Cara Tepat Tunaikan Zakat Fitrah Sesuai Aturan

sisca


Cara Tepat Tunaikan Zakat Fitrah Sesuai Aturan

Zakat fitrah merupakan kewajiban mengeluarkan sebagian harta tertentu sebagai bentuk kepedulian kepada sesama, khususnya bagi mereka yang kurang mampu. Zakat fitrah biasanya dikeluarkan pada bulan Ramadan menjelang hari raya Idul Fitri. Sebagai contoh, jika seseorang memiliki 3 jiwa dalam keluarganya, maka ia wajib mengeluarkan zakat fitrah sebanyak 3 x 3,5 liter beras atau makanan pokok lainnya.

Kewajiban zakat fitrah sangat penting karena memiliki banyak manfaat, baik secara individu maupun sosial. Secara individu, zakat fitrah dapat membersihkan harta dan jiwa dari sifat kikir dan tamak. Sedangkan secara sosial, zakat fitrah dapat membantu meringankan beban ekonomi masyarakat yang kurang mampu, sehingga tercipta kesejahteraan dan keadilan sosial.

Dalam sejarah Islam, aturan zakat fitrah pertama kali ditetapkan pada masa pemerintahan Khalifah Umar bin Khattab. Beliau melihat banyaknya masyarakat yang kelaparan pada bulan Ramadan sehingga memutuskan untuk mewajibkan zakat fitrah kepada setiap umat Islam yang mampu.

Aturan Zakat Fitrah

Zakat fitrah merupakan kewajiban setiap muslim yang mampu untuk mengeluarkan sebagian hartanya kepada mereka yang membutuhkan. Berikut adalah 10 aspek penting terkait aturan zakat fitrah:

  • Waktu
  • Penerima
  • Besaran
  • Syarat
  • Hukum
  • Hikmah
  • Tata Cara
  • Niat
  • Sejarah
  • Dalil

Kesepuluh aspek tersebut saling terkait dan merupakan bagian penting dari aturan zakat fitrah. Misalnya, waktu pembayaran zakat fitrah adalah sebelum shalat Idul Fitri, dan besarnya zakat fitrah adalah 3,5 liter beras atau makanan pokok lainnya untuk setiap jiwa. Memahami aspek-aspek ini akan membantu umat Islam untuk dapat menjalankan kewajiban zakat fitrah dengan benar dan optimal.

Waktu

Waktu merupakan aspek penting dalam aturan zakat fitrah. Zakat fitrah wajib dikeluarkan sebelum shalat Idul Fitri. Hal ini berdasarkan hadits Rasulullah SAW yang artinya, “Barangsiapa yang mengeluarkan zakat fitrah sebelum shalat Id, maka zakatnya diterima. Barangsiapa yang mengeluarkannya setelah shalat Id, maka zakatnya dianggap sebagai sedekah biasa.” (HR. Abu Dawud dan Ibnu Majah).

Ketetapan waktu ini memiliki hikmah yang besar. Pertama, untuk memastikan bahwa zakat fitrah dapat segera disalurkan kepada mereka yang membutuhkan, sehingga dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan pokok mereka pada hari raya Idul Fitri. Kedua, untuk mendidik umat Islam agar terbiasa mengeluarkan zakat tepat waktu, sebagai bentuk ketaatan dan kepedulian kepada sesama.

Dalam praktiknya, waktu pembayaran zakat fitrah dapat dimulai sejak awal Ramadan hingga sebelum shalat Idul Fitri. Namun, sangat dianjurkan untuk mengeluarkan zakat fitrah secepatnya agar lebih bermanfaat bagi penerimanya. Jika seseorang terlambat mengeluarkan zakat fitrah setelah shalat Idul Fitri, maka zakatnya tetap wajib dikeluarkan, namun tidak lagi dianggap sebagai zakat fitrah melainkan sedekah biasa.

