Jumlah rakaat tarawih adalah istilah yang merujuk pada banyaknya rakaat dalam shalat tarawih. Shalat tarawih merupakan salah satu ibadah sunnah yang sangat dianjurkan pada bulan Ramadan.
Shalat tarawih memiliki banyak keutamaan, seperti pahala yang berlipat ganda, pengampunan dosa, dan meningkatkan kedekatan dengan Allah SWT. Secara historis, shalat tarawih pertama kali dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW pada malam ke-23 Ramadan di Madinah.
Dalam artikel ini, kita akan membahas secara mendalam tentang jumlah rakaat tarawih. Kita akan mengulas perbedaan pendapat ulama mengenai jumlah rakaat, serta dalil-dalil yang mendukung pendapat tersebut.
Jumlah rakaat tarawih
Jumlah rakaat tarawih merupakan salah satu aspek penting dalam pelaksanaan shalat tarawih. Jumlah rakaat yang dilakukan akan menentukan sah atau tidaknya shalat tarawih yang dikerjakan.
- Dalil
- Jumlah rakaat
- Shalat witir
- Tradisi Rasulullah SAW
- Pendapat ulama
- Tata cara pelaksanaan
- Keutamaan
- Waktu pelaksanaan
- Niat
- Rakaat ganjil
Jumlah rakaat tarawih yang dilakukan oleh Rasulullah SAW adalah 11 rakaat, yaitu 8 rakaat tarawih dan 3 rakaat witir. Namun, ada juga pendapat ulama yang mengatakan bahwa jumlah rakaat tarawih adalah 20 rakaat, yaitu 10 rakaat tarawih dan 10 rakaat witir. Perbedaan pendapat ini didasarkan pada perbedaan penafsiran terhadap hadis-hadis yang terkait dengan jumlah rakaat tarawih.
Dalil
Dalam Islam, dalil merupakan dasar hukum yang digunakan untuk menetapkan suatu hukum atau aturan. Dalam konteks jumlah rakaat tarawih, dalil yang digunakan adalah hadis-hadis Nabi Muhammad SAW dan atsar sahabat.
-
Hadis shahih
Hadis shahih merupakan hadis yang diriwayatkan oleh perawi yang tsiqah (dapat dipercaya) dan tidak terdapat cacat pada sanad dan matannya. Hadis shahih tentang jumlah rakaat tarawih antara lain diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim. -
Hadis hasan
Hadis hasan merupakan hadis yang diriwayatkan oleh perawi yang tsiqah, namun terdapat sedikit cacat pada sanad atau matannya. Hadis hasan tentang jumlah rakaat tarawih diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud, Imam Tirmidzi, dan Imam Ibnu Majah. -
A sahabat
Atsar sahabat merupakan perkataan atau perbuatan sahabat Nabi Muhammad SAW. Atsar sahabat tentang jumlah rakaat tarawih diriwayatkan oleh beberapa sahabat, seperti Umar bin Khattab dan Ali bin Abi Thalib. -
Ijma’ ulama
Ijma’ ulama merupakan kesepakatan para ulama mengenai suatu hukum atau aturan. Ijma’ ulama tentang jumlah rakaat tarawih adalah 20 rakaat, sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Malik, Imam Syafi’i, dan Imam Ahmad.
Dari dalil-dalil tersebut, dapat disimpulkan bahwa jumlah rakaat tarawih yang paling kuat adalah 20 rakaat, yaitu 10 rakaat tarawih dan 10 rakaat witir. Hal ini sesuai dengan hadis-hadis shahih yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim, serta ijma’ ulama.
Jumlah rakaat
Jumlah rakaat merupakan salah satu unsur penting dalam ibadah shalat, termasuk shalat tarawih. Jumlah rakaat yang dilakukan akan menentukan sah atau tidaknya shalat yang dikerjakan.
Dalam shalat tarawih, jumlah rakaat yang dilakukan adalah 20 rakaat, yaitu 10 rakaat tarawih dan 10 rakaat witir. Jumlah rakaat ini berdasarkan pada hadis-hadis shahih yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim, serta ijma’ ulama.
