Ayat tentang zakat merupakan perintah Allah SWT kepada umat Islam untuk mengeluarkan sebagian hartanya untuk diberikan kepada yang berhak menerimanya. Zakat memiliki banyak manfaat, baik bagi yang mengeluarkan maupun yang menerimanya. Zakat dapat membantu mengurangi kesenjangan sosial dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Di dalam Al-Qur’an, terdapat banyak ayat yang menjelaskan tentang zakat. Salah satunya adalah surat At-Taubah ayat 60 yang berbunyi: “Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang miskin, petugas-petugas yang mengurusnya, para mualaf yang dilunakkan hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berutang, untuk jalan Allah dan orang-orang yang sedang dalam perjalanan.”
Ayat ini menjelaskan bahwa zakat wajib dikeluarkan oleh umat Islam yang mampu dan diberikan kepada delapan golongan yang berhak menerimanya. Zakat merupakan salah satu rukun Islam dan menjadi kewajiban bagi setiap Muslim yang telah memenuhi syarat.
Ayat Tentang Zakat
Ayat tentang zakat memegang peranan penting dalam memahami dan mengamalkan ajaran Islam. Ayat-ayat ini mengatur kewajiban, ketentuan, dan hikmah di balik zakat, sehingga menjadi landasan bagi umat Islam dalam menunaikan ibadah tersebut.
- Pengertian: Perintah Allah SWT untuk mengeluarkan sebagian harta.
- Hukum: Wajib bagi setiap muslim yang mampu.
- Nisab: Batasan harta yang mewajibkan zakat.
- Waktu: Setiap tahun setelah mencapai nisab.
- Penerima: Delapan golongan yang berhak menerima zakat.
- Hikmah: Membersihkan harta, mengurangi kesenjangan sosial.
- Jenis: Zakat fitrah, zakat mal, zakat profesi.
- Manfaat: Menyucikan harta, meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
- Hukuman: Bagi yang enggan mengeluarkan zakat.
Dengan memahami aspek-aspek tersebut, umat Islam dapat melaksanakan zakat sesuai dengan ketentuan syariat dan memperoleh manfaatnya secara optimal. Zakat tidak hanya menjadi kewajiban ritual, tetapi juga memiliki dampak sosial dan ekonomi yang signifikan dalam membangun masyarakat yang lebih adil dan sejahtera.
Pengertian
Ayat tentang zakat mengandung pengertian bahwa zakat adalah perintah Allah SWT kepada umat Islam untuk mengeluarkan sebagian dari harta yang dimilikinya. Perintah ini memiliki beberapa aspek penting yang perlu dipahami agar zakat dapat ditunaikan dengan benar.
-
Dasar Hukum
Kewajiban zakat didasarkan pada ayat-ayat Al-Qur’an dan hadis Nabi Muhammad SAW. Di dalam Al-Qur’an, terdapat banyak ayat yang memerintahkan umat Islam untuk menunaikan zakat. Salah satu ayat yang paling terkenal adalah surat At-Taubah ayat 60 yang berbunyi, “Sesungguhnya zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang miskin, petugas-petugas yang mengurusnya, para mualaf yang dilunakkan hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berutang, untuk jalan Allah dan orang-orang yang sedang dalam perjalanan.” Ayat ini menjelaskan bahwa zakat wajib dikeluarkan oleh umat Islam yang mampu untuk diberikan kepada delapan golongan yang berhak menerimanya.
-
Hikmah Zakat
Zakat memiliki banyak hikmah atau manfaat, baik bagi yang mengeluarkan zakat maupun bagi yang menerimanya. Bagi yang mengeluarkan zakat, zakat dapat membersihkan harta dari hak orang lain. Selain itu, zakat juga dapat menjadi sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dan menyucikan jiwa dari sifat kikir dan tamak. Bagi yang menerima zakat, zakat dapat membantu meringankan beban hidup dan meningkatkan kesejahteraan mereka. Zakat juga dapat menjadi sarana untuk mempererat tali silaturahmi dan ukhuwah Islamiyah di antara sesama umat Islam.
