Panduan Lengkap Ayat Al-Qur'an tentang Zakat: Pahami Kewajiban, Manfaat, dan Tata Caranya

sisca


Panduan Lengkap Ayat Al-Qur'an tentang Zakat: Pahami Kewajiban, Manfaat, dan Tata Caranya

Ayat Al-Qur’an yang menjelaskan tentang zakat adalah firman Allah SWT yang terdapat dalam Al-Qur’an yang menerangkan tentang kewajiban berzakat bagi umat Islam. Contohnya, dalam surat At-Taubah ayat 60, Allah berfirman, “Sesungguhnya zakat itu hanyalah untuk orang-orang fakir, orang miskin, amil zakat, yang dilunakkan hatinya (mualaf), untuk (memerdekakan) hamba sahaya, untuk (membebaskan) orang yang berutang, untuk jalan Allah (dipergunakan pada segala bidang kemaslahatan) dan untuk orang yang sedang dalam perjalanan.” Ayat ini menjelaskan bahwa zakat wajib diberikan kepada delapan golongan yang berhak menerima.

Zakat memiliki banyak manfaat, di antaranya membersihkan harta dan jiwa dari sifat kikir dan tamak, serta membantu meningkatkan kesejahteraan sosial dan ekonomi masyarakat. Dalam sejarah Islam, zakat telah memainkan peran penting dalam pembangunan peradaban Islam, seperti pada masa kekhalifahan Umar bin Khattab yang mengalokasikan dana zakat untuk berbagai program kesejahteraan sosial.

Pada artikel ini, kita akan membahas lebih dalam tentang ayat-ayat Al-Qur’an yang menjelaskan tentang zakat, hikmah dan manfaat berzakat, serta sejarah perkembangan zakat dalam Islam.

Ayat Al-Qur’an yang Menjelaskan tentang Zakat

Ayat-ayat Al-Qur’an yang menjelaskan tentang zakat sangat penting untuk dipahami oleh umat Islam, karena di dalamnya terdapat ketentuan-ketentuan yang mengatur tentang kewajiban berzakat. Berikut adalah beberapa aspek penting terkait ayat-ayat Al-Qur’an tentang zakat:

  • Kewajiban
  • Golongan Penerima
  • Nisab
  • Waktu
  • Hikmah
  • Manfaat
  • Tata Cara
  • Hukum Meninggalkan
  • Sejarah

Ayat-ayat tentang zakat mengajarkan kepada kita bahwa zakat merupakan kewajiban bagi setiap muslim yang sudah memenuhi syarat tertentu. Zakat harus diberikan kepada delapan golongan yang berhak menerima, yaitu fakir, miskin, amil zakat, mualaf, hamba sahaya, gharim (orang yang berutang), fisabilillah (di jalan Allah), dan ibnus sabil (orang yang sedang dalam perjalanan). Nisab zakat berbeda-beda tergantung pada jenis hartanya. Waktu mengeluarkan zakat adalah satu tahun setelah harta mencapai nisab. Hikmah berzakat adalah untuk membersihkan harta dan jiwa dari sifat kikir dan tamak, serta membantu meningkatkan kesejahteraan sosial dan ekonomi masyarakat. Manfaat zakat sangat banyak, baik bagi yang mengeluarkan maupun yang menerima. Tata cara mengeluarkan zakat harus sesuai dengan ketentuan syariat. Meninggalkan zakat hukumnya adalah dosa besar. Sejarah zakat telah ada sejak zaman Nabi Muhammad SAW, dan telah mengalami perkembangan hingga sekarang.

Kewajiban

Kewajiban berzakat merupakan salah satu rukun Islam yang sangat penting. Ayat-ayat Al-Qur’an yang menjelaskan tentang zakat menegaskan bahwa zakat adalah kewajiban bagi setiap muslim yang telah memenuhi syarat tertentu. Kewajiban ini memiliki beberapa aspek penting, antara lain:

  • Syarat Wajib Zakat
    Untuk wajib mengeluarkan zakat, seseorang harus memenuhi syarat-syarat tertentu, seperti beragama Islam, baligh, berakal, merdeka, dan memiliki harta yang mencapai nisab.
  • Jenis Harta yang Dizakati
    Tidak semua harta wajib dizakati. Ada beberapa jenis harta yang wajib dizakati, seperti emas, perak, uang, hasil pertanian, hasil perniagaan, dan hewan ternak.
  • Nisab Zakat
    Setiap jenis harta memiliki nisab zakat yang berbeda-beda. Nisab adalah batas minimal harta yang wajib dizakati. Jika harta belum mencapai nisab, maka tidak wajib dizakati.
  • Waktu Mengeluarkan Zakat
    Waktu mengeluarkan zakat adalah satu tahun setelah harta mencapai nisab. Jika harta telah mencapai nisab selama satu tahun, maka wajib dikeluarkan zakatnya.

