Panduan Haji Ciut Binuang: Ulama Besar dari Kalimantan Selatan

sisca


Panduan Haji Ciut Binuang: Ulama Besar dari Kalimantan Selatan

Haji Ciut Binuang adalah sebutan bagi tokoh ulama besar dari wilayah Binuang, Kalimantan Selatan. Tokoh yang memiliki nama asli Syekh Muhammad Arsyad al-Banjari ini merupakan salah satu ulama berpengaruh di Nusantara pada abad ke-18 dan ke-19.

Haji Ciut Binuang dikenal sebagai seorang ulama yang mumpuni dalam bidang ilmu agama, khususnya fikih dan tasawuf. Beliau juga dikenal sebagai sosok yang kharismatik dan berpengaruh, sehingga ajarannya banyak diikuti oleh masyarakat pada masanya.

Peran Haji Ciut Binuang dalam perkembangan Islam di Nusantara sangat besar. Beliau merupakan salah satu tokoh yang memperkenalkan dan menyebarkan ajaran tasawuf di wilayah Kalimantan Selatan dan sekitarnya. Ajaran-ajaran beliau juga menjadi landasan bagi perkembangan tarekat Syatariyah di wilayah tersebut.

HAJI CIUT BINUANG

Haji Ciut Binuang merupakan tokoh ulama besar dari wilayah Binuang, Kalimantan Selatan. Ia memiliki berbagai aspek penting yang berkaitan dengan perjalanan hidupnya, ajarannya, dan pengaruhnya terhadap perkembangan Islam di Nusantara. Berikut adalah 10 aspek penting tentang Haji Ciut Binuang:

  • Nama asli: Syekh Muhammad Arsyad al-Banjari
  • Tempat lahir: Lok Gabang, Binuang
  • Tahun kelahiran: 1710 M
  • Tahun wafat: 1812 M
  • Guru utama: Syekh Muhammad Nafis al-Banjari
  • Murid terkenal: Demang Lehman
  • Ajaran utama: Tasawuf dan fikih
  • Tarekat yang dibimbing: Syatariyah
  • Karya tulis: Kitab Sabilal Muhtadin
  • Pengaruh: Menyebarkan Islam di Kalimantan Selatan dan sekitarnya

Aspek-aspek tersebut saling berkaitan dan membentuk gambaran utuh tentang Haji Ciut Binuang sebagai seorang ulama besar. Ajaran-ajarannya yang menekankan pada tasawuf dan fikih menjadi landasan bagi perkembangan Islam di wilayah Kalimantan Selatan dan sekitarnya. Pengaruhnya juga terlihat dari banyaknya murid yang mengikuti ajarannya, serta karya-karya tulisnya yang menjadi referensi penting bagi umat Islam hingga saat ini.

Nama asli

Nama asli Haji Ciut Binuang adalah Syekh Muhammad Arsyad al-Banjari. Nama ini merupakan nama yang diberikan oleh orang tuanya saat beliau lahir di Lok Gabang, Binuang, pada tahun 1710 M. Nama Muhammad Arsyad memiliki makna “yang mendapat petunjuk dan kebahagiaan”. Sedangkan nama al-Banjari menunjukkan bahwa beliau berasal dari daerah Banjar, Kalimantan Selatan.

Nama Syekh Muhammad Arsyad al-Banjari lebih dikenal daripada nama Haji Ciut Binuang. Hal ini disebabkan karena beliau lebih dikenal sebagai seorang ulama besar dan berpengaruh di Nusantara pada abad ke-18 dan ke-19. Beliau banyak menulis karya-karya tulis di bidang ilmu agama, khususnya fikih dan tasawuf. Salah satu karya tulis beliau yang terkenal adalah Kitab Sabilal Muhtadin, yang menjadi rujukan penting bagi umat Islam hingga saat ini.

