Pengertian Shalat Tarawih adalah salah satu ibadah sunnah yang dianjurkan selama bulan Ramadan. Pelaksanaannya dimulai setelah shalat Isya dan sebelum sholat Subuh, terdiri dari beberapa rakaat dengan jumlah yang bervariasi.
Shalat Tarawih memiliki banyak keutamaan, di antaranya dapat menghapus dosa-dosa kecil, meningkatkan pahala, dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Sejarah mencatat, shalat Tarawih pertama kali dikerjakan secara berjamaah pada masa kepemimpinan Khalifah Umar bin Khattab.
Artikel ini akan membahas lebih lanjut tentang tata cara pelaksanaan, keutamaan, dan sejarah Shalat Tarawih secara lebih mendalam.
Apa Itu Shalat Tarawih
Shalat Tarawih merupakan salah satu ibadah yang memiliki banyak keutamaan, khususnya di bulan Ramadan. Memahaminya secara komprehensif dapat memaksimalkan kekhusyukan dan pahala yang diraih.
- Pengertian: Salat sunnah dikerjakan pada malam hari di bulan Ramadan.
- Waktu Pelaksanaan: Setelah shalat Isya hingga sebelum shalat Subuh.
- Jumlah Rakaat: Bervariasi, umumnya 8, 10, atau 20 rakaat.
- Tata Cara: Dilakukan secara berjamaah atau sendiri, dengan gerakan dan bacaan seperti shalat biasa.
- Keutamaan: Menghapus dosa-dosa kecil, meningkatkan pahala, dan mendekatkan diri kepada Allah.
- Sejarah: Pertama kali dikerjakan secara berjamaah pada masa Khalifah Umar bin Khattab.
- Sunnah Qabliyah dan Ba’diyah: Dianjurkan mengerjakan shalat sunnah sebelum dan sesudah Tarawih.
- Keutamaan Wirid: Memperbanyak doa dan istighfar setelah shalat Tarawih.
- Hikmah: Mendekatkan diri kepada Allah, melatih kesabaran, dan mempererat ukhuwah dalam hal kebaikan.
Memahami aspek-aspek tersebut dapat membantu kita melaksanakan Shalat Tarawih dengan lebih baik dan khusyuk. Selain pahala yang berlipat ganda, Tarawih juga menjadi sarana untuk meningkatkan keimanan dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Pengertian
Definisi ini menjelaskan salah satu karakteristik utama Shalat Tarawih. Sebagai ibadah sunnah, Tarawih dikerjakan secara sukarela dan tidak wajib. Keistimewaannya terletak pada waktu pelaksanaannya, yaitu pada malam hari di bulan Ramadan. Bulan Ramadan merupakan bulan yang penuh berkah dan ampunan, sehingga ibadah yang dilakukan pada bulan ini memiliki keutamaan yang lebih besar.
Konsep Salat Tarawih tidak dapat dipisahkan dari pengertian ini. Shalat Tarawih merupakan salah satu bentuk ibadah sunnah yang dikerjakan pada malam hari di bulan Ramadan. Ia menjadi salah satu amalan khas Ramadan yang banyak dilakukan oleh umat Muslim.
Dengan memahami definisi ini, kita dapat memahami esensi Shalat Tarawih sebagai ibadah sunnah yang memiliki waktu pelaksanaan khusus. Pemahaman ini penting untuk memotivasi kita dalam mengerjakan Shalat Tarawih dan memperoleh keutamaan yang terkandung di dalamnya.
Waktu Pelaksanaan
Salah satu kekhasan Shalat Tarawih terletak pada waktu pelaksanaannya. Tarawih dikerjakan setelah shalat Isya, yaitu shalat fardhu terakhir pada malam hari, dan sebelum shalat Subuh, yaitu shalat fardhu pertama pada pagi hari. Waktu pelaksanaan ini memiliki kaitan erat dengan pengertian Shalat Tarawih sebagai ibadah sunnah pada malam Ramadan.
Pelaksanaan Tarawih pada malam hari memberikan suasana yang lebih tenang dan khusyuk. Malam hari merupakan waktu di mana aktivitas duniawi berkurang, sehingga memungkinkan umat Muslim fokus beribadah dengan lebih tenang. Selain itu, malam hari juga dianggap sebagai waktu yang mustajab untuk berdoa.