Penerima

Penerima zakat fitrah merupakan salah satu aspek penting dalam aturan zakat fitrah. Zakat fitrah wajib diberikan kepada mereka yang berhak menerimanya, yaitu:

  • Fakir, yaitu orang yang tidak memiliki harta dan tenaga untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
  • Miskin, yaitu orang yang memiliki harta dan tenaga, tetapi tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
  • Amil, yaitu orang yang bertugas mengumpulkan dan membagikan zakat.
  • Mualaf, yaitu orang yang baru masuk Islam dan membutuhkan bantuan untuk memperkuat imannya.
  • Riqab, yaitu budak atau hamba sahaya yang ingin memerdekakan dirinya.
  • Gharimin, yaitu orang yang berutang dan tidak mampu membayar utangnya.
  • Fisabilillah, yaitu orang yang berjuang di jalan Allah SWT.
  • Ibnu Sabil, yaitu orang yang sedang dalam perjalanan dan kehabisan bekal.

Penerima zakat fitrah memiliki peran yang sangat penting dalam aturan zakat fitrah. Mereka adalah pihak yang berhak menerima manfaat dari zakat fitrah, sehingga zakat fitrah dapat tepat sasaran dan memberikan dampak yang optimal bagi kesejahteraan umat Islam. Tanpa adanya penerima yang berhak, maka zakat fitrah tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya.

Dalam praktiknya, penerima zakat fitrah dapat berupa individu, keluarga, lembaga sosial, atau organisasi keagamaan yang memenuhi kriteria penerima zakat fitrah. Penyaluran zakat fitrah kepada penerima yang berhak merupakan kewajiban bagi setiap muslim yang mampu, sebagai bentuk kepedulian dan solidaritas sosial.

Besaran

Besaran zakat fitrah merupakan salah satu aspek penting dalam aturan zakat fitrah. Besaran zakat fitrah yang wajib dikeluarkan adalah 3,5 liter beras atau makanan pokok lainnya untuk setiap jiwa. Ukuran ini telah ditetapkan sejak zaman Rasulullah SAW dan tidak berubah hingga sekarang.

Besaran zakat fitrah memiliki peran yang sangat penting dalam memastikan bahwa zakat fitrah dapat memenuhi kebutuhan pokok masyarakat yang kurang mampu. Dengan besaran yang telah ditentukan, maka setiap muslim yang mampu dapat mengeluarkan zakat fitrah dalam jumlah yang sama, sehingga dapat terwujud pemerataan dan keadilan dalam penyaluran zakat fitrah.

Dalam praktiknya, besaran zakat fitrah dapat dikonversi ke dalam bentuk uang tunai sesuai dengan harga beras atau makanan pokok lainnya di masing-masing daerah. Hal ini bertujuan untuk memudahkan pembayaran zakat fitrah dan memastikan bahwa penerima zakat fitrah dapat memanfaatkannya secara optimal.

Memahami besaran zakat fitrah sangat penting bagi setiap muslim yang ingin menjalankan kewajiban zakat fitrah dengan benar. Dengan memahami besaran zakat fitrah, maka umat Islam dapat memastikan bahwa mereka telah mengeluarkan zakat fitrah sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan, sehingga dapat memberikan manfaat yang maksimal bagi masyarakat yang membutuhkan.

Syarat

Syarat merupakan salah satu aspek penting dalam aturan zakat fitrah. Syarat tersebut berfungsi untuk memastikan bahwa zakat fitrah dapat dilaksanakan dengan benar dan tepat sasaran. Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi agar seseorang wajib mengeluarkan zakat fitrah, yaitu:

  1. Muslim
  2. Merdeka
  3. Baligh
  4. Berakal
  5. Mampu

Syarat-syarat tersebut memiliki hubungan yang sangat erat dengan aturan zakat fitrah. Seseorang yang tidak memenuhi syarat tersebut tidak wajib mengeluarkan zakat fitrah. Misalnya, seorang anak kecil yang belum baligh atau seorang budak yang tidak merdeka tidak wajib mengeluarkan zakat fitrah.

Selain itu, syarat mampu juga menjadi penentu besarnya zakat fitrah yang harus dikeluarkan. Seseorang yang mampu mengeluarkan zakat fitrah dalam bentuk makanan pokok, maka wajib mengeluarkan 3,5 liter beras atau makanan pokok lainnya untuk setiap jiwa. Sedangkan bagi yang mampu mengeluarkan zakat fitrah dalam bentuk uang, maka dapat dikonversikan sesuai dengan harga beras atau makanan pokok di daerah masing-masing.

