Zakat pertanian adalah zakat yang dikeluarkan dari hasil pertanian. Besaran zakat pertanian adalah 5% atau 10%, tergantung dari jenis tanaman dan cara pengairannya. Misalnya, jika seorang petani memanen padi sebanyak 1 ton, maka zakat yang harus dikeluarkan adalah 50 kg padi.
Zakat pertanian memiliki banyak manfaat, di antaranya adalah untuk membersihkan harta, menumbuhkan rasa syukur, dan membantu fakir miskin. Selain itu, zakat pertanian juga dapat meningkatkan produktivitas pertanian karena petani akan lebih termotivasi untuk mengelola lahannya dengan baik.
Zakat pertanian telah menjadi bagian dari tradisi masyarakat Islam sejak zaman Nabi Muhammad SAW. Pada masa itu, zakat pertanian digunakan untuk membantu fakir miskin dan membiayai kegiatan dakwah Islam.
Zakat Pertanian Berapa Persen
Zakat pertanian merupakan kewajiban bagi umat Islam yang memiliki hasil pertanian di atas nisab tertentu. Persentase zakat pertanian yang harus dikeluarkan berbeda-beda, tergantung pada jenis tanaman dan cara pengairannya. Berikut 10 aspek penting yang perlu dipahami terkait zakat pertanian:
- Jenis tanaman
- Cara pengairan
- Nisab
- Waktu mengeluarkan zakat
- Cara menghitung zakat
- Golongan penerima zakat
- Hikmah zakat pertanian
- Konsekuensi tidak mengeluarkan zakat
- Peran pemerintah dalam pengelolaan zakat
- Dampak zakat pertanian terhadap perekonomian
Memahami aspek-aspek ini sangat penting untuk memastikan zakat pertanian yang dikeluarkan sesuai dengan syariat Islam. Zakat pertanian tidak hanya bermanfaat bagi penerima zakat, tetapi juga bagi perekonomian secara keseluruhan. Dengan menyalurkan zakat pertanian kepada yang berhak, kesenjangan sosial dapat berkurang dan kesejahteraan masyarakat dapat meningkat.
Jenis Tanaman
Jenis tanaman merupakan salah satu faktor yang menentukan besarnya zakat pertanian. Hal ini dikarenakan jenis tanaman yang berbeda memiliki nilai jual yang berbeda-beda. Adapun jenis tanaman yang dikenakan zakat pertanian meliputi:
-
Tanaman Pokok
Tanaman pokok adalah tanaman yang menjadi sumber makanan utama, seperti padi, jagung, dan gandum. Zakat tanaman pokok sebesar 5% jika diairi dengan air hujan atau sungai, dan 10% jika diairi dengan air sumur atau mesin.
-
Tanaman Buah-buahan
Tanaman buah-buahan adalah tanaman yang menghasilkan buah-buahan, seperti mangga, jeruk, dan apel. Zakat tanaman buah-buahan sebesar 10%, baik yang diairi dengan air hujan maupun air sumur.
-
Tanaman Sayuran
Tanaman sayuran adalah tanaman yang menghasilkan sayuran, seperti kangkung, bayam, dan wortel. Zakat tanaman sayuran sebesar 5%, baik yang diairi dengan air hujan maupun air sumur.
-
Tanaman Hias
Tanaman hias adalah tanaman yang ditanam untuk memperindah lingkungan, seperti bunga mawar, melati, dan anggrek. Tanaman hias tidak dikenakan zakat.
Dengan memahami jenis tanaman yang dikenakan zakat dan besarnya zakat yang harus dikeluarkan, petani dapat menghitung dan mengeluarkan zakat pertanian dengan benar. Zakat pertanian yang dikeluarkan dengan benar akan memberikan manfaat bagi petani, masyarakat, dan perekonomian secara keseluruhan.
Cara Pengairan
Cara pengairan merupakan faktor penting yang menentukan besarnya zakat pertanian. Hal ini karena biaya pengairan yang dikeluarkan petani akan mempengaruhi keuntungan yang diperoleh dari hasil panen. Semakin tinggi biaya pengairan, maka semakin rendah keuntungan yang diperoleh petani. Dengan demikian, cara pengairan akan berpengaruh pada nisab zakat pertanian yang harus dikeluarkan.
