Cara Bayar Zakat Fitrah dengan Beras, Yuk Simak!

sisca


Cara Bayar Zakat Fitrah dengan Beras, Yuk Simak!

Zakat fitrah adalah kewajiban bagi setiap muslim yang mampu untuk mengeluarkan sebagian hartanya sebagai bentuk sedekah di bulan Ramadan. Zakat fitrah biasanya dibayarkan dalam bentuk beras atau makanan pokok lainnya. Misalnya, di Indonesia, zakat fitrah biasanya dibayarkan dalam bentuk beras dengan takaran 2,5 kilogram per jiwa.

Zakat fitrah memiliki banyak manfaat, di antaranya adalah untuk membersihkan harta, menolong fakir miskin, dan dapat meningkatkan rasa syukur kepada Allah SWT. Dalam sejarah Islam, zakat fitrah telah menjadi kewajiban bagi umat muslim sejak zaman Nabi Muhammad SAW.

Dalam artikel ini, kita akan membahas lebih dalam tentang zakat fitrah, mulai dari tata cara pembayarannya, hikmah di balik pensyariatannya, hingga dampaknya bagi masyarakat.

beras zakat fitrah

Zakat fitrah merupakan salah satu kewajiban bagi umat Islam yang memiliki kemampuan finansial untuk mengeluarkan sebagian hartanya sebagai bentuk sedekah di bulan Ramadan. Zakat fitrah biasanya dibayarkan dalam bentuk beras atau makanan pokok lainnya. Beras zakat fitrah memiliki berbagai aspek penting yang perlu diketahui, di antaranya:

  • Jenis beras
  • Takaran
  • Waktu pembayaran
  • Penerima
  • Hikmah
  • Syarat wajib
  • Tata cara pembayaran
  • Dampak sosial
  • Landasan hukum
  • Perbedaan dengan zakat maal

Setiap aspek tersebut memiliki keterkaitan erat dengan beras zakat fitrah. Misalnya, jenis beras yang digunakan haruslah beras yang baik dan layak untuk dikonsumsi. Takaran beras yang dibayarkan juga harus sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan, yaitu 2,5 kilogram per jiwa. Waktu pembayaran zakat fitrah juga memiliki ketentuan khusus, yaitu mulai dari terbenamnya matahari pada malam terakhir bulan Ramadan hingga sebelum pelaksanaan salat Idul Fitri. Penerima zakat fitrah adalah fakir miskin dan orang-orang yang membutuhkan. Hikmah di balik pensyariatan zakat fitrah adalah untuk membersihkan harta, menolong fakir miskin, dan meningkatkan rasa syukur kepada Allah SWT.

Jenis beras

Jenis beras merupakan salah satu aspek penting dalam pembahasan beras zakat fitrah. Zakat fitrah umumnya dibayarkan dalam bentuk beras atau makanan pokok lainnya. Namun, tidak semua jenis beras dapat digunakan untuk membayar zakat fitrah. Beras yang digunakan haruslah beras yang baik dan layak untuk dikonsumsi.

Jenis beras yang paling umum digunakan untuk membayar zakat fitrah adalah beras putih. Beras putih memiliki kualitas yang baik dan mudah ditemukan di pasaran. Selain beras putih, beras merah dan beras hitam juga dapat digunakan untuk membayar zakat fitrah. Kedua jenis beras tersebut memiliki kandungan nutrisi yang lebih tinggi dibandingkan beras putih.

Pemilihan jenis beras untuk zakat fitrah juga harus mempertimbangkan kondisi penerima. Jika penerima zakat fitrah adalah orang yang kurang mampu, maka jenis beras yang dipilih haruslah beras yang terjangkau dan mengenyangkan. Sementara itu, jika penerima zakat fitrah adalah orang yang mampu, maka jenis beras yang dipilih dapat lebih bervariasi.

Takaran

Takaran beras zakat fitrah merupakan aspek penting yang perlu diperhatikan dalam pemenuhan kewajiban zakat fitrah. Takaran yang tepat akan memastikan bahwa setiap jiwa yang wajib membayar zakat fitrah telah mengeluarkan zakat sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.

