Niat zakat fitrah adalah ungkapan hati yang diniatkan untuk mengeluarkan zakat fitrah. Artinya, niat zakat fitrah adalah keinginan yang kuat untuk menunaikan kewajiban zakat fitrah di bulan Ramadan. Contohnya, “Saya niat mengeluarkan zakat fitrah sebanyak 1 sha’ beras karena Allah SWT.”
Niat zakat fitrah sangat penting karena merupakan syarat sahnya zakat fitrah. Manfaat niat zakat fitrah antara lain sebagai penggugur kewajiban zakat fitrah dan sebagai bentuk ibadah kepada Allah SWT. Dalam sejarah Islam, niat zakat fitrah telah berkembang seiring waktu, dari yang awalnya tidak disyariatkan hingga menjadi salah satu rukun zakat fitrah.
Setelah memahami pengertian, pentingnya, dan sejarah niat zakat fitrah, artikel ini akan membahas lebih dalam tentang tata cara niat zakat fitrah, waktu pelaksanaannya, dan hal-hal yang membatalkan niat zakat fitrah.
Niat Zakat Fitrah dan Artinya
Niat zakat fitrah memiliki beberapa aspek penting yang perlu diperhatikan. Aspek-aspek ini sangat berpengaruh terhadap keabsahan dan kesempurnaan ibadah zakat fitrah.
- Pengertian: Ungkapan hati untuk mengeluarkan zakat fitrah.
- Waktu: Sebelum salat Idul Fitri.
- Syarat: Muslim yang mampu.
- Jumlah: 1 sha’ beras atau makanan pokok lainnya.
- Penerima: Fakir dan miskin.
- Hukum: Wajib.
- Hikmah: Mensucikan diri dan harta, serta membantu orang yang membutuhkan.
- Tata cara: Niat dalam hati, kemudian mengeluarkan zakat fitrah.
- Hal yang membatalkan: Keluarnya zakat fitrah sebelum diniatkan.
Dengan memahami aspek-aspek penting niat zakat fitrah, umat Islam dapat menjalankan ibadah ini dengan benar dan khusyuk. Niat yang tulus dan sesuai dengan ketentuan syariat akan menjadikan zakat fitrah sebagai ibadah yang diterima oleh Allah SWT. Selain itu, niat zakat fitrah juga dapat menjadi sarana untuk meningkatkan ketakwaan dan kepedulian sosial kepada sesama.
Pengertian
Pengertian niat zakat fitrah sebagai ungkapan hati untuk mengeluarkan zakat fitrah merupakan aspek fundamental dalam ibadah zakat fitrah. Ungkapan hati ini menjadi landasan bagi seluruh rangkaian pelaksanaan zakat fitrah, mulai dari persiapan hingga penyalurannya.
- Keikhlasan: Niat zakat fitrah harus dilandasi keikhlasan semata-mata karena Allah SWT, bukan karena tujuan duniawi atau pujian dari manusia.
- Ketulusan: Ungkapan hati ini harus tulus tanpa adanya paksaan atau rasa terpaksa, sehingga zakat fitrah yang dikeluarkan menjadi berkah dan diterima oleh Allah SWT.
- Kemauan Kuat: Niat yang kuat untuk mengeluarkan zakat fitrah akan mendorong seseorang untuk memenuhi kewajibannya tepat waktu dan sesuai dengan ketentuan syariat.
- Kesadaran: Niat zakat fitrah juga merupakan bentuk kesadaran akan kewajiban sebagai seorang muslim untuk berbagi rezeki dengan sesama yang membutuhkan.
Dengan memahami berbagai aspek pengertian niat zakat fitrah, umat Islam dapat mempersiapkan dan melaksanakan ibadah zakat fitrah dengan lebih baik. Ungkapan hati yang tulus dan sesuai dengan ketentuan syariat akan menjadikan zakat fitrah sebagai ibadah yang diterima oleh Allah SWT dan membawa keberkahan bagi diri sendiri maupun orang lain.
Waktu
Waktu pelaksanaan niat zakat fitrah memiliki peran krusial dalam ibadah zakat fitrah. Penetapan waktu ini menjadi pedoman bagi umat Islam untuk mempersiapkan dan menunaikan kewajiban zakat fitrah tepat waktu.
