Makan Sebelum Idul Fitri

sisca


Makan Sebelum Idul Fitri

Makan sebelum Idul Fitri adalah kebiasaan masyarakat Indonesia menjelang hari raya Idul Fitri. Kebiasaan ini merujuk pada tradisi menyantap hidangan tertentu sebelum waktu salat Idul Fitri.

Makan sebelum Idul Fitri memiliki makna dan manfaat yang penting bagi masyarakat Indonesia. Selain untuk mengenyangkan perut, kebiasaan ini juga menjadi simbol kebersamaan dan berbagi antar sesama. Dalam konteks sejarah, tradisi makan sebelum Idul Fitri telah diwariskan secara turun-temurun dan menjadi bagian dari budaya masyarakat Indonesia.

Artikel ini akan membahas lebih dalam tentang kebiasaan makan sebelum Idul Fitri, termasuk jenis hidangan yang biasa disajikan, makna dan manfaatnya, serta perkembangan historis tradisi ini.

Makan Sebelum Idul Fitri

Makan sebelum Idul Fitri merupakan salah satu tradisi penting dalam masyarakat Indonesia yang memiliki banyak aspek mendasar. Aspek-aspek ini mencakup:

  • Jenis hidangan
  • Makna simbolis
  • Manfaat kesehatan
  • Tradisi turun-temurun
  • Kebersamaan keluarga
  • Ekspresi budaya
  • Nilai-nilai keagamaan
  • Persiapan fisik
  • Aspek sosial
  • Dampak ekonomi

Setiap aspek tersebut saling terkait dan berkontribusi pada makna dan praktik makan sebelum Idul Fitri. Misalnya, jenis hidangan yang disajikan sering kali memiliki makna simbolis, seperti ketupat dan opor ayam yang melambangkan kemakmuran dan kebersamaan. Tradisi turun-temurun juga berperan penting, karena kebiasaan ini telah diwariskan dari generasi ke generasi dan menjadi bagian dari identitas budaya masyarakat Indonesia.

Jenis Hidangan

Jenis hidangan yang disajikan saat makan sebelum Idul Fitri memiliki makna dan simbolisme tersendiri. Hidangan-hidangan ini biasanya terdiri dari makanan tradisional yang memiliki nilai-nilai budaya dan keagamaan.

  • Ketupat dan Opor Ayam

    Ketupat dan opor ayam merupakan hidangan wajib saat makan sebelum Idul Fitri. Ketupat melambangkan kesucian dan kemakmuran, sedangkan opor ayam melambangkan kebersamaan dan kehangatan keluarga.

  • Rendang

    Rendang adalah salah satu hidangan khas Indonesia yang sering disajikan saat makan sebelum Idul Fitri. Rendang melambangkan ketabahan dan kesabaran, karena proses memasaknya yang memakan waktu lama.

  • Gulai

    Gulai adalah hidangan berkuah yang biasanya dibuat dengan daging atau ikan. Gulai melambangkan kebersamaan, karena biasanya dinikmati bersama-sama dengan keluarga atau teman.

  • Sayur Godog

    Sayur godog adalah hidangan berkuah yang dibuat dengan berbagai macam sayuran. Sayur godog melambangkan kesederhanaan dan kesehatan, karena bahan-bahannya yang alami dan sehat.

Jenis hidangan yang disajikan saat makan sebelum Idul Fitri juga menunjukkan kekayaan kuliner masyarakat Indonesia. Hidangan-hidangan ini tidak hanya menjadi santapan lezat, tetapi juga memiliki nilai-nilai budaya dan keagamaan yang mendalam.

Makna Simbolis

Hidangan yang disajikan saat makan sebelum Idul Fitri memiliki makna simbolis yang kuat. Makna-makna ini bersumber dari nilai-nilai budaya dan ajaran agama Islam, yang telah diwariskan secara turun-temurun.

Salah satu makna simbolis yang penting adalah mempererat tali silaturahmi. Makan bersama sebelum Idul Fitri menjadi momen berkumpul keluarga besar, saling bermaaf-maafan, dan mempererat hubungan yang mungkin renggang selama setahun. Hidangan yang disajikan, seperti ketupat dan opor ayam, melambangkan keutuhan dan kebersamaan.

