Hukum Shalat Idul Fitri

sisca


Hukum Shalat Idul Fitri

Hukum Shalat Idul Fitri adalah aturan agama mengenai kewajiban atau sunnahnya menunaikan shalat Idul Fitri. Shalat ini merupakan salah satu ibadah penting yang dirayakan oleh umat Islam di seluruh dunia untuk menandai berakhirnya bulan Ramadan.

Hukum shalat Idul Fitri memiliki banyak manfaat, di antaranya sebagai bentuk rasa syukur atas nikmat menyelesaikan ibadah puasa, menguatkan persatuan dan kesatuan umat, serta menjadi media doa dan permohonan maaf kepada Allah SWT. Hukum ini memiliki sejarah panjang dan telah mengalami perkembangan, salah satunya terkait dengan waktu pelaksanaannya yang awalnya hanya pada pagi hari, namun kini juga diperbolehkan pada siang hari.

Artikel ini akan membahas lebih dalam tentang hukum shalat Idul Fitri, termasuk sejarah, keutamaan, syarat dan rukunnya, serta tata cara pelaksanaannya. Dengan memahami hukum dan ketentuan seputar shalat Idul Fitri, umat Islam dapat menunaikan ibadah ini dengan baik dan memperoleh manfaatnya secara optimal.

Hukum Shalat Idul Fitri

Hukum shalat Idul Fitri merupakan aspek penting yang perlu dipahami umat Islam karena menyangkut kewajiban menunaikan ibadah ini. Secara umum, ada sembilan aspek krusial yang terkait dengan hukum shalat Idul Fitri:

  • Jenis hukum: Wajib
  • Waktu pelaksanaan: Pagi hari
  • Tempat pelaksanaan: Lapangan atau masjid
  • Tata cara pelaksanaan: Berjamaah
  • Syarat wajib: Muslim dan berakal
  • Rukun shalat: Niat, takbiratul ihram, membaca Surat Al-Fatihah, ruku’, i’tidal, sujud dua kali, duduk di antara dua sujud, tasyahud akhir, dan salam
  • Khutbah: Dua khutbah setelah shalat
  • Keutamaan: Mendapat pahala besar
  • Hukum meninggalkan: Berdosa

Kesembilan aspek ini saling berkaitan dan membentuk pemahaman yang komprehensif tentang hukum shalat Idul Fitri. Misalnya, sebagai ibadah wajib, umat Islam diharuskan menunaikannya pada waktu yang telah ditentukan, yaitu pagi hari di lapangan atau masjid. Tata cara pelaksanaannya dilakukan secara berjamaah, dengan memenuhi syarat wajib dan rukun shalat. Khutbah yang disampaikan setelah shalat juga menjadi bagian penting dari rangkaian ibadah ini dan memiliki keutamaan tersendiri. Memahami aspek-aspek tersebut secara mendalam akan membantu umat Islam melaksanakan shalat Idul Fitri dengan benar dan memperoleh manfaatnya secara optimal.

Jenis Hukum

Hukum wajib merupakan jenis hukum yang paling tinggi dalam syariat Islam. Hukum ini mengharuskan umat Islam untuk melaksanakan suatu ibadah atau perbuatan tertentu. Dalam konteks shalat Idul Fitri, jenis hukum wajib ini memiliki pengaruh yang sangat besar.

Kewajiban menunaikan shalat Idul Fitri didasarkan pada beberapa dalil, di antaranya hadis Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim. Dalam hadis tersebut, Nabi Muhammad SAW bersabda, “Barang siapa yang keluar (menuju tempat shalat Id) karena mencari keridaan Allah, kemudian ia shalat sebagaimana yang dilakukan oleh manusia (pada umumnya), dan ia duduk sampai imam keluar, maka sungguh ia telah mendapatkan pahala seperti pahala haji dan umrah yang sempurna.” Hadis ini menunjukkan bahwa shalat Idul Fitri merupakan ibadah yang sangat dianjurkan dan memiliki keutamaan yang besar.

Sebagai ibadah wajib, shalat Idul Fitri memiliki beberapa syarat dan rukun yang harus dipenuhi agar sah. Syarat-syarat tersebut antara lain beragama Islam, berakal, dan suci dari hadas besar dan kecil. Sedangkan rukun-rukunnya meliputi niat, takbiratul ihram, membaca Surat Al-Fatihah, ruku’, i’tidal, sujud dua kali, duduk di antara dua sujud, tasyahud akhir, dan salam. Jika salah satu syarat atau rukun ini tidak terpenuhi, maka shalat Idul Fitri tidak dianggap sah.