-
Sebelum Terbit Matahari
Waktu niat zakat fitrah dimulai sejak terbenamnya matahari pada malam Hari Raya Idul Fitri hingga terbit fajar pada hari tersebut. Niat zakat fitrah yang diucapkan sebelum terbit matahari dianggap sah dan memenuhi syarat.
-
Sebelum Salat Idul Fitri
Waktu yang paling utama untuk meniatkan zakat fitrah adalah sebelum melaksanakan salat Idul Fitri. Hal ini dikarenakan salat Idul Fitri merupakan salah satu syarat sah zakat fitrah, sehingga niat zakat fitrah harus diucapkan sebelum menunaikan salat Idul Fitri.
-
Setelah Salat Idul Fitri
Meskipun waktu yang utama adalah sebelum salat Idul Fitri, niat zakat fitrah masih dapat diucapkan setelah salat Idul Fitri hingga sebelum matahari terbenam pada hari tersebut. Namun, meniatkan zakat fitrah setelah salat Idul Fitri dianggap makruh dan kurang afdal.
-
Sebelum Tenggelam Matahari
Batas akhir pengucapan niat zakat fitrah adalah sebelum matahari terbenam pada Hari Raya Idul Fitri. Niat zakat fitrah yang diucapkan setelah matahari terbenam tidak dianggap sah dan zakat fitrah dianggap tidak terpenuhi.
Dengan memahami ketentuan waktu niat zakat fitrah, umat Islam dapat mempersiapkan diri untuk menunaikan kewajiban zakat fitrah dengan tepat waktu dan sesuai dengan syariat Islam. Penetapan waktu ini juga menjadi pengingat akan pentingnya berbagi rezeki dengan sesama, terutama pada momen Hari Raya Idul Fitri yang penuh berkah dan kebersamaan.
Syarat
Syarat wajib zakat fitrah salah satunya adalah beragama Islam dan mampu. Kemampuan ini diartikan sebagai memiliki kelebihan harta yang mencukupi untuk memenuhi kebutuhan pokok diri dan keluarganya, serta masih ada sisa harta yang setara atau lebih dari 1 sha’ bahan makanan pokok. Hubungan antara syarat mampu dengan niat zakat fitrah sangat erat, karena niat zakat fitrah hanya dapat diucapkan oleh orang yang memenuhi syarat mampu.
Misalnya, jika seseorang memiliki harta yang cukup untuk memenuhi kebutuhan pokoknya dan keluarganya, serta masih memiliki sisa harta senilai 1 sha’ beras, maka orang tersebut wajib meniatkan zakat fitrah. Niatnya harus diniatkan sebelum salat Idul Fitri agar zakat fitrahnya sah. Sebaliknya, jika seseorang tidak memiliki harta yang mencukupi, maka ia tidak wajib meniatkan zakat fitrah.
Memahami hubungan antara syarat mampu dan niat zakat fitrah sangat penting agar umat Islam dapat menjalankan ibadah zakat fitrah dengan benar. Dengan memenuhi syarat mampu, umat Islam dapat menunaikan kewajiban zakat fitrah dengan ikhlas dan sesuai dengan ketentuan syariat. Selain itu, zakat fitrah yang ditunaikan oleh orang yang mampu akan lebih berkah dan bermanfaat bagi yang membutuhkan.
Jumlah
Dalam konteks niat zakat fitrah, jumlah yang wajib dikeluarkan adalah 1 sha’ beras atau makanan pokok lainnya. Penetapan jumlah ini memiliki beberapa aspek penting yang perlu dipahami agar niat zakat fitrah dapat dilakukan dengan benar dan sesuai syariat.
-
Takaran Sha’
Sha’ adalah satuan takaran yang digunakan pada zaman Rasulullah SAW. 1 sha’ setara dengan 4 mud atau sekitar 2,5-3 kilogram. Takaran sha’ menjadi acuan dalam menentukan jumlah zakat fitrah yang harus dikeluarkan.
-
Jenis Makanan Pokok
Selain beras, zakat fitrah juga dapat ditunaikan dengan makanan pokok lainnya yang menjadi makanan utama masyarakat setempat. Misalnya, di Indonesia, zakat fitrah dapat berupa gandum, jagung, atau sagu.
-
Nilai Setara
Jika sulit mendapatkan makanan pokok yang disebutkan, zakat fitrah dapat ditunaikan dengan uang tunai senilai 1 sha’ makanan pokok tersebut. Hal ini diperbolehkan untuk memudahkan pendistribusian zakat fitrah.