Kewajiban berzakat memiliki implikasi yang sangat besar bagi kehidupan umat Islam. Zakat bukan hanya kewajiban ritual, tetapi juga memiliki dimensi sosial dan ekonomi yang penting. Dengan menunaikan zakat, umat Islam telah menjalankan perintah Allah SWT dan sekaligus berkontribusi dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Golongan Penerima

Dalam ayat-ayat Al-Qur’an yang menjelaskan tentang zakat, golongan penerima zakat disebutkan secara eksplisit. Hal ini menunjukkan bahwa golongan penerima zakat merupakan komponen penting dalam pelaksanaan zakat. Ayat-ayat tersebut menjelaskan bahwa zakat harus diberikan kepada delapan golongan yang berhak menerima, yaitu:

  1. Fakir, yaitu orang yang tidak memiliki harta dan tidak mampu bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
  2. Miskin, yaitu orang yang memiliki harta tetapi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
  3. Amil zakat, yaitu orang yang bertugas mengumpulkan dan mendistribusikan zakat.
  4. Mualaf, yaitu orang yang baru masuk Islam dan membutuhkan bantuan untuk menguatkan keimanannya.
  5. Hamba sahaya, yaitu budak yang ingin memerdekakan dirinya.
  6. Gharim, yaitu orang yang berutang dan tidak mampu membayar utangnya.
  7. Fisabilillah, yaitu orang yang berjuang di jalan Allah, seperti untuk dakwah atau jihad.
  8. Ibnu sabil, yaitu orang yang sedang dalam perjalanan dan kehabisan bekal.

Golongan penerima zakat ini sangat beragam, mulai dari fakir miskin hingga pejuang di jalan Allah. Hal ini menunjukkan bahwa zakat memiliki fungsi sosial yang sangat luas, yaitu untuk membantu dan mensejahterakan seluruh lapisan masyarakat. Dengan memberikan zakat kepada golongan yang berhak menerima, umat Islam telah menjalankan perintah Allah SWT sekaligus berkontribusi dalam menciptakan masyarakat yang lebih adil dan sejahtera.

Nisab

Dalam ayat-ayat Al-Qur’an yang menjelaskan tentang zakat, nisab merupakan salah satu aspek penting yang mengatur tentang kewajiban berzakat. Nisab adalah batas minimal harta yang wajib dizakati. Jika harta seseorang belum mencapai nisab, maka tidak wajib dizakati. Penetapan nisab dalam zakat memiliki beberapa tujuan, di antaranya untuk memastikan bahwa zakat hanya diwajibkan kepada orang-orang yang mampu dan untuk menghindari kesulitan dalam pengelolaan zakat.

  • Nisab Emas dan Perak
    Nisab emas adalah 20 dinar atau setara dengan 85 gram emas. Sedangkan nisab perak adalah 200 dirham atau setara dengan 595 gram perak.
  • Nisab Uang
    Nisab uang mengikuti nisab emas, yaitu senilai 20 dinar atau 85 gram emas.
  • Nisab Hasil Pertanian
    Nisab hasil pertanian adalah 5 wasaq atau setara dengan 653 kilogram. Nisab ini berlaku untuk hasil pertanian yang termasuk makanan pokok, seperti beras, gandum, dan jagung.
  • Nisab Hewan Ternak
    Nisab hewan ternak berbeda-beda tergantung pada jenis hewan ternaknya. Misalnya, nisab unta adalah 5 ekor, nisab sapi adalah 30 ekor, dan nisab kambing adalah 40 ekor.

Penetapan nisab dalam zakat memiliki implikasi yang penting dalam pelaksanaan zakat. Nisab menjadi acuan bagi umat Islam untuk mengetahui apakah hartanya sudah wajib dizakati atau belum. Dengan memahami nisab zakat, umat Islam dapat menjalankan kewajiban berzakat dengan benar dan sesuai dengan ketentuan syariat.

