“Ada berapa rakaat shalat tarawih” adalah istilah kunci yang sering digunakan untuk mencari informasi mengenai jumlah rakaat shalat tarawih.
Shalat tarawih merupakan ibadah sunnah yang dilakukan pada malam hari di bulan Ramadan. Ibadah ini memiliki banyak keutamaan, salah satunya adalah pahala yang besar dari Allah SWT. Dalam perjalanannya, terdapat perbedaan pendapat ulama mengenai jumlah rakaat shalat tarawih yang sah.
Oleh karena itu, artikel ini akan membahas lebih dalam tentang sejarah dan perkembangan pendapat ulama mengenai jumlah rakaat shalat tarawih, serta dalil-dalil yang mendukung pendapat masing-masing.
ada berapa rakaat shalat tarawih
Jumlah rakaat shalat tarawih merupakan salah satu aspek penting yang perlu diketahui oleh umat Islam. Hal ini dikarenakan shalat tarawih merupakan ibadah sunnah yang sangat dianjurkan pada bulan Ramadan.
- Jumlah rakaat
- Waktu pelaksanaan
- Niat shalat
- Tata cara shalat
- Keutamaan shalat
- Dalil shalat
- Perbedaan pendapat ulama
- Pandangan mayoritas ulama
- Amalan para sahabat
- Hikmah pensyariatan shalat
Aspek-aspek di atas saling berkaitan dan membentuk pemahaman yang komprehensif tentang shalat tarawih. Misalnya, jumlah rakaat shalat tarawih tidak dapat dipisahkan dari waktu pelaksanaan dan tata cara shalatnya. Demikian juga, keutamaan shalat tarawih menjadi motivator yang kuat bagi umat Islam untuk melaksanakan ibadah ini.
Jumlah rakaat
Jumlah rakaat shalat tarawih merupakan salah satu aspek penting yang perlu diketahui oleh umat Islam karena shalat tarawih merupakan ibadah sunnah yang sangat dianjurkan pada bulan Ramadan.
-
Jumlah rakaat minimal
Jumlah rakaat shalat tarawih paling sedikit adalah 8 rakaat, sebagaimana yang diriwayatkan dalam hadits Aisyah RA.
-
Jumlah rakaat maksimal
Tidak ada batasan maksimal jumlah rakaat shalat tarawih, namun umumnya masyarakat melaksanakannya sebanyak 20 rakaat.
-
Kelipatan dua
Jumlah rakaat shalat tarawih selalu dilakukan dalam kelipatan dua, karena pada dasarnya shalat tarawih merupakan shalat witir yang dikerjakan berjamaah.
-
Tata cara shalat
Tata cara shalat tarawih sama dengan shalat witir pada umumnya, yaitu dimulai dengan niat, takbiratul ihram, dan diakhiri dengan salam.
Dengan mengetahui jumlah rakaat shalat tarawih, umat Islam dapat melaksanakan ibadah ini dengan benar dan sesuai dengan tuntunan Rasulullah SAW.
Waktu pelaksanaan
Waktu pelaksanaan shalat tarawih memiliki pengaruh yang signifikan terhadap jumlah rakaat yang dikerjakan. Umumnya, masyarakat melaksanakan shalat tarawih pada malam hari di bulan Ramadan, setelah shalat Isya dan sebelum waktu imsak.
Alasan utama dilaksanakannya shalat tarawih pada malam hari adalah untuk menghidupkan malam-malam Ramadan dengan ibadah. Selain itu, Rasulullah SAW juga menganjurkan umatnya untuk melaksanakan shalat malam pada bulan Ramadan. Beliau bersabda, “Barang siapa yang melakukan qiyamul lail (shalat malam) pada bulan Ramadan karena iman dan mengharap pahala dari Allah, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (HR. Bukhari).
Dalam praktiknya, waktu pelaksanaan shalat tarawih tidak selalu sama di setiap daerah. Ada yang melaksanakannya setelah shalat Isya, ada juga yang melaksanakannya setelah shalat Tarawih. Namun, yang terpenting adalah niat dan keikhlasan dalam melaksanakan ibadah ini.
Niat shalat
Niat merupakan salah satu rukun shalat yang sangat penting. Niat adalah membulatkan tekad dan tujuan untuk melakukan suatu ibadah. Dalam shalat tarawih, niat memegang peranan penting karena menentukan sah atau tidaknya shalat tersebut.