Jika petani menggunakan air hujan atau sungai untuk mengairi lahan pertaniannya, maka nisab zakat pertanian adalah 5%. Hal ini karena biaya pengairan yang dikeluarkan relatif rendah. Sementara itu, jika petani menggunakan air sumur atau mesin untuk mengairi lahan pertaniannya, maka nisab zakat pertanian adalah 10%. Hal ini karena biaya pengairan yang dikeluarkan relatif tinggi.
Contohnya, jika seorang petani memanen padi sebanyak 1 ton dari lahan yang diairi dengan air hujan, maka nisab zakat pertaniannya adalah 500 kg padi. Sementara itu, jika seorang petani memanen padi sebanyak 1 ton dari lahan yang diairi dengan air sumur, maka nisab zakat pertaniannya adalah 1.000 kg padi.
Dengan memahami hubungan antara cara pengairan dan zakat pertanian, petani dapat menghitung dan mengeluarkan zakat pertanian dengan benar. Zakat pertanian yang dikeluarkan dengan benar akan memberikan manfaat bagi petani, masyarakat, dan perekonomian secara keseluruhan.
Nisab
Nisab adalah batas minimal harta yang wajib dizakati. Dalam zakat pertanian, nisab berbeda-beda tergantung pada jenis tanaman dan cara pengairannya. Berikut beberapa aspek penting terkait nisab dalam zakat pertanian:
-
Jenis Tanaman
Jenis tanaman mempengaruhi nisab zakat pertanian. Untuk tanaman pokok, nisabnya adalah 500 kg gabah atau beras. Sementara itu, untuk tanaman buah-buahan dan sayuran, nisabnya adalah 500 kg buah atau sayuran.
-
Cara Pengairan
Cara pengairan juga mempengaruhi nisab zakat pertanian. Jika lahan pertanian diairi dengan air hujan atau sungai, nisabnya adalah 500 kg gabah atau beras. Sementara itu, jika lahan pertanian diairi dengan air sumur atau mesin, nisabnya adalah 1.000 kg gabah atau beras.
-
Nilai Jual
Nilai jual hasil panen juga mempengaruhi nisab zakat pertanian. Jika nilai jual hasil panen mencapai atau melebihi nisab, maka wajib dizakati. Namun, jika nilai jual hasil panen belum mencapai nisab, maka tidak wajib dizakati.
-
Waktu Mencapai Nisab
Waktu mencapai nisab juga perlu diperhatikan. Jika hasil panen mencapai nisab pada saat panen, maka zakat harus dikeluarkan saat itu juga. Namun, jika hasil panen belum mencapai nisab pada saat panen, maka zakat boleh ditunda hingga hasil panen mencapai nisab.
Memahami nisab dalam zakat pertanian sangat penting untuk memastikan bahwa zakat yang dikeluarkan sesuai dengan syariat Islam. Zakat pertanian yang dikeluarkan dengan benar akan memberikan manfaat bagi petani, masyarakat, dan perekonomian secara keseluruhan.
Waktu Mengeluarkan Zakat
Waktu mengeluarkan zakat merupakan salah satu aspek penting dalam zakat pertanian. Hal ini karena waktu mengeluarkan zakat akan mempengaruhi besarnya zakat yang harus dikeluarkan dan manfaat yang diperoleh dari zakat tersebut. Berikut beberapa aspek penting terkait waktu mengeluarkan zakat pada zakat pertanian:
-
Saat Panen
Waktu yang paling utama untuk mengeluarkan zakat pertanian adalah saat panen. Hal ini karena pada saat panen, hasil pertanian sudah jelas dan dapat diukur dengan pasti. Selain itu, mengeluarkan zakat saat panen juga dapat memberikan manfaat yang lebih besar bagi petani, karena petani dapat segera menggunakan dana zakat untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
-
Setelah Panen
Jika petani belum dapat mengeluarkan zakat saat panen, maka zakat dapat dikeluarkan setelah panen. Namun, zakat harus dikeluarkan sebelum hasil pertanian dijual atau diolah. Hal ini karena jika hasil pertanian sudah dijual atau diolah, maka zakat yang dikeluarkan akan lebih kecil karena sudah berkurang nilainya.