Adapun batas waktu Tarawih hingga sebelum shalat Subuh memberikan kelonggaran bagi umat Muslim dalam menentukan waktu pelaksanaannya. Tarawih dapat dikerjakan pada sepertiga malam pertama, sepertiga malam kedua, atau menjelang waktu Subuh. Kelonggaran waktu ini memudahkan umat Muslim menyesuaikan dengan kesibukan dan kondisi mereka masing-masing.
Dengan memahami waktu pelaksanaan Shalat Tarawih, kita dapat mengatur waktu dengan baik dan menyempatkan diri untuk melaksanakan ibadah sunnah ini. Pelaksanaan Tarawih pada malam hari di bulan Ramadan menjadi salah satu amalan yang dapat mempererat hubungan kita dengan Allah SWT dan meningkatkan keimanan kita.
Jumlah Rakaat
Jumlah rakaat Shalat Tarawih bervariasi, umumnya terdiri dari 8, 10, atau 20 rakaat. Variasi ini menunjukkan adanya kelonggaran dalam pelaksanaannya, memberikan keleluasaan bagi umat Muslim untuk menyesuaikan dengan waktu dan kemampuan masing-masing.
Dalam praktiknya, Shalat Tarawih biasanya dikerjakan sebanyak 20 rakaat, masing-masing terdiri dari 2 rakaat dengan 1 salam. Pelaksanaan 20 rakaat ini didasarkan pada riwayat dari Aisyah RA, istri Rasulullah SAW, yang menyebutkan bahwa Rasulullah SAW biasa mengerjakan Shalat Tarawih sebanyak 20 rakaat pada bulan Ramadan.
Namun, jumlah rakaat Tarawih tidak terpaku pada angka 20. Umat Muslim dapat mengerjakan lebih sedikit atau lebih banyak sesuai dengan kemampuan mereka. Hal ini diperbolehkan karena Shalat Tarawih merupakan ibadah sunnah yang tidak memiliki ketentuan jumlah rakaat yang mengikat.
Memahami fleksibilitas jumlah rakaat Shalat Tarawih memberikan kemudahan bagi umat Muslim dalam melaksanakan ibadah ini. Dengan adanya kelonggaran tersebut, setiap Muslim dapat menyesuaikan jumlah rakaat sesuai dengan ketersediaan waktu dan kondisi fisik mereka.
Tata Cara
Tata cara Shalat Tarawih pada dasarnya sama dengan tata cara shalat biasa, baik dilakukan secara berjamaah maupun sendiri. Rakaat yang dikerjakan umumnya ganjil, dimulai dengan niat, kemudian dilanjutkan dengan takbiratul ihram, membaca surat Al-Fatihah dan surat atau ayat pendek lainnya, rukuk, sujud, dan diakhiri dengan salam.
Secara berjamaah, Shalat Tarawih biasanya dipimpin oleh seorang imam, sedangkan makmum mengikuti gerakan dan bacaan imam. Pelaksanaan Tarawih berjamaah memberikan manfaat tersendiri, seperti mempererat ukhuwah dan meningkatkan kekhusyukan. Namun, Tarawih juga dapat dikerjakan sendiri-sendiri jika memungkinkan.
Intinya, tata cara Shalat Tarawih yang dilakukan secara berjamaah atau sendiri, dengan gerakan dan bacaan seperti shalat biasa, merupakan bagian penting dari ibadah ini. Memahaminya dengan baik akan membantu kita melaksanakan Shalat Tarawih dengan benar dan khusyuk, sehingga dapat memperoleh keutamaan yang terkandung di dalamnya.
Keutamaan
Shalat Tarawih memiliki banyak keutamaan, di antaranya dapat menghapus dosa-dosa kecil, meningkatkan pahala, dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Keutamaan-keutamaan ini menjadi motivasi tersendiri bagi umat Islam untuk melaksanakan Shalat Tarawih dengan penuh khusyuk dan istiqomah.