Waktu

Waktu merupakan aspek penting yang disebutkan dalam ayat-ayat Al-Qur’an yang menjelaskan tentang zakat. Waktu berkaitan dengan kewajiban mengeluarkan zakat, mulai dari kapan zakat wajib dikeluarkan hingga jangka waktu pengelolaan zakat.

  • Waktu Wajib Zakat
    Zakat wajib dikeluarkan setelah harta mencapai nisab dan telah dimiliki selama satu tahun (haul). Haul dihitung sejak harta tersebut pertama kali dimiliki.
  • Waktu Pengelolaan Zakat
    Zakat harus segera dikeluarkan dan dikelola setelah wajib dikeluarkan. Penundaan pengelolaan zakat tanpa alasan yang syar’i dapat mengurangi nilai zakat.
  • Waktu Pembagian Zakat
    Zakat harus dibagikan kepada golongan yang berhak menerima tanpa penundaan yang tidak perlu. Pembagian zakat harus dilakukan secara adil dan merata.
  • Waktu Penyaluran Zakat
    Zakat disalurkan kepada golongan yang berhak menerima secara langsung atau melalui lembaga pengelola zakat. Penyaluran zakat harus dilakukan dengan tepat sasaran dan sesuai dengan ketentuan syariat.

Dengan memahami waktu yang tepat dalam mengeluarkan, mengelola, membagi, dan menyalurkan zakat, umat Islam dapat menjalankan kewajiban zakat dengan benar dan optimal. Zakat yang dikelola dan disalurkan dengan baik akan memberikan manfaat yang besar bagi masyarakat dan membantu meningkatkan kesejahteraan umat.

Hikmah

Hikmah, atau kebijaksanaan, merupakan salah satu aspek penting dalam ayat-ayat Al-Qur’an yang menjelaskan tentang zakat. Hikmah dalam zakat berkaitan dengan tujuan dan manfaat yang terkandung di dalamnya. Ayat-ayat zakat tidak hanya mengatur tentang kewajiban mengeluarkan harta, tetapi juga memberikan hikmah yang mendalam bagi kehidupan manusia.

Salah satu hikmah zakat adalah untuk membersihkan jiwa dari sifat kikir dan tamak. Dengan mengeluarkan zakat, umat Islam dilatih untuk mendahulukan kepentingan orang lain di atas kepentingan diri sendiri. Zakat juga mengajarkan tentang pentingnya berbagi dan tolong-menolong, sehingga dapat mempererat tali persaudaraan di antara sesama umat Islam.

Selain itu, zakat memiliki hikmah sosial dan ekonomi. Zakat membantu mendistribusikan kekayaan secara lebih merata, sehingga dapat mengurangi kesenjangan sosial dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Zakat juga dapat digunakan untuk mendanai berbagai program sosial, seperti pendidikan, kesehatan, dan pemberdayaan ekonomi, sehingga dapat membawa manfaat yang luas bagi masyarakat.

Dengan memahami hikmah zakat, umat Islam dapat menjalankan ibadah zakat dengan lebih bermakna dan optimal. Zakat tidak hanya menjadi kewajiban ritual, tetapi juga menjadi sarana untuk membersihkan jiwa, mempererat persaudaraan, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Hikmah zakat menjadi pengingat bahwa harta yang kita miliki bukan hanya milik kita, tetapi juga titipan dari Allah SWT yang harus dimanfaatkan untuk kebaikan bersama.

Manfaat

Manfaat zakat merupakan salah satu aspek penting dalam ayat-ayat Al-Qur’an yang menjelaskan tentang zakat. Manfaat zakat tidak hanya bersifat material, tetapi juga spiritual dan sosial. Berikut adalah beberapa manfaat zakat:

  • Pembersihan Jiwa

    Zakat dapat membersihkan jiwa dari sifat kikir dan tamak, sehingga dapat meningkatkan kualitas spiritual seseorang.

  • Meningkatkan Rezeki

    Zakat dapat meningkatkan rezeki seseorang, karena dengan berzakat, seseorang telah menunjukkan rasa syukur dan kepedulian terhadap sesama.