Jumlah rakaat tarawih yang dilakukan oleh Rasulullah SAW adalah 11 rakaat, yaitu 8 rakaat tarawih dan 3 rakaat witir. Namun, jumlah rakaat ini kemudian ditambah menjadi 20 rakaat oleh para sahabat, seperti Umar bin Khattab dan Ali bin Abi Thalib. Penambahan jumlah rakaat ini dilakukan untuk mengikuti tuntunan Rasulullah SAW yang mengerjakan shalat witir sebanyak 10 rakaat.
Jumlah rakaat tarawih yang dilakukan saat ini adalah 20 rakaat, sebagaimana yang diamalkan oleh mayoritas umat Islam di seluruh dunia. Jumlah rakaat ini merupakan salah satu bentuk ibadah sunnah yang sangat dianjurkan, terutama pada bulan Ramadan.
Shalat witir
Shalat witir merupakan salah satu bagian penting dalam shalat tarawih. Shalat witir dilakukan setelah shalat tarawih selesai, dan terdiri dari sejumlah rakaat ganjil, minimal satu rakaat dan maksimal sebelas rakaat.
-
Jumlah rakaat
Jumlah rakaat shalat witir minimal satu rakaat dan maksimal sebelas rakaat. Jumlah rakaat shalat witir yang paling utama adalah tiga rakaat, sebagaimana yang dilakukan oleh Rasulullah SAW. -
Waktu pelaksanaan
Shalat witir dilakukan setelah shalat tarawih selesai. Waktu pelaksanaan shalat witir dimulai setelah tengah malam hingga menjelang waktu subuh. -
Tata cara pelaksanaan
Tata cara pelaksanaan shalat witir sama dengan tata cara pelaksanaan shalat sunnah lainnya. Namun, pada rakaat terakhir, setelah sujud kedua, dilanjutkan dengan duduk tahiyat akhir dan membaca doa qunut. -
Keutamaan
Shalat witir memiliki banyak keutamaan, di antaranya adalah menyempurnakan ibadah shalat tarawih, menghapus dosa-dosa kecil, dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Jadi, shalat witir merupakan bagian penting dalam shalat tarawih yang memiliki banyak keutamaan. Shalat witir dilakukan setelah shalat tarawih selesai, dengan jumlah rakaat minimal satu rakaat dan maksimal sebelas rakaat. Waktu pelaksanaan shalat witir dimulai setelah tengah malam hingga menjelang waktu subuh.
Tradisi Rasulullah SAW
Dalam konteks jumlah rakaat tarawih, tradisi Rasulullah SAW menjadi salah satu acuan penting yang digunakan oleh umat Islam. Rasulullah SAW mengerjakan shalat tarawih sebanyak 11 rakaat, yaitu 8 rakaat tarawih dan 3 rakaat witir. Jumlah rakaat ini kemudian menjadi tradisi yang diikuti oleh umat Islam hingga saat ini.
Tradisi Rasulullah SAW dalam mengerjakan shalat tarawih menjadi salah satu faktor yang memengaruhi penetapan jumlah rakaat tarawih. Para ulama berpendapat bahwa jumlah rakaat tarawih yang dilakukan oleh Rasulullah SAW adalah jumlah rakaat yang paling utama. Hal ini didasarkan pada prinsip bahwa Rasulullah SAW adalah teladan terbaik bagi umat Islam dalam segala aspek kehidupan, termasuk dalam ibadah.
Dengan demikian, tradisi Rasulullah SAW dalam mengerjakan shalat tarawih menjadi salah satu komponen penting dalam menentukan jumlah rakaat tarawih. Umat Islam berpedoman pada tradisi Rasulullah SAW untuk memastikan bahwa shalat tarawih yang mereka kerjakan sesuai dengan tuntunan syariat.
Pendapat ulama
Pendapat ulama merupakan salah satu faktor penting yang memengaruhi penetapan jumlah rakaat tarawih. Ulama memiliki peran penting dalam memberikan bimbingan dan fatwa terkait berbagai aspek ibadah, termasuk shalat tarawih.