  • Ukuran Takaran

    Takaran beras zakat fitrah yang umum digunakan adalah 2,5 kilogram atau 3,5 liter per jiwa. Takaran ini telah ditetapkan berdasarkan hadis Nabi Muhammad SAW.

  • Jenis Takaran

    Takaran beras zakat fitrah dapat menggunakan berbagai jenis alat ukur, seperti timbangan, literan, atau gantang. Alat ukur yang digunakan haruslah akurat dan sesuai dengan standar yang berlaku.

  • Waktu Takaran

    Takaran beras zakat fitrah dilakukan pada saat akan menyalurkan zakat fitrah kepada penerima. Beras zakat fitrah yang telah ditakar kemudian dikemas dalam wadah yang layak.

  • Implikasi Takaran

    Takaran beras zakat fitrah yang tepat memiliki implikasi penting, yaitu memastikan bahwa setiap jiwa yang wajib membayar zakat fitrah telah mengeluarkan zakat sesuai dengan kewajibannya. Takaran yang kurang atau lebih dari ketentuan dapat mempengaruhi keabsahan zakat fitrah.

Dengan memperhatikan takaran beras zakat fitrah yang tepat, umat Islam dapat menjalankan kewajiban zakat fitrah dengan baik dan benar. Takaran yang sesuai juga akan memastikan bahwa penerima zakat fitrah memperoleh haknya secara adil dan merata.

Waktu pembayaran

Waktu pembayaran zakat fitrah merupakan aspek penting yang berkaitan erat dengan beras zakat fitrah. Ketentuan waktu pembayaran zakat fitrah telah ditetapkan dalam syariat Islam dan memiliki implikasi terhadap keabsahan zakat fitrah.

Zakat fitrah wajib dibayarkan mulai dari terbenamnya matahari pada malam terakhir bulan Ramadan hingga sebelum pelaksanaan salat Idul Fitri. Pembayaran zakat fitrah pada waktu tersebut dianggap tepat waktu dan memenuhi syarat sahnya zakat fitrah. Di sisi lain, pembayaran zakat fitrah setelah waktu yang ditentukan dikategorikan sebagai zakat yang tertunda dan memiliki konsekuensi tersendiri.

Ketentuan waktu pembayaran zakat fitrah memiliki hikmah dan tujuan tertentu. Pembayaran zakat fitrah pada waktu yang tepat memungkinkan beras zakat fitrah dapat segera didistribusikan kepada penerima yang berhak. Hal ini sesuai dengan tujuan zakat fitrah, yaitu untuk membantu fakir miskin dan membersihkan harta umat Islam.

Penerima

Penerima merupakan salah satu komponen penting dalam pelaksanaan zakat fitrah. Zakat fitrah wajib disalurkan kepada pihak yang berhak menerimanya, yaitu:

  • Fakir, yaitu orang yang tidak memiliki harta dan tidak mampu memenuhi kebutuhan dasar hidupnya.
  • Miskin, yaitu orang yang memiliki harta namun tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan dasar hidupnya.
  • Amil, yaitu orang yang mengumpulkan dan mendistribusikan zakat.
  • Mualaf, yaitu orang yang baru masuk Islam dan membutuhkan bantuan untuk menguatkan keIslamannya.
  • Riqab, yaitu budak atau hamba sahaya yang ingin memerdekakan dirinya.
  • Gharim, yaitu orang yang berutang dan tidak mampu membayar utangnya.
  • Fisabilillah, yaitu orang yang berjuang di jalan Allah SWT.
  • Ibnu sabil, yaitu orang yang sedang dalam perjalanan dan kehabisan bekal.

Dalam konteks beras zakat fitrah, penerima memiliki peran penting sebagai pihak yang berhak menerima bantuan dari umat Islam yang mampu. Beras zakat fitrah yang disalurkan kepada penerima diharapkan dapat membantu memenuhi kebutuhan dasar mereka, terutama pada saat menjelang Hari Raya Idul Fitri.

Memahami hubungan antara beras zakat fitrah dan penerimanya memiliki beberapa implikasi praktis. Pertama, umat Islam yang wajib membayar zakat fitrah harus memastikan bahwa beras zakat fitrah yang mereka salurkan sampai kepada penerima yang berhak. Kedua, penerima zakat fitrah harus menggunakan beras zakat fitrah yang diterima dengan sebaik-baiknya untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka. Ketiga, pemerintah dan lembaga terkait memiliki peran penting dalam memfasilitasi penyaluran beras zakat fitrah kepada penerima yang berhak.