-
Penghapus Dosa
Salah satu keutamaan Shalat Tarawih adalah dapat menghapus dosa-dosa kecil. Hal ini sebagaimana disebutkan dalam hadis Rasulullah SAW, “Barang siapa yang mengerjakan shalat malam (Tarawih) di bulan Ramadan karena iman dan mengharap ridha Allah, maka dosanya yang telah lalu akan diampuni.” (HR. Bukhari dan Muslim)
-
Peningkat Pahala
Tarawih juga menjadi amalan yang dapat meningkatkan pahala bagi yang mengerjakannya. Pahala yang diberikan Allah SWT untuk Shalat Tarawih sangat besar, bahkan dilipatgandakan seperti pahala ibadah di malam Lailatul Qadar. Rasulullah SAW bersabda, “Barang siapa yang menghidupkan malam Lailatul Qadar karena iman dan mengharap pahala dari Allah, maka diampuni dosanya yang telah lalu.” (HR. Bukhari dan Muslim)
-
Mendekatkan Diri kepada Allah
Tarawih juga merupakan sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Melalui ibadah ini, umat Islam dapat mempererat hubungannya dengan Sang Pencipta. Kesunyian malam dan khusyuknya ibadah Tarawih dapat membantu kita lebih fokus dan merenung tentang kebesaran Allah SWT.
Keutamaan-keutamaan tersebut menjadikan Shalat Tarawih sebagai ibadah yang sangat dianjurkan untuk dikerjakan pada bulan Ramadan. Dengan melaksanakan Tarawih dengan penuh iman dan keikhlasan, kita dapat meraih ampunan dosa, meningkatkan pahala, dan semakin dekat dengan Allah SWT.
Sejarah
Shalat Tarawih merupakan ibadah yang memiliki sejarah panjang dalam perjalanan Islam. Pelaksanaan Tarawih secara berjamaah pertama kali dilakukan pada masa pemerintahan Khalifah Umar bin Khattab. Saat itu, Umar melihat banyak orang mengerjakan shalat di masjid pada malam-malam Ramadan secara sendiri-sendi. Ia pun berinisiatif mengatur mereka ke dalam beberapa kelompok shalat berjamaah.
Keputusan Umar ini memiliki dampak yang signifikan terhadap perkembangan Shalat Tarawih. Pelaksanaan Tarawih secara berjamaah menjadi lebih tertib dan khusyuk. Selain itu, Tarawih juga menjadi semakin populer dan diikuti oleh banyak umat Islam. Inilah yang menjadi cikal bakal Shalat Tarawih yang kita kenal sekarang.
Dengan demikian, sejarah pertama kali dikerjakannya Shalat Tarawih secara berjamaah pada masa Khalifah Umar bin Khattab memegang peranan penting dalam membentuk konsep dan praktik Shalat Tarawih. Tanpa inisiatif Umar, mungkin Tarawih tidak akan menjadi ibadah yang masyhur dan digemari seperti saat ini.
Sunnah Qabliyah dan Ba’diyah
Pelaksanaan Shalat Tarawih dianjurkan untuk diawali dengan Shalat Sunnah Qabliyah dan diakhiri dengan Shalat Sunnah Ba’diyah. Shalat-shalat sunnah ini merupakan pelengkap yang dapat menambah kekhusyukan dan pahala dalam melaksanakan Tarawih.
Shalat Sunnah Qabliyah dikerjakan sebelum Tarawih, minimal 2 rakaat. Shalat ini dapat dikerjakan secara berjamaah atau sendiri. Adapun Shalat Sunnah Ba’diyah dikerjakan setelah Tarawih, juga minimal 2 rakaat, dan dapat dikerjakan secara berjamaah atau sendiri.
Mengerjakan Shalat Sunnah Qabliyah dan Ba’diyah memiliki beberapa keutamaan. Di antaranya:
- Menambah pahala ibadah Tarawih.
- Menyempurnakan ibadah Tarawih.
- Membantu meningkatkan kekhusyukan dalam melaksanakan Tarawih.
- Meraih keberkahan malam Ramadan secara lebih optimal.