Nama Haji Ciut Binuang sendiri lebih dikenal di daerah Binuang dan sekitarnya. Nama ini merupakan panggilan akrab yang diberikan masyarakat kepada beliau karena beliau sering terlihat memakai ciut, yaitu sejenis ikat kepala khas masyarakat Banjar.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa nama Syekh Muhammad Arsyad al-Banjari dan Haji Ciut Binuang merujuk pada orang yang sama. Kedua nama tersebut memiliki makna dan konteks sejarah yang berbeda, namun keduanya sama-sama menunjukkan sosok ulama besar yang berpengaruh dalam perkembangan Islam di Nusantara.

Tempat lahir

Tempat lahir Haji Ciut Binuang, yaitu Lok Gabang, Binuang, memiliki peran penting dalam perjalanan hidup dan pemikiran beliau. Lok Gabang merupakan sebuah desa di wilayah Binuang, Kalimantan Selatan, yang dikenal sebagai pusat pengembangan ilmu agama pada masa itu.

  • Lokasi strategis
    Lok Gabang terletak di jalur perdagangan penting pada masa itu, sehingga menjadi tempat pertemuan para ulama dan pedagang dari berbagai daerah. Hal ini memberikan Haji Ciut Binuang kesempatan untuk belajar dari berbagai sumber dan mengembangkan wawasan keilmuannya.
  • Pusat pengajaran agama
    Lok Gabang memiliki banyak langgar dan surau yang menjadi tempat pengajaran ilmu agama. Di tempat inilah Haji Ciut Binuang belajar dasar-dasar ilmu agama dari para ulama setempat.
  • Pengaruh budaya Banjar
    Lok Gabang berada dalam lingkungan masyarakat Banjar yang memiliki budaya dan tradisi yang kuat. Budaya Banjar yang menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan kesopanan sangat memengaruhi pembentukan karakter dan pemikiran Haji Ciut Binuang.
  • Kelahiran keluarga ulama
    Haji Ciut Binuang lahir dalam keluarga ulama. Ayahnya, Syekh Muhammad Nafis al-Banjari, adalah seorang ulama besar yang menjadi guru utama beliau. Lingkungan keluarga ulama ini sangat mendukung perkembangan keilmuan Haji Ciut Binuang sejak kecil.

Dengan demikian, tempat lahir Haji Ciut Binuang di Lok Gabang, Binuang, memberikan pengaruh yang signifikan terhadap perjalanan hidup dan pemikiran beliau. Lok Gabang menyediakan lingkungan yang kondusif untuk belajar dan mengembangkan ilmu agama, serta membentuk karakter dan nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh Haji Ciut Binuang sepanjang .

Tahun kelahiran

Tahun kelahiran Haji Ciut Binuang, yaitu 1710 M, merupakan aspek penting dalam perjalanan hidup dan pemikiran beliau. Tahun kelahiran ini menandai dimulainya perjalanan hidup seorang ulama besar yang berpengaruh dalam perkembangan Islam di Nusantara.

  • Awal kehidupan

    Tahun kelahiran 1710 M menjadi awal kehidupan Haji Ciut Binuang yang penuh dengan perjuangan dan pengabdian. Beliau lahir di Lok Gabang, Binuang, dalam keluarga ulama yang sederhana. Sejak kecil, beliau menunjukkan kecerdasan dan semangat belajar yang tinggi.

  • Masa belajar

    Masa belajar Haji Ciut Binuang dimulai sejak beliau masih kecil. Beliau belajar dasar-dasar ilmu agama dari ayahnya, Syekh Muhammad Nafis al-Banjari. Kemudian, beliau melanjutkan pendidikannya ke Mekkah dan belajar dari ulama-ulama besar di sana.

  • Pengaruh pemikiran

    Tahun kelahiran 1710 M juga memengaruhi pemikiran Haji Ciut Binuang. Beliau lahir pada masa ketika Islam di Nusantara mulai berkembang pesat. Beliau banyak belajar dari para ulama yang hidup pada masanya, sehingga pemikiran beliau sangat dipengaruhi oleh ajaran-ajaran Islam yang berkembang pada saat itu.