  • Menolong Sesama

    Zakat dapat membantu meringankan beban orang-orang yang membutuhkan, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan sosial.

  • Membangun Masyarakat yang Adil

    Zakat dapat membantu mengurangi kesenjangan sosial dan ekonomi, sehingga dapat membangun masyarakat yang lebih adil dan sejahtera.

Dengan memahami manfaat zakat, umat Islam dapat menjalankan ibadah zakat dengan lebih bermakna dan optimal. Zakat tidak hanya menjadi kewajiban ritual, tetapi juga menjadi sarana untuk meningkatkan kualitas spiritual, meningkatkan rezeki, menolong sesama, dan membangun masyarakat yang lebih adil dan sejahtera.

Tata Cara

Tata cara zakat merupakan aspek penting dalam ayat-ayat Al-Qur’an yang menjelaskan tentang zakat. Tata cara zakat mengatur tentang bagaimana zakat harus dikeluarkan, mulai dari niat hingga penyalurannya. Pemahaman yang benar tentang tata cara zakat akan memastikan bahwa zakat yang dikeluarkan sesuai dengan ketentuan syariat dan memberikan manfaat yang optimal.

  • Niat

    Niat merupakan syarat sah zakat. Niat harus diucapkan dalam hati ketika mengeluarkan zakat. Niat yang benar adalah karena Allah SWT dan untuk memenuhi kewajiban zakat.

  • Perhitungan

    Zakat dihitung berdasarkan jenis harta yang dimiliki. Perhitungan zakat harus dilakukan dengan benar sesuai dengan ketentuan syariat. Perhitungan yang salah dapat menyebabkan zakat yang dikeluarkan tidak sesuai dengan kewajiban.

  • Pengeluaran

    Zakat harus dikeluarkan dalam bentuk harta yang asli. Pengeluaran zakat dapat dilakukan secara langsung kepada golongan yang berhak menerima atau melalui lembaga pengelola zakat.

  • Penyaluran

    Zakat harus disalurkan kepada golongan yang berhak menerima, yaitu fakir, miskin, amil zakat, mualaf, hamba sahaya, gharim, fisabilillah, dan ibnu sabil. Penyaluran zakat harus dilakukan secara adil dan merata.

Dengan memahami dan menjalankan tata cara zakat dengan benar, umat Islam dapat menjalankan kewajiban zakat dengan optimal. Zakat yang dikeluarkan sesuai dengan ketentuan syariat akan memberikan manfaat yang besar bagi diri sendiri, orang lain, dan masyarakat secara keseluruhan.

Hukum Meninggalkan Zakat

Hukum meninggalkan zakat merupakan salah satu aspek penting dalam ayat-ayat Al-Qur’an yang menjelaskan tentang zakat. Hukum meninggalkan zakat berkaitan dengan konsekuensi yang diterima oleh seseorang yang tidak memenuhi kewajiban berzakat.

Dalam Islam, meninggalkan zakat hukumnya adalah dosa besar. Hal ini ditegaskan dalam beberapa ayat Al-Qur’an, antara lain dalam surat At-Taubah ayat 34-35. Ayat-ayat tersebut menjelaskan bahwa orang-orang yang menimbun hartanya dan tidak mengeluarkan zakat akan mendapat siksa yang pedih di akhirat. Meninggalkan zakat juga dapat menyebabkan hilangnya keberkahan dalam harta dan kehidupan seseorang.

Selain sanksi di akhirat, meninggalkan zakat juga memiliki implikasi sosial yang negatif. Zakat merupakan salah satu pilar penting dalam sistem ekonomi Islam. Dengan tidak mengeluarkan zakat, seseorang telah memutus mata rantai pendistribusian kekayaan dan menghambat upaya pemberdayaan masyarakat. Akibatnya, kesenjangan sosial dan ekonomi semakin lebar, dan kesejahteraan masyarakat sulit terwujud.

Memahami hukum meninggalkan zakat sangat penting bagi umat Islam. Hal ini dapat memotivasi umat Islam untuk menjalankan kewajiban zakat dengan baik dan tepat waktu. Zakat bukan hanya kewajiban ritual, tetapi juga merupakan ibadah sosial yang memiliki dampak yang besar bagi kehidupan individu dan masyarakat.