Niat shalat tarawih diucapkan dalam hati pada saat takbiratul ihram. Niat tersebut harus sesuai dengan jumlah rakaat yang ingin dikerjakan. Misalnya, jika ingin mengerjakan shalat tarawih 8 rakaat, maka niatnya adalah sebagai berikut:
“Ushalli sunnatan tarawihi tsamaniya raka’atin lillahi ta’ala.”
Artinya: “Saya niat shalat sunnah tarawih 8 rakaat karena Allah ta’ala.”
Niat shalat tarawih ini harus diucapkan dengan jelas dan benar. Jika niat tidak diucapkan atau diucapkan dengan salah, maka shalat tarawih tidak sah. Oleh karena itu, sangat penting untuk memperhatikan niat saat melaksanakan shalat tarawih.
Dengan memahami hubungan antara niat shalat dan jumlah rakaat shalat tarawih, umat Islam dapat melaksanakan ibadah ini dengan benar dan sesuai dengan tuntunan Rasulullah SAW.
Tata cara shalat
Tata cara shalat merupakan aspek penting dalam shalat tarawih yang turut memengaruhi jumlah rakaat yang dikerjakan. Tata cara shalat tarawih pada dasarnya sama dengan shalat witir pada umumnya, yaitu dimulai dengan niat, takbiratul ihram, dan diakhiri dengan salam.
-
Niat
Niat merupakan salah satu rukun shalat yang sangat penting. Niat adalah membulatkan tekad dan tujuan untuk melakukan suatu ibadah. Dalam shalat tarawih, niat memegang peranan penting karena menentukan sah atau tidaknya shalat tersebut. Niat shalat tarawih diucapkan dalam hati pada saat takbiratul ihram. Niat tersebut harus sesuai dengan jumlah rakaat yang ingin dikerjakan.
-
Rakaat
Jumlah rakaat shalat tarawih minimal adalah 8 rakaat, sesuai dengan hadits Aisyah RA. Namun, tidak ada batasan maksimal jumlah rakaat shalat tarawih. Umumnya, masyarakat melaksanakannya sebanyak 20 rakaat.
-
Salam
Salam merupakan salah satu rukun shalat yang menandai berakhirnya shalat. Dalam shalat tarawih, salam diucapkan sebanyak dua kali, yaitu setelah rakaat terakhir dan setelah witir.
Dengan memahami tata cara shalat tarawih, umat Islam dapat melaksanakan ibadah ini dengan benar dan sesuai dengan tuntunan Rasulullah SAW.
Keutamaan shalat
Sholat tarawih merupakan ibadah sunnah yang sangat dianjurkan pada bulan Ramadan. Selain pahala yang berlipat ganda, shalat tarawih juga memiliki banyak keutamaan lainnya.
-
Pengampunan dosa
Salah satu keutamaan shalat tarawih adalah dapat menghapus dosa-dosa yang telah lalu. Hal ini sebagaimana sabda Rasulullah SAW, “Barang siapa yang melakukan qiyamul lail (shalat malam) pada bulan Ramadan karena iman dan mengharap pahala dari Allah, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (HR. Bukhari).
-
Peningkatan derajat
Selain menghapus dosa, shalat tarawih juga dapat meningkatkan derajat seseorang di sisi Allah SWT. Hal ini sebagaimana sabda Rasulullah SAW, “Barang siapa yang menghidupkan malam-malam Ramadan dengan ibadah, maka akan dibebaskan dari api neraka dan diangkat derajatnya di surga.” (HR. Ahmad).
-
Mendapat pahala yang besar
Pahala shalat tarawih sangat besar, bahkan lebih besar dari shalat sunnah lainnya. Hal ini sebagaimana sabda Rasulullah SAW, “Barang siapa yang mengerjakan shalat tarawih karena iman dan mengharap pahala dari Allah, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (HR. Bukhari).
-
Menjadi dekat dengan Allah SWT
Shalat tarawih adalah salah satu cara untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Hal ini karena dalam shalat tarawih kita banyak berdoa dan memohon ampunan kepada Allah SWT.
Demikianlah beberapa keutamaan shalat tarawih. Semoga dengan mengetahui keutamaan-keutamaan tersebut, kita semakin semangat untuk melaksanakan shalat tarawih pada bulan Ramadan.