Memahami jenis hukum wajib dalam shalat Idul Fitri sangat penting bagi umat Islam. Hal ini akan memotivasi mereka untuk menunaikan ibadah ini dengan sebaik-baiknya dan memperoleh pahala yang besar. Selain itu, memahami hukum wajib juga akan membantu umat Islam menghindari perbuatan yang dapat membatalkan shalat Idul Fitri, seperti berbicara atau tertawa tanpa alasan yang dibenarkan.

Waktu Pelaksanaan

Waktu pelaksanaan shalat Idul Fitri merupakan salah satu aspek penting yang diatur dalam hukum shalat Idul Fitri. Shalat Idul Fitri dilaksanakan pada pagi hari, yaitu setelah matahari terbit dan meninggi setinggi tombak.

  • Waktu Pelaksanaan yang Tepat

    Waktu yang paling utama untuk melaksanakan shalat Idul Fitri adalah pada saat matahari terbit, yaitu sekitar pukul 06.00-07.00 pagi. Namun, shalat Idul Fitri masih diperbolehkan jika dilaksanakan hingga menjelang waktu zawal (tengah hari).

  • Alasan Pelaksanaan di Pagi Hari

    Pelaksanaan shalat Idul Fitri di pagi hari memiliki alasan tersendiri. Di antaranya adalah untuk menunjukkan rasa syukur atas nikmat menyelesaikan ibadah puasa selama bulan Ramadan. Selain itu, shalat Idul Fitri yang dilaksanakan pada pagi hari juga dapat menjadi sarana untuk mempererat tali silaturahmi antar umat Islam.

  • Konsekuensi Melaksanakan di Luar Waktu

    Jika shalat Idul Fitri dilaksanakan di luar waktu yang telah ditentukan, seperti pada sore atau malam hari, maka shalat tersebut tidak dianggap sebagai shalat Idul Fitri. Namun, umat Islam tetap dianjurkan untuk melaksanakan shalat sunnah biasa sebagai pengganti shalat Idul Fitri.

  • Hikmah Pelaksanaan di Pagi Hari

    Hikmah dari pelaksanaan shalat Idul Fitri pada pagi hari adalah untuk melatih kedisiplinan dan ketaatan umat Islam dalam menjalankan perintah agama. Selain itu, shalat Idul Fitri yang dilaksanakan pada pagi hari juga dapat memberikan dampak positif bagi kesehatan, karena sinar matahari pagi bermanfaat untuk kesehatan tubuh.

Dengan memahami aspek waktu pelaksanaan shalat Idul Fitri, umat Islam dapat menunaikan ibadah ini dengan baik dan memperoleh manfaatnya secara optimal. Shalat Idul Fitri yang dilaksanakan pada pagi hari tidak hanya merupakan kewajiban agama, tetapi juga memiliki hikmah dan manfaat yang besar bagi kesehatan dan keharmonisan sosial.

Tempat pelaksanaan

Tempat pelaksanaan shalat Idul Fitri merupakan aspek penting yang diatur dalam hukum shalat Idul Fitri. Dalam pelaksanaannya, shalat Idul Fitri dapat dilakukan di dua tempat, yaitu lapangan atau masjid.

  • Lapangan

    Lapangan merupakan tempat yang luas dan terbuka, sehingga memungkinkan banyak orang untuk berkumpul dan melaksanakan shalat Idul Fitri secara berjamaah. Biasanya, lapangan yang digunakan untuk shalat Idul Fitri adalah lapangan yang berada di dekat masjid atau lapangan terbuka di tempat-tempat umum.

  • Masjid

    Masjid merupakan tempat ibadah umat Islam, sehingga juga dapat digunakan sebagai tempat pelaksanaan shalat Idul Fitri. Masjid yang digunakan biasanya adalah masjid yang memiliki ukuran cukup luas untuk menampung banyak jamaah.

  • Kelebihan Lapangan

    Kelebihan melaksanakan shalat Idul Fitri di lapangan adalah dapat menampung lebih banyak jamaah, sehingga lebih banyak umat Islam yang dapat melaksanakan shalat Idul Fitri secara berjamaah. Selain itu, pelaksanaan di lapangan juga dapat menciptakan suasana yang lebih khusyuk dan semarak.

