Ibu Menyusui Boleh Puasa

sisca


Ibu Menyusui Boleh Puasa

Ibu menyusui boleh puasa adalah sebuah prinsip kesehatan yang menyatakan bahwa ibu yang sedang menyusui diperbolehkan untuk berpuasa selama bulan Ramadhan.

Prinsip ini memiliki kaitan erat dengan kesehatan ibu dan bayi, serta memiliki sejarah panjang dalam ajaran agama Islam.

Dalam artikel ini, kita akan membahas lebih dalam tentang prinsip ibu menyusui boleh puasa, mulai dari pengertian, manfaat, hingga pertimbangan yang perlu diperhatikan selama berpuasa.

Ibu Menyusui Boleh Puasa

Prinsip ibu menyusui boleh puasa memiliki beberapa aspek penting yang perlu dipahami, di antaranya:

  • Kesehatan ibu
  • Kesehatan bayi
  • Asupan nutrisi
  • Kondisi menyusui
  • Durasi puasa
  • Pertimbangan medis
  • Hukum agama
  • Dukungan keluarga
  • Persiapan puasa
  • Pantangan puasa

Setiap aspek tersebut saling terkait dan memengaruhi keputusan ibu menyusui untuk berpuasa. Penting bagi ibu menyusui untuk berkonsultasi dengan dokter atau ahli kesehatan lainnya sebelum memutuskan untuk berpuasa, serta mempersiapkan diri dengan baik agar puasa berjalan lancar dan tidak membahayakan kesehatan ibu dan bayi.

Kesehatan Ibu

Kesehatan ibu merupakan aspek krusial yang perlu diperhatikan dalam konteks ibu menyusui boleh puasa. Berpuasa dapat memberikan dampak pada kondisi fisik dan mental ibu, sehingga penting untuk memastikan bahwa ibu dalam kondisi sehat sebelum memutuskan untuk berpuasa.

  • Kondisi Fisik

    Berpuasa dapat menyebabkan dehidrasi dan kekurangan energi, sehingga ibu perlu memastikan bahwa ia cukup minum cairan dan mengonsumsi makanan bergizi saat berbuka dan sahur.

  • Kondisi Mental

    Berpuasa juga dapat memengaruhi kondisi mental ibu, seperti menyebabkan kelelahan, sulit konsentrasi, dan perubahan suasana hati. Ibu perlu mempersiapkan diri secara mental dan mendapatkan dukungan dari keluarga atau orang terdekat selama berpuasa.

  • Riwayat Kesehatan

    Ibu dengan riwayat kesehatan tertentu, seperti diabetes, penyakit jantung, atau penyakit ginjal, perlu berkonsultasi dengan dokter sebelum memutuskan untuk berpuasa. Dokter akan memberikan pertimbangan medis apakah ibu diperbolehkan berpuasa atau tidak.

  • Usia dan Berat Badan

    Ibu yang masih muda dan memiliki berat badan ideal umumnya lebih mudah untuk berpuasa dibandingkan ibu yang lebih tua atau memiliki berat badan berlebih. Ibu perlu mempertimbangkan faktor-faktor ini sebelum memutuskan untuk berpuasa.

Dengan mempertimbangkan aspek-aspek kesehatan ibu di atas, ibu menyusui dapat mengambil keputusan yang tepat mengenai apakah ia boleh berpuasa atau tidak. Konsultasi dengan dokter atau ahli kesehatan lainnya sangat disarankan untuk memastikan bahwa puasa tidak membahayakan kesehatan ibu dan bayi.

Kesehatan Bayi

Kesehatan bayi merupakan pertimbangan utama dalam prinsip ibu menyusui boleh puasa. Bayi yang disusui oleh ibu yang berpuasa bergantung pada ASI sebagai sumber nutrisi utama mereka. Oleh karena itu, penting untuk memastikan bahwa kualitas dan kuantitas ASI tetap terjaga selama berpuasa.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa puasa tidak berdampak signifikan pada produksi ASI. Namun, pada beberapa ibu, puasa dapat menyebabkan penurunan produksi ASI, terutama pada minggu-minggu pertama puasa. Hal ini disebabkan oleh penurunan kadar hormon prolaktin, yang berperan dalam produksi ASI.