Selain itu, makan sebelum Idul Fitri juga memiliki makna simbolis kesyukuran dan kemenangan. Setelah sebulan penuh berpuasa, umat Islam merayakan Idul Fitri dengan bersuka cita. Hidangan yang disajikan, seperti rendang dan gulai, melambangkan kemakmuran dan keberhasilan dalam menjalankan ibadah puasa.

Memahami makna simbolis dalam tradisi makan sebelum Idul Fitri sangat penting. Makna-makna ini memberikan nilai tambah pada tradisi ini, menjadikannya lebih dari sekadar kegiatan bersantap biasa. Makna-makna simbolis tersebut juga menjadi pengingat akan nilai-nilai luhur budaya dan ajaran agama Islam.

Manfaat Kesehatan

Makan sebelum Idul Fitri tidak hanya memiliki makna simbolis dan budaya, tetapi juga memberikan manfaat kesehatan yang signifikan. Setelah berpuasa selama sebulan penuh, tubuh membutuhkan nutrisi yang cukup untuk memulihkan tenaga dan kesehatan secara menyeluruh.

Salah satu manfaat kesehatan utama dari makan sebelum Idul Fitri adalah dapat mencegah hipoglikemia, yaitu kondisi dimana kadar gula darah turun drastis. Hal ini dapat terjadi jika tubuh tidak mendapatkan asupan makanan dalam waktu yang lama. Makan sebelum Idul Fitri membantu menjaga kadar gula darah tetap stabil dan mencegah gejala hipoglikemia seperti pusing, lemas, dan gemetar.

Selain itu, makan sebelum Idul Fitri juga dapat membantu melancarkan sistem pencernaan. Setelah berpuasa, sistem pencernaan mungkin mengalami gangguan karena kurangnya asupan makanan. Makan makanan yang sehat dan bergizi sebelum Idul Fitri dapat membantu merangsang sistem pencernaan dan mencegah masalah pencernaan seperti sembelit atau diare.

Secara keseluruhan, makan sebelum Idul Fitri merupakan praktik yang sangat dianjurkan dari sudut pandang kesehatan. Dengan memenuhi kebutuhan nutrisi tubuh setelah berpuasa, makan sebelum Idul Fitri dapat membantu menjaga kesehatan dan kebugaran selama perayaan Idul Fitri.

Tradisi Turun-Temurun

Tradisi turun-temurun memegang peranan penting dalam praktik makan sebelum Idul Fitri. Tradisi ini telah diturunkan dari generasi ke generasi, menjadi bagian tak terpisahkan dari perayaan Idul Fitri di Indonesia.

Penyebab utama keterkaitan erat antara tradisi turun-temurun dan makan sebelum Idul Fitri adalah nilai-nilai budaya dan ajaran agama Islam yang terkandung di dalamnya. Tradisi ini mengajarkan pentingnya kebersamaan keluarga, saling memaafkan, dan berbagi rezeki dengan sesama.

Contoh nyata tradisi turun-temurun dalam praktik makan sebelum Idul Fitri adalah penyajian hidangan-hidangan khas seperti ketupat dan opor ayam. Ketupat, yang berbentuk anyaman dari daun kelapa muda, melambangkan kesucian dan kebersihan hati. Sedangkan opor ayam, yang merupakan hidangan berkuah santan dengan bumbu rempah-rempah, melambangkan kemakmuran dan kehangatan keluarga.

Pemahaman akan keterkaitan antara tradisi turun-temurun dan makan sebelum Idul Fitri sangat penting untuk menjaga kelestarian tradisi ini. Dengan memahami nilai-nilai budaya dan ajaran agama yang terkandung di dalamnya, kita dapat menjalankan tradisi ini dengan penuh kesadaran dan makna.

Kebersamaan Keluarga

Makan sebelum Idul Fitri menjadi salah satu sarana untuk mempererat kebersamaan keluarga. Tradisi ini menyatukan anggota keluarga yang selama sebulan penuh melaksanakan ibadah puasa.

  • Berkumpul dan Bermaaf-maafan

    Saat makan sebelum Idul Fitri, keluarga berkumpul untuk saling bermaaf-maafan. Hal ini menjadi simbolisasi saling memaafkan kesalahan dan memulai lembaran baru.

  • Menjaga Tradisi Kuliner

    Tradisi makan sebelum Idul Fitri juga menjadi sarana untuk menjaga tradisi kuliner keluarga. Menu-menu khas yang disajikan, seperti ketupat dan opor ayam, merupakan bagian dari warisan budaya yang diwariskan turun-temurun.

