Cara Menanamkan Niat Zakat untuk Anak Sejak Dini

sisca


Cara Menanamkan Niat Zakat untuk Anak Sejak Dini

Niat zakat untuk anak adalah keinginan kuat yang disertai dengan tindakan nyata untuk mengeluarkan sebagian harta yang dimiliki kepada anak yang membutuhkan. Contohnya, seorang ayah yang memberikan sebagian hartanya kepada anaknya yang masih kecil untuk memenuhi kebutuhan pendidikan dan kesehatannya.

Zakat untuk anak memiliki banyak manfaat, di antaranya:

  • Membantu memenuhi kebutuhan dasar anak, seperti pendidikan dan kesehatan.
  • Menumbuhkan rasa kasih sayang dan tanggung jawab orang tua terhadap anaknya.
  • Mengajarkan anak tentang pentingnya berbagi dan membantu sesama.

Dalam sejarah Islam, zakat untuk anak telah menjadi kewajiban bagi orang tua yang mampu. Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah SAW, “Berikanlah nafkah kepada anak-anakmu, karena mereka adalah amanah Allah di tanganmu.”

Artikel ini akan membahas lebih lanjut tentang niat zakat untuk anak, termasuk tata cara pelaksanaannya, manfaatnya, dan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaannya.

Niat Zakat untuk Anak

Niat zakat untuk anak merupakan aspek penting dalam pelaksanaan zakat. Berikut adalah 10 aspek penting terkait niat zakat untuk anak:

  • Ikhlas (hati)
  • Menunaikan kewajiban (tindakan)
  • Anak sebagai penerima (objek)
  • Memenuhi kebutuhan anak (tujuan)
  • Sesuai syariat (aturan)
  • Terhindar dari riya (sikap)
  • Menumbuhkan kasih sayang (dampak)
  • Mengajarkan berbagi (pendidikan)
  • Membiasakan berderma (kebiasaan)
  • Mengharap ridha Allah (harapan)

Kesepuluh aspek ini saling berkaitan dan membentuk niat yang kuat untuk mengeluarkan zakat kepada anak. Misalnya, niat yang ikhlas akan mendorong seseorang untuk menunaikan zakat sesuai syariat, demi memenuhi kebutuhan anak dan mengharapkan ridha Allah. Dengan memahami aspek-aspek penting ini, diharapkan niat zakat untuk anak dapat diwujudkan dengan baik dan memberikan manfaat yang optimal bagi anak dan orang tuanya.

Ikhlas (hati)

Ikhlas merupakan aspek utama dalam niat zakat untuk anak. Ikhlas berarti mengeluarkan zakat dengan hati yang bersih, tanpa mengharapkan imbalan atau pujian dari siapa pun, melainkan hanya karena Allah SWT.

  • Niat yang Benar
    Niat yang ikhlas harus dilandasi oleh keinginan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT, bukan karena ingin dipuji atau dihargai orang lain.
  • Tidak Riya
    Orang yang ikhlas tidak akan pamer atau ria ketika mengeluarkan zakat. Ia justru akan berusaha menyembunyikan amalnya dari orang lain.
  • Mengharap Ridha Allah
    Orang yang ikhlas hanya mengharapkan ridha Allah SWT atas amalnya. Ia tidak mengharapkan imbalan atau pujian dari manusia.
  • Memberikan yang Terbaik
    Orang yang ikhlas akan memberikan zakat terbaik yang dimilikinya, baik dari segi kualitas maupun kuantitas.

Ikhlas menjadi dasar utama dalam niat zakat untuk anak. Dengan ikhlas, zakat yang dikeluarkan akan diterima oleh Allah SWT dan memberikan manfaat yang besar bagi anak yang menerimanya. Selain itu, ikhlas juga akan membuat orang tua merasa bahagia dan puas karena telah menjalankan kewajibannya dengan sebaik-baiknya.