  • Kelebihan Masjid

    Kelebihan melaksanakan shalat Idul Fitri di masjid adalah lebih terlindung dari cuaca, seperti hujan atau panas terik matahari. Selain itu, pelaksanaan di masjid juga dapat memberikan kenyamanan bagi jamaah yang ingin melaksanakan shalat sunnah sebelum atau sesudah shalat Idul Fitri.

Berdasarkan penjelasan di atas, umat Islam dapat memilih tempat pelaksanaan shalat Idul Fitri sesuai dengan kondisi dan kebutuhannya. Baik dilaksanakan di lapangan maupun di masjid, yang terpenting adalah dapat melaksanakan shalat Idul Fitri dengan baik dan khusyuk, serta memperoleh manfaat dan keutamaannya.

Tata cara pelaksanaan

Tata cara pelaksanaan shalat Idul Fitri secara berjamaah merupakan salah satu aspek penting dalam hukum shalat Idul Fitri. Pelaksanaan shalat Idul Fitri secara berjamaah memiliki beberapa keutamaan dan manfaat, di antaranya:

  • Mendapatkan pahala yang lebih besar
    Shalat Idul Fitri yang dilaksanakan secara berjamaah akan mendapatkan pahala yang lebih besar dibandingkan dengan shalat yang dilaksanakan secara sendirian. Hal ini sebagaimana sabda Rasulullah SAW, “Shalat berjamaah itu lebih utama dua puluh tujuh derajat dibandingkan dengan shalat yang dilakukan sendirian.” (HR. Bukhari dan Muslim)
  • Mempererat tali persaudaraan
    Shalat Idul Fitri yang dilaksanakan secara berjamaah dapat mempererat tali persaudaraan antar sesama umat Islam. Shalat berjamaah menumbuhkan rasa kebersamaan dan ukhuwah Islamiyah.
  • Menunjukkan kekuatan umat Islam
    Pelaksanaan shalat Idul Fitri secara berjamaah dapat menunjukkan kekuatan dan persatuan umat Islam. Shalat berjamaah yang diikuti oleh banyak orang akan menjadi pemandangan yang sangat indah dan mengagumkan.

Oleh karena itu, sangat dianjurkan bagi umat Islam untuk melaksanakan shalat Idul Fitri secara berjamaah. Dengan melaksanakan shalat Idul Fitri secara berjamaah, umat Islam dapat memperoleh pahala yang lebih besar, mempererat tali persaudaraan, dan menunjukkan kekuatan umat Islam.

Syarat wajib

Syarat wajib menunaikan shalat Idul Fitri salah satunya adalah beragama Islam dan berakal. Syarat ini memiliki makna dan implikasi yang penting dalam pelaksanaan shalat Idul Fitri.

  • Beragama Islam

    Syarat beragama Islam berarti bahwa hanya umat Islam yang diwajibkan menunaikan shalat Idul Fitri. Hal ini karena shalat Idul Fitri merupakan ibadah khusus yang diperintahkan dalam ajaran agama Islam.

  • Berakal

    Syarat berakal berarti bahwa orang yang melaksanakan shalat Idul Fitri harus dalam keadaan sadar dan tidak mengalami gangguan jiwa. Hal ini karena shalat Idul Fitri memerlukan pemahaman dan kesadaran dalam pelaksanaannya.

Syarat wajib Muslim dan berakal dalam shalat Idul Fitri menunjukkan bahwa ibadah ini hanya diwajibkan bagi umat Islam yang berakal sehat. Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa shalat Idul Fitri dilaksanakan dengan pemahaman dan kesadaran yang benar, sehingga dapat memperoleh manfaat dan keutamaannya secara optimal.

Rukun Shalat

Rukun shalat merupakan bagian terpenting dalam shalat, termasuk juga dalam shalat Idul Fitri. Rukun shalat adalah perbuatan atau bacaan yang wajib dilakukan dalam shalat dan jika ditinggalkan, maka shalat tersebut tidak sah. Hukum shalat Idul Fitri mewajibkan seluruh rukun shalat ini dikerjakan dengan benar dan sempurna.