Selain itu, puasa juga dapat memengaruhi komposisi ASI. ASI yang dihasilkan oleh ibu yang berpuasa cenderung memiliki kadar lemak yang lebih tinggi, namun kadar protein dan karbohidratnya lebih rendah. Meskipun demikian, ASI tetap menjadi sumber nutrisi yang baik untuk bayi, bahkan selama berpuasa.

Praktisnya, ibu menyusui perlu memantau kondisi bayi mereka selama berpuasa. Jika bayi menunjukkan tanda-tanda dehidrasi atau kekurangan nutrisi, seperti jarang buang air kecil, feses yang keras, atau berat badan turun, maka ibu perlu mempertimbangkan untuk menghentikan puasa atau berkonsultasi dengan dokter.

Kesimpulannya, kesehatan bayi merupakan aspek krusial yang perlu diperhatikan dalam konteks ibu menyusui boleh puasa. Ibu perlu memastikan bahwa kondisi bayi tetap baik selama berpuasa, dan segera berkonsultasi dengan dokter jika terdapat masalah kesehatan pada bayi.

Asupan Nutrisi

Asupan nutrisi merupakan aspek penting yang perlu diperhatikan oleh ibu menyusui yang ingin berpuasa. Selama berpuasa, ibu menyusui tidak dapat makan dan minum selama berjam-jam, sehingga asupan nutrisi mereka perlu diperhatikan agar tidak mengalami kekurangan gizi yang dapat berdampak pada kesehatan ibu dan bayi.

  • Jenis nutrisi

    Nutrisi yang dibutuhkan oleh ibu menyusui selama berpuasa meliputi karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral. Karbohidrat berfungsi sebagai sumber energi, protein untuk membangun dan memperbaiki jaringan tubuh, lemak untuk menyimpan energi dan memproduksi hormon, vitamin dan mineral untuk berbagai fungsi tubuh.

  • Sumber nutrisi

    Sumber nutrisi untuk ibu menyusui selama berpuasa dapat diperoleh dari makanan yang dikonsumsi saat sahur dan berbuka puasa. Makanan yang kaya karbohidrat kompleks, protein, dan lemak sehat, serta buah-buahan dan sayuran yang kaya vitamin dan mineral, sangat dianjurkan untuk dikonsumsi.

  • Jumlah nutrisi

    Jumlah nutrisi yang dibutuhkan oleh ibu menyusui selama berpuasa tidak jauh berbeda dengan ibu menyusui yang tidak berpuasa. Ibu menyusui membutuhkan sekitar 2.000-2.500 kalori per hari, dengan asupan protein sekitar 70-80 gram per hari.

  • Waktu konsumsi

    Waktu konsumsi nutrisi untuk ibu menyusui selama berpuasa perlu diatur dengan baik. Saat sahur, ibu menyusui dianjurkan untuk mengonsumsi makanan yang lambat dicerna, seperti oatmeal atau roti gandum, untuk menjaga kadar gula darah tetap stabil selama berpuasa. Saat berbuka puasa, ibu menyusui dianjurkan untuk mengonsumsi makanan yang kaya nutrisi, seperti sup, buah-buahan, dan sayuran.

Dengan memperhatikan asupan nutrisi selama berpuasa, ibu menyusui dapat menjaga kesehatan mereka dan tetap dapat memberikan ASI yang berkualitas untuk bayinya.

Durasi Puasa

Durasi puasa merupakan salah satu aspek penting yang perlu diperhatikan oleh ibu menyusui yang ingin berpuasa. Durasi puasa dapat memengaruhi produksi ASI, kesehatan ibu, dan kondisi bayi. Oleh karena itu, ibu menyusui perlu mempertimbangkan dengan cermat durasi puasa yang ingin mereka jalani.

  • Durasi Ideal

    Durasi puasa yang ideal untuk ibu menyusui adalah sekitar 12-14 jam. Durasi ini dianggap tidak terlalu lama sehingga tidak berdampak signifikan pada produksi ASI dan kesehatan ibu, namun juga cukup lama untuk mendapatkan manfaat spiritual dari puasa.

  • Puasa Penuh

    Puasa penuh selama 16-18 jam dapat dilakukan oleh ibu menyusui yang sehat dan memiliki produksi ASI yang cukup. Namun, ibu menyusui perlu memantau kondisi bayi mereka dan memastikan bahwa bayi tidak menunjukkan tanda-tanda dehidrasi atau kekurangan nutrisi.

