Zakat fitrah adalah kewajiban mengeluarkan sebagian harta untuk diberikan kepada fakir miskin pada bulan Ramadan. Zakat fitrah diwajibkan bagi setiap muslim yang mampu, baik laki-laki maupun perempuan, yang telah balig dan berakal sehat. Ukuran zakat fitrah adalah satu sha’ makanan pokok, seperti beras, gandum, atau kurma.
Zakat fitrah memiliki banyak manfaat, di antaranya adalah untuk membersihkan harta, menambah pahala, dan membantu fakir miskin. Dalam sejarah Islam, zakat fitrah telah diwajibkan sejak zaman Nabi Muhammad SAW. Pada masa Abu Bakar, kewajiban zakat fitrah diperluas dengan mewajibkan umat Islam untuk membayar zakat fitrah dengan makanan pokok yang dikonsumsi sehari-hari.
Pada artikel ini, kita akan membahas lebih lanjut tentang ketentuan zakat fitrah, mulai dari syarat-syaratnya, waktu pembayarannya, hingga cara menghitungnya. Kita juga akan membahas beberapa pandangan ulama mengenai zakat fitrah dan relevansinya di zaman modern.
Ketentuan Zakat Fitrah
Ketentuan zakat fitrah merupakan aspek penting dalam ibadah puasa Ramadan. Ketentuan ini meliputi berbagai hal, mulai dari syarat wajibnya, waktu pembayarannya, hingga kadar dan jenis makanan pokok yang wajib dikeluarkan sebagai zakat fitrah.
- Wajib
- Setiap muslim
- Balig dan berakal
- Cukup nisab
- Satu sha’
- Makanan pokok
- Waktu pembayaran
- Sebelum shalat Idul Fitri
- Fakir miskin
- Manfaat
Ketentuan-ketentuan ini bertujuan untuk memastikan bahwa zakat fitrah dapat ditunaikan dengan benar dan optimal. Dengan memahami dan menjalankan ketentuan-ketentuan tersebut, umat Islam dapat menunaikan ibadah zakat fitrah secara sempurna, sehingga dapat memperoleh manfaat dan pahala yang besar.
Wajib
Wajib merupakan salah satu ketentuan utama dalam zakat fitrah. Ketentuan ini mewajibkan setiap muslim yang memenuhi syarat untuk mengeluarkan zakat fitrah pada bulan Ramadan. Berikut adalah beberapa aspek penting terkait dengan kewajiban zakat fitrah:
-
Setiap Muslim
Zakat fitrah wajib dikeluarkan oleh setiap muslim, baik laki-laki maupun perempuan, yang telah balig dan berakal sehat. -
Cukup Nisab
Wajib zakat fitrah berlaku bagi muslim yang memiliki harta atau kekayaan yang mencapai nisab, yaitu setara dengan harga 3,5 liter makanan pokok yang dikonsumsi sehari-hari di daerahnya. -
Satu Sha’
Kadar zakat fitrah yang wajib dikeluarkan adalah satu sha’ makanan pokok. Ukuran sha’ ini berbeda-beda di setiap daerah, namun umumnya berkisar antara 2,5 hingga 3 kilogram. -
Waktu Pembayaran
Zakat fitrah wajib dibayarkan sebelum shalat Idul Fitri. Waktu pembayaran ini dimulai dari terbenamnya matahari pada malam terakhir bulan Ramadan hingga sebelum pelaksanaan shalat Idul Fitri.
Dengan memahami dan memenuhi ketentuan wajib zakat fitrah, umat Islam dapat menunaikan kewajiban agamanya dengan baik dan memperoleh pahala yang besar. Zakat fitrah merupakan salah satu ibadah yang sangat dianjurkan dalam Islam, karena dapat membantu membersihkan harta, menambah pahala, dan membantu fakir miskin.
Setiap Muslim
Ketentuan zakat fitrah berlaku bagi setiap muslim, baik laki-laki maupun perempuan, yang telah balig dan berakal sehat. Ketentuan ini merupakan penegasan bahwa zakat fitrah merupakan kewajiban yang mengikat seluruh umat Islam yang telah memenuhi syarat.
-
Muslim Balig
Muslim yang telah balig atau mencapai usia dewasa, yaitu sekitar 15 tahun, wajib menunaikan zakat fitrah. Balig menjadi salah satu syarat utama dalam kewajiban zakat fitrah karena menandakan bahwa seseorang telah memiliki kemampuan dan tanggung jawab dalam hal keagamaan.
