Hak Penerima Zakat: Panduan Lengkap untuk Menyalurkan Zakat Tepat Sasaran

sisca


Hak Penerima Zakat: Panduan Lengkap untuk Menyalurkan Zakat Tepat Sasaran


Hak penerima zakat atau mustahiq adalah individu atau kelompok yang berhak menerima zakat berdasarkan ketentuan syariat Islam. Salah satu contoh mustahiq adalah fakir, yaitu mereka yang tidak memiliki harta yang cukup untuk memenuhi kebutuhan pokok hidupnya.

Zakat memiliki banyak manfaat bagi mustahiq, di antaranya adalah membantu mereka memenuhi kebutuhan dasar, meningkatkan taraf hidup, dan memberdayakan mereka untuk menjadi mandiri secara ekonomi. Secara historis, zakat telah memainkan peran penting dalam sistem kesejahteraan sosial Islam, membantu mengurangi kemiskinan dan kesenjangan.

Selanjutnya, kita akan membahas lebih dalam tentang hak-hak mustahiq zakat, serta berbagai aspek penting terkait pendistribusian dan pengelolaan zakat.

Hak Penerima Zakat

Aspek-aspek hak penerima zakat sangat penting untuk dipahami untuk memastikan pendistribusian zakat yang adil dan tepat sasaran. Berikut adalah 10 aspek utama terkait hak penerima zakat:

  • Fakir
  • Miskin
  • Amil
  • Mualaf
  • Riqab
  • Gharim
  • Fisabilillah
  • Ibnu Sabil
  • Mustahik
  • Zakat

Aspek-aspek ini saling terkait dan membentuk kerangka kerja komprehensif untuk mengidentifikasi dan membantu mereka yang berhak menerima zakat. Misalnya, fakir dan miskin mewakili mereka yang memiliki kebutuhan finansial yang mendesak, sementara amil adalah mereka yang terlibat dalam pengumpulan dan pendistribusian zakat. Dengan memahami aspek-aspek ini, kita dapat memastikan bahwa zakat dimanfaatkan secara efektif untuk memberdayakan mustahiq dan mengurangi kemiskinan.

Fakir

Fakir merupakan salah satu golongan yang berhak menerima zakat, sebagaimana disebutkan dalam Alquran dan hadits. Fakir adalah mereka yang tidak memiliki harta yang cukup untuk memenuhi kebutuhan pokok hidupnya, sehingga mereka sangat membutuhkan bantuan dari pihak lain.

  • Tidak Memiliki Harta

    Fakir adalah orang yang tidak memiliki harta atau memiliki harta namun tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan pokok hidupnya, seperti makanan, tempat tinggal, dan pakaian.

  • Tidak Mampu Bekerja

    Fakir juga dapat diartikan sebagai orang yang tidak mampu bekerja karena sakit, cacat, atau usia yang sudah lanjut. Sehingga mereka tidak dapat memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri.

  • Bergantung pada Orang Lain

    Fakir sangat bergantung pada bantuan dari orang lain, baik dari keluarga, tetangga, maupun masyarakat luas. Mereka tidak dapat memenuhi kebutuhan hidupnya tanpa bantuan dari pihak lain.

  • Penerima Zakat Utama

    Fakir merupakan penerima zakat utama karena mereka sangat membutuhkan bantuan untuk memenuhi kebutuhan pokok hidupnya. Zakat yang diberikan kepada fakir dapat membantu mereka keluar dari kemiskinan dan menjalani kehidupan yang lebih layak.

Dengan memahami aspek-aspek fakir, kita dapat lebih tepat sasaran dalam menyalurkan zakat kepada mereka yang benar-benar berhak menerimanya. Zakat yang disalurkan kepada fakir dapat membantu mereka memenuhi kebutuhan pokok hidupnya, meningkatkan taraf hidup mereka, dan memberikan mereka kesempatan untuk hidup yang lebih baik.

Miskin

Miskin merupakan salah satu golongan yang berhak menerima zakat, sebagaimana disebutkan dalam Alquran dan hadits. Miskin adalah mereka yang memiliki harta namun tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan pokok hidupnya.

  • Tidak Memiliki Harta Cukup

    Miskin adalah orang yang memiliki harta, tetapi hartanya tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan pokok hidupnya, seperti makanan, tempat tinggal, dan pakaian.