  • Puasa Intermiten

    Puasa intermiten, seperti puasa 16/8 atau 18/6, dapat menjadi pilihan bagi ibu menyusui yang ingin berpuasa namun tidak dapat berpuasa penuh. Puasa intermiten melibatkan periode puasa berselang-seling dengan periode makan.

  • Puasa Sunnah

    Puasa sunnah, seperti puasa Senin-Kamis atau puasa Ayyamul Bidh, dapat dilakukan oleh ibu menyusui jika mereka merasa kuat dan sehat. Namun, ibu menyusui perlu memperhatikan kondisi mereka dan menghentikan puasa jika mengalami masalah kesehatan.

Ibu menyusui perlu berkonsultasi dengan dokter atau ahli kesehatan lainnya untuk menentukan durasi puasa yang tepat bagi mereka. Faktor-faktor seperti kesehatan ibu, usia bayi, dan produksi ASI perlu dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan.

Pertimbangan Medis

Pertimbangan medis merupakan aspek penting yang perlu diperhatikan oleh ibu menyusui yang ingin berpuasa. Berpuasa dapat memberikan dampak pada kesehatan ibu dan bayi, sehingga penting untuk berkonsultasi dengan dokter atau ahli kesehatan lainnya sebelum memutuskan untuk berpuasa.

  • Kondisi Kesehatan Ibu

    Ibu dengan kondisi kesehatan tertentu, seperti diabetes, penyakit jantung, atau penyakit ginjal, perlu berkonsultasi dengan dokter sebelum berpuasa. Dokter akan memberikan pertimbangan medis apakah ibu diperbolehkan berpuasa atau tidak.

  • Riwayat Kesehatan Ibu

    Ibu dengan riwayat keguguran atau persalinan prematur perlu berhati-hati dalam berpuasa. Dokter akan memberikan pertimbangan medis apakah ibu diperbolehkan berpuasa atau tidak, dan akan memantau kondisi ibu selama berpuasa.

  • Usia dan Berat Badan Ibu

    Ibu yang masih muda dan memiliki berat badan ideal umumnya lebih mudah untuk berpuasa dibandingkan ibu yang lebih tua atau memiliki berat badan berlebih. Dokter akan mempertimbangkan faktor-faktor ini sebelum memberikan izin berpuasa.

  • Kondisi Bayi

    Kondisi bayi juga perlu diperhatikan sebelum ibu memutuskan untuk berpuasa. Bayi yang baru lahir atau memiliki masalah kesehatan tertentu mungkin tidak dapat menerima ASI secara eksklusif selama berpuasa. Dokter akan memberikan pertimbangan medis apakah ibu diperbolehkan berpuasa atau tidak, dan akan memantau kondisi bayi selama berpuasa.

Dengan mempertimbangkan aspek-aspek medis di atas, ibu menyusui dapat mengambil keputusan yang tepat mengenai apakah ia boleh berpuasa atau tidak. Konsultasi dengan dokter atau ahli kesehatan lainnya sangat disarankan untuk memastikan bahwa puasa tidak membahayakan kesehatan ibu dan bayi.

Hukum agama

Hukum agama merupakan salah satu aspek penting yang perlu dipertimbangkan dalam konteks ibu menyusui boleh puasa. Ajaran agama Islam memberikan panduan mengenai kewajiban berpuasa bagi umat Muslim, termasuk ibu menyusui.

  • Kewajiban Puasa

    Dalam ajaran Islam, berpuasa merupakan salah satu dari lima rukun Islam yang wajib dijalankan oleh seluruh umat Muslim yang memenuhi syarat, termasuk ibu menyusui. Namun, terdapat keringanan bagi ibu menyusui untuk tidak berpuasa jika khawatir akan kesehatan dirinya atau bayinya.

  • Qadha Puasa

    Jika ibu menyusui tidak dapat berpuasa karena alasan kesehatan, maka ia wajib mengganti puasa tersebut (qadha) di kemudian hari. Qadha puasa dilakukan dengan berpuasa sebanyak hari yang ditinggalkan pada hari lain di luar bulan Ramadhan.

  • Fidyah

    Selain qadha, ibu menyusui yang tidak dapat berpuasa juga dapat membayar fidyah. Fidyah berupa memberi makan kepada fakir miskin sebanyak satu mud (sekitar 6 ons) makanan pokok untuk setiap hari yang ditinggalkan.