Memahami syarat-syarat zakat fitrah sangat penting bagi setiap muslim yang ingin menjalankan kewajiban zakat fitrah dengan benar. Dengan memahami syarat-syarat tersebut, umat Islam dapat memastikan bahwa mereka telah memenuhi syarat untuk wajib mengeluarkan zakat fitrah, sehingga zakat fitrah yang dikeluarkan dapat diterima dan bermanfaat bagi masyarakat yang membutuhkan.

Hukum

Hukum merupakan aspek yang sangat penting dalam aturan zakat fitrah. Hukum zakat fitrah mengatur tentang kewajiban, syarat, dan tata cara mengeluarkan zakat fitrah. Hukum zakat fitrah bersumber dari Al-Qur’an, hadits, dan ijma’ ulama.

Dalam Al-Qur’an, kewajiban zakat fitrah disebutkan dalam surat Al-Baqarah ayat 183. Ayat tersebut menjelaskan bahwa zakat fitrah merupakan kewajiban bagi setiap muslim yang mampu untuk dikeluarkan pada bulan Ramadan. Hadits Nabi SAW juga banyak menjelaskan tentang hukum zakat fitrah, di antaranya hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Umar yang menjelaskan bahwa Rasulullah SAW mewajibkan zakat fitrah bagi setiap muslim, baik laki-laki maupun perempuan, merdeka maupun budak.

Hukum zakat fitrah sangat penting untuk dipahami oleh setiap muslim karena hukum tersebut menjadi dasar bagi pelaksanaan zakat fitrah. Tanpa adanya hukum yang jelas, maka zakat fitrah tidak dapat dilaksanakan dengan baik dan benar. Memahami hukum zakat fitrah juga dapat membantu umat Islam untuk menghindari kesalahan-kesalahan dalam pelaksanaan zakat fitrah.

Hikmah

Hikmah merupakan salah satu aspek penting dalam aturan zakat fitrah. Hikmah zakat fitrah adalah berbagai manfaat dan kebaikan yang terkandung dalam kewajiban mengeluarkan zakat fitrah. Hikmah ini menjadi alasan mengapa zakat fitrah sangat dianjurkan untuk dilaksanakan oleh setiap muslim yang mampu.

  • Membersihkan Diri

    Hikmah zakat fitrah yang pertama adalah membersihkan diri dari dosa dan kesalahan. Dengan mengeluarkan zakat fitrah, seorang muslim dapat menyucikan diri dari kekhilafan dan kesalahan yang dilakukan selama bulan Ramadan.

  • Membantu Sesama

    Hikmah zakat fitrah yang kedua adalah membantu sesama yang membutuhkan. Zakat fitrah yang dikeluarkan akan disalurkan kepada fakir miskin dan orang-orang yang berhak menerima zakat. Hal ini dapat membantu meringankan beban ekonomi mereka dan memberikan kebahagiaan di hari raya Idul Fitri.

  • Menumbuhkan Solidaritas

    Hikmah zakat fitrah yang ketiga adalah menumbuhkan solidaritas dan kepedulian sosial. Zakat fitrah menjadi simbol persatuan dan kebersamaan umat Islam dalam membantu sesama. Hal ini dapat memperkuat ikatan persaudaraan dan solidaritas di antara sesama muslim.

  • Menarik Rezeki

    Hikmah zakat fitrah yang keempat adalah menarik rezeki. Dalam sebuah hadits disebutkan bahwa orang yang mengeluarkan zakat fitrah akan dilapangkan rezekinya oleh Allah SWT. Hal ini menunjukkan bahwa zakat fitrah bukan hanya kewajiban, tetapi juga investasi untuk menarik rezeki yang lebih besar di masa depan.

Hikmah-hikmah zakat fitrah ini sangat besar dan memberikan manfaat yang banyak bagi individu, masyarakat, dan umat Islam secara keseluruhan. Memahami hikmah zakat fitrah dapat meningkatkan kesadaran umat Islam untuk melaksanakan zakat fitrah dengan penuh keikhlasan dan kesadaran akan manfaatnya.