  • Mampu Bekerja

    Miskin juga dapat diartikan sebagai orang yang masih mampu bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, meskipun penghasilannya tidak mencukupi.

  • Tingkat Pendapatan

    Dalam konteks zakat, miskin biasanya didefinisikan sebagai orang yang memiliki pendapatan di bawah garis kemiskinan yang ditetapkan oleh pemerintah atau lembaga terkait.

  • Penerima Zakat

    Miskin berhak menerima zakat untuk membantu mereka memenuhi kebutuhan pokok hidupnya dan meningkatkan taraf hidupnya.

Dengan memahami aspek-aspek miskin, kita dapat lebih tepat sasaran dalam menyalurkan zakat kepada mereka yang benar-benar berhak menerimanya. Zakat yang disalurkan kepada miskin dapat membantu mereka keluar dari kemiskinan dan menjalani kehidupan yang lebih layak.

Amil

Amil merupakan salah satu golongan yang berhak menerima zakat. Dalam konteks hak penerima zakat, amil merujuk pada orang-orang yang bertugas mengumpulkan, mengelola, dan mendistribusikan zakat. Peran amil sangat penting dalam memastikan bahwa zakat disalurkan kepada mereka yang berhak menerimanya.

  • Pengumpul Zakat
    Amil bertugas mengumpulkan zakat dari para muzaki, baik secara langsung maupun melalui lembaga pengelola zakat.
  • Pengelola Zakat
    Amil mengelola zakat yang telah terkumpul, termasuk menginventarisasi, menyimpan, dan mencatat semua pemasukan dan pengeluaran zakat.
  • Penyalur Zakat
    Amil menyalurkan zakat kepada para mustahik yang berhak menerimanya, sesuai dengan ketentuan syariat Islam.
  • Pendayaguna Zakat
    Amil juga bertugas mendayagunakan zakat untuk program-program pemberdayaan masyarakat, seperti pendidikan, kesehatan, dan ekonomi.

Dengan memahami peran dan tugas amil, kita dapat lebih mengapresiasi pentingnya peran mereka dalam pendistribusian zakat yang efektif dan tepat sasaran. Amil memastikan bahwa zakat disalurkan kepada mereka yang berhak menerimanya, sehingga dapat membantu mengurangi kemiskinan dan kesenjangan sosial.

Mualaf

Mualaf merupakan salah satu golongan yang berhak menerima zakat, yaitu orang yang baru masuk Islam. Status mualaf memberikan beberapa aspek atau komponen yang memengaruhi hak mereka dalam menerima zakat.

  • Kebutuhan Ekonomi
    Mualaf sering kali mengalami kesulitan ekonomi setelah masuk Islam, karena mereka mungkin kehilangan dukungan dari keluarga atau komunitas sebelumnya. Zakat dapat membantu memenuhi kebutuhan dasar mereka, seperti makanan, tempat tinggal, dan pakaian.
  • Penguatan Iman
    Zakat dapat memberikan penguatan iman kepada mualaf. Dengan menerima bantuan dari umat Islam lainnya, mereka merasa menjadi bagian dari komunitas dan didukung dalam perjalanan spiritual mereka.
  • Dakwah Islam
    Zakat kepada mualaf juga dapat menjadi sarana dakwah Islam. Dengan menunjukkan kepedulian dan bantuan kepada mereka, umat Islam dapat mempromosikan nilai-nilai Islam dan menarik mereka lebih dekat kepada agama.
  • Contoh Nyata
    Salah satu contoh nyata mualaf yang menerima zakat adalah seorang wanita bernama Aisyah. Setelah masuk Islam, ia kehilangan dukungan dari keluarganya dan kesulitan memenuhi kebutuhan hidupnya. Zakat yang diterimanya sangat membantu dalam memenuhi kebutuhan pokok dan memperkuat imannya.

Dengan memahami aspek-aspek mualaf, kita dapat lebih memahami hak mereka dalam menerima zakat dan pentingnya memberikan dukungan kepada mereka dalam perjalanan spiritual dan ekonomi mereka.

Riqab

Riqab adalah salah satu golongan yang berhak menerima zakat, yaitu budak atau hamba sahaya. Pemberian zakat kepada riqab memiliki beberapa dampak dan peran penting dalam konteks hak penerima zakat.