-
Syarat Wajib Zakat
Zakat wajib dikeluarkan oleh umat Islam yang memenuhi syarat-syarat tertentu. Syarat tersebut antara lain: beragama Islam, baligh, berakal, merdeka, memiliki harta yang mencapai nisab, dan harta tersebut telah dimiliki selama satu tahun (haul). Nisab zakat berbeda-beda tergantung pada jenis hartanya. Misalnya, nisab zakat untuk emas dan perak adalah senilai 85 gram emas atau 595 gram perak.
-
Waktu Mengeluarkan Zakat
Zakat harus dikeluarkan pada waktu tertentu. Waktu mengeluarkan zakat untuk zakat fitrah adalah pada bulan Ramadhan, tepatnya pada hari raya Idul Fitri. Sementara itu, waktu mengeluarkan zakat mal adalah pada saat harta tersebut telah mencapai nisab dan telah dimiliki selama satu tahun.
Dengan memahami pengertian zakat secara mendalam, umat Islam dapat menunaikan zakat dengan benar sesuai dengan ketentuan syariat Islam. Zakat merupakan ibadah yang sangat penting dalam Islam dan memiliki banyak manfaat, baik bagi yang mengeluarkan zakat maupun bagi yang menerimanya.
Hukum
Hukum wajib zakat bagi setiap muslim yang mampu merupakan bagian integral dari ayat tentang zakat. Ayat-ayat tersebut menjadi dasar hukum yang mengikat bagi seluruh umat Islam untuk menunaikan zakat. Sebab, zakat merupakan salah satu rukun Islam yang harus dilaksanakan oleh setiap muslim yang telah memenuhi syarat.
Kewajiban zakat ini didasarkan pada firman Allah SWT dalam surat At-Taubah ayat 60 yang artinya, “Sesungguhnya zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang miskin, petugas-petugas yang mengurusnya, para mualaf yang dilunakkan hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berutang, untuk jalan Allah dan orang-orang yang sedang dalam perjalanan.” Ayat ini menjelaskan bahwa zakat wajib dikeluarkan oleh setiap muslim yang mampu untuk diberikan kepada delapan golongan yang berhak menerimanya.
Dengan memahami hukum wajib zakat bagi setiap muslim yang mampu, umat Islam dapat menyadari pentingnya menunaikan ibadah zakat. Zakat bukan hanya sekadar kewajiban ritual, tetapi juga memiliki dampak sosial dan ekonomi yang signifikan dalam membangun masyarakat yang lebih adil dan sejahtera.
Nisab
Dalam ayat tentang zakat, nisab merupakan aspek penting yang menentukan kewajiban seseorang untuk mengeluarkan zakat. Nisab adalah batasan harta yang mewajibkan seorang muslim untuk mengeluarkan zakat. Pembahasan tentang nisab dalam ayat tentang zakat memiliki beberapa aspek mendasar, di antaranya:
-
Pengertian Nisab
Nisab secara bahasa berarti batas atau ukuran. Dalam konteks zakat, nisab adalah ukuran harta yang menjadi batas kewajiban mengeluarkan zakat. Seseorang yang memiliki harta mencapai atau melebihi nisab, maka wajib baginya untuk mengeluarkan zakat.
-
Jenis Nisab
Terdapat perbedaan nisab untuk jenis harta yang berbeda. Misalnya, nisab untuk zakat emas dan perak adalah senilai 85 gram emas atau 595 gram perak. Sedangkan nisab untuk zakat pertanian dan perniagaan adalah senilai tertentu yang setara dengan harga bahan makanan pokok.
-
Hikmah Nisab
Penetapan nisab dalam zakat memiliki hikmah atau manfaat tertentu. Di antaranya adalah untuk memastikan bahwa zakat hanya dikeluarkan oleh orang-orang yang mampu. Selain itu, nisab juga berfungsi untuk menghindari potensi penimbunan harta dan mendorong pemerataan kekayaan di masyarakat.
-
Dampak Nisab
Penetapan nisab dalam zakat memiliki dampak yang signifikan dalam pengelolaan zakat. Nisab menjadi acuan bagi lembaga pengelola zakat untuk mendata dan mengumpulkan zakat dari masyarakat. Selain itu, nisab juga menjadi dasar dalam penyaluran zakat kepada golongan yang berhak menerimanya.