Hikmah

Hikmah merupakan salah satu aspek penting dalam pembahasan beras zakat fitrah. Hikmah atau kebijaksanaan yang terkandung dalam pensyariatan zakat fitrah memiliki pengaruh yang besar terhadap pelaksanaannya.

Salah satu hikmah beras zakat fitrah adalah untuk membersihkan harta. Zakat fitrah berfungsi sebagai penyucian harta yang kita miliki. Dengan mengeluarkan zakat fitrah, kita telah membersihkan harta kita dari hal-hal yang tidak baik, seperti riba, syubhat, dan harta yang tidak jelas sumbernya. Harta yang telah dizakatkan menjadi lebih berkah dan membawa kebaikan bagi pemiliknya.

Hikmah lainnya dari beras zakat fitrah adalah untuk membantu fakir miskin. Zakat fitrah yang kita bayarkan akan disalurkan kepada mereka yang membutuhkan. Dengan demikian, zakat fitrah dapat membantu mengurangi kesenjangan sosial dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Selain hikmah tersebut, beras zakat fitrah juga memiliki hikmah yang lebih luas, seperti mempererat tali silaturahmi, meningkatkan rasa syukur, dan melatih kepedulian terhadap sesama. Dengan memahami hikmah yang terkandung dalam beras zakat fitrah, kita dapat melaksanakannya dengan lebih baik dan penuh kesadaran.

Syarat wajib

Syarat wajib merupakan elemen penting dalam pembahasan beras zakat fitrah. Syarat wajib adalah ketentuan yang harus dipenuhi agar zakat fitrah dapat dianggap sah dan diterima oleh Allah SWT. Dalam konteks beras zakat fitrah, terdapat beberapa syarat wajib yang harus diperhatikan, di antaranya:

1. Islam: Orang yang wajib membayar zakat fitrah adalah seorang muslim.2. Merdeka: Orang yang wajib membayar zakat fitrah adalah orang yang merdeka, bukan budak.3. Mampu: Orang yang wajib membayar zakat fitrah adalah orang yang memiliki kelebihan harta dari kebutuhan pokoknya dan keluarganya.

Hubungan antara syarat wajib dan beras zakat fitrah sangat erat. Syarat wajib menjadi dasar bagi seseorang untuk mengeluarkan zakat fitrah. Jika salah satu syarat wajib tidak terpenuhi, maka zakat fitrah tidak wajib dikeluarkan. Sebaliknya, jika seluruh syarat wajib terpenuhi, maka beras zakat fitrah wajib dikeluarkan oleh orang yang bersangkutan.

Memahami hubungan antara syarat wajib dan beras zakat fitrah memiliki beberapa implikasi praktis. Pertama, umat Islam yang ingin mengeluarkan zakat fitrah harus memastikan bahwa mereka telah memenuhi syarat wajib. Kedua, jika seseorang tidak memenuhi syarat wajib, maka ia tidak wajib mengeluarkan zakat fitrah. Ketiga, pemerintah dan lembaga terkait memiliki peran penting dalam mengedukasi masyarakat tentang syarat wajib zakat fitrah.

Tata cara pembayaran

Tata cara pembayaran beras zakat fitrah merupakan aspek penting dalam pemenuhan kewajiban zakat fitrah. Tata cara pembayaran yang benar akan memastikan bahwa zakat fitrah dapat tersalurkan dengan baik kepada penerima yang berhak.

  • Waktu pembayaran

    Pembayaran zakat fitrah dapat dilakukan mulai dari terbenam matahari pada malam terakhir bulan Ramadan hingga sebelum pelaksanaan salat Idul Fitri.

  • Tempat pembayaran

    Pembayaran zakat fitrah dapat dilakukan di masjid, musala, atau tempat-tempat yang telah ditentukan oleh amil zakat.

  • Cara pembayaran

    Pembayaran zakat fitrah dapat dilakukan secara langsung atau melalui transfer bank kepada amil zakat.