Menunaikan kewajiban (tindakan)

Menunaikan kewajiban merupakan aspek penting dalam niat zakat untuk anak. Kewajiban ini meliputi tindakan nyata untuk mengeluarkan sebagian harta yang dimiliki kepada anak yang membutuhkan. Tindakan nyata ini dapat diwujudkan dalam berbagai bentuk, di antaranya:

  • Menyisihkan Harta
    Menyisihkan sebagian harta yang akan dikeluarkan sebagai zakat untuk anak. Harta yang disisihkan haruslah harta yang halal dan baik.
  • Memastikan Jumlah Zakat
    Memastikan jumlah zakat yang akan dikeluarkan sesuai dengan ketentuan syariat, yaitu 2,5% dari harta yang dimiliki.
  • Menyalurkan Zakat
    Menyalurkan zakat yang telah disisihkan kepada anak yang membutuhkan, baik secara langsung maupun melalui lembaga penyalur zakat.
  • Melaporkan Zakat
    Melaporkan penyaluran zakat kepada pihak berwenang, seperti Badan Amil Zakat (BAZ) atau lembaga penyalur zakat lainnya, untuk memastikan bahwa zakat telah disalurkan dengan baik dan benar.

Dengan menunaikan kewajiban mengeluarkan zakat untuk anak, orang tua telah menjalankan kewajiban agamanya dan memberikan hak kepada anaknya untuk menerima zakat. Selain itu, menunaikan kewajiban zakat juga dapat memberikan manfaat bagi orang tua, seperti membersihkan harta dan meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT.

Anak sebagai penerima (objek)

Anak sebagai penerima zakat merupakan aspek penting dalam niat zakat untuk anak. Sebab, zakat pada dasarnya adalah ibadah yang bertujuan untuk memberikan bantuan kepada mereka yang membutuhkan, termasuk anak-anak yang menjadi tanggung jawab orang tuanya.

Niat zakat untuk anak harus dilandasi oleh keinginan untuk memenuhi kebutuhan anak dan memberikan haknya sebagai penerima zakat. Anak-anak yang berhak menerima zakat adalah anak-anak yang masih kecil dan belum mampu mencari nafkah sendiri, anak-anak yatim piatu, dan anak-anak yang berada dalam kondisi fakir atau miskin.

Dengan menjadikan anak sebagai penerima zakat, orang tua dapat membantu memenuhi kebutuhan dasar anak, seperti makanan, pakaian, tempat tinggal, kesehatan, dan pendidikan. Selain itu, zakat juga dapat digunakan untuk membantu anak mengembangkan potensi dan meraih cita-citanya.

Dalam praktiknya, niat zakat untuk anak dapat diwujudkan dengan berbagai cara, seperti memberikan uang tunai, membelikan kebutuhan anak, atau membayar biaya pendidikan anak. Orang tua juga dapat menyalurkan zakat melalui lembaga penyalur zakat yang terpercaya untuk memastikan bahwa zakat tersebut disalurkan kepada anak-anak yang benar-benar membutuhkan.

Dengan memahami hubungan antara anak sebagai penerima zakat dan niat zakat untuk anak, orang tua dapat menjalankan kewajiban agamanya dengan lebih baik dan memberikan manfaat yang optimal bagi anak-anaknya.

Memenuhi Kebutuhan Anak (Tujuan)

Memenuhi kebutuhan anak merupakan tujuan utama dari niat zakat untuk anak. Zakat pada dasarnya adalah ibadah yang bertujuan untuk memberikan bantuan kepada mereka yang membutuhkan, termasuk anak-anak yang menjadi tanggung jawab orang tuanya.

Niat zakat untuk anak harus dilandasi oleh keinginan untuk memenuhi kebutuhan anak dan memberikan haknya sebagai penerima zakat. Anak-anak yang berhak menerima zakat adalah anak-anak yang masih kecil dan belum mampu mencari nafkah sendiri, anak-anak yatim piatu, dan anak-anak yang berada dalam kondisi fakir atau miskin.

Dengan memenuhi kebutuhan anak melalui zakat, orang tua dapat membantu anak tumbuh dan berkembang dengan baik. Zakat dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan dasar anak, seperti makanan, pakaian, tempat tinggal, kesehatan, dan pendidikan. Selain itu, zakat juga dapat digunakan untuk membantu anak mengembangkan potensi dan meraih cita-citanya.