Memahami nisab dalam ayat tentang zakat sangat penting bagi umat Islam untuk dapat menunaikan kewajiban zakatnya dengan benar. Nisab menjadi ukuran yang jelas dan objektif untuk menentukan kewajiban zakat dan memastikan bahwa zakat dapat dikelola dan disalurkan secara tepat sasaran.
Waktu
Ayat tentang zakat mengatur waktu pengeluaran zakat, yaitu setiap tahun setelah mencapai nisab. Ketentuan waktu ini memiliki hubungan yang erat dengan kewajiban zakat itu sendiri. Zakat merupakan ibadah maliyah atau ibadah yang berkaitan dengan harta. Oleh karena itu, waktu pengeluaran zakat dikaitkan dengan kepemilikan harta yang telah mencapai nisab.
Nisab adalah batas minimal harta yang mewajibkan seseorang untuk mengeluarkan zakat. Jika seseorang memiliki harta yang telah mencapai nisab dan telah dimiliki selama satu tahun (haul), maka wajib baginya untuk mengeluarkan zakat pada tahun tersebut. Ketentuan waktu ini dimaksudkan agar zakat dikeluarkan secara berkala dan teratur, sehingga manfaatnya dapat dirasakan oleh golongan yang berhak menerimanya secara berkesinambungan.
Dalam praktiknya, terdapat beberapa contoh nyata dari ayat tentang zakat yang mengatur waktu pengeluaran zakat. Misalnya, zakat fitrah yang wajib dikeluarkan setiap tahun pada bulan Ramadhan sebelum shalat Idul Fitri. Zakat fitrah dihitung berdasarkan jumlah anggota keluarga dan dikeluarkan dalam bentuk bahan makanan pokok. Contoh lainnya adalah zakat mal, yang wajib dikeluarkan setiap tahun setelah harta mencapai nisab dan telah dimiliki selama satu tahun. Zakat mal dihitung berdasarkan jenis harta yang dimiliki, seperti emas, perak, uang, dan hasil pertanian.
Memahami hubungan antara ayat tentang zakat dan waktu pengeluaran zakat sangat penting bagi umat Islam. Dengan memahami hal ini, umat Islam dapat menunaikan kewajiban zakatnya dengan benar dan tepat waktu. Zakat yang dikeluarkan pada waktunya akan memberikan manfaat yang optimal bagi golongan yang berhak menerimanya dan berkontribusi pada kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.
Penerima
Dalam ayat tentang zakat, Allah SWT telah menetapkan delapan golongan yang berhak menerima zakat. Penetapan ini memiliki hubungan yang erat dengan tujuan zakat itu sendiri, yaitu untuk mewujudkan kesejahteraan sosial dan ekonomi dalam masyarakat.
Delapan golongan yang berhak menerima zakat tersebut adalah:
- Fakir, yaitu orang yang tidak memiliki harta dan tidak mampu bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
- Miskin, yaitu orang yang memiliki harta namun tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
- Amil, yaitu orang yang bertugas mengumpulkan dan mendistribusikan zakat.
- Mualaf, yaitu orang yang baru masuk Islam dan membutuhkan bantuan untuk menguatkan keimanannya.
- Riqab, yaitu hamba sahaya atau budak yang ingin memerdekakan dirinya.
- Gharimin, yaitu orang yang memiliki utang dan tidak mampu membayarnya.
- Fisabilillah, yaitu orang yang berjuang di jalan Allah.
- Ibnu sabil, yaitu orang yang sedang dalam perjalanan dan kehabisan bekal.
Dengan menetapkan delapan golongan penerima zakat ini, ayat tentang zakat memberikan panduan yang jelas tentang bagaimana zakat harus didistribusikan agar tepat sasaran dan memberikan manfaat yang optimal. Delapan golongan ini mewakili berbagai kelompok masyarakat yang membutuhkan bantuan, sehingga zakat dapat berperan aktif dalam mengatasi kesenjangan sosial dan ekonomi serta membangun masyarakat yang lebih adil dan sejahtera.