Tata Cara

Tata cara merupakan aspek penting dalam aturan zakat fitrah yang mengatur tentang bagaimana zakat fitrah harus dikeluarkan. Tata cara ini telah ditetapkan berdasarkan sunnah Rasulullah SAW dan menjadi pedoman bagi umat Islam dalam melaksanakan kewajiban zakat fitrah.

  • Waktu

    Zakat fitrah harus dikeluarkan sebelum shalat Idul Fitri. Waktu terbaik untuk mengeluarkan zakat fitrah adalah pada malam atau pagi hari sebelum shalat Idul Fitri.

  • Tempat

    Zakat fitrah dapat dikeluarkan di mana saja, baik di masjid, rumah, atau tempat lainnya. Namun, disunnahkan untuk mengeluarkan zakat fitrah di tempat yang mudah diakses oleh fakir miskin.

  • Cara Penyaluran

    Zakat fitrah dapat disalurkan secara langsung kepada fakir miskin atau melalui amil zakat. Jika disalurkan melalui amil zakat, maka pastikan amil zakat tersebut terpercaya dan akan menyalurkan zakat fitrah kepada yang berhak.

Dengan memahami tata cara zakat fitrah, umat Islam dapat melaksanakan kewajiban zakat fitrah dengan benar dan sesuai dengan sunnah Rasulullah SAW. Tata cara ini juga memastikan bahwa zakat fitrah dapat tersalurkan kepada yang berhak dan memberikan manfaat yang optimal bagi masyarakat yang membutuhkan.

Niat

Niat merupakan aspek penting dalam aturan zakat fitrah yang menentukan keabsahan dan nilai ibadah zakat fitrah. Niat yang benar harus diniatkan sebelum mengeluarkan zakat fitrah, karena niat menjadi dasar diterimanya amal ibadah.

  • Ikhlas

    Ikhlas berarti mengeluarkan zakat fitrah semata-mata karena Allah SWT, tanpa mengharapkan pujian atau balasan dari manusia.

  • Menunaikan Kewajiban

    Niat menunaikan kewajiban zakat fitrah berarti mengeluarkan zakat fitrah sebagai bentuk kepatuhan kepada perintah Allah SWT dan Rasul-Nya.

  • Membersihkan Diri

    Niat membersihkan diri berarti mengeluarkan zakat fitrah untuk menyucikan diri dari dosa-dosa yang mungkin dilakukan selama bulan Ramadan.

  • Membantu Sesama

    Niat membantu sesama berarti mengeluarkan zakat fitrah untuk meringankan beban ekonomi fakir miskin dan orang-orang yang membutuhkan.

Memahami aspek niat dalam aturan zakat fitrah sangat penting untuk memastikan bahwa zakat fitrah yang dikeluarkan diterima oleh Allah SWT dan memberikan manfaat yang optimal bagi penerima. Niat yang benar menjadi dasar diterimanya amal ibadah dan meningkatkan nilai zakat fitrah di sisi Allah SWT.

Sejarah

Aspek sejarah memegang peranan penting dalam aturan zakat fitrah. Sejarah memberikan landasan dan pemahaman tentang asal-usul, perkembangan, dan berbagai ketentuan zakat fitrah yang telah diterapkan sepanjang masa.

  • Awal Mula Zakat Fitrah

    Zakat fitrah pertama kali diterapkan pada masa Rasulullah SAW, tepatnya pada tahun kedua Hijriah. Pada awalnya, zakat fitrah diwajibkan dalam bentuk makanan pokok, yaitu kurma atau gandum.

  • Penetapan Besaran

    Besaran zakat fitrah yang sebesar 3,5 liter beras atau makanan pokok lainnya ditetapkan pada masa pemerintahan Khalifah Umar bin Khattab. Penetapan ini dilakukan untuk mengantisipasi kebutuhan masyarakat yang semakin meningkat.

  • Perkembangan Syarat

    Syarat wajib zakat fitrah juga mengalami perkembangan seiring waktu. Pada masa awal, hanya orang yang memiliki kelebihan makanan pokok saja yang wajib mengeluarkan zakat fitrah. Namun, seiring perkembangan zaman, syarat tersebut diperluas hingga mencakup orang yang memiliki harta benda lainnya.