Setiap rukun shalat memiliki makna dan tujuan tersendiri. Misalnya, niat merupakan syarat sah shalat yang menunjukkan kesungguhan hati dalam beribadah kepada Allah SWT. Takbiratul ihram menjadi tanda dimulainya shalat dan sebagai bentuk pengagungan kepada Allah SWT. Membaca Surat Al-Fatihah merupakan inti dari shalat dan menjadi bacaan wajib yang harus dilafalkan. Ruku’ dan i’tidal merupakan gerakan yang melambangkan kerendahan hati dan kepasrahan kepada Allah SWT. Sujud merupakan puncak kekhusyukan dalam shalat, di mana hamba mendekatkan diri kepada Tuhannya. Duduk di antara dua sujud menjadi waktu untuk memanjatkan doa dan harapan kepada Allah SWT. Tasyahud akhir merupakan bacaan yang berisi pujian, shalawat, dan salam kepada Rasulullah SAW, serta doa untuk keselamatan dan kesejahteraan umat Islam. Salam menjadi tanda berakhirnya shalat dan sebagai bentuk penghormatan kepada sesama manusia.

Pelaksanaan rukun shalat dengan benar dan sempurna sangat penting dalam shalat Idul Fitri. Sebab, shalat Idul Fitri merupakan salah satu ibadah terpenting dalam agama Islam yang dilaksanakan setahun sekali. Dengan melaksanakan rukun shalat dengan baik, umat Islam dapat memperoleh pahala yang besar dan keberkahan dari Allah SWT.

Khutbah

Dalam hukum shalat Idul Fitri, salah satu aspek penting yang menyertainya adalah khutbah yang disampaikan setelah shalat. Khutbah ini memiliki peran krusial dalam melengkapi rangkaian ibadah shalat Idul Fitri dan memberikan nilai tambah bagi pelakunya.

  • Isi Khutbah

    Khutbah Idul Fitri biasanya berisi pesan-pesan moral, spiritual, dan nasihat yang berkaitan dengan makna Idul Fitri, hikmah puasa Ramadan, dan ajaran-ajaran Islam secara umum. Khutbah juga dapat berisi doa dan harapan untuk kebaikan dan kesejahteraan umat Islam.

  • Syarat dan Rukun Khutbah

    Sama seperti shalat Idul Fitri, khutbah juga memiliki syarat dan rukun yang harus dipenuhi. Syarat-syarat khutbah antara lain beragama Islam, balig, berakal, dan suci dari hadas besar dan kecil. Sedangkan rukun khutbah meliputi membaca hamdalah, shalawat, wasiat takwa, membaca ayat Al-Qur’an, berdoa, dan menyampaikan nasihat.

  • Hikmah Khutbah Idul Fitri

    Khutbah Idul Fitri memiliki banyak hikmah dan manfaat. Di antaranya adalah sebagai pengingat akan makna dan tujuan puasa Ramadan, sebagai sarana pendidikan dan pencerahan bagi umat Islam, sebagai media untuk mempererat ukhuwah Islamiyah, serta sebagai ajang untuk memanjatkan doa dan harapan kepada Allah SWT.

  • Tata Cara Mendengarkan Khutbah

    Ketika mendengarkan khutbah Idul Fitri, sangat dianjurkan untuk menyimak dengan baik, menundukkan pandangan, dan menghindari berbicara atau melakukan perbuatan yang dapat mengganggu kekhusyukan. Dengan mendengarkan khutbah dengan baik, umat Islam dapat memperoleh ilmu dan hikmah yang bermanfaat.

Dengan memahami aspek khutbah dalam hukum shalat Idul Fitri, umat Islam dapat melaksanakan ibadah ini dengan lebih khusyuk dan sempurna. Khutbah Idul Fitri menjadi pelengkap yang tak terpisahkan dari rangkaian ibadah shalat Idul Fitri, yang memberikan nilai tambah dan manfaat besar bagi pelakunya.

Keutamaan

Di antara keutamaan shalat Idul Fitri adalah mendapatkan pahala yang besar. Pahala ini dijanjikan oleh Allah SWT kepada umat Islam yang menunaikan shalat Idul Fitri dengan baik dan benar.

Pahala besar yang diberikan kepada orang yang melaksanakan shalat Idul Fitri merupakan bentuk kasih sayang dan kemurahan Allah SWT. Allah SWT memberikan pahala yang berlimpah kepada hamba-Nya yang berusaha mendekatkan diri kepada-Nya, salah satunya melalui ibadah shalat Idul Fitri. Pahala ini menjadi motivasi dan semangat bagi umat Islam untuk terus menjalankan perintah Allah SWT, termasuk menunaikan shalat Idul Fitri.