Sejarah

Sejarah memiliki hubungan yang erat dengan ayat-ayat Al-Qur’an yang menjelaskan tentang zakat. Ayat-ayat zakat diturunkan dalam konteks sejarah tertentu, dan sejarah memberikan latar belakang yang penting untuk memahami makna dan implementasi zakat.

Salah satu contoh nyata hubungan antara sejarah dan ayat zakat adalah ayat yang menjelaskan tentang kewajiban zakat fitrah. Zakat fitrah adalah zakat yang wajib dikeluarkan pada bulan Ramadan. Ayat tentang zakat fitrah diturunkan pada tahun kedua Hijriyah, ketika umat Islam mengalami kesulitan ekonomi akibat perang Badar. Ayat ini memberikan keringanan bagi umat Islam dengan menetapkan kadar zakat fitrah yang relatif kecil, yaitu satu sha’ kurma atau gandum untuk setiap orang. Penetapan kadar zakat fitrah ini mempertimbangkan kondisi sejarah pada saat itu, di mana banyak umat Islam yang masih miskin dan kesulitan memenuhi kebutuhan hidupnya.

Memahami sejarah ayat-ayat zakat sangat penting untuk mengimplementasikan zakat dengan benar. Sejarah memberikan konteks dan alasan di balik ketentuan-ketentuan zakat, sehingga umat Islam dapat memahami hikmah dan tujuan zakat dalam kehidupan beragama dan bermasyarakat. Selain itu, sejarah juga dapat menjadi inspirasi bagi umat Islam untuk meneladani semangat dan perjuangan para pendahulu dalam menjalankan kewajiban zakat.

Secara keseluruhan, sejarah merupakan komponen penting dalam memahami ayat-ayat Al-Qur’an yang menjelaskan tentang zakat. Sejarah memberikan latar belakang, konteks, dan alasan di balik ketentuan-ketentuan zakat. Memahami sejarah zakat dapat membantu umat Islam untuk mengimplementasikan zakat dengan benar, sesuai dengan tujuan dan hikmah yang terkandung di dalamnya.

Pertanyaan Umum tentang Ayat Al-Qur’an yang Menjelaskan tentang Zakat

Pertanyaan umum (FAQ) ini akan menjawab beberapa pertanyaan penting yang sering diajukan terkait dengan ayat-ayat Al-Qur’an yang menjelaskan tentang zakat. FAQ ini akan membahas tentang aspek-aspek penting zakat, seperti kewajiban, golongan penerima, nisab, waktu, hikmah, manfaat, tata cara, hukum meninggalkan zakat, dan sejarah zakat.

Pertanyaan 1: Apa saja kewajiban dalam zakat?

Kewajiban dalam zakat meliputi memiliki harta yang mencapai nisab, berakal, baligh, dan beragama Islam.

Pertanyaan 2: Siapa saja yang berhak menerima zakat?

Golongan yang berhak menerima zakat adalah fakir, miskin, amil zakat, mualaf, hamba sahaya, gharim, fisabilillah, dan ibnu sabil.

Pertanyaan 3: Apa itu nisab zakat?

Nisab zakat adalah batas minimal harta yang wajib dizakati. Nisab berbeda-beda tergantung pada jenis hartanya, seperti emas, perak, hasil pertanian, dan hewan ternak.

Pertanyaan 4: Kapan zakat wajib dikeluarkan?

Zakat wajib dikeluarkan setelah harta mencapai nisab dan telah dimiliki selama satu tahun (haul).

Pertanyaan 5: Apa hikmah dari zakat?

Hikmah zakat adalah untuk membersihkan jiwa dari sifat kikir dan tamak, meningkatkan rezeki, membantu sesama, dan membangun masyarakat yang lebih adil

Pertanyaan 6: Apa hukumnya jika meninggalkan zakat?

Hukum meninggalkan zakat adalah dosa besar. Orang yang meninggalkan zakat akan mendapat siksa yang pedih di akhirat dan hartanya tidak akan berkah.

Pertanyaan umum ini memberikan gambaran singkat tentang aspek-aspek penting zakat. Untuk pemahaman yang lebih komprehensif, simak pembahasan lebih lanjut dalam artikel ini.

Selanjutnya, kita akan membahas tentang dalil-dalil ayat Al-Qur’an yang menjelaskan tentang zakat.