Hikmah
Ayat tentang zakat memiliki hikmah atau tujuan yang mulia, yaitu membersihkan harta dan mengurangi kesenjangan sosial. Hikmah ini memiliki hubungan yang sangat erat dengan kewajiban zakat itu sendiri. Zakat merupakan ibadah maliyah, yaitu ibadah yang berkaitan dengan harta. Dengan mengeluarkan zakat, seorang muslim telah membersihkan hartanya dari hak orang lain dan menyucikan jiwanya dari sifat kikir dan tamak.
Selain itu, zakat juga berperan penting dalam mengurangi kesenjangan sosial. Zakat yang dihimpun dari orang-orang yang mampu akan didistribusikan kepada delapan golongan yang berhak menerimanya, termasuk fakir, miskin, dan ibnu sabil. Melalui penyaluran zakat ini, diharapkan dapat membantu meringankan beban hidup mereka yang membutuhkan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.
Contoh nyata dari hikmah zakat dalam membersihkan harta dan mengurangi kesenjangan sosial dapat kita lihat dalam sejarah Islam. Pada masa pemerintahan Khalifah Umar bin Khattab, zakat dikelola dengan sangat baik dan efektif. Hasilnya, kesenjangan sosial di masyarakat berkurang secara signifikan. Bahkan, pada masa itu tidak ditemukan seorang pun di Madinah yang layak menerima zakat karena kesejahteraan masyarakat telah merata.
Memahami hikmah zakat dalam membersihkan harta dan mengurangi kesenjangan sosial sangat penting bagi umat Islam. Dengan memahami hal ini, umat Islam dapat menjalankan kewajiban zakat dengan kesadaran dan keikhlasan yang tinggi. Zakat tidak hanya menjadi kewajiban ritual, tetapi juga merupakan ibadah sosial yang memiliki dampak yang sangat besar bagi kesejahteraan masyarakat.
Jenis
Dalam ayat tentang zakat, terdapat beberapa jenis zakat yang wajib ditunaikan oleh umat Islam. Jenis-jenis zakat tersebut memiliki karakteristik dan ketentuan yang berbeda-beda.
-
Zakat Fitrah
Zakat fitrah adalah zakat yang wajib dikeluarkan pada bulan Ramadhan sebelum shalat Idul Fitri. Zakat fitrah dihitung berdasarkan jumlah anggota keluarga dan dikeluarkan dalam bentuk bahan makanan pokok.
-
Zakat Mal
Zakat mal adalah zakat yang dikenakan pada harta yang dimiliki selama satu tahun dan telah mencapai nisab tertentu. Zakat mal dihitung berdasarkan jenis harta yang dimiliki, seperti emas, perak, uang, hasil pertanian, dan hasil perdagangan.
-
Zakat Profesi
Zakat profesi adalah zakat yang dikenakan pada penghasilan yang diperoleh dari pekerjaan atau profesi. Zakat profesi dihitung berdasarkan nisab tertentu, yaitu penghasilan yang telah mencapai batas minimum yang ditentukan.
Ketiga jenis zakat tersebut memiliki tujuan yang sama, yaitu untuk membersihkan harta dan membantu golongan yang membutuhkan. Dengan memahami perbedaan jenis-jenis zakat, umat Islam dapat mengetahui kewajiban zakat yang harus ditunaikan dan menunaikannya dengan benar sesuai dengan ketentuan syariat Islam.
Manfaat
Ayat tentang zakat memiliki banyak manfaat, baik bagi yang mengeluarkan zakat maupun bagi yang menerimanya. Salah satu manfaat yang paling penting adalah menyucikan harta dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Menyucikan harta merupakan salah satu tujuan utama zakat. Ketika seseorang mengeluarkan zakat, ia telah membersihkan hartanya dari hak orang lain. Dengan demikian, harta yang dimilikinya menjadi lebih berkah dan halal. Di sisi lain, zakat juga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Zakat yang dihimpun dari orang-orang yang mampu akan didistribusikan kepada delapan golongan yang berhak menerimanya, termasuk fakir, miskin, dan ibnu sabil. Melalui penyaluran zakat ini, diharapkan dapat membantu meringankan beban hidup mereka yang membutuhkan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.