  • Kontribusi bagi Islam

    Tahun kelahiran 1710 M juga menjadi penanda kontribusi Haji Ciut Binuang bagi perkembangan Islam di Nusantara. Beliau banyak menulis karya-karya tulis di bidang ilmu agama, khususnya fikih dan tasawuf. Salah satu karya tulis beliau yang terkenal adalah Kitab Sabilal Muhtadin, yang menjadi rujukan penting bagi umat Islam hingga saat ini.

Dengan demikian, tahun kelahiran 1710 M merupakan aspek penting dalam perjalanan hidup dan pemikiran Haji Ciut Binuang. Tahun kelahiran ini menandai awal kehidupan seorang ulama besar yang berpengaruh dalam perkembangan Islam di Nusantara.

Tahun wafat

Tahun wafat Haji Ciut Binuang, yaitu 1812 M, merupakan aspek penting dalam perjalanan hidup dan pemikiran beliau. Tahun wafat ini menandai berakhirnya kehidupan seorang ulama besar yang berpengaruh dalam perkembangan Islam di Nusantara.

Haji Ciut Binuang wafat pada usia yang sudah lanjut, yaitu 102 tahun. Beliau wafat di Lok Gabang, Binuang, tempat di mana beliau dilahirkan dan menghabiskan sebagian besar hidupnya. Wafatnya Haji Ciut Binuang meninggalkan duka yang mendalam bagi masyarakat, khususnya bagi para murid dan pengikut beliau.

Sepeninggal Haji Ciut Binuang, ajaran-ajaran beliau terus berkembang dan menyebar luas. Kitab-kitab beliau, seperti Sabilal Muhtadin, menjadi rujukan penting bagi umat Islam di Nusantara hingga saat ini. Murid-murid beliau juga melanjutkan perjuangan beliau dalam menyebarkan Islam di berbagai daerah.

Dengan demikian, tahun wafat Haji Ciut Binuang, yaitu 1812 M, merupakan aspek penting dalam perjalanan hidup dan pemikiran beliau. Tahun wafat ini menandai berakhirnya kehidupan seorang ulama besar, tetapi ajaran-ajaran beliau terus hidup dan berkembang hingga saat ini.

Guru utama

Guru utama Haji Ciut Binuang adalah Syekh Muhammad Nafis al-Banjari, seorang ulama besar yang berperan penting dalam perjalanan hidup dan pemikiran beliau.

  • Pembelajaran ilmu agama

    Syekh Muhammad Nafis al-Banjari mengajarkan berbagai ilmu agama kepada Haji Ciut Binuang, mulai dari dasar-dasar fikih hingga tasawuf. Beliau juga membimbing Haji Ciut Binuang dalam memahami Al-Qur’an dan Hadis.

  • Pengaruh pemikiran

    Pemikiran Syekh Muhammad Nafis al-Banjari sangat memengaruhi pemikiran Haji Ciut Binuang. Beliau mengajarkan pentingnya akidah yang benar, ibadah yang khusyuk, dan akhlak yang mulia. Ajaran-ajaran ini menjadi landasan bagi pemikiran dan tindakan Haji Ciut Binuang sepanjang hidupnya.

  • Bimbingan spiritual

    Syekh Muhammad Nafis al-Banjari tidak hanya mengajarkan ilmu agama, tetapi juga membimbing Haji Ciut Binuang dalam aspek spiritual. Beliau mengajarkan pentingnya zikir, doa, dan muhasabah. Bimbingan spiritual ini sangat penting dalam membentuk karakter Haji Ciut Binuang sebagai seorang ulama yang zuhud dan wara’.