  • Menambah Keakraban

    Berkumpul bersama saat makan sebelum Idul Fitri menciptakan suasana kekeluargaan yang hangat. Obrolan dan tawa yang terjadi selama makan menambah keakraban antar anggota keluarga.

  • Mempererat Silaturahmi

    Tidak hanya dengan anggota keluarga inti, makan sebelum Idul Fitri juga menjadi ajang silaturahmi dengan keluarga besar. Hal ini memperkuat ikatan kekeluargaan dan persaudaraan.

Kebersamaan keluarga dalam tradisi makan sebelum Idul Fitri memiliki makna yang sangat penting. Tradisi ini menjadi sarana untuk menjaga keharmonisan, mempererat tali persaudaraan, dan melestarikan nilai-nilai budaya keluarga.

Ekspresi Budaya

Tradisi makan sebelum Idul Fitri tidak hanya memiliki makna keagamaan dan sosial, tetapi juga merupakan ekspresi budaya masyarakat Indonesia. Tradisi ini merefleksikan nilai-nilai budaya, tradisi kuliner, dan identitas sosial yang telah diwarisi secara turun-temurun.

  • Simbolisasi dan Makna

    Hidangan yang disajikan saat makan sebelum Idul Fitri memiliki simbolisasi dan makna tertentu. Misalnya, ketupat melambangkan kesucian dan kebersihan hati, sementara opor ayam melambangkan kehangatan dan kebersamaan keluarga.

  • Tradisi Kuliner

    Tradisi makan sebelum Idul Fitri juga menjadi sarana pelestarian tradisi kuliner. Menu-menu khas yang disajikan, seperti ketupat, opor ayam, dan rendang, merupakan bagian dari warisan budaya kuliner Indonesia yang diwariskan dari generasi ke generasi.

  • Identitas Sosial

    Kebiasaan makan sebelum Idul Fitri juga menjadi bagian dari identitas sosial masyarakat Indonesia. Tradisi ini menunjukkan kekayaan dan keberagaman budaya Indonesia, serta memperkuat rasa kebersamaan dan persatuan di antara masyarakat.

  • Pariwisata Budaya

    Dalam perkembangannya, tradisi makan sebelum Idul Fitri juga menjadi bagian dari pariwisata budaya Indonesia. Wisatawan dari berbagai daerah dan negara tertarik untuk(choyn tyn) tradisi ini sebagai bagian dari perjalanan wisata mereka.

Ekspresi budaya dalam tradisi makan sebelum Idul Fitri mencerminkan kekayaan dan keberagaman budaya Indonesia. Tradisi ini tidak hanya menjadi sarana untuk memenuhi kebutuhan fisik, tetapi juga menjadi bagian penting dari identitas budaya dan sosial masyarakat Indonesia.

Nilai-nilai Keagamaan

Tradisi makan sebelum Idul Fitri tidak hanya memiliki makna budaya dan sosial, tetapi juga sarat dengan nilai-nilai keagamaan. Tradisi ini merupakan bagian dari praktik keagamaan umat Islam yang dijalankan setelah sebulan penuh berpuasa di bulan Ramadan.

  • Ungkapan Syukur

    Makan sebelum Idul Fitri menjadi wujud ungkapan syukur atas nikmat dan berkah yang telah diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa selama bulan Ramadan. Setelah berpuasa selama sebulan penuh, umat Islam merayakan hari kemenangan dengan bersuka cita dan menikmati hidangan lezat.

  • Silaturahmi dan Persaudaraan

    Tradisi makan sebelum Idul Fitri juga menjadi sarana untuk mempererat tali silaturahmi dan persaudaraan antar sesama umat Islam. Momen berkumpul bersama saat makan dan saling bermaaf-maafan menjadi simbol persatuan dan kebersamaan.

  • Menjaga Tradisi Agama

    Makan sebelum Idul Fitri juga merupakan bagian dari upaya menjaga tradisi agama. Tradisi ini telah diwariskan secara turun-temurun dan menjadi bagian dari praktik keagamaan umat Islam di Indonesia.