Contoh nyata dari manfaat zakat dalam menyucikan harta dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat dapat kita lihat dalam sejarah Islam. Pada masa pemerintahan Khalifah Umar bin Khattab, zakat dikelola dengan sangat baik dan efektif. Hasilnya, kesenjangan sosial di masyarakat berkurang secara signifikan. Bahkan, pada masa itu tidak ditemukan seorang pun di Madinah yang layak menerima zakat karena kesejahteraan masyarakat telah merata. Memahami manfaat zakat dalam menyucikan harta dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat sangat penting bagi umat Islam. Dengan memahami hal ini, umat Islam dapat menjalankan kewajiban zakat dengan kesadaran dan keikhlasan yang tinggi. Zakat tidak hanya menjadi kewajiban ritual, tetapi juga merupakan ibadah sosial yang memiliki dampak yang sangat besar bagi kesejahteraan masyarakat.
Hukuman
Setiap perintah Allah SWT mengandung konsekuensi, begitu pula dengan perintah untuk mengeluarkan zakat. Dalam ayat tentang zakat, Allah SWT menegaskan adanya hukuman bagi mereka yang enggan mengeluarkan zakat. Hukuman tersebut dapat berupa azab di dunia maupun di akhirat.
Dalam sebuah hadis, Rasulullah SAW bersabda, “Barang siapa yang memiliki kelebihan harta namun tidak mau mengeluarkan zakat, maka pada hari kiamat hartanya akan dijadikan ular berbisa yang melingkar di lehernya. Ular tersebut akan menggigit kedua rahangnya dan berkata, ‘Aku adalah harta yang kamu kumpulkan dan kamu tahan dari hak fakir miskin.'” (HR. Muslim)
Hukuman yang berat tersebut menunjukkan bahwa enggan mengeluarkan zakat merupakan dosa besar. Zakat bukanlah sekadar kewajiban ritual, tetapi juga merupakan ibadah sosial yang memiliki dampak yang sangat besar bagi kesejahteraan masyarakat. Dengan menahan zakat, seseorang telah merampas hak orang lain dan memutus tali silaturahmi sesama muslim.
Memahami hubungan antara ayat tentang zakat dan hukuman bagi yang enggan mengeluarkan zakat sangat penting bagi umat Islam. Hal ini dapat memotivasi kita untuk menunaikan kewajiban zakat dengan kesadaran dan keikhlasan yang tinggi. Zakat bukan hanya bermanfaat bagi yang menerimanya, tetapi juga bagi yang mengeluarkannya. Dengan mengeluarkan zakat, kita dapat membersihkan harta kita dari hak orang lain dan terhindar dari azab Allah SWT.
Pertanyaan Seputar Ayat tentang Zakat
Berikut ini adalah beberapa pertanyaan umum dan jawabannya terkait dengan ayat tentang zakat dalam ajaran Islam.
Pertanyaan 1: Apa saja hikmah dari berzakat?
Jawaban: Hikmah berzakat sangat banyak, di antaranya membersihkan harta, meningkatkan ketakwaan, membantu orang yang membutuhkan, dan sebagai bentuk kepedulian sosial.
Pertanyaan 2: Kapan waktu mengeluarkan zakat fitrah?
Jawaban: Zakat fitrah dikeluarkan pada bulan Ramadan, sebelum shalat Idul Fitri.
Pertanyaan 3: Kepada siapa saja zakat boleh disalurkan?
Jawaban: Zakat boleh disalurkan kepada delapan golongan yang berhak menerimanya, yaitu fakir, miskin, amil, mualaf, riqab, gharimin, fisabilillah, dan ibnu sabil.
Pertanyaan 4: Berapa nisab zakat emas?
Jawaban: Nisab zakat emas adalah senilai 85 gram emas murni.
Pertanyaan 5: Apakah hukum zakat bagi orang yang mampu?
Jawaban: Zakat hukumnya wajib bagi setiap muslim yang mampu memenuhi syarat dan ketentuan yang telah ditetapkan.
Pertanyaan 6: Apa saja manfaat zakat bagi penerimanya?
Jawaban: Manfaat zakat bagi penerimanya antara lain meringankan beban hidup, meningkatkan kesejahteraan, dan mempererat tali silaturahmi sesama muslim.