Dengan demikian, Syekh Muhammad Nafis al-Banjari memiliki peran penting dalam perjalanan hidup dan pemikiran Haji Ciut Binuang. Beliau tidak hanya mengajarkan ilmu agama, tetapi juga memberikan bimbingan spiritual dan memengaruhi pemikiran Haji Ciut Binuang. Hal ini menunjukkan bahwa guru memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk karakter dan pemikiran seorang murid.

Murid terkenal

Di antara murid-murid Haji Ciut Binuang, terdapat sosok yang sangat terkenal dan berpengaruh, yaitu Demang Lehman. Demang Lehman merupakan salah satu tokoh penting dalam sejarah penyebaran Islam di Kalimantan Selatan. Pengaruhnya tidak hanya terbatas di bidang agama, tetapi juga di bidang politik dan sosial.

  • Ketokohan keagamaan

    Demang Lehman dikenal sebagai seorang ulama yang mumpuni dan kharismatik. Beliau banyak menyebarkan ajaran Islam di wilayah Kalimantan Selatan, khususnya di daerah Hulu Sungai. Beliau juga mendirikan beberapa pesantren dan langgar, serta membimbing banyak murid yang kemudian menjadi ulama dan tokoh masyarakat.

  • Kepemimpinan politik

    Selain sebagai ulama, Demang Lehman juga dikenal sebagai seorang pemimpin politik yang disegani. Beliau menjabat sebagai Demang atau kepala daerah di wilayah Hulu Sungai selama beberapa periode. Di bawah kepemimpinannya, wilayah Hulu Sungai mengalami kemajuan yang cukup pesat, baik di bidang ekonomi, sosial, maupun budaya.

  • Pengaruh sosial

    Demang Lehman memiliki pengaruh sosial yang besar di masyarakat. Beliau dikenal sebagai sosok yang bijaksana, adil, dan peduli terhadap kesejahteraan masyarakat. Beliau sering menjadi penengah dalam perselisihan dan memberikan nasihat kepada masyarakat yang membutuhkan.

Ketokohan Demang Lehman sebagai murid Haji Ciut Binuang menunjukkan keberhasilan Haji Ciut Binuang dalam mendidik dan membimbing murid-muridnya. Demang Lehman tidak hanya menjadi seorang ulama yang mumpuni, tetapi juga menjadi pemimpin politik dan tokoh sosial yang disegani. Hal ini menunjukkan bahwa ajaran-ajaran Haji Ciut Binuang tidak hanya terbatas pada ranah ilmu agama, tetapi juga memberikan dampak nyata di bidang politik dan sosial.

Ajaran Utama

Ajaran utama Haji Ciut Binuang meliputi tasawuf dan fikih. Tasawuf adalah ajaran Islam yang menekankan pada penyucian diri dan pencapaian hubungan yang dekat dengan Tuhan. Sementara itu, fikih adalah ajaran Islam yang mengatur tentang hukum-hukum praktis dalam kehidupan sehari-hari.

Kedua ajaran ini saling berkaitan dan melengkapi dalam ajaran Haji Ciut Binuang. Tasawuf menjadi landasan spiritual, sementara fikih menjadi panduan dalam mengamalkan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari.

Pengaruh ajaran tasawuf dan fikih sangat terlihat dalam kehidupan dan pemikiran Haji Ciut Binuang. Beliau dikenal sebagai seorang ulama yang zuhud dan wara’, serta sangat memperhatikan akhlak dan perilaku. Dalam ajaran fikih, beliau sangat menekankan pentingnya ibadah mahdhah, seperti shalat, puasa, dan zakat.

Ajaran tasawuf dan fikih yang diajarkan Haji Ciut Binuang memiliki dampak yang besar dalam perkembangan Islam di Kalimantan Selatan. Beliau berhasil menanamkan nilai-nilai spiritual dan moral yang tinggi di masyarakat. Ajaran beliau juga menjadi dasar bagi pengembangan pendidikan Islam di wilayah tersebut.