Dengan memahami hubungan antara Shalat Tarawih dengan Shalat Sunnah Qabliyah dan Ba’diyah, kita dapat melaksanakan ibadah Tarawih dengan lebih baik dan memperoleh keutamaannya secara maksimal. Shalat-shalat sunnah ini menjadi bagian penting yang melengkapi ibadah Tarawih, sehingga tidak boleh diabaikan.
Keutamaan Wirid
Salah satu keutamaan Shalat Tarawih adalah dianjurkannya memperbanyak doa dan istighfar setelahnya. Hal ini sesuai dengan anjuran Rasulullah SAW, “Apabila kamu telah selesai shalat, maka beristighfarlah kepada Allah dan perbanyaklah berdoa.” (HR. Tirmidzi)
Keutamaan memperbanyak doa dan istighfar setelah Shalat Tarawih sangat besar. Doa-doa yang dipanjatkan setelah shalat yang berkualitas tinggi, seperti Shalat Tarawih, lebih berpeluang dikabulkan oleh Allah SWT. Selain itu, istighfar yang dilakukan setelah shalat juga dapat menghapus dosa-dosa yang telah lalu dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Dalam praktiknya, memperbanyak doa dan istighfar setelah Shalat Tarawih dapat dilakukan dengan berbagai cara. Umat Islam dapat memanjatkan doa-doa yang berkaitan dengan ampunan dosa, keberkahan hidup, keselamatan dunia dan akhirat, serta doa-doa lainnya sesuai dengan kebutuhan dan keinginan masing-masing. Selain itu, umat Islam juga dapat memperbanyak membaca istighfar, baik secara lisan maupun dalam hati.
Dengan memahami keutamaan memperbanyak doa dan istighfar setelah Shalat Tarawih, umat Islam dapat mengoptimalkan ibadah Tarawih mereka. Memperbanyak doa dan istighfar setelah Tarawih dapat menjadi sarana untuk meraih ampunan dosa, keberkahan hidup, dan kedekatan dengan Allah SWT.
Hikmah
Shalat Tarawih memiliki hikmah atau kebijaksanaan yang terkandung di dalamnya. Hikmah-hikmah tersebut meliputi mendekatkan diri kepada Allah SWT, melatih kesabaran, dan mempererat ukhuwah dalam hal kebaikan. Dengan memahami hikmah-hikmah ini, kita dapat melaksanakan Shalat Tarawih dengan lebih bermakna.
-
Mendekatkan Diri kepada Allah
Shalat Tarawih merupakan sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Melalui ibadah ini, kita dapat memperkuat hubungan spiritual kita dengan Allah. Khusyuk dan tawadhu dalam mengerjakan Tarawih dapat membantu kita merasakan kehadiran Allah dan meningkatkan penghambaan kita kepada-Nya.
-
Melatih Kesabaran
Shalat Tarawih dikerjakan pada malam hari, di saat sebagian orang sedang terlelap. Pelaksanaan Tarawih membutuhkan kesabaran dan pengorbanan, terutama bagi mereka yang harus berjuang melawan rasa kantuk. Dengan mengerjakan Tarawih, kita melatih kesabaran dan keistiqamahan dalam beribadah.
-
Mempererat Ukhuwah
Shalat Tarawih biasanya dikerjakan secara berjamaah. Hal ini memberikan kesempatan bagi umat Islam untuk berkumpul dan mempererat ukhuwah. Saling sapa, senyum, dan kebersamaan dalam mengerjakan shalat dapat meningkatkan rasa persaudaraan dan solidaritas antarsesama Muslim.
Hikmah-hikmah yang terkandung dalam Shalat Tarawih memberikan pemahaman yang lebih luas tentang makna dan manfaat ibadah ini. Selain meraih pahala dan ampunan dosa, Tarawih juga menjadi sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah, melatih kesabaran, dan mempererat ukhuwah. Dengan memahami hikmah-hikmah ini, kita dapat melaksanakan Shalat Tarawih dengan lebih bermakna dan memperoleh manfaatnya secara optimal.
Pertanyaan Umum tentang Shalat Tarawih
Berikut adalah beberapa pertanyaan umum dan jawabannya tentang Shalat Tarawih:
Pertanyaan 1: Apa itu Shalat Tarawih?