  • Konsultasi Ulama

    Dalam menentukan apakah ibu menyusui boleh berpuasa atau tidak, disarankan untuk berkonsultasi dengan ulama atau ahli agama yang terpercaya. Ulama dapat memberikan pertimbangan hukum agama yang sesuai dengan kondisi kesehatan ibu dan bayinya.

Dengan mempertimbangkan aspek hukum agama di atas, ibu menyusui dapat mengambil keputusan yang tepat mengenai apakah ia boleh berpuasa atau tidak. Konsultasi dengan ulama atau ahli agama sangat disarankan untuk memastikan bahwa keputusan yang diambil sesuai dengan ajaran agama dan tidak membahayakan kesehatan ibu dan bayi.

Dukungan Keluarga

Dukungan keluarga merupakan aspek penting yang dapat membantu ibu menyusui menjalani puasa dengan lancar dan sukses. Dukungan ini dapat diberikan dalam berbagai bentuk, seperti:

  • Dukungan Emosional

    Keluarga dapat memberikan dukungan emosional kepada ibu menyusui dengan memberikan semangat, motivasi, dan doa. Hal ini dapat membantu ibu menyusui untuk tetap bersemangat dan mengatasi rasa lelah atau keraguan yang mungkin timbul selama berpuasa.

  • Dukungan Praktis

    Keluarga dapat memberikan dukungan praktis dengan membantu ibu menyusui dalam tugas-tugas sehari-hari, seperti memasak, membersihkan rumah, dan mengurus bayi. Hal ini dapat meringankan beban ibu menyusui dan memberikannya lebih banyak waktu untuk beristirahat dan fokus pada kesehatannya.

  • Dukungan Finansial

    Jika diperlukan, keluarga dapat memberikan dukungan finansial kepada ibu menyusui, misalnya dengan membantu membeli makanan bergizi atau membayar biaya dokter. Dukungan ini dapat membantu ibu menyusui untuk memenuhi kebutuhan nutrisi dan kesehatannya selama berpuasa.

  • Dukungan Informasional

    Keluarga dapat memberikan dukungan informasional kepada ibu menyusui dengan berbagi informasi tentang nutrisi, kesehatan, dan tips menyusui selama berpuasa. Hal ini dapat membantu ibu menyusui untuk membuat keputusan yang tepat dan menjalani puasa dengan aman dan efektif.

Dukungan keluarga dapat sangat membantu ibu menyusui dalam menjalani puasa dengan lancar dan sukses. Oleh karena itu, penting bagi ibu menyusui untuk menjalin komunikasi yang baik dengan keluarganya dan meminta dukungan yang mereka butuhkan.

Persiapan Puasa

Persiapan puasa merupakan aspek penting yang perlu diperhatikan oleh ibu menyusui yang ingin berpuasa. Persiapan yang baik dapat membantu ibu menyusui menjalani puasa dengan lancar dan sukses, serta menjaga kesehatan ibu dan bayi.

  • Konsultasi Dokter

    Sebelum memutuskan untuk berpuasa, ibu menyusui perlu berkonsultasi dengan dokter untuk memastikan bahwa kondisi kesehatan ibu dan bayi memungkinkan untuk berpuasa. Dokter akan memberikan pertimbangan medis dan memberikan saran terkait nutrisi dan kesehatan selama berpuasa.

  • Menyiapkan Makanan Bergizi

    Selama berpuasa, ibu menyusui perlu memastikan bahwa mereka mengonsumsi makanan yang bergizi saat sahur dan berbuka puasa. Makanan yang kaya karbohidrat kompleks, protein, lemak sehat, vitamin, dan mineral sangat dianjurkan untuk dikonsumsi.

  • Menyiapkan Cairan

    Dehidrasi merupakan salah satu risiko yang dapat terjadi pada ibu menyusui yang berpuasa. Oleh karena itu, ibu menyusui perlu menyiapkan cairan yang cukup untuk dikonsumsi saat sahur dan berbuka puasa. Cairan yang dianjurkan antara lain air putih, jus buah, dan susu.

  • Menyiapkan Istirahat

    Berpuasa dapat menyebabkan kelelahan, terutama pada minggu-minggu pertama. Ibu menyusui perlu menyiapkan waktu untuk beristirahat yang cukup selama berpuasa. Hal ini dapat dilakukan dengan tidur lebih awal atau beristirahat di sela-sela aktivitas.