  • Jenis pembayaran

    Pembayaran zakat fitrah dapat dilakukan dalam bentuk beras atau uang tunai sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Tata cara pembayaran zakat fitrah yang benar akan memudahkan umat Islam dalam menunaikan kewajibannya. Pembayaran zakat fitrah yang tepat waktu dan sesuai dengan ketentuan akan memberikan manfaat yang besar bagi penerima zakat fitrah.

Dampak Sosial

Zakat fitrah tidak hanya berdampak pada aspek ibadah ritual, tetapi juga memiliki dampak sosial yang signifikan. Beras zakat fitrah yang disalurkan kepada penerima yang berhak memiliki peran penting dalam mengurangi kesenjangan sosial dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Salah satu dampak sosial dari beras zakat fitrah adalah membantu fakir miskin memenuhi kebutuhan dasarnya. Beras zakat fitrah yang diterima dapat digunakan untuk membeli bahan makanan pokok, sehingga mereka tidak perlu khawatir kekurangan pangan. Selain itu, beras zakat fitrah juga dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan lainnya, seperti pakaian, tempat tinggal, dan pendidikan.

Dampak sosial lainnya dari beras zakat fitrah adalah mempererat tali silaturahmi antara sesama muslim. Penyaluran beras zakat fitrah melibatkan interaksi antara pemberi zakat dan penerima zakat. Hal ini dapat mempererat hubungan kekeluargaan dan memperkuat rasa persaudaraan di antara umat Islam.

Memahami dampak sosial dari beras zakat fitrah memiliki implikasi praktis bagi umat Islam. Pertama, umat Islam harus menyadari bahwa zakat fitrah memiliki manfaat yang lebih luas dari sekadar ibadah ritual. Kedua, umat Islam harus termotivasi untuk mengeluarkan zakat fitrah dengan baik dan benar agar dapat memberikan dampak sosial yang optimal. Ketiga, pemerintah dan lembaga terkait memiliki peran penting dalam memfasilitasi penyaluran beras zakat fitrah kepada penerima yang berhak.

Landasan hukum

Landasan hukum merupakan aspek krusial dalam pembahasan beras zakat fitrah. Landasan hukum memberikan dasar dan legitimasi bagi pensyariatan zakat fitrah, mengatur tata cara pelaksanaannya, dan menentukan hak serta kewajiban terkait beras zakat fitrah.

  • Al-Qur’an

    Al-Qur’an merupakan landasan hukum utama bagi zakat fitrah. Dalam surat Al-Baqarah ayat 43, Allah SWT berfirman, “Dan dirikanlah salat, tunaikanlah zakat, dan ruku’lah beserta orang-orang yang ruku’.” Ayat ini menjadi dasar pensyariatan zakat fitrah, baik dari segi kewajiban maupun tata cara pelaksanaannya.

  • Hadis

    Hadis Nabi Muhammad SAW juga menjadi landasan hukum penting bagi beras zakat fitrah. Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim, Rasulullah SAW bersabda, “Beras zakat fitrah adalah satu sha’ untuk setiap jiwa, baik merdeka maupun hamba sahaya, laki-laki maupun perempuan, tua maupun muda, dari kaum muslimin.” Hadis ini menjelaskan takaran beras zakat fitrah yang wajib dikeluarkan.

  • Ijma’ (Konsensus Ulama)

    Para ulama sepakat (ijma’) bahwa zakat fitrah hukumnya wajib bagi setiap muslim yang mampu. Ijma’ ini memperkuat landasan hukum zakat fitrah dan menunjukkan bahwa kewajiban zakat fitrah telah menjadi kesepakatan di kalangan umat Islam.

  • Qiyas (Analogi)

    Qiyas juga digunakan sebagai landasan hukum untuk menetapkan ketentuan-ketentuan terkait beras zakat fitrah. Misalnya, penentuan waktu pembayaran zakat fitrah diqiyaskan dengan waktu pembayaran zakat maal.

Dengan memahami landasan hukum beras zakat fitrah, umat Islam dapat melaksanakan kewajiban zakat fitrah dengan baik dan benar. Landasan hukum tersebut memberikan pedoman yang jelas mengenai tata cara pelaksanaan, jenis beras yang digunakan, waktu pembayaran, dan pihak-pihak yang berhak menerima zakat fitrah.