  • Menjaga Kesehatan

    Meskipun tidak secara eksplisit disebutkan dalam ajaran agama, makan sebelum Idul Fitri juga memiliki nilai keagamaan dalam hal menjaga kesehatan. Setelah berpuasa selama sebulan penuh, tubuh membutuhkan asupan makanan yang cukup untuk memulihkan tenaga dan kesehatan.

Nilai-nilai keagamaan yang terkandung dalam tradisi makan sebelum Idul Fitri menjadikannya bukan hanya sebagai kegiatan bersantap biasa, tetapi juga sebagai bagian penting dari praktik keagamaan umat Islam. Tradisi ini merefleksikan nilai-nilai syukur, kebersamaan, pelestarian tradisi, dan menjaga kesehatan yang sejalan dengan ajaran agama Islam.

Persiapan Fisik

Tradisi makan sebelum Idul Fitri tidak hanya memiliki makna budaya, sosial, dan keagamaan, tetapi juga memiliki aspek persiapan fisik. Setelah berpuasa selama sebulan penuh, tubuh membutuhkan asupan makanan yang cukup untuk memulihkan tenaga dan kesehatan.

  • Pemulihan Energi

    Makan sebelum Idul Fitri membantu memulihkan energi yang hilang selama berpuasa. Makanan yang dikonsumsi akan memberikan asupan karbohidrat, protein, dan lemak yang dibutuhkan tubuh untuk beraktivitas.

  • Pencegahan Hipoglikemia

    Makan sebelum Idul Fitri dapat mencegah hipoglikemia, yaitu kondisi dimana kadar gula darah turun drastis. Hal ini dapat terjadi jika tubuh tidak mendapatkan asupan makanan dalam waktu yang lama.

  • Lancarnya Sistem Pencernaan

    Setelah berpuasa, sistem pencernaan mungkin mengalami gangguan karena kurangnya asupan makanan. Makan sebelum Idul Fitri membantu melancarkan sistem pencernaan dan mencegah masalah pencernaan seperti sembelit atau diare.

  • Peningkatan Imunitas

    Makanan yang dikonsumsi saat makan sebelum Idul Fitri mengandung berbagai nutrisi, termasuk vitamin dan mineral. Nutrisi ini penting untuk meningkatkan imunitas dan menjaga kesehatan tubuh.

Persiapan fisik melalui tradisi makan sebelum Idul Fitri sangat penting untuk menjaga kesehatan dan kebugaran selama perayaan Idul Fitri. Dengan memenuhi kebutuhan nutrisi tubuh, tradisi ini membantu memulihkan energi, mencegah masalah kesehatan, dan meningkatkan imunitas.

Aspek Sosial

Makan sebelum Idul Fitri memiliki aspek sosial yang sangat penting. Tradisi ini menjadi sarana untuk mempererat hubungan sosial dan memperkuat ikatan kekeluargaan.

  • Silaturahmi

    Makan sebelum Idul Fitri menjadi ajang silaturahmi, baik antar anggota keluarga maupun dengan tetangga dan masyarakat sekitar. Momen berkumpul bersama saat makan mempererat tali persaudaraan dan memperkuat rasa kebersamaan.

  • Saling Berbagi

    Tradisi makan sebelum Idul Fitri juga merupakan wujud saling berbagi. Masyarakat saling berbagi makanan dan minuman dengan tetangga dan saudara yang membutuhkan, sebagai bentuk kepedulian dan kebersamaan.

  • Menjaga Tradisi

    Makan sebelum Idul Fitri juga menjadi sarana untuk menjaga tradisi dan nilai-nilai sosial. Tradisi ini mengajarkan pentingnya kebersamaan, saling menghormati, dan berbagi dengan sesama.

  • Status Sosial

    Dalam beberapa masyarakat, makan sebelum Idul Fitri juga memiliki aspek status sosial. Hidangan yang disajikan dan besarnya porsi makanan dapat menjadi penanda status sosial keluarga yang mengadakan acara tersebut.

Aspek sosial dalam tradisi makan sebelum Idul Fitri sangat penting untuk menjaga keharmonisan dan mempererat hubungan sosial masyarakat. Tradisi ini menjadi sarana untuk memupuk rasa persaudaraan, saling berbagi, menjaga tradisi, dan memperkuat ikatan kekeluargaan.

Dampak ekonomi

Tradisi makan sebelum Idul Fitri tidak hanya memiliki dampak sosial dan budaya, tetapi juga berdampak pada perekonomian. Dampak ekonomi ini terasa di berbagai sektor, mulai dari sektor pertanian hingga sektor perdagangan.