Dalam sebuah hadis, Rasulullah SAW bersabda, “Barang siapa yang keluar (menuju tempat shalat Id) karena mencari keridaan Allah, kemudian ia shalat sebagaimana yang dilakukan oleh manusia (pada umumnya), dan ia duduk sampai imam keluar, maka sungguh ia telah mendapatkan pahala seperti pahala haji dan umrah yang sempurna.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Hadis tersebut menunjukkan bahwa pahala shalat Idul Fitri sangat besar, bahkan setara dengan pahala haji dan umrah. Hal ini tentu menjadi kabar gembira bagi umat Islam yang senantiasa menunaikan shalat Idul Fitri dengan khusyuk dan penuh keimanan.

Hukum Meninggalkan

Salah satu aspek penting dalam hukum shalat Idul Fitri adalah hukum meninggalkannya. Meninggalkan shalat Idul Fitri tanpa alasan yang syar’i merupakan perbuatan dosa. Hal ini karena shalat Idul Fitri termasuk ibadah wajib yang harus dilaksanakan oleh setiap Muslim yang memenuhi syarat.

Kewajiban menunaikan shalat Idul Fitri didasarkan pada dalil-dalil yang kuat, di antaranya hadis Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim. Dalam hadis tersebut, Nabi Muhammad SAW bersabda, “Barang siapa yang keluar (menuju tempat shalat Id) karena mencari keridaan Allah, kemudian ia shalat sebagaimana yang dilakukan oleh manusia (pada umumnya), dan ia duduk sampai imam keluar, maka sungguh ia telah mendapatkan pahala seperti pahala haji dan umrah yang sempurna.” Hadis ini menunjukkan bahwa shalat Idul Fitri memiliki keutamaan yang besar dan pahala yang berlimpah.

Meninggalkan shalat Idul Fitri tanpa alasan yang syar’i dapat menyebabkan terhapusnya pahala yang besar tersebut. Selain itu, meninggalkan shalat Idul Fitri juga dapat mengurangi keimanan dan ketakwaan seseorang. Oleh karena itu, umat Islam sangat dianjurkan untuk menunaikan shalat Idul Fitri dengan sebaik-baiknya dan menghindari perbuatan yang dapat membatalkan atau mengurangi pahalanya.

Tanya Jawab Hukum Shalat Idul Fitri

Berikut adalah beberapa tanya jawab yang sering muncul terkait hukum shalat Idul Fitri:

Pertanyaan 1: Apakah shalat Idul Fitri hukumnya wajib?

Jawaban: Ya, shalat Idul Fitri hukumnya wajib bagi setiap Muslim yang memenuhi syarat, yaitu berakal, balig, dan tidak memiliki udzur syar’i.

Pertanyaan 2: Apa saja syarat sah shalat Idul Fitri?

Jawaban: Syarat sah shalat Idul Fitri meliputi beragama Islam, berakal, suci dari hadas besar dan kecil, menutup aurat, dan menghadap kiblat.

Pertanyaan 3: Di mana saja shalat Idul Fitri dapat dilaksanakan?

Jawaban: Shalat Idul Fitri dapat dilaksanakan di lapangan terbuka atau di masjid.

Pertanyaan 4: Apakah diperbolehkan melaksanakan shalat Idul Fitri di rumah?

Jawaban: Tidak diperbolehkan, kecuali bagi orang yang memiliki udzur syar’i, seperti sakit atau tidak mampu keluar rumah.

Pertanyaan 5: Apa saja keutamaan mengerjakan shalat Idul Fitri?

Jawaban: Keutamaan mengerjakan shalat Idul Fitri antara lain mendapatkan pahala yang besar, menghapus dosa-dosa kecil, dan mempererat tali silaturahim antar sesama umat Islam.

Pertanyaan 6: Apa akibatnya jika meninggalkan shalat Idul Fitri tanpa alasan yang syar’i?

Jawaban: Meninggalkan shalat Idul Fitri tanpa alasan yang syar’i hukumnya berdosa.

Demikianlah beberapa tanya jawab terkait hukum shalat Idul Fitri. Semoga bermanfaat bagi kita semua.