Pertama, zakat kepada riqab dapat membantu membebaskan mereka dari perbudakan. Dengan membayar zakat, umat Islam dapat membantu membeli atau membebaskan budak, sehingga memberikan mereka kebebasan dan kesempatan untuk hidup yang lebih baik.

Kedua, zakat kepada riqab dapat membantu meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup mereka. Budak seringkali hidup dalam kondisi yang sulit dan kurang mampu memenuhi kebutuhan dasar mereka. Zakat yang diberikan kepada mereka dapat membantu memenuhi kebutuhan pokok, seperti makanan, tempat tinggal, dan pakaian, serta memberikan mereka akses ke pendidikan dan layanan kesehatan.

Ketiga, zakat kepada riqab dapat membantu mempromosikan keadilan dan kesetaraan sosial. Perbudakan merupakan praktik yang tidak adil dan tidak manusiawi. Dengan memberikan zakat kepada riqab, umat Islam dapat membantu menghapus perbudakan dan menciptakan masyarakat yang lebih adil dan setara.

Salah satu contoh nyata riqab yang menerima zakat adalah Bilal bin Rabah, seorang budak yang kemudian dibebaskan oleh Abu Bakar. Setelah masuk Islam, Bilal menjadi salah satu sahabat Nabi Muhammad yang paling setia dan terkemuka.

Kesimpulannya, riqab merupakan komponen penting dari hak penerima zakat. Pemberian zakat kepada riqab memiliki dampak positif yang signifikan, membantu membebaskan mereka dari perbudakan, meningkatkan kesejahteraan mereka, dan mempromosikan keadilan sosial. Memahami hubungan antara riqab dan hak penerima zakat sangat penting untuk memastikan bahwa zakat didistribusikan secara efektif dan bermanfaat bagi mereka yang paling membutuhkan.

Gharim

Gharim merupakan salah satu golongan yang berhak menerima zakat, yaitu orang yang memiliki utang. Aspek gharim dalam hak penerima zakat memiliki beberapa komponen penting yang perlu dipahami.

  • Utang Produktif

    Gharim yang berhak menerima zakat adalah mereka yang memiliki utang produktif, yaitu utang yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan pokok atau mengembangkan usaha.

  • Tidak Mampu Melunasi

    Gharim berhak menerima zakat jika mereka tidak mampu melunasi utangnya, baik karena faktor ekonomi maupun bencana alam.

  • Dampak Sosial

    Jika gharim tidak dibantu, hal ini dapat menimbulkan dampak sosial yang negatif, seperti kemiskinan, kesenjangan, dan hilangnya kepercayaan.

  • Kebijakan Pemerintah

    Dalam beberapa kasus, pemerintah dapat menetapkan kebijakan untuk membantu gharim, seperti keringanan utang atau program restrukturisasi.

Memahami aspek-aspek gharim dalam hak penerima zakat sangat penting untuk memastikan penyaluran zakat yang tepat sasaran. Dengan membantu gharim melunasi utangnya, zakat dapat membantu mereka keluar dari kesulitan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan hidupnya.

Fisabilillah

Fisabilillah merupakan salah satu golongan yang berhak menerima zakat, yaitu orang yang berjuang di jalan Allah. Aspek fisabilillah dalam hak penerima zakat memiliki beberapa komponen penting yang perlu dipahami.

  • Perjuangan di Jalan Allah
    Fisabilillah adalah orang yang berjuang di jalan Allah, baik dalam bentuk jihad, dakwah, maupun kegiatan sosial lainnya yang bertujuan untuk menegakkan agama Islam.
  • Tidak Memiliki Harta Cukup
    Fisabilillah juga harus memenuhi syarat tidak memiliki harta yang cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
  • Dampak Sosial
    Pemberian zakat kepada fisabilillah dapat memberikan dampak sosial yang positif, seperti memperkuat dakwah Islam dan membantu mereka yang berjuang di jalan Allah.
  • Contoh Nyata
    Salah satu contoh nyata fisabilillah yang menerima zakat adalah para sahabat Nabi Muhammad yang berjuang dalam peperangan untuk menegakkan Islam.