-
Muslim Berakal Sehat
Selain balig, muslim yang wajib menunaikan zakat fitrah adalah mereka yang berakal sehat. Hal ini dikarenakan zakat fitrah memerlukan adanya kesadaran dan pemahaman untuk menunaikannya. Orang yang tidak berakal sehat, seperti orang yang gila atau mengalami gangguan jiwa, tidak diwajibkan menunaikan zakat fitrah.
-
Muslim Merdeka
Ketentuan zakat fitrah juga berlaku bagi muslim yang merdeka, bukan budak. Hal ini dikarenakan budak tidak memiliki harta sendiri dan tidak berkewajiban menunaikan zakat fitrah.
-
Muslim Mampu
Muslim yang wajib menunaikan zakat fitrah adalah mereka yang mampu. Kemampuan dalam hal ini diartikan sebagai memiliki harta atau kekayaan yang mencapai nisab, yaitu setara dengan harga 3,5 liter makanan pokok yang dikonsumsi sehari-hari di daerahnya.
Dengan memahami ketentuan “Setiap Muslim” dalam zakat fitrah, umat Islam dapat mengetahui kewajiban mereka dalam menunaikan ibadah ini. Zakat fitrah merupakan salah satu ibadah penting dalam Islam yang memiliki banyak manfaat, baik bagi yang menunaikan maupun bagi yang menerima.
Balig dan Berakal
Dalam ketentuan zakat fitrah, syarat “balig dan berakal” memegang peranan penting. Seseorang yang telah balig dan berakal sehat diwajibkan untuk menunaikan zakat fitrah. Hal ini dikarenakan:
-
Balig menandakan kemampuan
Balig atau dewasa menandakan bahwa seseorang telah mencapai usia yang dianggap mampu dalam hal ibadah dan muamalah, termasuk dalam hal menunaikan zakat. -
Berakal sehat menunjukkan kesadaran
Syarat berakal sehat menunjukkan bahwa seseorang memiliki kesadaran dan pemahaman tentang kewajiban beragama, termasuk kewajiban menunaikan zakat fitrah.
Tanpa kedua syarat tersebut, seseorang tidak diwajibkan menunaikan zakat fitrah. Misalnya, anak-anak yang belum balig atau orang yang mengalami gangguan jiwa tidak diwajibkan menunaikan zakat fitrah.Dalam praktiknya, syarat “balig dan berakal” sangat penting untuk memastikan bahwa zakat fitrah ditunaikan oleh orang-orang yang memang berkewajiban. Dengan demikian, penyaluran zakat fitrah dapat tepat sasaran, yaitu kepada mereka yang berhak menerimanya.Kesimpulannya, syarat “balig dan berakal” dalam ketentuan zakat fitrah menunjukkan bahwa zakat fitrah merupakan kewajiban yang hanya dibebankan kepada orang-orang yang telah mampu dan memiliki kesadaran dalam beragama. Dengan memahami syarat ini, umat Islam dapat menunaikan zakat fitrah dengan benar dan memperoleh manfaatnya secara optimal.
Cukup Nisab
Dalam ketentuan zakat fitrah, “cukup nisab” merupakan salah satu syarat wajib yang harus dipenuhi. Nisab zakat fitrah adalah batas minimal harta atau kekayaan yang mengharuskan seseorang untuk mengeluarkan zakat fitrah. Jika harta atau kekayaan yang dimiliki telah mencapai atau lebih dari nisab, maka wajib hukumnya untuk mengeluarkan zakat fitrah.
Nisab zakat fitrah ditetapkan setara dengan 3,5 liter makanan pokok yang dikonsumsi sehari-hari di daerah setempat. Makanan pokok yang dimaksud dapat berupa beras, gandum, kurma, atau bahan makanan pokok lainnya. Misalnya, jika makanan pokok yang dikonsumsi sehari-hari adalah beras, maka nisab zakat fitrah adalah 3,5 liter beras.
Syarat “cukup nisab” sangat penting dalam ketentuan zakat fitrah karena menjadi penentu kewajiban seseorang untuk mengeluarkan zakat fitrah. Seseorang yang hartanya belum mencapai nisab tidak diwajibkan menunaikan zakat fitrah. Namun, jika hartanya telah mencapai nisab, maka wajib hukumnya untuk mengeluarkan zakat fitrah, meskipun hanya sebesar nisab.