Tips Mengoptimalkan Penunaian Zakat

Berikut adalah beberapa tips yang dapat membantu umat Islam dalam mengoptimalkan penunaian zakat:

Tip 1: Pahami Ayat-Ayat ZakatPelajari dan pahami ayat-ayat Al-Qur’an dan hadis yang menjelaskan tentang zakat. Ini akan memberikan dasar yang kuat untuk memahami kewajiban dan ketentuan zakat.

Tip 2: Hitung Nisab dengan BenarTentukan nisab zakat sesuai dengan jenis harta yang dimiliki. Perhitungan nisab yang benar akan memastikan bahwa zakat yang dikeluarkan sesuai dengan kewajiban.

Tip 3: Tentukan Golongan PenerimaZakat harus disalurkan kepada delapan golongan yang berhak menerima. Pastikan untuk mengidentifikasi mereka yang benar-benar membutuhkan dan berhak menerima zakat.

Tip 4: Keluarkan Zakat Tepat WaktuKeluarkan zakat tepat waktu setelah harta mencapai nisab dan telah dimiliki selama satu tahun (haul). Menunda pengeluaran zakat dapat mengurangi nilainya.

Tip 5: Niatkan Karena AllahKeluarkan zakat dengan niat yang ikhlas karena Allah SWT. Hindari niat-niat yang tidak sesuai dengan ajaran Islam.

Tip 6: Salurkan Zakat Secara EfektifSalurkan zakat melalui lembaga pengelola zakat yang terpercaya atau langsung kepada golongan yang berhak menerima. Pastikan zakat disalurkan dengan efektif dan tepat sasaran.

Tip 7: Dokumentasikan Penyaluran ZakatDokumentasikan penyaluran zakat sebagai bukti penunaian kewajiban. Dokumentasi ini dapat berupa kwitansi atau catatan pengeluaran zakat.

Tip 8: Jangan Takut BerkonsultasiJika ada keraguan atau pertanyaan terkait zakat, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan ulama atau lembaga pengelola zakat yang kompeten.

Dengan menerapkan tips-tips ini, umat Islam dapat mengoptimalkan penunaian zakat dan memperoleh manfaat yang maksimal dari ibadah zakat.

Tips-tips di atas akan membantu umat Islam dalam menjalankan kewajiban zakat dengan baik dan benar. Dengan memahami ayat-ayat Al-Qur’an dan menerapkan tips-tips tersebut, umat Islam dapat berkontribusi dalam membangun masyarakat yang lebih adil dan sejahtera.

Kesimpulan

Ayat-ayat Al-Qur’an yang menjelaskan tentang zakat memberikan pedoman yang komprehensif bagi umat Islam dalam menjalankan ibadah zakat. Zakat bukan hanya kewajiban ritual, tetapi juga memiliki dimensi sosial dan ekonomi yang penting. Memahami ayat-ayat tentang zakat akan membantu umat Islam menjalankan kewajiban ini dengan benar dan optimal, sehingga dapat memberikan manfaat yang maksimal bagi diri sendiri, orang lain, dan masyarakat.

Beberapa poin utama yang dapat disimpulkan dari artikel ini adalah:

  1. Zakat memiliki banyak hikmah dan manfaat, baik bagi yang mengeluarkan maupun yang menerima.
  2. Tata cara zakat harus diikuti dengan benar sesuai dengan ketentuan syariat.
  3. Meninggalkan zakat hukumnya adalah dosa besar dan dapat berdampak negatif bagi diri sendiri dan masyarakat.

Memahami ayat-ayat tentang zakat sangat penting bagi umat Islam agar dapat menjalankan ibadah zakat dengan baik dan benar. Dengan menunaikan zakat, umat Islam tidak hanya memenuhi kewajiban agama, tetapi juga berkontribusi dalam membangun masyarakat yang lebih adil dan sejahtera.



Artikel Terkait

Bagikan:

sisca

Halo, Perkenalkan nama saya Sisca. Saya adalah salah satu penulis profesional yang suka berbagi ilmu. Dengan Artikel, saya bisa berbagi dengan teman - teman. Semoga semua artikel yang telah saya buat bisa bermanfaat. Pastikan Follow www.birdsnbees.co.id ya.. Terimakasih..

Ikuti di Google News

Artikel Pilihan

Artikel Terbaru

Story Terbaru