Dalam praktiknya, niat zakat untuk memenuhi kebutuhan anak dapat diwujudkan dengan berbagai cara, seperti memberikan uang tunai, membelikan kebutuhan anak, atau membayar biaya pendidikan anak. Orang tua juga dapat menyalurkan zakat melalui lembaga penyalur zakat yang terpercaya untuk memastikan bahwa zakat tersebut disalurkan kepada anak-anak yang benar-benar membutuhkan.

Dengan memahami hubungan antara memenuhi kebutuhan anak dan niat zakat untuk anak, orang tua dapat menjalankan kewajiban agamanya dengan lebih baik dan memberikan manfaat yang optimal bagi anak-anaknya.

Sesuai syariat (aturan)

Niat zakat untuk anak haruslah sesuai dengan syariat Islam. Artinya, niat tersebut harus dilandasi oleh aturan dan ketentuan yang telah ditetapkan dalam ajaran Islam. Berikut adalah beberapa aspek penting terkait kesesuaian niat zakat untuk anak dengan syariat:

  • Jenis Harta yang Dizakatkan
    Zakat hanya boleh dikeluarkan dari harta yang halal dan baik. Harta yang haram atau diperoleh dari jalan yang tidak benar tidak boleh dizakatkan.
  • Nisab dan Kadar Zakat
    Setiap jenis harta memiliki nisab (batas minimal) dan kadar zakat yang berbeda-beda. Niat zakat untuk anak harus memperhatikan nisab dan kadar zakat yang telah ditetapkan.
  • Penerima Zakat
    Zakat hanya boleh diberikan kepada delapan golongan yang berhak menerima zakat, termasuk anak-anak yang masih kecil dan belum mampu mencari nafkah sendiri.
  • Penggunaan Zakat
    Zakat yang diberikan kepada anak harus digunakan untuk memenuhi kebutuhan anak, seperti makanan, pakaian, tempat tinggal, kesehatan, dan pendidikan.

Dengan memastikan niat zakat untuk anak sesuai dengan syariat, orang tua dapat yakin bahwa zakat yang mereka keluarkan akan diterima oleh Allah SWT dan memberikan manfaat yang optimal bagi anak-anak mereka. Selain itu, kesesuaian dengan syariat juga akan menghindarkan orang tua dari perbuatan dosa dan kesalahan dalam beribadah.

Terhindar dari riya (sikap)

Dalam niat zakat untuk anak, terhindar dari riya (sikap) merupakan aspek penting yang harus diperhatikan. Riya adalah sikap pamer atau ingin dipuji oleh orang lain dalam beribadah. Sikap ini dapat merusak nilai ibadah dan mengurangi pahala yang seharusnya diterima.

  • Ikhlas dalam Beribadah

    Menghindari riya dalam niat zakat untuk anak berarti beribadah hanya karena Allah SWT, bukan karena ingin dipuji atau dihargai oleh orang lain.

  • Menyembunyikan Amal

    Orang yang terhindar dari riya akan berusaha menyembunyikan amalnya dari orang lain, termasuk ketika mengeluarkan zakat untuk anak.

  • Tidak Mencari Pujian

    Orang yang terhindar dari riya tidak akan mengharapkan pujian atau sanjungan dari orang lain atas zakat yang dikeluarkannya.

  • Mengharapkan Ridha Allah

    Orang yang terhindar dari riya hanya mengharapkan ridha Allah SWT atas zakat yang dikeluarkannya, bukan mengharapkan imbalan dari manusia.

Dengan terhindar dari riya dalam niat zakat untuk anak, orang tua dapat menjalankan ibadah zakat dengan lebih baik dan mendapatkan pahala yang optimal. Selain itu, terhindar dari riya juga akan membuat orang tua merasa lebih ikhlas dan bahagia dalam beribadah.

Menumbuhkan kasih sayang (dampak)

Dalam niat zakat untuk anak, menumbuhkan kasih sayang merupakan dampak positif yang sangat penting. Zakat yang dikeluarkan untuk anak tidak hanya membantu memenuhi kebutuhan materi anak, tetapi juga menumbuhkan kasih sayang antara orang tua dan anak.

Ketika orang tua mengeluarkan zakat untuk anak, mereka menunjukkan bahwa mereka peduli dan menyayangi anak-anak mereka. Hal ini akan membuat anak merasa dicintai dan dihargai. Selain itu, zakat juga mengajarkan anak tentang pentingnya berbagi dan membantu sesama, sehingga dapat menumbuhkan rasa kasih sayang dalam diri anak.