Dengan memahami aspek-aspek fisabilillah dalam hak penerima zakat, penyaluran zakat dapat lebih tepat sasaran dan memberikan manfaat yang optimal bagi mereka yang berjuang di jalan Allah.

Ibnu Sabil

Dalam konteks hak penerima zakat, Ibnu Sabil merujuk pada orang-orang yang sedang dalam perjalanan jauh dan kehabisan bekal atau mengalami kesulitan keuangan. Mereka termasuk dalam golongan yang berhak menerima zakat karena perjalanan mereka bertujuan untuk kebaikan, seperti menuntut ilmu, berdagang, atau berdakwah.

Ibnu Sabil merupakan komponen penting dari hak penerima zakat karena mereka sering kali menghadapi kesulitan finansial yang tidak terduga selama perjalanan mereka. Zakat yang diberikan kepada mereka dapat membantu memenuhi kebutuhan dasar mereka, seperti makanan, tempat tinggal, dan transportasi, sehingga mereka dapat melanjutkan perjalanan dan mencapai tujuan mereka.

Salah satu contoh nyata Ibnu Sabil yang menerima zakat adalah para sahabat Nabi Muhammad yang berhijrah dari Mekah ke Madinah. Mereka meninggalkan harta benda dan keluarga mereka untuk menegakkan Islam, dan zakat yang diberikan kepada mereka sangat membantu dalam perjalanan dan kehidupan baru mereka di Madinah.

Memahami hubungan antara Ibnu Sabil dan hak penerima zakat sangat penting untuk memastikan bahwa zakat didistribusikan secara tepat sasaran. Dengan membantu Ibnu Sabil memenuhi kebutuhan mereka, zakat dapat membantu mereka mencapai tujuan mereka dan berkontribusi pada kebaikan masyarakat secara keseluruhan.

Mustahik

Mustahik merupakan salah satu aspek penting dalam hak penerima zakat. Mustahik adalah orang atau kelompok yang berhak menerima zakat sesuai dengan ketentuan syariat Islam.

  • Fakir dan Miskin

    Mustahik yang paling utama adalah fakir dan miskin, yaitu orang yang tidak memiliki atau memiliki harta namun tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan pokok hidupnya.

  • Amil Zakat

    Amil zakat adalah orang yang bertugas mengumpulkan, mengelola, dan mendistribusikan zakat. Mereka juga berhak menerima zakat sebagai bentuk penghargaan atas tugas mereka.

  • Mualaf

    Mualaf adalah orang yang baru masuk Islam. Mereka berhak menerima zakat untuk membantu mereka dalam proses pengenalan dan pengamalan ajaran Islam.

  • Riqab

    Riqab adalah budak atau hamba sahaya. Mereka berhak menerima zakat untuk membantu mereka memperoleh kebebasan atau untuk meningkatkan kesejahteraan hidup mereka.

Dengan memahami berbagai aspek mustahik, penyaluran zakat dapat dilakukan secara tepat sasaran dan sesuai dengan ketentuan syariat Islam. Zakat yang disalurkan kepada mustahik dapat membantu memenuhi kebutuhan mereka, meningkatkan taraf hidup mereka, dan memberdayakan mereka untuk menjadi lebih mandiri.

Zakat

Zakat merupakan salah satu rukun Islam yang wajib ditunaikan oleh setiap muslim yang mampu. Zakat memiliki peran penting dalam sistem kesejahteraan sosial Islam, karena berfungsi untuk mendistribusikan kekayaan dari orang-orang yang mampu kepada mereka yang berhak menerimanya, yaitu mustahik.

  • Syarat Wajib Zakat

    Zakat wajib ditunaikan oleh setiap muslim yang memenuhi syarat, yaitu memiliki harta yang mencapai nisab dan telah dimiliki selama satu tahun (haul). Nisab zakat berbeda-beda tergantung pada jenis hartanya, seperti emas, perak, hasil pertanian, dan hewan ternak.

  • Jenis-Jenis Zakat

    Zakat terbagi menjadi dua jenis utama, yaitu zakat fitrah dan zakat maal. Zakat fitrah wajib ditunaikan oleh setiap muslim pada bulan Ramadhan, sedangkan zakat maal wajib ditunaikan setiap tahun ketika harta telah mencapai nisab dan haul.