  • Peningkatan Permintaan Bahan Pangan

    Tradisi makan sebelum Idul Fitri meningkatkan permintaan akan bahan pangan, seperti beras, daging, dan sayuran. Hal ini berdampak positif pada petani dan pedagang bahan pangan, karena meningkatkan pendapatan mereka.

  • Pertumbuhan Industri Kuliner

    Permintaan akan makanan siap saji dan kue-kue kering menjelang Idul Fitri mendorong pertumbuhan industri kuliner. Restoran, katering, dan toko kue mengalami peningkatan penjualan selama periode ini.

  • Penciptaan Lapangan Kerja

    Tradisi makan sebelum Idul Fitri menciptakan lapangan kerja tambahan, terutama di sektor jasa. Petugas katering, juru masak, dan pelayan dibutuhkan untuk memenuhi permintaan akan makanan dan minuman.

  • Peningkatan Belanja Konsumen

    Selain bahan pangan, tradisi makan sebelum Idul Fitri juga meningkatkan belanja konsumen di sektor lain, seperti pakaian, aksesoris, dan hadiah. Hal ini berdampak positif pada perekonomian secara keseluruhan.

Dampak ekonomi dari tradisi makan sebelum Idul Fitri sangat signifikan dan dirasakan di berbagai sektor. Tradisi ini tidak hanya mempererat kebersamaan keluarga dan masyarakat, tetapi juga memberikan kontribusi positif bagi perekonomian.

Pertanyaan yang Sering Diajukan tentang Makan Sebelum Idul Fitri

Bagian ini akan menjawab beberapa pertanyaan umum yang mungkin Anda miliki tentang tradisi makan sebelum Idul Fitri.

Pertanyaan 1: Apa saja hidangan khas yang disajikan saat makan sebelum Idul Fitri?

Jawaban: Hidangan khas yang biasa disajikan saat makan sebelum Idul Fitri antara lain ketupat, opor ayam, rendang, gulai, dan sayur godog.

Pertanyaan 2: Apa makna simbolis dari hidangan yang disajikan saat makan sebelum Idul Fitri?

Jawaban: Hidangan yang disajikan saat makan sebelum Idul Fitri memiliki makna simbolis, seperti ketupat yang melambangkan kesucian dan opor ayam yang melambangkan kebersamaan keluarga.

Pertanyaan 3: Apa saja manfaat kesehatan dari makan sebelum Idul Fitri?

Jawaban: Makan sebelum Idul Fitri dapat mencegah hipoglikemia dan melancarkan sistem pencernaan.

Pertanyaan 4: Bagaimana tradisi makan sebelum Idul Fitri berperan dalam menjaga tradisi budaya?

Jawaban: Tradisi makan sebelum Idul Fitri mengajarkan nilai-nilai budaya seperti kebersamaan keluarga, saling memaafkan, dan berbagi rezeki dengan sesama.

Pertanyaan 5: Apa dampak ekonomi dari tradisi makan sebelum Idul Fitri?

Jawaban: Tradisi makan sebelum Idul Fitri meningkatkan permintaan akan bahan pangan, mendorong pertumbuhan industri kuliner, dan menciptakan lapangan kerja tambahan.

Pertanyaan 6: Bagaimana tradisi makan sebelum Idul Fitri mempererat hubungan sosial?

Jawaban: Tradisi makan sebelum Idul Fitri menjadi ajang silaturahmi, saling berbagi makanan, dan menjaga tradisi yang mempererat hubungan sosial masyarakat.

Pertanyaan dan jawaban di atas memberikan gambaran komprehensif tentang tradisi makan sebelum Idul Fitri, mulai dari makna simbolis hidangan hingga dampaknya pada aspek sosial dan ekonomi. Tradisi ini tidak hanya tentang menikmati hidangan lezat, tetapi juga memiliki makna budaya, sosial, dan keagamaan yang mendalam.

Pembahasan lebih lanjut tentang tradisi makan sebelum Idul Fitri akan disajikan pada bagian selanjutnya, di mana kita akan mengeksplorasi sejarah, perkembangan, dan variasi tradisi ini di berbagai daerah di Indonesia.