  • Tujuan Pemberian

    Tujuan pemberian zakat fitrah juga mengalami perubahan. Pada awalnya, zakat fitrah diberikan kepada fakir miskin dan orang yang membutuhkan. Namun, seiring waktu, penerima zakat fitrah diperluas hingga mencakup amil zakat, mualaf, dan orang-orang yang berjuang di jalan Allah.

Memahami sejarah zakat fitrah memberikan pemahaman yang lebih komprehensif tentang aturan zakat fitrah yang berlaku saat ini. Sejarah mencatat perjalanan zakat fitrah dari masa ke masa, menunjukkan fleksibilitas dan adaptasinya terhadap perubahan zaman dan kebutuhan masyarakat.

Dalil

Dalil merupakan aspek penting dalam aturan zakat fitrah karena menjadi dasar hukum dan landasan syariat yang mengatur tentang kewajiban, syarat, dan tata cara mengeluarkan zakat fitrah. Dalil zakat fitrah bersumber dari Al-Qur’an, hadits, dan ijma’ ulama.

  • Al-Qur’an

    Dalil zakat fitrah yang utama terdapat dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 183. Ayat ini menjelaskan bahwa zakat fitrah merupakan kewajiban bagi setiap muslim yang mampu untuk dikeluarkan pada bulan Ramadan.

  • Hadits

    Selain Al-Qur’an, dalil zakat fitrah juga terdapat dalam banyak hadits Nabi SAW. Hadits-hadits tersebut menjelaskan tentang syarat, besaran, dan tata cara mengeluarkan zakat fitrah. Salah satu hadits yang terkenal tentang zakat fitrah adalah hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Umar yang menjelaskan bahwa Rasulullah SAW mewajibkan zakat fitrah bagi setiap muslim, baik laki-laki maupun perempuan, merdeka maupun budak.

  • Ijma’ Ulama

    Dalil zakat fitrah juga diperkuat oleh ijma’ ulama, yaitu kesepakatan para ulama dalam menetapkan hukum zakat fitrah. Ijma’ ulama menyatakan bahwa zakat fitrah adalah wajib bagi setiap muslim yang mampu dan syarat-syaratnya telah terpenuhi.

Dalil-dalil zakat fitrah tersebut menjadi dasar hukum yang kuat bagi umat Islam untuk melaksanakan zakat fitrah dengan benar dan sesuai dengan syariat. Dengan memahami dalil-dalil zakat fitrah, umat Islam dapat terhindar dari kesalahan-kesalahan dalam pelaksanaan zakat fitrah dan memastikan bahwa zakat fitrah yang dikeluarkan dapat diterima oleh Allah SWT dan bermanfaat bagi masyarakat yang membutuhkan.

Pertanyaan Umum tentang Aturan Zakat Fitrah

Pertanyaan umum ini dirancang untuk memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang sering diajukan dan mengklarifikasi aspek-aspek penting seputar aturan zakat fitrah.

Pertanyaan 1: Kapan waktu yang tepat untuk mengeluarkan zakat fitrah?

Jawaban: Zakat fitrah wajib dikeluarkan sebelum shalat Idul Fitri, sebaiknya pada malam atau pagi hari sebelum shalat Idul Fitrah.

Pertanyaan 2: Siapa saja yang berhak menerima zakat fitrah?

Jawaban: Zakat fitrah berhak diterima oleh delapan golongan yang disebutkan dalam Al-Qur’an, yaitu fakir, miskin, amil zakat, mualaf, riqab, gharimin, fisabilillah, dan ibnu sabil.

Pertanyaan 3: Bagaimana cara menghitung besaran zakat fitrah yang harus dikeluarkan?

Jawaban: Besaran zakat fitrah adalah 3,5 liter beras atau makanan pokok lainnya untuk setiap jiwa.

Pertanyaan 4: Apa saja syarat wajib mengeluarkan zakat fitrah?

Jawaban: Syarat wajib mengeluarkan zakat fitrah adalah beragama Islam, merdeka, baligh, berakal, dan mampu.

Pertanyaan 5: Apakah boleh menunaikan zakat fitrah dengan uang?

Jawaban: Boleh, namun disunnahkan untuk menunaikan zakat fitrah dengan makanan pokok.

Pertanyaan 6: Apa saja hikmah dari menunaikan zakat fitrah?