-
Sebelum Hasil Panen Dijual
Jika petani ingin menjual hasil pertaniannya terlebih dahulu, maka zakat harus dikeluarkan sebelum hasil pertanian tersebut dijual. Hal ini karena jika zakat dikeluarkan setelah hasil pertanian dijual, maka petani akan dikenakan zakat atas keuntungan yang diperoleh dari penjualan hasil pertanian tersebut.
-
Waktu Tertentu
Dalam beberapa kondisi tertentu, petani dapat mengeluarkan zakat pertanian pada waktu selain saat panen atau setelah panen. Misalnya, jika petani mengalami gagal panen atau jika petani ingin mengeluarkan zakat dalam jumlah besar untuk suatu tujuan tertentu.
Dengan memahami waktu mengeluarkan zakat pada zakat pertanian, petani dapat mengeluarkan zakat dengan benar dan tepat waktu. Zakat pertanian yang dikeluarkan dengan benar dan tepat waktu akan memberikan manfaat yang lebih besar bagi petani, masyarakat, dan perekonomian secara keseluruhan.
Cara Menghitung Zakat
Cara menghitung zakat merupakan aspek penting dalam zakat pertanian, karena akan menentukan besarnya zakat yang harus dikeluarkan. Berikut adalah penjelasan mengenai cara menghitung zakat pertanian:
1. Tentukan jenis tanaman dan cara pengairan yang digunakan. Hal ini akan menentukan nisab dan besarnya zakat yang harus dikeluarkan.
2. Hitung hasil panen yang diperoleh. Hasil panen dapat dihitung dalam satuan kilogram, ton, atau kwintal.
3. Jika hasil panen telah mencapai nisab, maka wajib dikeluarkan zakat. Besarnya zakat yang dikeluarkan adalah sebagai berikut:
- Tanaman pokok yang diairi dengan air hujan atau sungai: 5%
- Tanaman pokok yang diairi dengan air sumur atau mesin: 10%
- Tanaman buah-buahan dan sayuran: 10%
4. Misalnya, seorang petani memanen padi sebanyak 1 ton dari lahan yang diairi dengan air hujan. Nisab zakat pertanian untuk tanaman pokok yang diairi dengan air hujan adalah 500 kg. Karena hasil panen telah mencapai nisab, maka petani wajib mengeluarkan zakat sebesar 5% x 1 ton = 50 kg padi.
Memahami cara menghitung zakat pertanian sangat penting untuk memastikan bahwa zakat yang dikeluarkan sesuai dengan syariat Islam. Zakat pertanian yang dikeluarkan dengan benar akan memberikan manfaat bagi petani, masyarakat, dan perekonomian secara keseluruhan.
Golongan Penerima Zakat
Dalam zakat pertanian, golongan penerima zakat memiliki peran penting dalam menentukan besarnya zakat yang harus dikeluarkan. Sebab, salah satu syarat wajib zakat pertanian adalah adanya golongan penerima zakat yang berhak.
Golongan penerima zakat dalam zakat pertanian terdiri dari:
- Fakir, yaitu orang yang tidak memiliki harta atau penghasilan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan dasar hidupnya.
- Miskin, yaitu orang yang memiliki harta atau penghasilan, namun tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan dasar hidupnya.
- Amil, yaitu orang yang bertugas mengumpulkan dan membagikan zakat.
- Mualaf, yaitu orang yang baru masuk Islam dan membutuhkan bantuan.
- Riqab, yaitu budak yang ingin memerdekakan dirinya.
- Gharim, yaitu orang yang berutang dan tidak mampu membayar utangnya.
- Fisabilillah, yaitu orang yang berjuang di jalan Allah, seperti berdakwah atau berjihad.
- Ibnu sabil, yaitu orang yang sedang dalam perjalanan dan kehabisan bekal.
Dengan memahami golongan penerima zakat ini, petani dapat menghitung zakat pertanian yang harus dikeluarkan dengan benar. Sebab, besarnya zakat yang dikeluarkan akan mempengaruhi keberkahan hasil pertanian dan manfaat yang diterima oleh masyarakat.
Hikmah Zakat Pertanian
Hikmah zakat pertanian merupakan nilai-nilai luhur dan manfaat yang terkandung dalam kewajiban mengeluarkan zakat dari hasil pertanian. Hikmah ini memiliki keterkaitan yang erat dengan besarnya zakat pertanian yang harus dikeluarkan, yaitu 5% atau 10%, tergantung pada jenis tanaman dan cara pengairannya.