Tips Makan Sebelum Idul Fitri

Bagian ini akan memberikan tips praktis untuk mempersiapkan dan menikmati tradisi makan sebelum Idul Fitri dengan baik dan bermakna.

Tip 1: Persiapkan Hidangan Spesial

Siapkan hidangan khas Idul Fitri, seperti ketupat, opor ayam, dan rendang. Sajikan makanan dengan tampilan yang menarik dan menggugah selera.

Tip 2: Makan Bersama Keluarga

Jadikan makan sebelum Idul Fitri sebagai momen berkumpul dan menjalin kebersamaan dengan keluarga. Ajak semua anggota keluarga untuk hadir dan menikmati makanan bersama.

Tip 3: Sajikan Makanan Sehat

Pilih bahan-bahan makanan yang sehat dan bergizi. Batasi penggunaan makanan berlemak dan tinggi gula untuk menjaga kesehatan setelah berpuasa.

Tip 4: Hindari Makan Berlebihan

Meskipun ingin menikmati hidangan lezat, hindari makan berlebihan. Makan secukupnya untuk memenuhi kebutuhan nutrisi tanpa membebani sistem pencernaan.

Tip 5: Berbagi dengan Tetangga

Wujudkan semangat berbagi dengan menyajikan makanan kepada tetangga atau saudara yang membutuhkan. Hal ini akan mempererat tali silaturahmi dan memperkuat rasa kebersamaan.

Tip 6: Jaga Kebersihan

Pastikan kebersihan makanan dan peralatan makan terjaga dengan baik. Cuci tangan sebelum dan sesudah makan, serta bersihkan area makan dengan bersih.

Tip 7: Nikmati Momen

Tradisi makan sebelum Idul Fitri bukan hanya tentang makanan, tetapi juga tentang kebersamaan dan makna. Nikmati setiap momen bersama keluarga dan syukuri nikmat yang telah diberikan.

Kesimpulan: Dengan mengikuti tips di atas, Anda dapat mempersiapkan dan menikmati tradisi makan sebelum Idul Fitri dengan baik dan bermakna. Tradisi ini tidak hanya akan memanjakan lidah, tetapi juga mempererat hubungan keluarga, memperkuat silaturahmi, dan merefleksikan nilai-nilai spiritual.

Bagian selanjutnya dari artikel ini akan membahas variasi tradisi makan sebelum Idul Fitri di berbagai daerah di Indonesia, menunjukkan kekayaan budaya dan keberagaman praktik tradisi ini di seluruh negeri.

Kesimpulan

Tradisi makan sebelum Idul Fitri memiliki makna yang sangat penting bagi masyarakat Indonesia. Tradisi ini tidak hanya sekedar makan bersama, tetapi juga memiliki nilai-nilai budaya, sosial, dan keagamaan yang saling terkait.

Beberapa poin utama yang dibahas dalam artikel ini adalah:

  1. Tradisi makan sebelum Idul Fitri memiliki makna simbolis yang kuat, seperti mempererat kebersamaan keluarga, mengungkapkan rasa syukur, dan menjaga tradisi budaya.
  2. Selain makna simbolis, tradisi ini juga memiliki manfaat kesehatan, seperti mencegah hipoglikemia dan melancarkan sistem pencernaan.
  3. Tradisi makan sebelum Idul Fitri juga berdampak pada aspek sosial dan ekonomi, seperti mempererat hubungan sosial, menjaga tradisi budaya, dan meningkatkan permintaan bahan pangan.

Memahami makna dan nilai-nilai yang terkandung dalam tradisi makan sebelum Idul Fitri sangat penting untuk menjaga kelestarian tradisi ini. Tradisi ini tidak hanya menjadi bagian dari budaya masyarakat Indonesia, tetapi juga menjadi sarana untuk memperkuat hubungan keluarga, menjaga nilai-nilai sosial, dan merefleksikan nilai-nilai keagamaan.



Artikel Terkait

Bagikan:

sisca

Halo, Perkenalkan nama saya Sisca. Saya adalah salah satu penulis profesional yang suka berbagi ilmu. Dengan Artikel, saya bisa berbagi dengan teman - teman. Semoga semua artikel yang telah saya buat bisa bermanfaat. Pastikan Follow www.birdsnbees.co.id ya.. Terimakasih..

Ikuti di Google News

Artikel Pilihan

Artikel Terbaru

Story Terbaru