Pendapat ulama tentang jumlah rakaat tarawih didasarkan pada dalil-dalil yang terdapat dalam Al-Qur’an dan hadis, serta pemahaman mereka terhadap tradisi Rasulullah SAW. Ulama berijtihad untuk menentukan jumlah rakaat tarawih yang paling sesuai dengan tuntunan syariat.
Dalam sejarah Islam, terdapat perbedaan pendapat di kalangan ulama mengenai jumlah rakaat tarawih. Ada ulama yang berpendapat bahwa jumlah rakaat tarawih adalah 11 rakaat, yaitu 8 rakaat tarawih dan 3 rakaat witir. Pendapat ini didasarkan pada hadis-hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim.
Namun, ada juga ulama yang berpendapat bahwa jumlah rakaat tarawih adalah 20 rakaat, yaitu 10 rakaat tarawih dan 10 rakaat witir. Pendapat ini didasarkan pada hadis-hadis yang diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud, Imam Tirmidzi, dan Imam Ibnu Majah.
Perbedaan pendapat di kalangan ulama ini menunjukkan bahwa tidak ada dalil yang tegas dan pasti mengenai jumlah rakaat tarawih. Oleh karena itu, umat Islam diberikan keleluasaan untuk memilih pendapat ulama yang mereka yakini paling sesuai dengan dalil-dalil syariat.
Tata cara pelaksanaan
Tata cara pelaksanaan shalat tarawih merupakan aspek penting yang perlu diperhatikan untuk memastikan sahnya ibadah shalat tarawih. Jumlah rakaat tarawih yang benar harus dibarengi dengan tata cara pelaksanaan yang sesuai dengan tuntunan syariat.
-
Niat
Niat merupakan syarat sah shalat, termasuk shalat tarawih. Niat shalat tarawih dilakukan pada saat takbiratul ihram, yaitu dengan mengucapkan, “Ushalli sunnatan taraawiha rak’ataini/arba’a/dst lillahi ta’ala“. -
Rakaat ganjil
Shalat tarawih dikerjakan dengan jumlah rakaat ganjil, minimal satu rakaat dan maksimal sebelas rakaat. Setiap dua rakaat diakhiri dengan salam, kemudian dilanjutkan dengan dua rakaat berikutnya, hingga jumlah rakaat yang diinginkan tercapai. -
Tawaruk
Tawaruk adalah mengakhirkan salam pada dua rakaat terakhir, lalu dilanjutkan dengan shalat witir sebanyak tiga rakaat. Tawaruk dilakukan setelah shalat tarawih selesai, sebelum salam pada dua rakaat terakhir. -
Doa qunut
Doa qunut dibaca pada rakaat terakhir shalat witir, setelah sujud kedua. Doa qunut berisi permohonan kepada Allah SWT untuk berbagai kebaikan dan perlindungan dari segala keburukan.
Dengan memperhatikan tata cara pelaksanaan shalat tarawih yang benar, umat Islam dapat melaksanakan ibadah shalat tarawih dengan baik dan sesuai dengan tuntunan syariat. Tata cara pelaksanaan yang benar juga akan membantu meningkatkan kekhusyukan dan ketaatan dalam beribadah.
Keutamaan
Keutamaan merupakan aspek penting dalam ibadah shalat tarawih, termasuk dalam menentukan jumlah rakaat yang dikerjakan. Jumlah rakaat tarawih yang benar akan memberikan keutamaan dan pahala yang lebih besar bagi pelakunya.
-
Pengampunan dosa
Salah satu keutamaan shalat tarawih adalah dapat menghapus dosa-dosa kecil yang telah dilakukan. Semakin banyak rakaat tarawih yang dikerjakan, semakin banyak pula dosa yang diampuni.
-
Pahala yang berlipat ganda
Shalat tarawih merupakan salah satu ibadah yang pahalanya dilipatgandakan oleh Allah SWT. Setiap rakaat shalat tarawih yang dikerjakan akan mendapatkan pahala yang sama dengan pahala mengerjakan shalat wajib sebanyak dua rakaat.