Hikmah zakat pertanian, antara lain:
-
Membersihkan harta
Zakat pertanian berfungsi untuk membersihkan harta petani dari hak orang lain, sehingga harta yang dimiliki menjadi berkah dan membawa manfaat. -
Menumbuhkan rasa syukur
Dengan mengeluarkan zakat, petani akan terdorong untuk bersyukur atas hasil panen yang diperoleh, sehingga terhindar dari sikap kikir dan tamak. -
Membantu fakir miskin
Zakat pertanian dapat membantu meringankan beban hidup fakir miskin di sekitar wilayah pertanian. Hal ini sesuai dengan tujuan utama zakat, yaitu untuk membantu kesejahteraan masyarakat. -
Meningkatkan produktivitas pertanian
Hikmah zakat pertanian juga dapat dirasakan dalam jangka panjang, yaitu meningkatkan produktivitas pertanian. Sebab, petani yang rajin mengeluarkan zakat akan mendapatkan keberkahan dalam usahanya, sehingga hasil panennya akan lebih melimpah.
Dengan memahami hikmah zakat pertanian, petani akan lebih termotivasi untuk mengeluarkan zakat sesuai dengan ketentuan syariat. Selain memperoleh manfaat spiritual, zakat pertanian juga akan membawa manfaat sosial dan ekonomi bagi masyarakat dan lingkungan sekitar.
Konsekuensi Tidak Mengeluarkan Zakat
Konsekuensi tidak mengeluarkan zakat merupakan aspek penting dalam pembahasan zakat pertanian berapa persen. Hal ini karena zakat pertanian wajib dikeluarkan jika telah mencapai nisab tertentu. Berikut beberapa konsekuensi yang dapat timbul jika petani tidak mengeluarkan zakat pertanian:
-
Dosa Besar
Tidak mengeluarkan zakat merupakan dosa besar dalam agama Islam. Hal ini karena zakat merupakan salah satu rukun Islam yang wajib dipenuhi oleh setiap muslim yang mampu.
-
Harta Tidak Berkah
Harta yang tidak dikeluarkan zakatnya tidak akan berkah. Artinya, harta tersebut tidak akan membawa manfaat dan kebahagiaan bagi pemiliknya.
-
Dihisab di Akhirat
Petani yang tidak mengeluarkan zakat akan dihisab di akhirat kelak. Mereka akan ditanya tentang harta yang tidak dizakatinya dan akan dimintai pertanggungjawaban.
-
Dikenakan Denda
Dalam beberapa negara Islam, petani yang tidak mengeluarkan zakat dapat dikenakan denda. Hal ini dilakukan untuk mendorong petani agar memenuhi kewajiban zakatnya.
Dengan memahami konsekuensi tidak mengeluarkan zakat, petani diharapkan dapat lebih termotivasi untuk mengeluarkan zakat pertanian sesuai dengan ketentuan syariat Islam. Selain terhindar dari dosa besar, mengeluarkan zakat juga akan membawa keberkahan dan manfaat bagi petani dan masyarakat sekitar.
Peran Pemerintah dalam Pengelolaan Zakat
Peran pemerintah dalam pengelolaan zakat sangat penting dalam memastikan bahwa zakat pertanian dapat dikelola dan didistribusikan secara efektif dan efisien. Pengelolaan zakat yang baik akan berdampak langsung pada besarnya zakat pertanian yang diterima oleh mustahik (penerima zakat), sehingga berpengaruh pada pencapaian tujuan zakat pertanian untuk mensejahterakan masyarakat.
Pemerintah dapat berperan dalam pengelolaan zakat pertanian melalui berbagai cara, seperti:
- Menetapkan regulasi dan kebijakan yang jelas tentang zakat pertanian, termasuk penetapan nisab dan kadar zakat.
- Membentuk lembaga pengelola zakat yang profesional dan akuntabel untuk mengumpulkan, mengelola, dan mendistribusikan zakat pertanian.
- Memberikan insentif dan dukungan kepada petani untuk memudahkan mereka dalam mengeluarkan zakat pertanian.
- Melakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya zakat pertanian dan pengelolaannya.