Tarekat yang dibimbing

Tarekat Syatariyah merupakan salah satu tarekat sufi yang berkembang di Nusantara, termasuk di Kalimantan Selatan. Tarekat ini didirikan oleh Syekh Abdurrahman al-Syatari pada abad ke-17 M di Mekkah.

Haji Ciut Binuang merupakan salah satu ulama yang membimbing Tarekat Syatariyah di Kalimantan Selatan. Beliau belajar tarekat ini dari gurunya, Syekh Muhammad Nafis al-Banjari, yang juga merupakan seorang mursyid Tarekat Syatariyah. Di bawah bimbingan Haji Ciut Binuang, Tarekat Syatariyah berkembang pesat di wilayah Kalimantan Selatan dan sekitarnya.

Ajaran Tarekat Syatariyah yang menekankan pada penyucian diri dan pencapaian hubungan yang dekat dengan Tuhan sangat sesuai dengan pemikiran Haji Ciut Binuang. Beliau mengajarkan kepada murid-muridnya pentingnya zikir, doa, dan muhasabah untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Pengaruh Tarekat Syatariyah sangat terlihat dalam kehidupan dan ajaran Haji Ciut Binuang. Beliau dikenal sebagai seorang ulama yang zuhud dan wara’, serta sangat memperhatikan akhlak dan perilaku. Ajaran-ajaran beliau juga banyak dipengaruhi oleh nilai-nilai tasawuf, seperti cinta kepada Allah SWT, sabar, dan tawakal.

Karya tulis

Kitab Sabilal Muhtadin merupakan salah satu karya tulis ulama besar asal Kalimantan Selatan, Haji Ciut Binuang. Kitab ini menjadi salah satu rujukan penting bagi umat Islam di Nusantara hingga saat ini.

  • Landasan fikih

    Kitab Sabilal Muhtadin memuat penjelasan tentang berbagai hukum fikih dalam Islam, mulai dari ibadah mahdhah hingga muamalah. Kitab ini menjadi pegangan bagi umat Islam dalam menjalankan aktivitas sehari-hari sesuai dengan ajaran agama.

  • Panduan akidah

    Selain fikih, Kitab Sabilal Muhtadin juga membahas tentang akidah Islam. Kitab ini menjelaskan tentang rukun iman, sifat-sifat Allah SWT, dan hal-hal yang berkaitan dengan keimanan.

  • Ajaran tasawuf

    Kitab Sabilal Muhtadin juga memuat ajaran tasawuf, yaitu ajaran tentang penyucian diri dan pencapaian hubungan yang dekat dengan Allah SWT. Ajaran tasawuf dalam kitab ini menekankan pentingnya zikir, doa, dan muhasabah.

  • Nilai-nilai moral

    Selain hukum fikih, akidah, dan tasawuf, Kitab Sabilal Muhtadin juga mengajarkan tentang nilai-nilai moral dan akhlak. Kitab ini menekankan pentingnya kejujuran, keadilan, dan kasih sayang dalam kehidupan sehari-hari.

Kitab Sabilal Muhtadin merupakan karya tulis yang sangat penting dalam khazanah keilmuan Islam di Nusantara. Kitab ini menjadi rujukan bagi umat Islam dalam memahami ajaran agama Islam secara komprehensif, mulai dari hukum fikih hingga nilai-nilai moral.

Pengaruh

Haji Ciut Binuang memiliki pengaruh yang besar dalam penyebaran Islam di Kalimantan Selatan dan sekitarnya. Hal ini dikarenakan beliau memiliki beberapa faktor pendukung, di antaranya adalah:

  • Kharisma dan kewibawaan yang dimiliki oleh Haji Ciut Binuang.
  • Kemampuan beliau dalam berdakwah dan menyampaikan ajaran Islam dengan jelas dan mudah dipahami.
  • Kegigihan beliau dalam menyebarkan Islam, meskipun menghadapi berbagai tantangan dan rintangan.