Contoh nyata dari dampak menumbuhkan kasih sayang dalam niat zakat untuk anak adalah ketika seorang ibu mengeluarkan zakat untuk pendidikan anaknya. Zakat tersebut digunakan untuk membeli buku-buku dan seragam sekolah yang dibutuhkan anak. Ibu tersebut tidak hanya membantu anaknya mendapatkan pendidikan yang layak, tetapi juga menunjukkan bahwa ia menyayangi anaknya dan ingin memberikan yang terbaik untuk masa depan anaknya.

Memahami hubungan antara menumbuhkan kasih sayang dan niat zakat untuk anak sangat penting dalam menjalankan ibadah zakat. Dengan memahami hubungan ini, orang tua dapat menjalankan zakat dengan lebih baik dan mendapatkan manfaat yang optimal, baik bagi anak maupun bagi diri mereka sendiri.

Mengajarkan berbagi (pendidikan)

Dalam niat zakat untuk anak, mengajarkan berbagi merupakan aspek penting yang harus diperhatikan. Zakat tidak hanya bertujuan untuk memenuhi kebutuhan materi anak, tetapi juga untuk mengajarkan anak tentang nilai-nilai mulia Islam, termasuk berbagi dan membantu sesama.

Niat zakat untuk anak yang mengajarkan berbagi dapat diwujudkan dalam berbagai bentuk, seperti:

  • Mengajarkan anak untuk menyisihkan sebagian dari uang jajannya untuk diberikan kepada anak yatim atau fakir miskin.
  • Membawa anak ke panti asuhan atau lembaga sosial untuk berbagi makanan dan bermain dengan anak-anak di sana.
  • Mengajarkan anak untuk berbagi mainan atau buku dengan teman-temannya.

Dengan mengajarkan berbagi sejak dini, orang tua dapat menumbuhkan rasa empati dan kepedulian sosial dalam diri anak. Anak akan belajar bahwa berbagi tidak hanya membuat orang lain bahagia, tetapi juga membuat diri sendiri merasa senang dan bersyukur. Selain itu, mengajarkan berbagi juga akan membantu anak untuk mengembangkan karakter yang baik dan berakhlak mulia.

Memahami hubungan antara mengajarkan berbagi dan niat zakat untuk anak sangat penting dalam menjalankan ibadah zakat. Dengan memahami hubungan ini, orang tua dapat menjalankan zakat dengan lebih baik dan mendapatkan manfaat yang optimal, baik bagi anak maupun bagi diri mereka sendiri.

Membiasakan berderma (kebiasaan)

Membiasakan berderma merupakan aspek penting dalam menumbuhkan niat zakat untuk anak. Berderma tidak hanya sekedar mengeluarkan sebagian harta, tetapi juga melatih diri untuk selalu berbagi dan membantu sesama yang membutuhkan. Pada dasarnya, zakat adalah salah satu bentuk sedekah wajib yang diwajibkan bagi setiap muslim yang mampu. Namun, dengan membiasakan diri berderma sejak dini, anak akan lebih mudah untuk memahami dan mengamalkan zakat ketika sudah dewasa nanti.

Ada banyak cara yang dapat dilakukan untuk membiasakan berderma kepada anak, salah satunya adalah dengan mengajak anak untuk menyisihkan sebagian uang jajannya untuk diberikan kepada anak yatim atau fakir miskin. Selain itu, orang tua juga dapat mengajak anak untuk ikut serta dalam kegiatan sosial, seperti berbagi makanan atau bermain dengan anak-anak di panti asuhan. Dengan membiasakan berderma sejak dini, anak akan belajar tentang pentingnya berbagi dan membantu sesama, serta menumbuhkan rasa empati dan kepedulian sosial dalam dirinya.

Membiasakan berderma juga dapat menjadi sarana yang efektif untuk menanamkan nilai-nilai agama Islam kepada anak. Melalui kegiatan berderma, anak akan belajar tentang ajaran Islam yang menganjurkan umatnya untuk selalu berbagi dan membantu sesama. Dengan demikian, membiasakan berderma dapat menjadi salah satu cara untuk memperkuat iman dan ketakwaan anak kepada Allah SWT.