Dengan adanya peran pemerintah dalam pengelolaan zakat, diharapkan pengelolaan zakat pertanian dapat lebih tertib, transparan, dan akuntabel. Hal ini akan meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap pengelolaan zakat, sehingga pada akhirnya akan meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam mengeluarkan zakat pertanian. Dengan demikian, kesejahteraan petani dan masyarakat sekitar dapat meningkat melalui penyaluran zakat pertanian yang tepat sasaran.
Dampak zakat pertanian terhadap perekonomian
Zakat pertanian merupakan salah satu bentuk zakat yang memiliki dampak signifikan terhadap perekonomian. Besarnya zakat pertanian yang dikeluarkan oleh petani, yakni 5% atau 10% tergantung pada jenis tanaman dan cara pengairannya, berpengaruh terhadap dampak yang ditimbulkan bagi perekonomian masyarakat.
-
Meningkatkan kesejahteraan petani
Zakat pertanian yang disalurkan kepada petani dapat membantu meningkatkan kesejahteraan mereka. Dana zakat dapat digunakan untuk membeli sarana produksi pertanian, seperti pupuk dan bibit, sehingga produktivitas pertanian meningkat dan pendapatan petani bertambah.
-
Mengurangi kesenjangan ekonomi
Zakat pertanian berperan dalam mengurangi kesenjangan ekonomi antara petani dan masyarakat lainnya. Dana zakat yang disalurkan kepada masyarakat miskin dan kurang mampu dapat membantu memenuhi kebutuhan dasar mereka, sehingga kesenjangan ekonomi dapat dipersempit.
-
Memacu pertumbuhan ekonomi
Zakat pertanian dapat memacu pertumbuhan ekonomi melalui peningkatan investasi di sektor pertanian. Dana zakat yang digunakan untuk membangun infrastruktur pertanian, seperti irigasi dan jalan, akan mendorong peningkatan produksi pertanian dan kesejahteraan petani.
-
Meningkatkan ketahanan pangan
Zakat pertanian juga berkontribusi pada peningkatan ketahanan pangan. Dana zakat yang disalurkan kepada petani dapat digunakan untuk membeli bibit unggul dan mengembangkan teknologi pertanian, sehingga produktivitas pertanian meningkat dan ketahanan pangan masyarakat terjamin.
Dengan demikian, zakat pertanian memiliki dampak positif yang signifikan terhadap perekonomian, baik bagi petani, masyarakat, maupun negara secara keseluruhan. Pengelolaan zakat pertanian yang baik dan tepat sasaran akan semakin memaksimalkan dampak positif tersebut.
Pertanyaan Umum tentang Zakat Pertanian
Berikut ini adalah beberapa pertanyaan umum yang sering diajukan terkait dengan zakat pertanian, beserta jawabannya.
Pertanyaan 1: Berapa besar zakat pertanian yang harus dikeluarkan?
Jawaban: Besar zakat pertanian adalah 5% jika diairi dengan air hujan atau sungai, dan 10% jika diairi dengan air sumur atau mesin.
Pertanyaan 2: Apa saja jenis tanaman yang dikenakan zakat pertanian?
Jawaban: Jenis tanaman yang dikenakan zakat pertanian meliputi tanaman pokok (padi, jagung, gandum), tanaman buah-buahan, tanaman sayuran, dan tanaman hias.
Pertanyaan 3: Bagaimana cara menghitung nisab zakat pertanian?
Jawaban: Nisab zakat pertanian untuk tanaman pokok adalah 500 kg gabah atau beras, sedangkan untuk tanaman buah-buahan dan sayuran adalah 500 kg buah atau sayuran.
Pertanyaan 4: Kapan waktu yang tepat untuk mengeluarkan zakat pertanian?
Jawaban: Waktu yang paling utama untuk mengeluarkan zakat pertanian adalah saat panen. Namun, zakat juga dapat dikeluarkan setelah panen, sebelum hasil pertanian dijual atau diolah.
Pertanyaan 5: Siapa saja yang berhak menerima zakat pertanian?
Jawaban: Golongan yang berhak menerima zakat pertanian meliputi fakir, miskin, amil, mualaf, riqab, gharim, fisabilillah, dan ibnu sabil.
Pertanyaan 6: Apa saja dampak zakat pertanian bagi perekonomian?