-
Peningkatan derajat di sisi Allah SWT
Shalat tarawih juga dapat meningkatkan derajat seseorang di sisi Allah SWT. Semakin rajin mengerjakan shalat tarawih, semakin tinggi pula derajat yang akan diperoleh.
-
Menjadi bekal di akhirat
Pahala shalat tarawih akan menjadi bekal yang sangat berharga di akhirat nanti. Setiap rakaat tarawih yang dikerjakan akan menjadi investasi pahala yang akan memberikan manfaat besar di kehidupan mendatang.
Dengan demikian, jumlah rakaat tarawih yang benar sangat penting untuk mendapatkan keutamaan dan pahala yang lebih besar. Semakin banyak rakaat tarawih yang dikerjakan, semakin banyak pula keutamaan dan pahala yang akan diperoleh.
Waktu pelaksanaan
Waktu pelaksanaan shalat tarawih merupakan salah satu aspek penting yang perlu diperhatikan dalam ibadah shalat tarawih. Waktu pelaksanaan shalat tarawih akan menentukan sah atau tidaknya shalat tarawih yang dikerjakan, serta akan mempengaruhi keutamaan dan pahala yang diperoleh.
-
Sebelum masuk waktu Isya’
Shalat tarawih tidak boleh dikerjakan sebelum masuk waktu Isya’. Jika shalat tarawih dikerjakan sebelum masuk waktu Isya’, maka shalat tarawih tersebut tidak sah.
-
Setelah masuk waktu Isya’
Shalat tarawih dapat dikerjakan setelah masuk waktu Isya’, baik pada awal waktu Isya’ maupun pada akhir waktu Isya’.
-
Sebelum masuk waktu Subuh
Shalat tarawih harus dikerjakan sebelum masuk waktu Subuh. Jika shalat tarawih dikerjakan setelah masuk waktu Subuh, maka shalat tarawih tersebut tidak sah.
-
Waktu yang paling utama
Waktu yang paling utama untuk melaksanakan shalat tarawih adalah pada sepertiga malam terakhir, yaitu setelah pukul 00.00 WIB.
Dengan memperhatikan waktu pelaksanaan shalat tarawih yang benar, umat Islam dapat melaksanakan ibadah shalat tarawih dengan baik dan sesuai dengan tuntunan syariat. Waktu pelaksanaan yang benar juga akan membantu meningkatkan kekhusyukan dan ketaatan dalam beribadah.
Niat
Niat merupakan salah satu aspek penting dalam ibadah shalat tarawih, termasuk dalam menentukan jumlah rakaat yang dikerjakan. Niat shalat tarawih dilakukan pada saat takbiratul ihram, yaitu dengan mengucapkan, “Ushalli sunnatan taraawiha rak’ataini/arba’a/dst lillahi ta’ala“. Niat ini menjadi penentu sah atau tidaknya shalat tarawih yang dikerjakan, serta akan mempengaruhi keutamaan dan pahala yang diperoleh.
-
Lafal Niat
Lafal niat shalat tarawih harus diucapkan dengan jelas dan benar. Lafadz niat yang umum digunakan adalah “Ushalli sunnatan taraawiha rak’ataini/arba’a/dst lillahi ta’ala“, yang artinya “Aku niat shalat sunnah tarawih dua/empat/dst rakaat karena Allah ta’ala”.
-
Waktu Niat
Niat shalat tarawih dilakukan pada saat takbiratul ihram, yaitu ketika mengangkat kedua tangan untuk memulai shalat. Niat harus diucapkan sebelum membaca Surat Al-Fatihah.
-
Keutamaan Niat
Niat yang benar dan ikhlas akan meningkatkan keutamaan dan pahala shalat tarawih yang dikerjakan. Niat yang tulus akan membuat shalat tarawih menjadi lebih khusyuk dan bermanfaat.
