAW, serta praktik sahabat Rasulullah SAW.

  • Al-Qur’an
    Al-Qur’an tidak secara eksplisit menyebutkan jumlah rakaat shalat tarawih. Namun, terdapat ayat-ayat yang menganjurkan umat Islam untuk memperbanyak ibadah pada bulan Ramadan, khususnya pada malam hari.
  • Hadis Nabi SAW
    Terdapat beberapa hadis Nabi SAW yang meriwayatkan tentang jumlah rakaat shalat tarawih. Hadis-hadis tersebut menyebutkan jumlah rakaat yang berbeda, sehingga menjadi dasar perbedaan pendapat di kalangan ulama.
  • Praktik Sahabat Rasulullah SAW
    Praktik sahabat Rasulullah SAW juga menjadi dalil dalam menentukan jumlah rakaat shalat tarawih. Para sahabat memiliki praktik yang beragam, ada yang melaksanakan 8 rakaat, 20 rakaat, bahkan hingga 36 rakaat.
  • Ijtihad Ulama
    Ulama memiliki peran penting dalam menentukan jumlah rakaat shalat tarawih. Mereka melakukan ijtihad berdasarkan dalil-dalil yang ada dan menghasilkan pendapat yang beragam.

Keberagaman dalil yang mendukung jumlah rakaat shalat tarawih menunjukkan bahwa tidak ada ketentuan yang pasti mengenai masalah ini. Umat Islam diberikan keleluasaan untuk memilih pendapat yang paling sesuai dengan kondisi dan kemampuan masing-masing. Yang terpenting adalah melaksanakan shalat tarawih dengan khusyuk dan sesuai dengan tuntunan agama.

Pendapat ulama

Pendapat ulama memiliki peran penting dalam menentukan jumlah rakaat shalat tarawih. Para ulama melakukan ijtihad berdasarkan dalil-dalil yang ada dan menghasilkan pendapat yang beragam. Berikut adalah beberapa aspek penting terkait pendapat ulama mengenai jumlah rakaat shalat tarawih:

  • Dasar Dalil

    Para ulama menggunakan dalil-dalil dari Al-Qur’an, hadis Nabi SAW, dan praktik sahabat Rasulullah SAW sebagai dasar dalam menentukan pendapat mereka tentang jumlah rakaat shalat tarawih.

  • Perbedaan Pendapat

    Terdapat perbedaan pendapat di kalangan ulama mengenai jumlah rakaat shalat tarawih. Pendapat yang paling populer adalah 8 rakaat, 20 rakaat, dan 36 rakaat. Masing-masing pendapat didukung oleh argumen dan dalil yang berbeda.

  • Praktik di Berbagai Wilayah

    Pendapat ulama juga memengaruhi praktik jumlah rakaat shalat tarawih di berbagai wilayah. Misalnya, di Indonesia, mayoritas umat Islam melaksanakan shalat tarawih 20 rakaat, sesuai dengan pendapat Imam Syafi’i.

  • Ijtimak Ulama

    Dalam beberapa kasus, para ulama melakukan ijtimak untuk menyepakati jumlah rakaat shalat tarawih yang akan dilaksanakan di suatu wilayah tertentu. Misalnya, di Arab Saudi, pemerintah menetapkan bahwa shalat tarawih dilaksanakan 8 rakaat berdasarkan pendapat Imam Malik.

Pendapat ulama mengenai jumlah rakaat shalat tarawih memberikan panduan bagi umat Islam dalam melaksanakan ibadah ini. Meskipun terdapat perbedaan pendapat, umat Islam dianjurkan untuk mengikuti pendapat ulama yang paling sesuai dengan kondisi dan kemampuan masing-masing. Yang terpenting adalah melaksanakan shalat tarawih dengan khusyuk dan sesuai dengan tuntunan agama.

Praktik di berbagai wilayah

Praktik pelaksanaan shalat tarawih bervariasi di berbagai wilayah di dunia, termasuk dalam hal jumlah rakaat. Variasi ini dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti budaya, sejarah, dan pendapat ulama setempat.

  • Indonesia

    Di Indonesia, mayoritas umat Islam melaksanakan shalat tarawih 20 rakaat, mengikuti pendapat Imam Syafi’i. Praktik ini telah berlangsung selama berabad-abad dan menjadi tradisi yang diwariskan turun-temurun.

  • Arab Saudi

    Di Arab Saudi, shalat tarawih umumnya dilaksanakan 8 rakaat, sesuai dengan pendapat Imam Malik. Pemerintah Arab Saudi menetapkan jumlah rakaat ini untuk seluruh wilayah negara tersebut.

  • Mesir

    Di Mesir, terdapat dua praktik jumlah rakaat shalat tarawih yang umum, yaitu 20 rakaat dan 36 rakaat. Kedua praktik ini didasarkan pada pendapat ulama setempat dan memiliki pengikut yang cukup besar.