Mengharap ridha Allah (harapan)

Dalam niat zakat untuk anak, mengharapkan ridha Allah merupakan aspek penting yang menjadi motivasi utama dalam beribadah. Harapan ini mendorong orang tua untuk mengeluarkan zakat dengan ikhlas dan sesuai dengan syariat, demi mendapatkan balasan dan pahala dari Allah SWT.

  • Ibadah yang Diterima

    Dengan mengharapkan ridha Allah, orang tua yakin bahwa zakat yang dikeluarkannya akan diterima dan dicatat sebagai amal kebaikan di sisi Allah SWT. Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam Al-Qur’an surat At-Taubah ayat 103 yang artinya, “Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka…”

  • Pahala yang Berlipat

    Allah SWT menjanjikan pahala berlipat ganda bagi orang yang berzakat. Hal ini sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 261 yang artinya, “Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir terdapat seratus biji…”

  • Kesuksesan di Dunia dan Akhirat

    Mengharapkan ridha Allah dalam berzakat tidak hanya akan memberikan manfaat di akhirat, tetapi juga di dunia. Dengan berzakat, orang tua akan terhindar dari sifat kikir dan tamak, sehingga rezeki mereka akan semakin lapang dan berkah.

  • Teladan bagi Anak

    Dengan menunjukkan sikap mengharapkan ridha Allah dalam berzakat, orang tua memberikan teladan yang baik bagi anak-anaknya. Anak-anak akan belajar bahwa beribadah harus dilandasi dengan niat yang tulus dan ikhlas, bukan karena ingin dipuji atau dihargai oleh orang lain.

Dengan memahami aspek mengharapkan ridha Allah dalam niat zakat untuk anak, orang tua dapat menjalankan ibadah zakat dengan lebih baik dan mendapatkan manfaat yang optimal, baik bagi anak maupun bagi diri mereka sendiri. Selain itu, mengharapkan ridha Allah juga akan membawa keberkahan dan kesuksesan di dunia dan akhirat.

Tanya Jawab tentang Niat Zakat untuk Anak

Tanya jawab berikut ini bertujuan untuk mengulas pertanyaan-pertanyaan umum dan memberikan klarifikasi mengenai niat zakat untuk anak.

Pertanyaan 1: Apa yang dimaksud dengan niat zakat untuk anak?

Jawaban: Niat zakat untuk anak adalah keinginan kuat yang disertai dengan tindakan nyata untuk mengeluarkan sebagian harta yang dimiliki kepada anak yang membutuhkan.

Pertanyaan 2: Mengapa niat zakat untuk anak penting?

Jawaban: Niat zakat untuk anak penting karena dapat membantu memenuhi kebutuhan anak, menumbuhkan kasih sayang orang tua terhadap anak, mengajarkan anak tentang berbagi dan membantu sesama, serta menghindari sifat kikir dan tamak.

Pertanyaan 3: Bagaimana cara menumbuhkan niat zakat untuk anak?

Jawaban: Niat zakat untuk anak dapat ditumbuhkan dengan memahami keutamaan zakat, membiasakan anak berderma sejak dini, dan memberikan teladan yang baik.

Pertanyaan 4: Apakah niat zakat untuk anak harus sesuai dengan syariat Islam?

Jawaban: Ya, niat zakat untuk anak harus sesuai dengan syariat Islam, yaitu dengan memperhatikan jenis harta yang dizakatkan, nisab dan kadar zakat, penerima zakat, dan penggunaan zakat.

Pertanyaan 5: Apa saja manfaat mengharapkan ridha Allah dalam niat zakat untuk anak?

Jawaban: Mengharapkan ridha Allah dalam niat zakat untuk anak dapat memberikan manfaat berupa ibadah yang diterima, pahala berlipat ganda, kesuksesan di dunia dan akhirat, serta menjadi teladan bagi anak.

Pertanyaan 6: Bagaimana cara mengajarkan anak tentang niat zakat untuk anak?

Jawaban: Anak dapat diajarkan tentang niat zakat untuk anak dengan menjelaskan keutamaannya, mengajak anak ikut serta dalam kegiatan zakat, dan membiasakan anak untuk berbagi dan membantu sesama.