Dengan mempersiapkan diri dengan baik, ibu menyusui dapat menjalani puasa dengan lancar dan sukses, serta menjaga kesehatan ibu dan bayi.

Pantangan puasa

Pantangan puasa merupakan aspek penting yang perlu diperhatikan oleh ibu menyusui yang ingin berpuasa. Pantangan ini bertujuan untuk menjaga kesehatan ibu dan bayi selama berpuasa.

  • Aktivitas fisik berat

    Ibu menyusui sebaiknya menghindari aktivitas fisik berat selama berpuasa, karena dapat menyebabkan dehidrasi dan kelelahan. Aktivitas fisik yang ringan, seperti berjalan kaki atau berenang, masih diperbolehkan jika dilakukan dengan hati-hati.

  • Rokok dan alkohol

    Merokok dan mengonsumsi alkohol selama berpuasa sangat tidak dianjurkan, karena dapat memperburuk dehidrasi dan berdampak negatif pada kesehatan ibu dan bayi.

  • Kafein

    Konsumsi kafein secara berlebihan selama berpuasa dapat menyebabkan dehidrasi dan gelisah. Ibu menyusui disarankan untuk membatasi konsumsi kafein selama berpuasa.

  • Makanan dan minuman manis

    Makanan dan minuman manis dapat menyebabkan lonjakan kadar gula darah, yang kemudian diikuti dengan penurunan kadar gula darah secara drastis. Hal ini dapat menyebabkan ibu menyusui merasa lemas dan pusing.

Dengan menghindari pantangan puasa di atas, ibu menyusui dapat menjalani puasa dengan lebih aman dan nyaman, serta menjaga kesehatan ibu dan bayi.

Pertanyaan Seputar Ibu Menyusui Boleh Puasa

Berikut adalah beberapa pertanyaan umum dan jawabannya terkait dengan prinsip ibu menyusui boleh puasa:

Pertanyaan 1: Apakah semua ibu menyusui diperbolehkan berpuasa?

Tidak, tidak semua ibu menyusui diperbolehkan berpuasa. Ibu menyusui dengan kondisi kesehatan tertentu, seperti diabetes, penyakit jantung, atau penyakit ginjal, perlu berkonsultasi dengan dokter sebelum berpuasa.

Pertanyaan 2: Bagaimana pengaruh puasa terhadap produksi ASI?

Puasa tidak berdampak signifikan pada produksi ASI pada sebagian besar ibu menyusui. Namun, pada beberapa ibu, puasa dapat menyebabkan penurunan produksi ASI, terutama pada minggu-minggu pertama puasa.

Pertanyaan 3: Apakah puasa aman untuk bayi?

Ya, puasa aman untuk bayi jika ibu menyusui tetap menjaga asupan nutrisi dan cairan selama berpuasa. Ibu perlu memantau kondisi bayi dan berkonsultasi dengan dokter jika terdapat masalah kesehatan pada bayi.

Pertanyaan 4: Berapa lama durasi puasa yang dianjurkan untuk ibu menyusui?

Durasi puasa yang ideal untuk ibu menyusui adalah sekitar 12-14 jam. Namun, ibu menyusui yang sehat dan memiliki produksi ASI yang cukup dapat berpuasa lebih lama, hingga 16-18 jam.

Pertanyaan 5: Apa saja makanan yang dianjurkan untuk ibu menyusui saat berpuasa?

Ibu menyusui dianjurkan untuk mengonsumsi makanan yang kaya karbohidrat kompleks, protein, lemak sehat, vitamin, dan mineral, seperti nasi merah, ayam, ikan, buah-buahan, dan sayuran.

Pertanyaan 6: Apa yang harus dilakukan jika ibu menyusui merasa lemas atau pusing saat berpuasa?

Jika ibu menyusui merasa lemas atau pusing saat berpuasa, sebaiknya segera berbuka puasa dan mengonsumsi makanan dan minuman yang mengandung gula, seperti jus buah atau air putih dengan madu.

Kesimpulannya, prinsip ibu menyusui boleh puasa dapat diterapkan dengan memperhatikan kondisi kesehatan ibu dan bayi, asupan nutrisi dan cairan, serta durasi puasa yang tepat. Puasa yang dilakukan dengan benar dapat memberikan manfaat spiritual tanpa membahayakan kesehatan ibu dan bayi.