Perbedaan dengan zakat maal

Perbedaan dengan zakat maal merupakan salah satu aspek penting dalam memahami beras zakat fitrah. Zakat fitrah dan zakat maal memiliki beberapa perbedaan mendasar, baik dari segi ketentuan maupun pelaksanaannya. Perbedaan-perbedaan ini perlu dipahami agar umat Islam dapat membedakan keduanya dan melaksanakan kewajiban zakat dengan benar.

  • Waktu Pembayaran

    Waktu pembayaran zakat fitrah adalah pada bulan Ramadan, sedangkan zakat maal dapat dibayarkan kapan saja sepanjang tahun.

  • Nisab

    Zakat fitrah wajib dikeluarkan oleh setiap muslim yang mampu, tanpa adanya ketentuan nisab. Sementara itu, zakat maal hanya wajib dikeluarkan jika harta telah mencapai nisab tertentu.

  • Jenis Harta

    Zakat fitrah umumnya dibayarkan dalam bentuk beras atau makanan pokok lainnya. Sementara itu, zakat maal dapat dibayarkan dari berbagai jenis harta, seperti uang, emas, perak, dan hasil pertanian.

  • Tujuan

    Zakat fitrah bertujuan untuk membersihkan diri dari dosa-dosa kecil dan menyucikan harta. Sedangkan zakat maal bertujuan untuk membersihkan harta dari hak orang lain dan membantu fakir miskin.

Dengan memahami perbedaan-perbedaan tersebut, umat Islam dapat melaksanakan kewajiban zakat fitrah dan zakat maal dengan baik dan benar. Pemenuhan kewajiban zakat akan membawa keberkahan bagi diri sendiri dan masyarakat.

Pertanyaan Umum tentang Beras Zakat Fitrah

Bagian ini menyajikan beberapa pertanyaan umum dan jawabannya terkait beras zakat fitrah. Pertanyaan-pertanyaan ini diangkat untuk mengantisipasi keraguan atau memberikan klarifikasi tentang aspek-aspek penting beras zakat fitrah.

Pertanyaan 1: Berapa kadar beras zakat fitrah yang harus dikeluarkan?

Jawaban: Beras zakat fitrah yang wajib dikeluarkan adalah sebesar 2,5 kilogram atau 3,5 liter per jiwa.

Pertanyaan 2: Kapan waktu pembayaran zakat fitrah?

Jawaban: Zakat fitrah wajib dibayarkan mulai dari terbenamnya matahari pada malam terakhir bulan Ramadan hingga sebelum pelaksanaan salat Idul Fitri.

Pertanyaan 3: Jenis beras apa yang boleh digunakan untuk zakat fitrah?

Jawaban: Jenis beras yang digunakan untuk zakat fitrah haruslah beras yang baik dan layak untuk dikonsumsi, seperti beras putih, beras merah, atau beras hitam.

Pertanyaan 4: Siapa saja yang berhak menerima zakat fitrah?

Jawaban: Zakat fitrah berhak diterima oleh fakir, miskin, amil, mualaf, riqab, gharim, fisabilillah, dan ibnu sabil.

Pertanyaan 5: Apa hikmah di balik pensyariatan zakat fitrah?

Jawaban: Hikmah zakat fitrah antara lain adalah untuk membersihkan harta, membantu fakir miskin, dan meningkatkan rasa syukur kepada Allah SWT.

Pertanyaan 6: Apakah zakat fitrah wajib dibayarkan oleh setiap muslim?

Jawaban: Ya, zakat fitrah wajib dibayarkan oleh setiap muslim yang mampu, baik laki-laki maupun perempuan, tua maupun muda.

Pertanyaan-pertanyaan umum ini memberikan pemahaman dasar tentang beras zakat fitrah, termasuk ketentuan, penerima, hikmah, dan kewajiban pembayarannya. Dengan memahami aspek-aspek tersebut, diharapkan umat Islam dapat melaksanakan kewajiban zakat fitrah dengan baik dan benar.

Selanjutnya, kita akan membahas lebih lanjut tentang tata cara pembayaran zakat fitrah dan dampaknya bagi masyarakat.