  • Hak Penerima Zakat

    Zakat harus disalurkan kepada orang-orang yang berhak menerimanya, yaitu mustahik. Mustahik terdiri dari delapan golongan, yaitu fakir, miskin, amil zakat, mualaf, riqab, gharim, fisabilillah, dan ibnu sabil.

  • Manfaat Zakat

    Zakat memiliki banyak manfaat, baik bagi mustahik maupun bagi pemberi zakat. Bagi mustahik, zakat dapat membantu memenuhi kebutuhan hidup mereka, meningkatkan taraf hidup, dan memberdayakan mereka untuk menjadi lebih mandiri. Bagi pemberi zakat, zakat dapat membersihkan harta mereka, meningkatkan rezeki, dan menghapus dosa-dosa mereka.

Dengan memahami aspek-aspek zakat yang terkait dengan hak penerima zakat, kita dapat menyalurkan zakat secara tepat sasaran dan sesuai dengan ketentuan syariat Islam. Zakat yang disalurkan dengan baik dapat membantu mengurangi kemiskinan, kesenjangan sosial, dan menciptakan masyarakat yang lebih adil dan sejahtera.

Pertanyaan Umum tentang Hak Penerima Zakat

Pertanyaan Umum ini bertujuan untuk memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan umum dan mengklarifikasi berbagai aspek terkait “hak penerima zakat”. Pertanyaan dan jawaban ini akan membantu pembaca memahami siapa saja yang berhak menerima zakat dan bagaimana zakat dapat bermanfaat bagi mereka.

Pertanyaan 1: Siapa saja yang termasuk dalam kelompok penerima zakat?

Jawaban: Hak penerima zakat terbagi menjadi delapan golongan, yaitu fakir, miskin, amil zakat, mualaf, riqab, gharim, fisabilillah, dan ibnu sabil.

Pertanyaan 2: Mengapa fakir dan miskin menjadi prioritas utama penerima zakat?

Jawaban: Fakir dan miskin merupakan kelompok yang sangat membutuhkan bantuan karena mereka tidak memiliki harta yang cukup untuk memenuhi kebutuhan pokok hidupnya. Zakat yang diberikan kepada mereka dapat membantu memenuhi kebutuhan dasar mereka, seperti makanan, tempat tinggal, dan pakaian.

Pertanyaan 3: Bolehkah zakat diberikan kepada orang yang tidak beragama Islam?

Jawaban: Tidak, zakat hanya boleh diberikan kepada orang-orang yang beragama Islam. Hal ini karena zakat merupakan ibadah khusus bagi umat Islam dan merupakan salah satu rukun dalam Islam.

Pertanyaan 4: Bagaimana zakat dapat membantu meningkatkan kesejahteraan ekonomi penerima?

Jawaban: Zakat dapat membantu meningkatkan kesejahteraan ekonomi penerima dengan memberikan mereka modal untuk memulai usaha atau mengembangkan usaha yang sudah ada. Selain itu, zakat juga dapat digunakan untuk membantu penerima mendapatkan pendidikan dan pelatihan keterampilan, sehingga mereka dapat memperoleh pekerjaan yang layak.

Pertanyaan 5: Apakah zakat hanya diberikan dalam bentuk uang?

Jawaban: Tidak, zakat tidak hanya diberikan dalam bentuk uang. Zakat juga dapat diberikan dalam bentuk barang, seperti makanan pokok, pakaian, atau peralatan rumah tangga. Bentuk zakat yang diberikan tergantung pada kebutuhan penerima dan pertimbangan amil zakat.

Pertanyaan 6: Apa manfaat menunaikan zakat bagi pemberi zakat?

Jawaban: Menunaikan zakat memiliki banyak manfaat bagi pemberi zakat, baik di dunia maupun di akhirat. Di dunia, zakat dapat membantu membersihkan harta dari hal-hal yang haram, meningkatkan rezeki, dan menolak bala. Di akhirat, zakat dapat menjadi penolong dan syafaat bagi pemberi zakat di hari kiamat.

Kesimpulannya, hak penerima zakat meliputi delapan golongan orang yang berhak menerima bantuan dari zakat. Zakat memiliki peran penting dalam membantu fakir dan miskin memenuhi kebutuhan hidupnya, meningkatkan kesejahteraan ekonomi mereka, dan memberdayakan mereka untuk menjadi lebih mandiri. Menunaikan zakat juga membawa banyak manfaat bagi pemberi zakat, baik di dunia maupun di akhirat.