Jawaban: Hikmah zakat fitrah antara lain membersihkan diri dari dosa, membantu sesama, menumbuhkan solidaritas, dan menarik rezeki.

Pertanyaan umum ini memberikan pemahaman dasar tentang aturan zakat fitrah. Untuk mempelajari lebih lanjut dan mendalam tentang zakat fitrah, silakan merujuk ke bagian selanjutnya.

Transisi ke bagian selanjutnya: Untuk semakin memahami aturan zakat fitrah, mari kita bahas lebih lanjut tentang dalil-dalil yang menjadi landasan kewajiban zakat fitrah.

Tips Berkaitan dengan Aturan Zakat Fitrah

Untuk semakin mengoptimalkan pelaksanaan zakat fitrah, berikut adalah tips yang dapat Anda lakukan:

Tip 1: Hitunglah jumlah jiwa dalam keluarga Anda untuk menentukan besaran zakat fitrah yang wajib dikeluarkan.

Tip 2: Siapkan bahan makanan pokok seperti beras, gandum, atau kurma sesuai dengan jumlah yang ditentukan, yaitu 3,5 liter per jiwa.

Tip 3: Keluarkan zakat fitrah sebelum shalat Idul Fitri, sebaiknya pada malam atau pagi hari sebelum shalat.

Tip 4: Salurkan zakat fitrah langsung kepada fakir miskin atau melalui lembaga amil zakat yang terpercaya.

Tip 5: Niatkan zakat fitrah dengan ikhlas karena Allah SWT dan untuk membersihkan diri dari dosa-dosa.

Tip 6: Jika Anda tidak mampu mengeluarkan zakat fitrah dalam bentuk makanan pokok, Anda dapat menggantinya dengan uang tunai sesuai dengan harga bahan makanan pokok di daerah Anda.

Tip 7: Jangan menunda-nunda mengeluarkan zakat fitrah agar tepat waktu dan bermanfaat bagi mereka yang membutuhkan.

Tip 8: Ajak keluarga dan lingkungan sekitar untuk turut serta menunaikan zakat fitrah.

Dengan mengikuti tips-tips tersebut, Anda dapat menunaikan zakat fitrah dengan benar dan optimal, sehingga memberikan manfaat yang besar bagi diri sendiri dan masyarakat.

Tips-tips ini akan membantu Anda dalam memahami dan melaksanakan aturan zakat fitrah dengan lebih baik. Di bagian selanjutnya, kita akan membahas lebih lanjut tentang hikmah dan manfaat dari menunaikan zakat fitrah.

Kesimpulan

Aturan zakat fitrah merupakan sebuah kewajiban bagi umat Islam yang mampu untuk mengeluarkan sebagian hartanya pada bulan Ramadan. Zakat fitrah memiliki banyak manfaat, baik secara individu maupun sosial. Dengan menunaikan zakat fitrah, seseorang dapat membersihkan diri dari dosa, membantu sesama yang membutuhkan, dan menumbuhkan solidaritas sosial.

Beberapa poin penting dalam aturan zakat fitrah meliputi:
– Waktu pembayaran zakat fitrah adalah sebelum shalat Idul Fitri.
– Besaran zakat fitrah yang wajib dikeluarkan adalah 3,5 liter beras atau makanan pokok lainnya untuk setiap jiwa.
– Zakat fitrah wajib dikeluarkan oleh setiap muslim yang merdeka, baligh, berakal, dan mampu.

Menunaikan zakat fitrah merupakan kewajiban sekaligus kesempatan untuk berbagi kebahagiaan dengan sesama di hari yang fitri. Mari kita tunaikan zakat fitrah dengan ikhlas dan sepenuh hati, agar dapat membawa keberkahan dan manfaat bagi diri sendiri, keluarga, dan masyarakat.



Artikel Terkait

Bagikan:

sisca

Halo, Perkenalkan nama saya Sisca. Saya adalah salah satu penulis profesional yang suka berbagi ilmu. Dengan Artikel, saya bisa berbagi dengan teman - teman. Semoga semua artikel yang telah saya buat bisa bermanfaat. Pastikan Follow www.birdsnbees.co.id ya.. Terimakasih..

Ikuti di Google News

Artikel Pilihan

Artikel Terbaru

Story Terbaru