Dengan memahami hubungan antara “cukup nisab” dan “ketentuan zakat fitrah”, umat Islam dapat mengetahui kewajiban mereka dalam menunaikan ibadah ini. Dengan menunaikan zakat fitrah sesuai dengan ketentuan yang berlaku, umat Islam dapat memperoleh pahala dan keberkahan dari Allah SWT.
Satu sha’
Dalam ketentuan zakat fitrah, “satu sha'” merupakan ukuran atau takaran yang ditetapkan sebagai kadar atau jumlah zakat fitrah yang wajib dikeluarkan oleh setiap muslim yang memenuhi syarat. Satu sha’ setara dengan 3,5 liter atau 2,5 – 3 kilogram makanan pokok yang dikonsumsi sehari-hari di daerah setempat. Misalnya, jika makanan pokok yang dikonsumsi sehari-hari adalah beras, maka satu sha’ zakat fitrah adalah 3,5 liter beras.
Syarat “satu sha'” sangat penting dalam ketentuan zakat fitrah karena menjadi standar ukuran yang jelas dan pasti dalam mengeluarkan zakat fitrah. Dengan adanya ukuran yang pasti, umat Islam dapat mengetahui dengan jelas berapa jumlah zakat fitrah yang wajib mereka keluarkan, sehingga dapat menghindari keraguan atau perselisihan dalam menunaikan ibadah ini.
Selain itu, ukuran “satu sha'” juga memiliki nilai keadilan dan pemerataan. Dengan menggunakan ukuran yang sama untuk semua muslim, maka setiap muslim yang memenuhi syarat wajib mengeluarkan zakat fitrah dalam jumlah yang sama, tanpa memandang tingkat kekayaan atau status sosial mereka. Hal ini sesuai dengan prinsip dasar zakat, yaitu pemerataan dan keadilan sosial.
Dalam praktiknya, ukuran “satu sha'” memudahkan umat Islam dalam menunaikan zakat fitrah. Mereka dapat langsung mengukur makanan pokok yang akan dikeluarkan sebagai zakat fitrah menggunakan wadah atau timbangan yang sesuai. Dengan demikian, penyaluran zakat fitrah dapat dilakukan dengan lebih cepat dan efisien, sehingga dapat segera sampai kepada mereka yang berhak menerimanya.
Makanan Pokok
Dalam ketentuan zakat fitrah, “makanan pokok” merupakan aspek penting yang menentukan jenis dan jumlah zakat fitrah yang wajib dikeluarkan. Makanan pokok dalam zakat fitrah merujuk pada makanan yang menjadi makanan utama atau makanan sehari-hari yang dikonsumsi oleh masyarakat di suatu daerah.
-
Jenis Makanan Pokok
Makanan pokok yang digunakan untuk zakat fitrah dapat berupa beras, gandum, kurma, atau makanan pokok lainnya yang menjadi makanan utama masyarakat setempat.
-
Takaran Makanan Pokok
Takaran makanan pokok yang dikeluarkan sebagai zakat fitrah adalah satu sha’ atau setara dengan 3,5 liter atau 2,5 – 3 kilogram.
-
Kualitas Makanan Pokok
Makanan pokok yang dikeluarkan sebagai zakat fitrah haruslah makanan yang baik dan layak untuk dikonsumsi, tidak rusak atau berjamur.
Dengan memahami aspek “makanan pokok” dalam ketentuan zakat fitrah, umat Islam dapat mengetahui jenis, takaran, dan kualitas makanan pokok yang wajib dikeluarkan sebagai zakat fitrah. Hal ini penting untuk memastikan bahwa zakat fitrah yang ditunaikan sesuai dengan ketentuan syariat dan dapat bermanfaat bagi yang berhak menerimanya.
Waktu Pembayaran
Waktu pembayaran zakat fitrah merupakan salah satu ketentuan penting dalam zakat fitrah. Ketentuan ini mengatur kapan zakat fitrah wajib dikeluarkan dan batas akhir pembayarannya. Memahami hubungan antara “waktu pembayaran” dan “ketentuan zakat fitrah” sangat penting agar zakat fitrah dapat ditunaikan dengan benar dan tepat waktu.