-
Implikasi Niat
Niat yang salah atau tidak ikhlas dapat mempengaruhi sah atau tidaknya shalat tarawih yang dikerjakan. Jika niat shalat tarawih tidak benar, maka shalat tarawih tersebut tidak sah dan tidak akan mendapatkan pahala.
Dengan demikian, niat merupakan salah satu aspek penting yang perlu diperhatikan dalam ibadah shalat tarawih. Niat yang benar dan ikhlas akan membuat shalat tarawih menjadi lebih khusyuk dan bermanfaat, serta akan meningkatkan keutamaan dan pahala yang diperoleh.
Rakaat ganjil
Dalam shalat tarawih, rakaat ganjil merupakan salah satu unsur penting yang perlu diperhatikan. Rakaat ganjil menjadi ciri khas dari shalat tarawih yang menjadi pembeda dengan shalat-shalat lainnya.
Jumlah rakaat tarawih yang dikerjakan harus ganjil, mulai dari satu rakaat hingga maksimal sebelas rakaat. Hal ini berdasarkan pada hadis Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim, yang menyatakan bahwa Rasulullah SAW mengerjakan shalat tarawih sebanyak sebelas rakaat, yaitu delapan rakaat tarawih dan tiga rakaat witir.
Penetapan jumlah rakaat tarawih yang ganjil memiliki hikmah tersendiri. Salah satunya adalah untuk memudahkan dalam penghitungan jumlah rakaat yang telah dikerjakan. Selain itu, jumlah rakaat yang ganjil juga memberikan keutamaan tersendiri dalam ibadah shalat tarawih. Rasulullah SAW bersabda, “Shalat malam (tarawih) itu dua rakaat sekali salam. Jika kamu ingin menambah, maka tambahkanlah dua rakaat lagi, dan seterusnya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Dengan demikian, rakaat ganjil merupakan salah satu aspek penting dalam pelaksanaan shalat tarawih. Jumlah rakaat tarawih yang dikerjakan harus ganjil, mulai dari satu rakaat hingga maksimal sebelas rakaat. Hal ini berdasarkan pada hadis Rasulullah SAW dan memiliki hikmah serta keutamaan tersendiri dalam ibadah shalat tarawih.
Pertanyaan Seputar Jumlah Rakaat Tarawih
Bagian berikut berisi Tanya Jawab untuk mengantisipasi pertanyaan pembaca atau mengklarifikasi aspek-aspek dari “jumlah rakaat tarawih”.
Pertanyaan 1: Berapa jumlah rakaat tarawih yang paling utama?
Jumlah rakaat tarawih yang paling utama adalah 20 rakaat, terdiri dari 10 rakaat tarawih dan 10 rakaat witir. Ini sesuai dengan pendapat mayoritas ulama dan berdasarkan hadis-hadis shahih.
Pertanyaan 2: Apakah boleh mengerjakan tarawih kurang dari 11 rakaat?
Boleh, namun kurang utama. Rasulullah SAW pernah mengerjakan shalat tarawih sebanyak 8 rakaat, yaitu 6 rakaat tarawih dan 2 rakaat witir.
Pertanyaan 3: Bolehkah mengerjakan tarawih lebih dari 20 rakaat?
Tidak boleh. Batas maksimal rakaat tarawih adalah 20 rakaat, sesuai dengan ijma’ ulama dan hadis-hadis shahih.
Pertanyaan 4: Bagaimana cara menghitung rakaat tarawih?
Setiap dua rakaat diakhiri dengan salam, kecuali pada rakaat terakhir (witr) yang dilanjutkan dengan doa qunut.
Pertanyaan 5: Apakah sah shalat tarawih yang dikerjakan sebelum masuk waktu Isya’?
Tidak sah. Shalat tarawih hanya boleh dikerjakan setelah masuk waktu Isya’ hingga sebelum masuk waktu Subuh.
Pertanyaan 6: Apa keutamaan shalat tarawih yang dikerjakan dengan jumlah rakaat yang benar?
Mendapatkan pahala yang berlipat ganda, pengampunan dosa, peningkatan derajat di sisi Allah SWT, dan menjadi bekal di akhirat.