Beberapa contoh nyata dari pengaruh Haji Ciut Binuang dalam penyebaran Islam di Kalimantan Selatan dan sekitarnya adalah:

  • Berdirinya banyak langgar dan surau di wilayah Kalimantan Selatan yang menjadi pusat pengajaran dan penyebaran Islam.
  • Munculnya banyak ulama dan tokoh agama yang menjadi penerus perjuangan Haji Ciut Binuang dalam menyebarkan Islam.
  • Masuknya Islam ke beberapa daerah di Kalimantan Selatan yang sebelumnya belum tersentuh ajaran Islam.

Pengaruh Haji Ciut Binuang dalam penyebaran Islam di Kalimantan Selatan dan sekitarnya memiliki dampak yang sangat positif. Hal ini dapat dilihat dari berkembangnya ajaran Islam di wilayah tersebut, meningkatnya jumlah umat Islam, dan semakin kuatnya nilai-nilai Islam dalam masyarakat.

Tanya Jawab Seputar Haji Ciut Binuang

Bagian tanya jawab ini akan membahas beberapa pertanyaan umum dan penting terkait Haji Ciut Binuang. Pertanyaan-pertanyaan ini disusun berdasarkan aspek-aspek penting yang telah dibahas sebelumnya, dengan tujuan memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang tokoh ulama besar ini.

Pertanyaan 1: Siapa nama asli Haji Ciut Binuang?

Jawaban: Nama asli Haji Ciut Binuang adalah Syekh Muhammad Arsyad al-Banjari.

Pertanyaan 2: Di mana Haji Ciut Binuang lahir?

Jawaban: Haji Ciut Binuang lahir di Lok Gabang, Binuang, Kalimantan Selatan.

Pertanyaan 3: Apa ajaran utama Haji Ciut Binuang?

Jawaban: Ajaran utama Haji Ciut Binuang adalah tasawuf dan fikih.

Pertanyaan 4: Tarekat apa yang dibimbing oleh Haji Ciut Binuang?

Jawaban: Haji Ciut Binuang membimbing Tarekat Syatariyah.

Pertanyaan 5: Apa karya tulis terkenal Haji Ciut Binuang?

Jawaban: Karya tulis terkenal Haji Ciut Binuang adalah Kitab Sabilal Muhtadin.

Pertanyaan 6: Apa pengaruh Haji Ciut Binuang bagi perkembangan Islam di Nusantara?

Jawaban: Haji Ciut Binuang memiliki pengaruh yang besar dalam menyebarkan Islam di Kalimantan Selatan dan sekitarnya, serta melalui karya-karya tulisnya.

Pertanyaan dan jawaban di atas memberikan gambaran tentang sosok Haji Ciut Binuang, ajaran-ajarannya, dan kontribusinya terhadap perkembangan Islam di Nusantara. Bagian selanjutnya akan membahas warisan dan pemikiran Haji Ciut Binuang, serta relevansinya dengan konteks masa kini.

Haji Ciut Binuang Haji Ciut Binuang

Tips Memahami Pemikiran Haji Ciut Binuang

Untuk lebih memahami pemikiran dan ajaran Haji Ciut Binuang, terdapat beberapa tips yang dapat diterapkan:

Tip 1: Baca Karya Tulis Beliau

Mempelajari karya-karya tulis Haji Ciut Binuang, seperti Kitab Sabilal Muhtadin, dapat memberikan pemahaman langsung tentang pemikiran dan ajaran beliau.

Tip 2: Pelajari Biografi dan Perjalanan Hidupnya

Memahami perjalanan hidup Haji Ciut Binuang, termasuk latar belakang, pendidikan, dan pengaruh yang beliau terima, dapat membantu kita memahami pembentukan pemikiran beliau.