Jawaban: Zakat pertanian dapat meningkatkan kesejahteraan petani, mengurangi kesenjangan ekonomi, memacu pertumbuhan ekonomi, dan meningkatkan ketahanan pangan.
Demikianlah beberapa pertanyaan umum yang sering diajukan terkait dengan zakat pertanian. Dengan memahami hal-hal tersebut, diharapkan masyarakat dapat lebih memahami kewajiban zakat pertanian dan dampak positifnya bagi perekonomian.
Selanjutnya, akan dibahas tentang pengelolaan zakat pertanian dan peran pemerintah dalam pengelolaannya.
Tips Mengelola Zakat Pertanian Secara Efektif
Pengelolaan zakat pertanian yang efektif sangat penting untuk memastikan bahwa zakat pertanian dapat disalurkan secara tepat sasaran dan memberikan manfaat yang maksimal bagi masyarakat.
Tip 1: Tentukan Nisab dan Kadar Zakat dengan Benar
Nisab dan kadar zakat pertanian harus ditetapkan dengan benar sesuai dengan syariat Islam. Hal ini untuk memastikan bahwa zakat yang dikeluarkan sesuai dengan kewajiban.
Tip 2: Bentuk Lembaga Pengelola Zakat yang Profesional
Lembaga pengelola zakat harus dibentuk oleh orang-orang yang profesional dan memiliki kredibilitas yang baik. Hal ini untuk menjamin transparansi dan akuntabilitas pengelolaan zakat.
Tip 3: Sosialisasikan dan Edukasi Masyarakat
Sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat tentang zakat pertanian sangat penting untuk meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam mengeluarkan zakat.
Tip 4: Siapkan Infrastruktur Pengumpulan Zakat
Infrastruktur pengumpulan zakat yang memadai, seperti kotak amal dan sistem pembayaran online, akan memudahkan masyarakat untuk mengeluarkan zakat.
Tip 5: Salurkan Zakat Tepat Sasaran
Zakat pertanian harus disalurkan kepada mustahik yang berhak, seperti petani miskin dan masyarakat yang membutuhkan.
Tip 6: Evaluasi dan Audit Pengelolaan Zakat Secara Berkala
Evaluasi dan audit secara berkala akan memastikan bahwa pengelolaan zakat pertanian berjalan sesuai dengan prinsip-prinsip syariah dan memberikan manfaat yang optimal.
Dengan mengikuti tips-tips di atas, pengelolaan zakat pertanian dapat dilakukan secara efektif dan memberikan dampak positif yang signifikan bagi masyarakat.
Tips-tips ini akan dibahas lebih lanjut pada bagian selanjutnya, yaitu “Peran Pemerintah dalam Pengelolaan Zakat Pertanian”.
Kesimpulan
Artikel ini telah membahas secara komprehensif tentang “zakat pertanian berapa persen”. Beberapa poin utama yang dapat disimpulkan adalah:
- Besar zakat pertanian berbeda-beda, tergantung pada jenis tanaman dan cara pengairannya. Untuk tanaman pokok yang diairi dengan air hujan atau sungai, zakatnya sebesar 5%, sedangkan jika diairi dengan air sumur atau mesin, zakatnya sebesar 10%.
- Zakat pertanian memiliki hikmah yang besar, antara lain membersihkan harta, menumbuhkan rasa syukur, membantu fakir miskin, dan meningkatkan produktivitas pertanian.
- Pengelolaan zakat pertanian yang baik sangat penting untuk memastikan bahwa zakat dapat disalurkan secara tepat sasaran dan memberikan dampak positif bagi masyarakat. Peran pemerintah sangat penting dalam hal ini, mulai dari penetapan regulasi hingga fasilitasi penyaluran zakat.
Zakat pertanian merupakan kewajiban bagi umat Islam yang memiliki hasil pertanian di atas nisab tertentu. Dengan memahami ketentuan dan hikmah zakat pertanian, serta pentingnya pengelolaan yang baik, diharapkan petani dapat menjalankan kewajiban zakatnya dengan benar. Zakat pertanian dapat menjadi salah satu pilar kesejahteraan masyarakat, khususnya bagi petani dan masyarakat miskin di pedesaan.
![](https://i.ytimg.com/vi/zo-CSRNZE-c/sddefault.jpg)