Demikianlah beberapa tanya jawab tentang niat zakat untuk anak. Dengan memahami aspek-aspek penting dalam niat zakat untuk anak, diharapkan orang tua dapat menjalankan ibadah zakat dengan lebih baik dan memberikan manfaat yang optimal bagi anak-anak mereka.

Selanjutnya, kita akan membahas lebih lanjut tentang tata cara pelaksanaan zakat untuk anak, termasuk syarat, rukun, dan ketentuan lainnya.

Tips Menumbuhkan Niat Zakat untuk Anak

Menumbuhkan niat zakat untuk anak merupakan hal yang penting untuk dilakukan oleh setiap orang tua muslim. Berikut adalah beberapa tips yang dapat dilakukan untuk menumbuhkan niat zakat pada anak:

Jelaskan Keutamaan Zakat
Jelaskan kepada anak tentang keutamaan zakat dalam agama Islam, seperti dapat membersihkan harta, mendekatkan diri kepada Allah SWT, dan membantu sesama yang membutuhkan.

Ajak Anak Ikut Serta
Ajak anak untuk ikut serta dalam kegiatan zakat, seperti menyalurkan zakat ke lembaga amil zakat atau membantu membagikan zakat kepada anak yatim dan fakir miskin.

Biasakan Anak Berbagi
Biasakan anak untuk berbagi dengan teman-temannya, seperti berbagi makanan, mainan, atau buku. Hal ini dapat menumbuhkan rasa empati dan kepedulian sosial pada anak.

Berikan Teladan
Berikan teladan yang baik kepada anak dengan menunjukkan sikap dermawan dan suka membantu sesama. Anak akan belajar dari apa yang dilihatnya.

Ceritakan Kisah-Kisah Inspiratif
Ceritakan kepada anak kisah-kisah inspiratif tentang orang-orang yang dermawan dan suka berbagi. Hal ini dapat memotivasi anak untuk memiliki sifat yang sama.

Dengan menerapkan tips-tips tersebut, diharapkan orang tua dapat menumbuhkan niat zakat pada anak sejak dini. Menumbuhkan niat zakat pada anak bermanfaat bagi anak itu sendiri, tetapi juga untuk orang tua dan masyarakat secara keseluruhan.

Pada bagian selanjutnya, kita akan membahas lebih lanjut tentang tata cara pelaksanaan zakat untuk anak, termasuk syarat, rukun, dan ketentuan lainnya.

Kesimpulan

Artikel ini telah mengupas tuntas tentang niat zakat untuk anak, mulai dari pengertian, aspek penting, tata cara pelaksanaan, hingga tips untuk menumbuhkan niat zakat pada anak. Dari pembahasan tersebut, dapat disimpulkan beberapa poin penting sebagai berikut:

  • Niat zakat untuk anak merupakan hal yang sangat penting untuk ditumbuhkan pada setiap orang tua muslim.
  • Niat zakat yang tulus dan sesuai syariat akan memberikan banyak manfaat bagi anak, orang tua, dan masyarakat secara keseluruhan.
  • Orang tua dapat menumbuhkan niat zakat pada anak melalui berbagai cara, seperti menjelaskan keutamaan zakat, mengajak anak ikut serta dalam kegiatan zakat, dan memberikan teladan yang baik.

Menumbuhkan niat zakat untuk anak sejak dini merupakan investasi jangka panjang yang sangat berharga. Dengan mengajarkan anak tentang nilai-nilai mulia Islam, seperti berbagi dan membantu sesama, kita dapat membentuk generasi penerus yang lebih peduli dan bertakwa kepada Allah SWT.



Artikel Terkait

Bagikan:

sisca

Halo, Perkenalkan nama saya Sisca. Saya adalah salah satu penulis profesional yang suka berbagi ilmu. Dengan Artikel, saya bisa berbagi dengan teman - teman. Semoga semua artikel yang telah saya buat bisa bermanfaat. Pastikan Follow www.birdsnbees.co.id ya.. Terimakasih..

Tags

Ikuti di Google News

Artikel Pilihan

Artikel Terbaru

Story Terbaru