Jawaban: Shalat Tarawih adalah salah satu ibadah sunnah yang dianjurkan selama bulan Ramadan, dikerjakan pada malam hari setelah shalat Isya dan sebelum shalat Subuh.
Pertanyaan 2: Berapa jumlah rakaat Shalat Tarawih?
Jawaban: Jumlah rakaat bervariasi, umumnya 8, 10, atau 20 rakaat.
Pertanyaan 3: Apakah Shalat Tarawih harus dikerjakan secara berjamaah?
Jawaban: Tidak harus, Tarawih dapat dikerjakan secara berjamaah atau sendiri.
Pertanyaan 4: Apa keutamaan Shalat Tarawih?
Jawaban: Menghapus dosa-dosa kecil, meningkatkan pahala, dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Pertanyaan 5: Bagaimana tata cara Shalat Tarawih?
Jawaban: Sama dengan shalat biasa, terdiri dari rakaat ganjil dengan gerakan dan bacaan yang sama.
Pertanyaan 6: Kapan waktu pelaksanaan Shalat Tarawih?
Jawaban: Setelah shalat Isya hingga sebelum shalat Subuh.
Demikianlah beberapa pertanyaan umum tentang Shalat Tarawih. Memahami hal-hal tersebut dapat membantu kita melaksanakan Shalat Tarawih dengan baik dan memperoleh keutamaannya.
Selanjutnya, kita akan membahas lebih dalam tentang keutamaan dan hikmah dari Shalat Tarawih.
Tips Melaksanakan Shalat Tarawih
Shalat Tarawih merupakan ibadah sunnah yang dianjurkan selama bulan Ramadan. Ada beberapa tips yang dapat dilakukan untuk melaksanakan Shalat Tarawih dengan baik dan khusyuk:
1. Niat dengan Benar
Niatkan Shalat Tarawih untuk ibadah kepada Allah SWT dan mencari pahala.
2. Berjamaah
Dianjurkan melaksanakan Tarawih secara berjamaah karena mendapat pahala lebih besar.
3. Khusyuk dan Tenang
Fokuslah pada gerakan dan bacaan shalat, hindari pikiran yang mengganggu.
4. Membaca Doa Qunut
Baca doa qunut pada setiap rakaat ganjil untuk menambah kekhusyukan.
5. Memperbanyak Doa dan Istighfar
Setelah Tarawih, perbanyak doa dan istighfar untuk memohon ampunan dan keberkahan.
6. Menjaga Kesehatan
Pastikan kondisi fisik cukup baik untuk melaksanakan Tarawih, istirahat yang cukup dan makan sahur yang sehat.
Dengan mengikuti tips-tips tersebut, diharapkan kita dapat melaksanakan Shalat Tarawih dengan optimal dan mendapatkan manfaatnya secara maksimal.
Tips-tips ini menjadi bagian penting dalam melaksanakan Shalat Tarawih. Dengan menerapkannya, kita dapat meningkatkan kekhusyukan, pahala, dan keberkahan dari ibadah ini.
Kesimpulan
Shalat Tarawih merupakan ibadah sunnah yang memiliki banyak keutamaan pada bulan Ramadan. Pelaksanaannya yang dapat dilakukan secara berjamaah atau sendiri, pada malam hari setelah Isya hingga sebelum Subuh, dengan berbagai keutamaan seperti penghapus dosa, peningkatan pahala, dan kedekatan dengan Allah, serta hikmah yang terkandung di dalamnya seperti mendekatkan diri kepada Allah, melatih kesabaran, dan mempererat ukhuwah, menjadikan Tarawih sebagai ibadah yang sangat dianjurkan.
Memahami hakikat Shalat Tarawih dapat memotivasi kita untuk melaksanakannya dengan baik dan khusyuk. Dengan memperbanyak doa dan istighfar setelah Tarawih, serta mengikuti tips-tips pelaksanaannya, kita dapat memperoleh pahala dan keberkahan secara maksimal. Marilah kita jadikan ibadah Tarawih sebagai sarana untuk meningkatkan kualitas ibadah dan ketakwaan kita kepada Allah SWT.