Demikianlah beberapa pertanyaan umum dan jawabannya terkait dengan ayat tentang zakat. Memahami pertanyaan dan jawaban ini dapat membantu kita dalam memahami dan mengamalkan ajaran zakat dengan lebih baik.
Pembahasan mengenai ayat tentang zakat masih akan berlanjut pada bagian selanjutnya, di mana kita akan mengulas lebih dalam tentang hikmah, manfaat, dan dampak sosial dari zakat dalam kehidupan bermasyarakat.
Tips Mengoptimalkan Penunaian Zakat
Setelah memahami dasar-dasar zakat, berikut adalah beberapa tips praktis untuk mengoptimalkan penunaian zakat:
Tip 1: Hitung Nisab dan Haul dengan Benar
Pastikan harta yang dimiliki telah mencapai nisab dan telah dimiliki selama satu tahun (haul) untuk menghitung kewajiban zakat secara akurat.
Tip 2: Identifikasi Golongan Penerima yang Tepat
Salurkan zakat kepada delapan golongan yang berhak menerimanya, seperti fakir, miskin, dan ibnu sabil, sesuai dengan ketentuan syariat Islam.
Tip 3: Pilih Lembaga Penyalur Terpercaya
Untuk memastikan zakat tersalurkan dengan tepat, pilih lembaga penyalur zakat yang terpercaya dan memiliki kredibilitas yang baik.
Tip 4: Tunaikan Zakat Tepat Waktu
Tunaikan zakat pada waktu yang telah ditentukan, seperti zakat fitrah sebelum shalat Idul Fitri, untuk menghindari penundaan dan memastikan manfaat zakat dapat dirasakan segera oleh penerimanya.
Tip 5: Niatkan Karena Allah SWT
Tunaikan zakat dengan niat yang ikhlas karena Allah SWT, bukan karena ingin dilihat atau dipuji orang lain, agar menjadi ibadah yang diterima.
Tip 6: Tingkatkan Kesadaran Zakat
Sosialisasikan dan edukasi masyarakat tentang pentingnya zakat dan ajak mereka untuk turut serta dalam penunaian zakat.
Tip 7: Manfaatkan Teknologi untuk Zakat
Gunakan platform atau aplikasi digital yang memudahkan penyaluran zakat, seperti transfer online dan pembayaran melalui e-wallet.
Tip 8: Jadikan Zakat Sebagai Gaya Hidup
Jadikan zakat sebagai bagian dari gaya hidup dengan menyisihkan sebagian penghasilan secara rutin untuk ditunaikan sebagai zakat.
Dengan mengimplementasikan tips ini, umat Islam dapat mengoptimalkan penunaian zakat, sehingga manfaatnya dapat dirasakan secara maksimal oleh masyarakat yang membutuhkan.
Tips-tips ini menjadi landasan penting dalam mengamalkan zakat secara efektif, yang akan dibahas lebih lanjut pada bagian penutup tentang dampak sosial dan spiritual dari zakat.
Kesimpulan
Dalam pembahasan ayat tentang zakat, terdapat beberapa poin penting yang saling terkait dan memberikan pemahaman yang komprehensif mengenai ibadah ini. Pertama, zakat merupakan kewajiban bagi setiap muslim yang mampu, memiliki hikmah untuk membersihkan harta dan mengurangi kesenjangan sosial, serta berdampak pada peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Kedua, terdapat berbagai jenis zakat yang harus ditunaikan, seperti zakat fitrah, zakat mal, dan zakat profesi, dengan ketentuan dan waktu pengeluaran yang berbeda-beda. Ketiga, penunaian zakat juga memiliki dampak spiritual, yakni sebagai bentuk ketaatan kepada Allah SWT dan sarana untuk menyucikan diri dari sifat kikir dan tamak.
Memahami ayat tentang zakat dan mengimplementasikannya dalam kehidupan menjadi sangat penting bagi umat Islam. Zakat tidak hanya sekadar kewajiban ritual, tetapi juga merupakan pilar penting dalam sistem sosial ekonomi Islam yang bertujuan untuk menciptakan keadilan dan kesejahteraan bagi seluruh lapisan masyarakat.