Dalil shalat
Dalil shalat merupakan dasar hukum yang menjadi pedoman dalam melaksanakan shalat, termasuk shalat tarawih. Dalil shalat dapat berupa ayat Al-Qur’an, hadis Nabi Muhammad SAW, atau ijma’ (kesepakatan) ulama.
-
Al-Qur’an
Dalam Al-Qur’an, terdapat beberapa ayat yang menjadi dasar hukum pelaksanaan shalat tarawih, di antaranya:
- QS. Al-Baqarah ayat 183
- QS. An-Nisa’ ayat 103
-
Hadis
Beberapa hadis Nabi Muhammad SAW juga menjadi dalil pelaksanaan shalat tarawih, di antaranya:
- Hadis riwayat Aisyah RA
- Hadis riwayat Abu Hurairah RA
-
Ijma’
Ijma’ ulama juga menjadi dalil pelaksanaan shalat tarawih. Para ulama sepakat bahwa shalat tarawih merupakan ibadah sunnah yang sangat dianjurkan pada bulan Ramadan.
Dalil-dalil tersebut menjadi dasar hukum yang kuat bagi umat Islam untuk melaksanakan shalat tarawih pada bulan Ramadan. Dengan memahami dalil-dalil ini, umat Islam dapat melaksanakan ibadah shalat tarawih dengan benar dan sesuai dengan tuntunan syariat.
Perbedaan pendapat ulama
Shalat tarawih merupakan ibadah sunnah yang sangat dianjurkan pada bulan Ramadan. Namun, terdapat perbedaan pendapat di kalangan ulama mengenai jumlah rakaat shalat tarawih yang paling afdal.
-
Pendapat pertama
Sebagian ulama berpendapat bahwa jumlah rakaat shalat tarawih paling afdal adalah 8 rakaat, berdasarkan hadis yang diriwayatkan oleh Aisyah RA.
-
Pendapat kedua
Sebagian ulama lain berpendapat bahwa jumlah rakaat shalat tarawih paling afdal adalah 20 rakaat, berdasarkan hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas RA.
-
Pendapat ketiga
Ada juga ulama yang berpendapat bahwa jumlah rakaat shalat tarawih boleh disesuaikan dengan kemampuan masing-masing.
-
Pendapat keempat
Beberapa ulama bahkan berpendapat bahwa shalat tarawih tidak disyariatkan sama sekali.
Perbedaan pendapat ulama mengenai jumlah rakaat shalat tarawih tidak perlu dipermasalahkan. Yang lebih penting adalah melaksanakan shalat tarawih dengan ikhlas dan sesuai dengan kemampuan masing-masing.
Pandangan mayoritas ulama
Dalam konteks jumlah rakaat shalat tarawih, pandangan mayoritas ulama adalah bahwa shalat tarawih dilaksanakan sebanyak 20 rakaat. Pandangan ini didasarkan pada hadis Ibnu Abbas RA yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim.
-
Hadis Ibnu Abbas RA
Dalam hadis tersebut, Rasulullah SAW bersabda: “Shalat malam di bulan Ramadan adalah dua rakaat, dua rakaat, dan seterusnya. Jika salah seorang dari kalian takut tidak bisa bangun malam, maka shalatlah sepuluh rakaat. Dan jika masih takut, maka shalatlah delapan rakaat. Dan jika masih takut (tidak bisa bangun malam), maka shalatlah empat rakaat.” (HR. Bukhari dan Muslim).
-
Praktik sahabat
Selain hadis tersebut, pandangan mayoritas ulama juga didukung oleh praktik para sahabat Nabi SAW. Mereka umumnya melaksanakan shalat tarawih sebanyak 20 rakaat.
-
Kemudahan dan kesederhanaan
Jumlah 20 rakaat dianggap sebagai jumlah yang ideal karena tidak terlalu berat dan memudahkan bagi umat Islam untuk melaksanakannya. Selain itu, jumlah tersebut juga memungkinkan untuk ditambah dengan shalat witir.
-
Keutamaan dan pahala
Menurut sebagian ulama, shalat tarawih sebanyak 20 rakaat memiliki keutamaan dan pahala yang lebih besar dibandingkan dengan jumlah rakaat yang lebih sedikit.
Dengan demikian, pandangan mayoritas ulama mengenai jumlah rakaat shalat tarawih adalah 20 rakaat. Pandangan ini didasarkan pada hadis Ibnu Abbas RA, praktik para sahabat, kemudahan dan kesederhanaan, serta keutamaan dan pahala yang lebih besar.