Dengan memperhatikan penjelasan di atas, diharapkan pembaca dapat memahami aspek-aspek penting terkait “jumlah rakaat tarawih”. Jumlah rakaat yang benar akan memberikan keutamaan dan pahala yang lebih besar dalam ibadah shalat tarawih.
Pada bagian selanjutnya, kita akan membahas tata cara pelaksanaan shalat tarawih secara lebih mendalam.
Tips Menentukan Jumlah Rakaat Tarawih
Setelah memahami penjelasan tentang jumlah rakaat tarawih, berikut ini adalah beberapa tips yang dapat membantu Anda dalam menentukan jumlah rakaat yang akan dikerjakan:
Tip 1: Ikuti Sunnah Rasulullah SAWRasulullah SAW mengerjakan shalat tarawih sebanyak 11 rakaat, yaitu 8 rakaat tarawih dan 3 rakaat witir. Jumlah rakaat ini merupakan yang paling utama untuk diikuti.
Tip 2: Pertimbangkan Kemampuan DiriJumlah rakaat tarawih dapat disesuaikan dengan kemampuan diri. Jika Anda mampu mengerjakan lebih dari 11 rakaat, maka tidak masalah untuk menambah jumlah rakaatnya.
Tip 3: Sesuaikan dengan Waktu yang TersediaSholat tarawih dapat dikerjakan setelah sholat Isya’ hingga sebelum sholat Subuh. Sesuaikan jumlah rakaat dengan waktu yang Anda miliki.
Tip 4: Kerjakan dengan Jumlah GanjilJumlah rakaat tarawih harus ganjil, mulai dari satu rakaat hingga maksimal sebelas rakaat. Hal ini berdasarkan hadits Rasulullah SAW dan memiliki hikmah tersendiri.
Tip 5: Hitung dengan BenarSetiap dua rakaat diakhiri dengan salam, kecuali pada rakaat terakhir (witr) yang dilanjutkan dengan doa qunut. Pastikan Anda menghitung rakaat dengan benar agar tidak salah.
Tip 6: Kerjakan dengan KhusyukYang lebih penting dari jumlah rakaat adalah kekhusyukan dalam sholat tarawih. Kerjakanlah sholat tarawih dengan tenang dan fokus.
Tip 7: Dapatkan Pahala MaksimalJumlah rakaat yang benar akan memberikan pahala yang lebih besar dalam sholat tarawih. Manfaatkan bulan Ramadhan untuk memperbanyak ibadah.
Dengan mengikuti tips di atas, Anda dapat menentukan jumlah rakaat tarawih yang tepat sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan Anda. Ingatlah bahwa yang terpenting adalah mengerjakan sholat tarawih dengan khusyuk dan ikhlas.
Kesimpulan
Jumlah rakaat tarawih merupakan aspek penting dalam ibadah shalat tarawih yang memiliki banyak keutamaan. Artikel ini telah mengulas secara mendalam tentang jumlah rakaat tarawih, mulai dari dalil, pendapat ulama, hingga tata cara pelaksanaannya. Beberapa poin utama yang dapat disimpulkan adalah:
- Jumlah rakaat tarawih yang paling utama adalah 20 rakaat, terdiri dari 10 rakaat tarawih dan 10 rakaat witir.
- Jumlah rakaat tarawih harus ganjil, minimal satu rakaat dan maksimal sebelas rakaat.
- Sholat tarawih dikerjakan setelah masuk waktu Isya’ hingga sebelum masuk waktu Subuh.
Dengan memahami jumlah rakaat tarawih yang benar, umat Islam dapat melaksanakan ibadah shalat tarawih dengan baik dan sesuai dengan tuntunan syariat. Jumlah rakaat yang benar akan memberikan keutamaan dan pahala yang lebih besar. Marilah kita berlomba-lomba dalam memperbanyak ibadah di bulan Ramadhan, termasuk dalam mengerjakan shalat tarawih dengan jumlah rakaat yang sesuai.