Tip 3: Ikuti Pengajian atau Kajian

Mengikuti pengajian atau kajian yang membahas pemikiran Haji Ciut Binuang dapat memberikan pemahaman yang lebih mendalam dan komprehensif.

Tip 4: Diskusikan dengan Tokoh Agama atau Ahli

Berdiskusi dengan tokoh agama atau ahli yang memahami pemikiran Haji Ciut Binuang dapat memperkaya pemahaman dan memperluas perspektif.

Tip 5: Kunjungi Makam dan Situs Bersejarah Terkait

Mengunjungi makam dan situs bersejarah yang terkait dengan Haji Ciut Binuang dapat memberikan pengalaman langsung dan memperkuat pemahaman tentang beliau.

Tip 6: Renungkan Ajaran-ajaran Beliau

Merefleksikan dan merenungkan ajaran-ajaran Haji Ciut Binuang dapat membantu kita mengaplikasikan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari.

Tip 7: Terapkan dalam Kehidupan Sehari-hari

Mengamalkan ajaran-ajaran Haji Ciut Binuang dalam kehidupan sehari-hari dapat memberikan dampak positif dan memperkuat pemahaman kita.

Tip 8: Bagikan Pengetahuan tentang Beliau

Dengan membagikan pengetahuan tentang Haji Ciut Binuang, kita dapat terus melestarikan dan menyebarkan pemikiran dan ajaran beliau kepada generasi mendatang.

Dengan menerapkan tips-tips tersebut, kita dapat memperdalam pemahaman kita tentang pemikiran Haji Ciut Binuang, mengaplikasikan ajaran beliau dalam kehidupan, dan melestarikan warisannya untuk generasi mendatang. Hal ini sejalan dengan upaya kita untuk memahami dan menghargai tokoh-tokoh penting dalam sejarah Islam Nusantara.

Kesimpulan

Artikel ini telah mengupas tuntas tentang Haji Ciut Binuang, ulama besar dari Kalimantan Selatan yang memiliki pengaruh besar dalam perkembangan Islam di Nusantara. Beberapa poin penting yang dapat disimpulkan dari uraian di atas adalah:

  1. Haji Ciut Binuang memiliki nama asli Syekh Muhammad Arsyad al-Banjari dan lahir di Lok Gabang, Binuang, Kalimantan Selatan. Beliau dikenal sebagai ulama yang menguasai ilmu fikih dan tasawuf, serta membimbing Tarekat Syatariyah di wilayah tersebut.
  2. Ajaran utama Haji Ciut Binuang meliputi penekanan pada penyucian diri (tasawuf) dan kepatuhan pada hukum-hukum agama (fikih). Kitab Sabilal Muhtadin yang beliau tulis menjadi rujukan penting bagi umat Islam di Nusantara hingga saat ini.
  3. Pengaruh Haji Ciut Binuang sangat besar dalam penyebaran Islam di Kalimantan Selatan dan sekitarnya. Beliau mendirikan langgar dan surau, membimbing banyak murid yang menjadi ulama, dan memperluas jangkauan ajaran Islam ke daerah-daerah yang sebelumnya belum tersentuh.

Pemikiran dan ajaran Haji Ciut Binuang terus relevan hingga masa kini. Nilai-nilai spiritual, moral, dan sosial yang beliau ajarkan dapat menjadi pedoman hidup bagi umat Islam dalam menghadapi berbagai tantangan di era modern.



Artikel Terkait

Bagikan:

sisca

Halo, Perkenalkan nama saya Sisca. Saya adalah salah satu penulis profesional yang suka berbagi ilmu. Dengan Artikel, saya bisa berbagi dengan teman - teman. Semoga semua artikel yang telah saya buat bisa bermanfaat. Pastikan Follow www.birdsnbees.co.id ya.. Terimakasih..

Tags

Ikuti di Google News

Artikel Pilihan

Artikel Terbaru

Story Terbaru