  • Pakistan

    Di Pakistan, sebagian besar umat Islam melaksanakan shalat tarawih 20 rakaat, mengikuti pendapat Imam Abu Hanifah. Namun, ada juga sebagian kecil yang melaksanakan 8 rakaat atau 36 rakaat.

Variasi praktik jumlah rakaat shalat tarawih di berbagai wilayah menunjukkan adanya perbedaan pendapat di kalangan ulama dan keragaman budaya umat Islam. Meskipun terdapat perbedaan, semua praktik tersebut memiliki tujuan yang sama, yaitu untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT melalui ibadah shalat pada bulan Ramadan.

Hikmah dan tujuan

Hikmah dan tujuan shalat tarawih sangat erat kaitannya dengan jumlah rakaat yang dilaksanakan. Hikmah, atau kebijaksanaan ilahi, di balik penetapan jumlah rakaat tertentu dalam shalat tarawih adalah untuk memberikan kemudahan dan keringanan bagi umat Islam dalam melaksanakan ibadah ini.

Contoh nyatanya, pelaksanaan shalat tarawih dengan 8 rakaat, seperti yang diamalkan di Arab Saudi, dinilai lebih ringan dan sesuai dengan kondisi masyarakat setempat. Sementara itu, pelaksanaan shalat tarawih dengan 20 rakaat, seperti yang banyak diamalkan di Indonesia, memberikan pahala yang lebih berlimpah bagi mereka yang mampu mengerjakannya.

Praktisnya, pemahaman tentang hikmah dan tujuan shalat tarawih ini membantu umat Islam dalam menentukan jumlah rakaat yang akan dilaksanakan. Mereka dapat menyesuaikan jumlah rakaat dengan kemampuan dan kondisi masing-masing, sehingga ibadah tarawih dapat dilaksanakan dengan khusyuk dan optimal.

Waktu pelaksanaan

Waktu pelaksanaan shalat tarawih memiliki keterkaitan dengan jumlah rakaat yang dikerjakan. Umumnya, shalat tarawih dilaksanakan pada sepertiga malam terakhir, setelah shalat Isya dan sebelum masuk waktu shalat Subuh. Pemilihan waktu ini didasarkan pada anjuran Rasulullah SAW yang menganjurkan umatnya untuk melaksanakan ibadah pada sepertiga malam terakhir, karena pada waktu tersebut Allah SWT turun ke langit dunia untuk mengabulkan doa-doa hamba-Nya.

Dalam praktiknya, waktu pelaksanaan shalat tarawih dapat bervariasi di setiap wilayah dan masjid. Ada yang melaksanakannya pada sepertiga malam terakhir secara tepat, ada pula yang melaksanakannya lebih awal atau lebih lambat. Hal ini dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti kebiasaan masyarakat setempat, ketersediaan waktu, dan kondisi cuaca.

Meskipun terdapat perbedaan waktu pelaksanaan, namun inti dari shalat tarawih adalah untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT melalui ibadah pada bulan Ramadan. Jumlah rakaat yang dikerjakan dapat disesuaikan dengan kemampuan dan kondisi masing-masing individu, namun dianjurkan untuk melaksanakannya secukupnya, tidak terlalu sedikit dan tidak terlalu banyak, agar dapat dilaksanakan secara khusyuk dan berkesinambungan sepanjang bulan Ramadan.

Tata cara shalat

Tata cara shalat merupakan aspek penting dalam pelaksanaan shalat tarawih, termasuk dalam menentukan jumlah rakaat yang dikerjakan. Tata cara shalat tarawih secara umum mengikuti tata cara shalat sunnah biasa, namun terdapat beberapa perbedaan dalam niat dan rakaatnya.

Niat shalat tarawih dibaca setelah takbiratul ihram, yaitu: “Ushalli sunnatan tarawihi rak’ataini lillahi ta’ala.” Artinya: “Saya niat shalat sunnah tarawih dua rakaat karena Allah ta’ala.” Jumlah rakaat shalat tarawih bervariasi, namun umumnya dikerjakan sebanyak 8, 20, atau 36 rakaat.

Tata cara shalat tarawih juga meliputi bacaan-bacaan tertentu dalam setiap rakaatnya, seperti surat Al-Fatihah, surat-surat pendek, dan doa qunut pada rakaat terakhir. Tata cara yang benar dan sesuai dengan sunnah Rasulullah SAW akan membuat shalat tarawih menjadi lebih bermakna dan berpahala.