Menurut ketentuan syariat, zakat fitrah wajib dibayarkan pada bulan Ramadan, sebelum pelaksanaan shalat Idul Fitri. Waktu pembayaran ini dimulai sejak terbenamnya matahari pada malam terakhir bulan Ramadan hingga sebelum pelaksanaan shalat Idul Fitri. Pembayaran zakat fitrah pada waktu yang tepat sangat dianjurkan karena memiliki beberapa keutamaan, di antaranya:
- Mendapatkan pahala yang lebih besar
- Membantu fakir miskin mempersiapkan diri sebelum Hari Raya Idul Fitri
- Menghindari penumpukan pembayaran zakat fitrah pada saat-saat terakhir
Apabila seseorang tidak dapat menunaikan zakat fitrah pada waktu yang telah ditentukan, maka wajib hukumnya untuk segera membayarnya setelah terlewat dari waktu tersebut. Namun, pembayaran zakat fitrah yang terlambat tidak menggugurkan kewajiban seseorang untuk menunaikannya. Zakat fitrah tetap wajib dibayarkan meskipun telah melewati waktu pembayaran yang ditentukan.
Memahami hubungan antara “waktu pembayaran” dan “ketentuan zakat fitrah” sangat penting karena dapat membantu umat Islam untuk menunaikan zakat fitrah dengan benar dan tepat waktu. Dengan menunaikan zakat fitrah sesuai dengan ketentuan yang berlaku, umat Islam dapat memperoleh pahala yang besar dan membantu fakir miskin dalam menyambut Hari Raya Idul Fitri.
Sebelum shalat Idul Fitri
Ketentuan “sebelum shalat Idul Fitri” dalam zakat fitrah memiliki hubungan yang sangat erat dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan. Waktu pembayaran zakat fitrah dimulai sejak terbenamnya matahari pada malam terakhir bulan Ramadan dan berakhir sebelum pelaksanaan shalat Idul Fitri. Ketentuan ini ditetapkan berdasarkan beberapa alasan, di antaranya:
Pertama, pembayaran zakat fitrah sebelum shalat Idul Fitri memberikan kesempatan bagi para mustahik atau penerima zakat untuk mempersiapkan diri menyambut Hari Raya Idul Fitri. Zakat fitrah yang mereka terima dapat digunakan untuk membeli kebutuhan pokok, pakaian, dan perlengkapan lainnya untuk merayakan hari raya.
Kedua, pembayaran zakat fitrah sebelum shalat Idul Fitri membantu melancarkan pendistribusian zakat. Panitia zakat dapat mengumpulkan dan menyalurkan zakat fitrah secara lebih efektif dan efisien, sehingga zakat dapat segera sampai kepada mereka yang berhak menerimanya.
Ketiga, pembayaran zakat fitrah sebelum shalat Idul Fitri sesuai dengan sunnah Nabi Muhammad SAW. Beliau menganjurkan umatnya untuk menunaikan zakat fitrah sebelum berangkat melaksanakan shalat Idul Fitri. Hal ini menunjukkan bahwa pembayaran zakat fitrah sebelum shalat Idul Fitri merupakan bagian penting dari ibadah di bulan Ramadan.
Dalam praktiknya, ketentuan “sebelum shalat Idul Fitri” sangat penting untuk diperhatikan oleh umat Islam. Dengan menunaikan zakat fitrah sebelum shalat Idul Fitri, umat Islam dapat memperoleh pahala yang lebih besar dan membantu fakir miskin serta masyarakat yang membutuhkan untuk menyambut Hari Raya Idul Fitri dengan penuh suka cita.
Fakir Miskin
Dalam ketentuan zakat fitrah, penyaluran zakat kepada fakir miskin merupakan aspek krusial yang tidak dapat dipisahkan. Fakir miskin, yang merujuk pada mereka yang kekurangan secara materi, menjadi penerima utama zakat fitrah. Memahami hubungan antara “fakir miskin” dan “ketentuan zakat fitrah” sangat penting untuk memastikan penyaluran zakat yang tepat sasaran.
-
Penerima Utama
Fakir miskin adalah penerima utama zakat fitrah. Mereka yang tidak memiliki harta benda yang cukup untuk memenuhi kebutuhan dasar hidupnya berhak menerima zakat fitrah.
-
Contoh Penerima
Contoh fakir miskin antara lain pengemis, tuna wisma, dan orang-orang yang hidup dalam kemiskinan ekstrem.