Tips Membayar Zakat Fitrah dengan Benar

Membayar zakat fitrah merupakan kewajiban bagi setiap muslim yang mampu. Berikut adalah beberapa tips untuk membantu Anda membayar zakat fitrah dengan benar:

Tip 1: Pastikan Anda telah memenuhi syarat wajib zakat fitrah, yaitu Islam, merdeka, dan mampu.

Tip 2: Tentukan jumlah zakat fitrah yang wajib Anda bayarkan. Takarannya adalah 2,5 kilogram atau 3,5 liter beras per jiwa.

Tip 3: Pilih jenis beras yang baik dan layak untuk dikonsumsi. Anda dapat menggunakan beras putih, beras merah, atau beras hitam.

Tip 4: Bayarkan zakat fitrah tepat waktu, yaitu mulai dari terbenamnya matahari pada malam terakhir bulan Ramadan hingga sebelum pelaksanaan salat Idul Fitri.

Tip 5: Salurkan zakat fitrah kepada pihak yang berhak, seperti fakir, miskin, amil, dan mualaf.

Tip 6: Jika Anda tidak dapat membayar zakat fitrah dalam bentuk beras, Anda dapat membayarnya dalam bentuk uang tunai sesuai dengan harga beras yang berlaku.

Tip 7: Jangan menunda pembayaran zakat fitrah. Segera tunaikan kewajiban ini agar Anda terhindar dari dosa.

Tip 8: Jadikan pembayaran zakat fitrah sebagai bentuk ibadah dan rasa syukur kepada Allah SWT.

Dengan mengikuti tips-tips di atas, Anda dapat memastikan bahwa zakat fitrah yang Anda bayarkan telah sesuai dengan ketentuan syariat dan diterima oleh Allah SWT. Pembayaran zakat fitrah akan memberikan manfaat bagi diri Anda dan masyarakat, serta dapat membantu mengurangi kesenjangan sosial dan meningkatkan kesejahteraan umat Islam.

Selanjutnya, kita akan membahas tentang dampak positif zakat fitrah bagi masyarakat dan kaitannya dengan nilai-nilai Islam.

Kesimpulan

Pembahasan mengenai “beras zakat fitrah” dalam artikel ini telah memberikan banyak wawasan penting. Artikel ini menjelaskan tentang definisi, hukum, syarat, rukun, dan hikmah zakat fitrah, serta tata cara pembayarannya. Selain itu, artikel ini juga membahas tentang dampak positif zakat fitrah bagi individu dan masyarakat, serta kaitannya dengan nilai-nilai Islam.

Salah satu poin utama yang dibahas dalam artikel ini adalah bahwa zakat fitrah merupakan kewajiban bagi setiap muslim yang mampu. Zakat fitrah berfungsi untuk membersihkan harta, membantu fakir miskin, dan meningkatkan kepedulian sosial. Zakat fitrah juga merupakan salah satu bentuk ibadah yang dapat mendekatkan diri kita kepada Allah SWT.

Poin utama lainnya yang dibahas adalah bahwa zakat fitrah memiliki dampak positif yang signifikan bagi masyarakat. Zakat fitrah dapat membantu mengurangi kesenjangan sosial, meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dan mempererat tali silaturahmi antar sesama muslim. Pembayaran zakat fitrah juga dapat menjadi salah satu cara untuk mengamalkan nilai-nilai Islam, seperti berbagi, peduli, dan tolong-menolong.

Sebagai penutup, pembayaran zakat fitrah merupakan kewajiban yang sangat dianjurkan dalam Islam. Zakat fitrah tidak hanya memberikan manfaat bagi diri sendiri, tetapi juga bagi masyarakat secara luas. Oleh karena itu, marilah kita tunaikan kewajiban zakat fitrah dengan baik dan benar, agar kita dapat bersama-sama membangun masyarakat yang lebih adil, sejahtera, dan bertakwa.



Artikel Terkait

Bagikan:

sisca

Halo, Perkenalkan nama saya Sisca. Saya adalah salah satu penulis profesional yang suka berbagi ilmu. Dengan Artikel, saya bisa berbagi dengan teman - teman. Semoga semua artikel yang telah saya buat bisa bermanfaat. Pastikan Follow www.birdsnbees.co.id ya.. Terimakasih..

Tags

Ikuti di Google News

Artikel Pilihan

Artikel Terbaru

Story Terbaru