Selanjutnya, kita akan membahas lebih dalam tentang pengelolaan dan penyaluran zakat, serta peran amil zakat dalam memastikan bahwa zakat disalurkan secara tepat sasaran.

Tips Terkait Hak Penerima Zakat

Dalam praktik penyaluran zakat, sangat penting untuk memastikan bahwa zakat diberikan kepada mereka yang berhak menerimanya, yaitu para mustahik. Berikut adalah beberapa tips terkait hak penerima zakat yang dapat dijadikan panduan:

Tip 1: Pahami Golongan Mustahik

Kenali delapan golongan yang berhak menerima zakat, yaitu fakir, miskin, amil zakat, mualaf, riqab, gharim, fisabilillah, dan ibnu sabil. Masing-masing golongan memiliki kriteria dan kebutuhan yang berbeda.

Tip 2: Verifikasi Kelayakan Penerima

Sebelum memberikan zakat, lakukan verifikasi terhadap kelayakan penerima. Pastikan mereka memenuhi kriteria sebagai mustahik dan benar-benar membutuhkan bantuan.

Tip 3: Salurkan Zakat Melalui Lembaga Terpercaya

Untuk memastikan penyaluran zakat yang tepat sasaran, disarankan untuk menyalurkan zakat melalui lembaga pengelola zakat yang terpercaya dan memiliki kredibilitas yang baik.

Tip 4: Utamakan yang Paling Membutuhkan

Dalam penyaluran zakat, prioritaskan mereka yang paling membutuhkan, seperti fakir dan miskin yang tidak memiliki sumber penghasilan yang cukup.

Tip 5: Salurkan Zakat Secara Berkala

Penyaluran zakat yang berkelanjutan akan membantu mustahik memenuhi kebutuhan hidupnya secara lebih baik. Hindari penyaluran zakat dalam jumlah besar sekaligus.

Dengan menerapkan tips-tips di atas, penyaluran zakat dapat dilakukan secara lebih tepat sasaran dan efektif. Zakat yang diberikan kepada mustahik yang berhak akan memberikan manfaat yang optimal bagi mereka dan membantu mengurangi kesenjangan sosial di masyarakat.

Selanjutnya, kita akan membahas tentang pengelolaan zakat, meliputi aspek pengumpulan, pendistribusian, dan pelaporan zakat. Pengelolaan zakat yang baik sangat penting untuk memastikan bahwa zakat dapat disalurkan secara efisien dan akuntabel.

Kesimpulan

Pembahasan tentang hak penerima zakat mengungkap beberapa poin penting. Pertama, zakat memiliki peran krusial dalam sistem kesejahteraan sosial Islam, membantu mengurangi kemiskinan dan kesenjangan sosial. Kedua, terdapat delapan golongan yang berhak menerima zakat, yang dikenal sebagai mustahik, dengan fakir dan miskin sebagai prioritas utama. Ketiga, penyaluran zakat harus dilakukan secara tepat sasaran dan efisien melalui lembaga pengelola zakat yang terpercaya.

Memahami hak penerima zakat tidak hanya penting untuk penyaluran zakat yang efektif, tetapi juga mendorong kepedulian terhadap kesejahteraan sesama. Zakat merupakan ibadah yang memiliki manfaat sosial yang luas, dan dengan menyalurkannya kepada mereka yang berhak, kita berkontribusi pada terciptanya masyarakat yang lebih adil dan sejahtera. Mari jadikan zakat sebagai jembatan untuk membantu mustahik memenuhi kebutuhan hidupnya dan meraih kehidupan yang lebih baik.



Artikel Terkait

Bagikan:

sisca

Halo, Perkenalkan nama saya Sisca. Saya adalah salah satu penulis profesional yang suka berbagi ilmu. Dengan Artikel, saya bisa berbagi dengan teman - teman. Semoga semua artikel yang telah saya buat bisa bermanfaat. Pastikan Follow www.birdsnbees.co.id ya.. Terimakasih..

Tags

Ikuti di Google News

Artikel Pilihan

Artikel Terbaru

Story Terbaru