Keutamaan

Shalat tarawih memiliki banyak keutamaan, terutama jika dikerjakan dengan jumlah rakaat yang benar. Beberapa keutamaan shalat tarawih antara lain:

  • Pengampunan dosa: Rasulullah SAW bersabda, “Barang siapa yang shalat tarawih karena iman dan mengharap pahala dari Allah, maka diampuni dosanya yang telah lalu.” (HR. Bukhari dan Muslim)
  • Ganjaran yang berlipat ganda: Shalat tarawih termasuk ibadah yang pahalanya berlipat ganda. Rasulullah SAW bersabda, “Barang siapa yang berdiri (shalat) pada malam Ramadan karena iman dan mengharap pahala dari Allah, maka diampuni dosanya yang telah lalu.” (HR. Bukhari dan Muslim)
  • Meningkatkan ketakwaan: Shalat tarawih merupakan sarana untuk meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT. Dengan melaksanakan shalat tarawih, seorang muslim dapat lebih mendekatkan diri kepada Allah dan meningkatkan kualitas ibadahnya.

Jumlah rakaat shalat tarawih yang benar dapat menjadi salah satu faktor penentu dalam memperoleh keutamaan-keutamaan tersebut. Meskipun tidak ada ketentuan pasti mengenai jumlah rakaat shalat tarawih, namun banyak ulama menganjurkan untuk mengerjakannya sebanyak 20 rakaat. Jumlah rakaat ini sesuai dengan praktik yang dilakukan oleh Rasulullah SAW dan para sahabatnya.

Dengan memahami keutamaan shalat tarawih dan melaksanakannya dengan jumlah rakaat yang benar, seorang muslim dapat memperoleh pahala yang berlimpah, pengampunan dosa, dan peningkatan ketakwaan. Hal ini tentu akan membawa keberkahan dan kebahagiaan bagi kehidupan dunia dan akhirat.

Hal-hal yang membatalkan

Shalat tarawih adalah ibadah sunnah yang sangat dianjurkan di bulan Ramadan. Salah satu aspek penting yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan shalat tarawih adalah hal-hal yang dapat membatalkannya. Berikut adalah beberapa hal yang membatalkan shalat tarawih:

  • Keluarnya sesuatu dari qubul atau dubur

    Keluarnya sesuatu dari qubul atau dubur, seperti kentut atau air seni, dapat membatalkan shalat tarawih. Hal ini karena keluarnya sesuatu dari qubul atau dubur merupakan salah satu bentuk hadas besar yang wajib disucikan dengan mandi junub.

  • Tertawa terbahak-bahak

    Tertawa terbahak-bahak dapat membatalkan shalat tarawih jika dilakukan secara sengaja. Tertawa terbahak-bahak dianggap sebagai perbuatan yang tidak sopan dan dapat menganggu kekhusyukan shalat.

  • Berbicara dengan sengaja

    Berbicara dengan sengaja, baik dengan sesama manusia maupun dengan diri sendiri, dapat membatalkan shalat tarawih. Berbicara dengan sengaja dianggap sebagai perbuatan yang dapat mengalihkan perhatian dari shalat dan mengurangi kekhusyukan.

  • Makan atau minum

    Makan atau minum, baik secara sengaja maupun tidak sengaja, dapat membatalkan shalat tarawih. Makan atau minum dianggap sebagai perbuatan yang dapat membatalkan wudu, sehingga harus dihindari selama shalat.

Memahami hal-hal yang dapat membatalkan shalat tarawih sangat penting untuk menjaga keabsahan ibadah yang dilakukan. Dengan menghindari hal-hal tersebut, umat Islam dapat melaksanakan shalat tarawih dengan khusyuk dan mendapatkan pahala yang berlipat ganda.

Tanya Jawab tentang Tarawih Berapa Rakaat

Bagian tanya jawab ini akan membahas pertanyaan-pertanyaan umum tentang jumlah rakaat shalat tarawih, berdasarkan dalil yang sahih dan pendapat para ulama.

Pertanyaan 1: Berapa jumlah rakaat shalat tarawih yang paling utama?

Jumlah rakaat shalat tarawih yang paling utama adalah 20 rakaat, sesuai dengan praktik Rasulullah SAW dan para sahabatnya. Namun, mengerjakan shalat tarawih dengan jumlah rakaat yang lebih sedikit atau lebih banyak juga diperbolehkan, selama dilakukan dengan niat yang ikhlas dan sesuai dengan kemampuan masing-masing.

Pertanyaan 2: Apakah shalat tarawih dapat dikerjakan secara berjamaah?

Ya, shalat tarawih dapat dikerjakan secara berjamaah. Bahkan, shalat tarawih berjamaah lebih utama daripada shalat tarawih sendirian, karena memiliki keutamaan yang lebih besar dan dapat meningkatkan semangat ibadah.

Pertanyaan 3: Bolehkah shalat tarawih dikerjakan setelah shalat Isya?

Ya, shalat tarawih boleh dikerjakan setelah shalat Isya. Namun, waktu yang paling utama untuk melaksanakan shalat tarawih adalah pada sepertiga malam terakhir, yaitu setelah tengah malam.