-
Syarat Penerima
Tidak semua orang yang miskin berhak menerima zakat fitrah. Ada syarat tertentu yang harus dipenuhi, seperti tidak memiliki penghasilan tetap dan tidak memiliki harta benda yang mencukupi.
-
Manfaat Penerimaan
Zakat fitrah yang diterima fakir miskin dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan pokok mereka, seperti makanan, pakaian, dan tempat tinggal.
Dengan memahami ketentuan mengenai “fakir miskin” dalam zakat fitrah, umat Islam dapat menyalurkan zakat fitrah mereka secara tepat sasaran. Penyaluran zakat yang tepat sasaran akan membantu mengurangi kesenjangan sosial dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, khususnya bagi mereka yang membutuhkan.
Manfaat
Manfaat merupakan salah satu aspek penting dalam ketentuan zakat fitrah. Zakat fitrah yang ditunaikan oleh umat Islam tidak hanya memiliki manfaat spiritual, tetapi juga manfaat sosial dan ekonomi. Memahami hubungan antara “Manfaat” dan “ketentuan zakat fitrah” sangatlah krusial untuk mengoptimalkan penunaian dan penyaluran zakat fitrah.
Zakat fitrah memiliki beberapa manfaat utama, di antaranya:
-
Membersihkan Diri dari Kekotoran
Zakat fitrah berfungsi untuk membersihkan diri dari kekotoran dan dosa-dosa yang dilakukan selama bulan Ramadan. -
Menambah Pahala
Menunaikan zakat fitrah dapat menambah pahala dan keberkahan dari Allah SWT. -
Membantu Fakir Miskin
Manfaat utama zakat fitrah adalah untuk membantu fakir miskin dan masyarakat yang membutuhkan, sehingga dapat meringankan beban mereka dan meningkatkan kesejahteraan sosial.
Real-life examples of “Manfaat” within “ketentuan zakat fitrah” can be seen in the distribution of zakat fitrah to those in need. The funds collected from zakat fitrah are used to provide food, clothing, and other necessities to the poor and underprivileged, helping them to meet their basic needs and improve their quality of life.
Memahami hubungan antara “Manfaat” dan “ketentuan zakat fitrah” memiliki implikasi praktis yang signifikan. Hal ini mendorong umat Islam untuk menunaikan zakat fitrah dengan penuh kesadaran dan keikhlasan, karena mereka mengetahui bahwa zakat yang mereka keluarkan akan memberikan manfaat yang besar bagi diri mereka sendiri dan bagi masyarakat.
Tanya Jawab tentang Ketentuan Zakat Fitrah
Halaman ini menyediakan tanya jawab seputar ketentuan zakat fitrah, ibadah wajib yang dilakukan pada bulan Ramadan. Pertanyaan dan jawaban berikut akan membantu Anda memahami berbagai aspek zakat fitrah, mulai dari syarat wajib hingga cara penyalurannya.
Pertanyaan 1: Siapa saja yang wajib mengeluarkan zakat fitrah?
Jawaban: Zakat fitrah wajib dikeluarkan oleh setiap muslim yang balig, berakal sehat, dan memiliki kemampuan finansial yang cukup (nisab).
Pertanyaan 2: Kapan waktu pembayaran zakat fitrah?
Jawaban: Zakat fitrah wajib dibayarkan sebelum pelaksanaan shalat Idul Fitri, mulai dari terbenamnya matahari pada malam terakhir bulan Ramadan.
Pertanyaan 3: Berapa kadar zakat fitrah yang harus dikeluarkan?
Jawaban: Kadar zakat fitrah adalah satu sha’ atau setara dengan 3,5 liter makanan pokok yang menjadi makanan utama masyarakat setempat.
Pertanyaan 4: Kepada siapa zakat fitrah harus disalurkan?
Jawaban: Zakat fitrah harus disalurkan kepada fakir miskin dan masyarakat yang membutuhkan.
Pertanyaan 5: Apa saja manfaat menunaikan zakat fitrah?
Jawaban: Manfaat menunaikan zakat fitrah antara lain membersihkan diri dari dosa, menambah pahala, dan membantu fakir miskin.
Pertanyaan 6: Bagaimana cara menghitung nisab zakat fitrah?
Jawaban: Nisab zakat fitrah adalah setara dengan 3,5 liter makanan pokok yang dikonsumsi sehari-hari di daerah setempat.