Selanjutnya, kita akan membahas lebih dalam tentang persiapan dan pantangan puasa bagi ibu menyusui.

Tips Bagi Ibu Menyusui yang Ingin Berpuasa

Berikut ini adalah beberapa tips praktis bagi ibu menyusui yang ingin berpuasa agar tetap sehat dan lancar dalam menyusui:

Tip 1: Konsultasi dengan dokter
Sebelum memutuskan berpuasa, konsultasikan dengan dokter untuk memastikan kondisi kesehatan ibu dan bayi memungkinkan untuk berpuasa.

Tip 2: Persiapkan makanan bergizi
Siapkan makanan bernutrisi saat sahur dan berbuka puasa, seperti makanan kaya karbohidrat kompleks, protein, lemak sehat, vitamin, dan mineral.

Tip 3: Perbanyak cairan
Minum banyak cairan saat sahur dan berbuka puasa untuk mencegah dehidrasi, seperti air putih, jus buah, dan susu.

Tip 4: Istirahat cukup
Istirahat yang cukup selama berpuasa untuk mencegah kelelahan, seperti tidur lebih awal atau beristirahat di sela-sela aktivitas.

Tip 5: Hindari aktivitas berat
Hindari aktivitas fisik berat selama berpuasa untuk mencegah dehidrasi dan kelelahan, seperti olahraga berat atau mengangkat beban.

Tip 6: Batasi kafein
Kurangi konsumsi kafein selama berpuasa karena kafein dapat menyebabkan dehidrasi dan gelisah.

Tip 7: Pantau kondisi bayi
Pantau kondisi bayi selama berpuasa, seperti frekuensi buang air kecil, feses, dan berat badan, untuk memastikan bayi tidak mengalami dehidrasi atau kekurangan nutrisi.

Tip 8: Berbuka puasa jika merasa tidak sehat
Segera berbuka puasa jika merasa pusing, lemas, atau mengalami masalah kesehatan lainnya.

Dengan mengikuti tips di atas, ibu menyusui dapat menjalani puasa dengan lebih aman dan nyaman, serta menjaga kesehatan ibu dan bayi.

Dalam bagian selanjutnya, kita akan membahas lebih dalam tentang pertanyaan umum seputar ibu menyusui boleh puasa.

Kesimpulan

Prinsip ibu menyusui boleh puasa merupakan topik yang kompleks dan perlu dipertimbangkan dengan cermat oleh ibu menyusui. Artikel ini telah mengeksplorasi berbagai aspek yang terkait dengan prinsip ini, termasuk kesehatan ibu dan bayi, asupan nutrisi, durasi puasa, pertimbangan medis, hukum agama, dukungan keluarga, persiapan puasa, dan pantangan puasa.

Beberapa poin utama yang dapat disimpulkan dari artikel ini antara lain:

  • Ibu menyusui boleh berpuasa jika kondisi kesehatan ibu dan bayi memungkinkan.
  • Puasa dapat memberikan manfaat spiritual bagi ibu menyusui tanpa membahayakan kesehatan ibu dan bayi jika dilakukan dengan benar.
  • Ibu menyusui perlu memperhatikan asupan nutrisi, cairan, dan istirahat yang cukup selama berpuasa.

Prinsip ibu menyusui boleh puasa memberikan kesempatan bagi ibu menyusui untuk menjalankan ibadah puasa tanpa mengorbankan kesehatan mereka dan bayi mereka. Namun, penting untuk diingat bahwa keputusan untuk berpuasa atau tidak harus diambil setelah berkonsultasi dengan dokter dan mempertimbangkan semua aspek yang terkait dengan prinsip ini.



Rekomendasi Herbal Alami :

Artikel Terkait

Bagikan:

sisca

Halo, Perkenalkan nama saya Sisca. Saya adalah salah satu penulis profesional yang suka berbagi ilmu. Dengan Artikel, saya bisa berbagi dengan teman - teman. Semoga semua artikel yang telah saya buat bisa bermanfaat. Pastikan Follow www.birdsnbees.co.id ya.. Terimakasih..

Ikuti di Google News

Artikel Pilihan

Artikel Terbaru

Story Terbaru