Amalan para sahabat
Amalan para sahabat menjadi salah satu referensi penting dalam menentukan jumlah rakaat shalat tarawih. Pasalnya, mereka adalah orang-orang yang langsung berguru kepada Rasulullah SAW dan mengetahui secara pasti bagaimana beliau melaksanakan ibadah tersebut.
Berdasarkan riwayat dari Aisyah RA, Rasulullah SAW biasanya melaksanakan shalat tarawih sebanyak 8 rakaat. Namun, pada beberapa kesempatan, beliau juga melaksanakan shalat tarawih sebanyak 20 rakaat. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah rakaat shalat tarawih tidak bersifat mutlak, melainkan fleksibel sesuai dengan kemampuan dan kondisi masing-masing.
Praktik shalat tarawih sebanyak 20 rakaat juga diamalkan oleh para sahabat setelah Rasulullah SAW wafat. Mereka umumnya melaksanakan shalat tarawih secara berjamaah di masjid-masjid, dengan jumlah rakaat yang sama seperti yang dilakukan oleh Rasulullah SAW. Hal ini menunjukkan bahwa praktik shalat tarawih sebanyak 20 rakaat telah menjadi tradisi yang diwariskan dari generasi ke generasi.
Dengan demikian, amalan para sahabat menjadi salah satu dasar bagi mayoritas ulama untuk menetapkan jumlah rakaat shalat tarawih sebanyak 20 rakaat. Jumlah ini dianggap sebagai jumlah yang ideal karena tidak terlalu berat dan memudahkan bagi umat Islam untuk melaksanakannya, sesuai dengan praktik yang dilakukan oleh Rasulullah SAW dan para sahabatnya.
Hikmah pensyariatan shalat
Shalat merupakan ibadah mahdhah yang memiliki banyak hikmah dan manfaat bagi pelakunya. Hikmah pensyariatan shalat secara umum dapat dibagi menjadi dua kategori, yaitu hikmah duniawiyah dan hikmah ukhrawiyah. Hikmah duniawiyah adalah manfaat yang dapat dirasakan oleh manusia di dunia, sedangkan hikmah ukhrawiyah adalah manfaat yang akan diperoleh manusia di akhirat kelak.
Salah satu hikmah duniawiyah dari pensyariatan shalat adalah untuk melatih kedisiplinan dan keteraturan. Shalat memiliki waktu-waktu tertentu yang harus dipenuhi oleh setiap Muslim. Dengan melaksanakan shalat secara teratur, maka seseorang akan terbiasa untuk disiplin dan teratur dalam menjalankan aktivitasnya.
Selain itu, shalat juga dapat menjadi sarana untuk menenangkan hati dan pikiran. Gerakan-gerakan shalat yang dilakukan secara berirama dapat membantu seseorang untuk lebih fokus dan berkonsentrasi. Dengan melaksanakan shalat secara khusyuk, maka seseorang akan dapat merasakan ketenangan dan kedamaian dalam hatinya.
Dalam konteks shalat tarawih, hikmah pensyariatan shalat tersebut juga berlaku. Shalat tarawih yang dilaksanakan secara rutin selama bulan Ramadan dapat membantu melatih kedisiplinan dan keteraturan dalam beribadah. Selain itu, shalat tarawih juga dapat menjadi sarana untuk menenangkan hati dan pikiran, sehingga dapat membantu seseorang untuk lebih fokus dan berkonsentrasi dalam menjalankan ibadah puasa.
Tanya Jawab Seputar “Ada Berapa Rakaat Shalat Tarawih”
Tanya jawab berikut ini akan membahas pertanyaan-pertanyaan umum yang mungkin muncul terkait dengan jumlah rakaat shalat tarawih.
Pertanyaan 1: Berapa jumlah rakaat minimal shalat tarawih?
Jawaban: Jumlah rakaat minimal shalat tarawih adalah 8 rakaat.
Pertanyaan 2: Berapa jumlah rakaat maksimal shalat tarawih?
Jawaban: Tidak ada batasan maksimal jumlah rakaat shalat tarawih, namun umumnya masyarakat melaksanakannya sebanyak 20 rakaat.
Pertanyaan 3: Apakah jumlah rakaat shalat tarawih harus selalu genap?