Pertanyaan 4: Apakah shalat witir termasuk dalam shalat tarawih?

Ya, shalat witir termasuk dalam shalat tarawih, karena shalat witir adalah bagian dari ibadah khusus pada bulan Ramadan. Shalat witir biasanya dikerjakan setelah shalat tarawih selesai.

Pertanyaan 5: Bolehkah shalat tarawih dikerjakan di rumah?

Ya, shalat tarawih boleh dikerjakan di rumah. Namun, jika memungkinkan, lebih baik shalat tarawih dikerjakan di masjid secara berjamaah, karena memiliki keutamaan yang lebih besar.

Pertanyaan 6: Apakah ada perbedaan jumlah rakaat shalat tarawih di berbagai negara?

Ya, terdapat perbedaan jumlah rakaat shalat tarawih di berbagai negara. Misalnya, di Indonesia, shalat tarawih biasa dikerjakan 20 rakaat, sedangkan di Arab Saudi, shalat tarawih biasa dikerjakan 8 rakaat. Perbedaan ini disebabkan oleh perbedaan pendapat para ulama dan tradisi di masing-masing negara.

Demikianlah tanya jawab seputar shalat tarawih berapa rakaat. Semoga dapat memberikan penjelasan dan pemahaman yang lebih baik tentang ibadah penting ini. Selanjutnya, kita akan membahas tentang keutamaan shalat tarawih dan tata cara pelaksanaannya.

Tips Menentukan Jumlah Rakaat Tarawih

Untuk menentukan jumlah rakaat shalat tarawih yang akan dikerjakan, terdapat beberapa tips yang dapat diikuti:

Tip 1: Ikuti pendapat ulama yang terpercaya
Pilih pendapat ulama yang memiliki sanad yang jelas dan dalil yang kuat.

Tip 2: Perhatikan tradisi dan praktik di daerah setempat
Umumnya, masyarakat di suatu daerah telah memiliki tradisi tertentu dalam menentukan jumlah rakaat shalat tarawih.

Tip 3: Sesuaikan dengan kemampuan dan kondisi fisik
Jangan memaksakan diri untuk mengerjakan shalat tarawih dengan jumlah rakaat yang banyak jika tidak mampu.

Tip 4: Utamakan kekhusyukan dan kenyamanan
Jumlah rakaat yang sedikit tetapi dikerjakan dengan khusyuk lebih utama daripada jumlah rakaat yang banyak tetapi dikerjakan dengan terburu-buru.

Tip 5: Jangan ragu untuk bertanya kepada ahli agama
Jika masih ragu atau memiliki pertanyaan, jangan ragu untuk bertanya kepada ustadz atau kyai yang terpercaya.

Dengan mengikuti tips-tips di atas, diharapkan umat Islam dapat menentukan jumlah rakaat shalat tarawih yang tepat, sesuai dengan syariat dan kemampuan masing-masing. Hal ini penting untuk mendapatkan pahala yang optimal dari ibadah tarawih.

Tips-tips di atas memberikan panduan praktis untuk menentukan jumlah rakaat shalat tarawih. Dengan memahami dan mengaplikasikan tips ini, umat Islam dapat melaksanakan ibadah tarawih dengan lebih baik dan mendapatkan manfaat yang maksimal.

Kesimpulan

Setelah mengulas topik “tarawih berapa rakaat”, artikel ini menyimpulkan beberapa poin penting:

  • Jumlah rakaat shalat tarawih memiliki dasar dalil dan pendapat ulama yang beragam, sehingga tidak ada ketentuan pasti.
  • Umat Islam dianjurkan untuk memilih jumlah rakaat yang sesuai dengan kemampuan dan kondisi masing-masing, tanpa mengurangi kekhusyukan ibadah.
  • Meskipun jumlah rakaat bervariasi, tujuan utama shalat tarawih adalah untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT melalui ibadah di bulan Ramadan.

Dengan memahami aspek-aspek terkait jumlah rakaat shalat tarawih, umat Islam diharapkan dapat melaksanakan ibadah ini dengan baik dan memperoleh pahala yang berlimpah. Mari kita jadikan bulan Ramadan sebagai momen untuk meningkatkan kualitas ibadah, termasuk shalat tarawih, demi meraih ridha Allah SWT.

Artikel Terkait

Bagikan:

sisca

Halo, Perkenalkan nama saya Sisca. Saya adalah salah satu penulis profesional yang suka berbagi ilmu. Dengan Artikel, saya bisa berbagi dengan teman - teman. Semoga semua artikel yang telah saya buat bisa bermanfaat. Pastikan Follow www.birdsnbees.co.id ya.. Terimakasih..

Ikuti di Google News

Artikel Pilihan

Artikel Terbaru

Story Terbaru