Dengan memahami ketentuan zakat fitrah yang diuraikan dalam tanya jawab ini, semoga kita dapat menunaikan ibadah zakat fitrah dengan benar dan memperoleh manfaatnya secara optimal. Zakat fitrah merupakan salah satu ibadah penting dalam Islam yang memiliki banyak manfaat, baik bagi yang menunaikan maupun bagi yang menerima.
Selanjutnya, kita akan membahas lebih lanjut tentang tata cara penyaluran zakat fitrah dan hikmah di balik ibadah ini.
Tips Menunaikan Zakat Fitrah
Membayar zakat fitrah merupakan kewajiban bagi setiap muslim yang mampu. Untuk menunaikannya dengan benar dan optimal, berikut beberapa tips yang dapat Anda lakukan:
Tip 1: Pastikan Anda Wajib Membayar Zakat Fitrah
Pastikan Anda memenuhi syarat wajib zakat fitrah, yaitu beragama Islam, balig, berakal sehat, dan memiliki harta yang mencapai nisab.
Tip 2: Hitung Nisab dengan Benar
Tentukan nisab zakat fitrah berdasarkan makanan pokok yang dikonsumsi di daerah Anda, yaitu setara dengan 3,5 liter.
Tip 3: Tentukan Waktu Pembayaran
Bayarlah zakat fitrah sebelum shalat Idul Fitri, mulai dari terbenamnya matahari pada malam terakhir bulan Ramadan.
Tip 4: Pilih Jenis Makanan Pokok yang Tepat
Pilih jenis makanan pokok yang menjadi makanan utama masyarakat di daerah Anda, seperti beras, gandum, atau kurma.
Tip 5: Salurkan Zakat Fitrah kepada yang Berhak
Salurkan zakat fitrah kepada fakir miskin, anak yatim, atau masyarakat yang membutuhkan.
Tip 6: Bayar Zakat Fitrah Melalui Lembaga Terpercaya
Jika kesulitan menyalurkan sendiri, Anda dapat menyalurkan zakat fitrah melalui lembaga amil zakat yang terpercaya.
Tip 7: Jangan Menunda Pembayaran Zakat Fitrah
Segera tunaikan zakat fitrah tepat waktu agar manfaatnya dapat dirasakan oleh mereka yang membutuhkan.
Tip 8: Niatkan Beribadah karena Allah SWT
Tunaikan zakat fitrah dengan niat yang ikhlas karena Allah SWT, bukan karena ingin dipuji atau hal lainnya.
Dengan mengikuti tips-tips di atas, Anda dapat menunaikan zakat fitrah dengan benar dan memperoleh manfaatnya secara optimal. Zakat fitrah merupakan ibadah yang sangat dianjurkan dalam Islam karena dapat membersihkan harta, menambah pahala, dan membantu fakir miskin.
Selanjutnya, kita akan membahas tentang hikmah di balik ibadah zakat fitrah dan hubungannya dengan nilai-nilai ajaran Islam.
Kesimpulan
Ketentuan zakat fitrah merupakan aspek penting dalam ibadah puasa Ramadan. Ketentuan ini meliputi berbagai hal, mulai dari syarat wajibnya, waktu pembayarannya, hingga kadar dan jenis makanan pokok yang wajib dikeluarkan sebagai zakat fitrah. Memahami ketentuan-ketentuan tersebut sangat penting agar zakat fitrah dapat ditunaikan dengan benar dan optimal.
Beberapa poin penting terkait ketentuan zakat fitrah antara lain:
- Zakat fitrah wajib bagi setiap muslim yang balig, berakal sehat, dan memiliki harta yang mencapai nisab.
- Waktu pembayaran zakat fitrah dimulai dari terbenamnya matahari pada malam terakhir bulan Ramadan hingga sebelum pelaksanaan shalat Idul Fitri.
- Kadar zakat fitrah adalah satu sha’ atau setara dengan 3,5 liter makanan pokok yang menjadi makanan utama masyarakat setempat.
- Zakat fitrah harus disalurkan kepada fakir miskin dan masyarakat yang membutuhkan.
Dengan memahami dan menjalankan ketentuan zakat fitrah dengan baik, umat Islam dapat memperoleh manfaat dan pahala yang besar. Zakat fitrah merupakan salah satu ibadah yang sangat dianjurkan dalam Islam, karena dapat membantu membersihkan harta, menumbuhkan sikap kepedulian sosial, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.