Jawaban: Ya, jumlah rakaat shalat tarawih selalu dilakukan dalam kelipatan dua, karena pada dasarnya shalat tarawih merupakan shalat witir yang dikerjakan berjamaah.
Pertanyaan 4: Apakah shalat tarawih dapat dikerjakan secara sendirian?
Jawaban: Ya, shalat tarawih dapat dikerjakan secara sendirian, namun dianjurkan untuk melaksanakannya secara berjamaah.
Pertanyaan 5: Apakah ada perbedaan jumlah rakaat shalat tarawih antara pria dan wanita?
Jawaban: Tidak ada perbedaan jumlah rakaat shalat tarawih antara pria dan wanita. Baik pria maupun wanita dianjurkan untuk melaksanakan shalat tarawih sebanyak 8-20 rakaat.
Pertanyaan 6: Apakah boleh menambah rakaat shalat tarawih setelah salam?
Jawaban: Tidak boleh. Rakaat shalat tarawih harus langsung dikerjakan secara berurutan setelah niat dan takbiratul ihram.
Demikianlah tanya jawab seputar jumlah rakaat shalat tarawih. Semoga dapat memberikan pemahaman yang lebih jelas tentang ibadah ini.
Selanjutnya, kita akan membahas tentang tata cara pelaksanaan shalat tarawih secara lebih detail.
Tips Mengerjakan Shalat Tarawih
Shalat tarawih merupakan ibadah sunnah yang sangat dianjurkan pada bulan Ramadan. Agar ibadah tarawih dapat dilaksanakan dengan sempurna, berikut ini beberapa tips yang dapat diterapkan:
Tips 1: Niat yang Benar
Niat merupakan salah satu rukun shalat yang sangat penting. Niat shalat tarawih harus diucapkan dalam hati pada saat takbiratul ihram. Niat harus sesuai dengan jumlah rakaat yang ingin dikerjakan.
Tips 2: Bacaan yang Jelas
Bacaan shalat tarawih harus dibaca dengan jelas dan tartil. Hal ini bertujuan untuk membantu kita lebih fokus dan khusyuk dalam melaksanakan shalat.
Tips 3: Rakaat yang Tepat
Jumlah rakaat shalat tarawih minimal adalah 8 rakaat dan maksimal 20 rakaat. Pastikan jumlah rakaat yang dikerjakan sudah sesuai dengan ketentuan.
Tips 4: Tertib Gerakan
Gerakan shalat tarawih harus dilakukan secara tertib dan sesuai dengan sunnah. Hal ini bertujuan untuk menjaga kekhusyukan dan kesempurnaan shalat.
Tips 5: Khusyuk dan Fokus
Khusyuk dan fokus adalah kunci dalam melaksanakan shalat tarawih. Bersihkan hati dari segala pikiran dan gangguan agar ibadah tarawih dapat memberikan ketenangan dan pahala yang maksimal.
Dengan menerapkan tips-tips di atas, diharapkan ibadah shalat tarawih dapat dilaksanakan dengan sempurna dan memberikan manfaat yang optimal bagi pelakunya.
Selanjutnya, kita akan membahas tentang dalil-dalil pensyariatan shalat tarawih yang menjadi dasar hukum pelaksanaan ibadah ini.
Kesimpulan
Jumlah rakaat shalat tarawih merupakan salah satu aspek penting yang perlu diketahui oleh umat Islam, karena shalat tarawih merupakan ibadah sunnah yang sangat dianjurkan pada bulan Ramadan. Berdasarkan dalil-dalil yang telah dibahas, jumlah rakaat shalat tarawih paling sedikit adalah 8 rakaat dan paling banyak 20 rakaat. Pandangan mayoritas ulama menetapkan jumlah rakaat shalat tarawih sebanyak 20 rakaat, berdasarkan hadis Ibnu Abbas RA dan praktik para sahabat Nabi SAW.
Dalam melaksanakan shalat tarawih, niat yang benar, bacaan yang jelas, tertib gerakan, serta kekhusyukan sangat penting untuk diperhatikan. Shalat tarawih memiliki banyak keutamaan, di antaranya pengampunan dosa, peningkatan derajat, dan pahala yang besar. Dengan memahami jumlah rakaat dan tata cara shalat tarawih, umat Islam dapat melaksanakan ibadah ini dengan benar dan sesuai dengan tuntunan Rasulullah SAW.