Dengan memahami hukum shalat Idul Fitri, kita dapat melaksanakan ibadah ini dengan baik dan benar, sehingga memperoleh pahala yang besar dan manfaat yang optimal.

Namun, masih banyak aspek lain terkait shalat Idul Fitri yang perlu kita bahas lebih lanjut, seperti tata cara pelaksanaannya, khutbah setelah shalat, dan hikmah yang terkandung di dalamnya. Mari kita bahas topik-topik tersebut pada bagian selanjutnya.

Tips Hukum Shalat Idul Fitri

Memahami hukum shalat Idul Fitri sangat penting agar ibadah ini dapat dilaksanakan dengan baik dan benar. Berikut adalah beberapa tips yang dapat membantu:

Tip 1: Pahami Jenis Hukum dan Syarat Wajib

Ketahui bahwa shalat Idul Fitri hukumnya wajib bagi setiap Muslim yang memenuhi syarat, yaitu berakal, balig, dan tidak memiliki udzur syar’i.

Tip 2: Tentukan Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Shalat Idul Fitri dilaksanakan pada pagi hari setelah matahari terbit, dan dapat dilaksanakan di lapangan terbuka atau masjid.

Tip 3: Siapkan Diri Secara Fisik dan Mental

Istirahat yang cukup dan jaga kesehatan agar dapat melaksanakan shalat dengan khusyuk dan nyaman.

Tip 4: Berangkat ke Tempat Shalat Tepat Waktu

Hindari datang terlambat agar tidak ketinggalan takbiratul ihram dan dapat mengikuti shalat secara berjamaah.

Tip 5: Taati Tata Cara Pelaksanaan

Ikuti setiap gerakan dan bacaan shalat dengan benar sesuai dengan tuntunan Rasulullah SAW.

Tip 6: Dengarkan Khutbah dengan Penuh Perhatian

Khutbah setelah shalat mengandung pesan-pesan penting. Dengarkan dengan baik untuk menambah ilmu dan wawasan.

Tip 7: Jaga Kebersihan dan Ketertiban

Menjaga kebersihan dan ketertiban tempat shalat merupakan bagian dari adab beribadah.

Tip 8: Pererat Silaturahim

Shalat Idul Fitri merupakan momen yang baik untuk mempererat tali silaturahim antar sesama Muslim.

Dengan mengikuti tips di atas, diharapkan ibadah shalat Idul Fitri dapat dilaksanakan dengan optimal dan memberikan manfaat yang besar. Mari kita lanjutkan pembahasan kita pada bagian selanjutnya, di mana kita akan mengulas hikmah dan nilai-nilai luhur yang terkandung dalam shalat Idul Fitri.

Kesimpulan

Hukum shalat Idul Fitri merupakan aspek penting dalam pelaksanaan ibadah ini. Hukumnya yang wajib menunjukkan pentingnya bagi setiap Muslim yang memenuhi syarat untuk menunaikannya. Shalat Idul Fitri memiliki tata cara pelaksanaannya yang khusus, mulai dari waktu, tempat, hingga rukun shalat yang harus dipenuhi. Dengan memahaminya, ibadah shalat Idul Fitri dapat dilaksanakan dengan baik dan benar.

Selain aspek hukum, shalat Idul Fitri juga memiliki nilai-nilai luhur yang terkandung di dalamnya. Ibadah ini mengajarkan tentang rasa syukur atas nikmat yang telah diterima selama bulan Ramadan, mempererat tali silaturahim antar sesama umat Islam, dan menjadi sarana untuk memohon ampunan dan pahala dari Allah SWT. Dengan memahami nilai-nilai tersebut, kita dapat memaknai shalat Idul Fitri tidak hanya sebagai kewajiban semata, tetapi juga sebagai momentum untuk meningkatkan kualitas diri dan hubungan sosial kita.



Artikel Terkait

Bagikan:

sisca

Halo, Perkenalkan nama saya Sisca. Saya adalah salah satu penulis profesional yang suka berbagi ilmu. Dengan Artikel, saya bisa berbagi dengan teman - teman. Semoga semua artikel yang telah saya buat bisa bermanfaat. Pastikan Follow www.birdsnbees.co.id ya.. Terimakasih..

Ikuti di Google News

Artikel Pilihan

Artikel Terbaru

Story Terbaru