-
Hikmah Penetapan Jumlah
Penetapan jumlah 1 sha’ dalam zakat fitrah mengandung hikmah, yaitu untuk memastikan bahwa setiap muslim, baik kaya maupun miskin, dapat menunaikan zakat fitrah. Selain itu, jumlah ini juga cukup untuk memenuhi kebutuhan pokok fakir dan miskin selama satu hari pada Hari Raya Idul Fitri.
Dengan memahami aspek-aspek jumlah zakat fitrah ini, umat Islam dapat meniatkan zakat fitrah dengan tepat. Niat yang benar dan sesuai ketentuan syariat akan menjadikan zakat fitrah sebagai ibadah yang diterima oleh Allah SWT dan memberikan manfaat yang besar bagi fakir dan miskin.
Penerima
Dalam konteks niat zakat fitrah, penerima zakat fitrah adalah fakir dan miskin. Penetapan penerima ini memiliki beberapa aspek penting yang perlu dipahami agar niat zakat fitrah dapat dilakukan dengan benar dan sesuai syariat.
-
Kelompok Penerima
Fakir adalah orang yang tidak memiliki harta sama sekali atau hartanya tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan pokoknya. Sedangkan miskin adalah orang yang memiliki harta, tetapi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan pokoknya.
-
Jenis Kebutuhan
Kebutuhan pokok yang dimaksud dalam zakat fitrah meliputi kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian, tempat tinggal, dan kesehatan.
-
Penyaluran Zakat
Zakat fitrah dapat disalurkan langsung kepada fakir dan miskin yang dikenal atau melalui lembaga penyalur zakat yang terpercaya.
-
Hikmah Penetapan Penerima
Penetapan fakir dan miskin sebagai penerima zakat fitrah mengandung hikmah, yaitu untuk membantu mereka memenuhi kebutuhan pokoknya pada Hari Raya Idul Fitri dan meningkatkan kesejahteraan sosial di masyarakat.
Dengan memahami aspek-aspek penerima zakat fitrah ini, umat Islam dapat meniatkan zakat fitrah dengan tepat. Niat yang benar dan sesuai ketentuan syariat akan menjadikan zakat fitrah sebagai ibadah yang diterima oleh Allah SWT dan memberikan manfaat yang besar bagi fakir dan miskin.
Hukum
Dalam konteks zakat fitrah, hukum wajib memiliki keterkaitan erat dengan niat zakat fitrah. Berikut penjelasan hubungan antara keduanya:
Penyebab dan Akibat
Hukum wajib zakat fitrah merupakan dasar kewajiban bagi setiap muslim yang mampu untuk menunaikannya. Kewajiban ini berdampak pada perlunya adanya niat zakat fitrah. Dengan adanya niat, zakat fitrah yang dikeluarkan menjadi sah dan sesuai dengan ketentuan syariat.
Komponen Penting
Hukum wajib merupakan komponen penting dalam niat zakat fitrah. Tanpa adanya kesadaran akan kewajiban zakat fitrah, seseorang tidak akan tergerak untuk meniatkan dan menunaikannya. Niat yang didasari pemahaman hukum wajib akan memperkuat tekad dan keikhlasan dalam beribadah.
Contoh Nyata
Dalam praktiknya, hukum wajib zakat fitrah dapat diwujudkan dalam bentuk niat yang diucapkan oleh setiap muslim yang mampu, seperti “Saya niat mengeluarkan zakat fitrah sebanyak 1 sha’ beras karena Allah SWT.” Niat ini menjadi bukti pengakuan akan kewajiban zakat fitrah dan keinginan kuat untuk memenuhinya.
Penerapan Praktis
Memahami hubungan antara hukum wajib dan niat zakat fitrah memiliki implikasi praktis dalam kehidupan beragama. Dengan menyadari hukum wajib zakat fitrah, umat Islam akan termotivasi untuk meniatkan dan menunaikan zakat fitrah tepat waktu dan sesuai ketentuan. Hal ini akan membawa keberkahan bagi diri sendiri dan bermanfaat bagi masyarakat, khususnya fakir dan miskin yang berhak menerima zakat fitrah.
Kesimpulan
Dari pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa hukum wajib zakat fitrah memiliki pengaruh yang signifikan terhadap niat zakat fitrah. Hukum wajib menjadi dasar kewajiban dan motivasi bagi umat Islam untuk meniatkan dan menunaikan zakat fitrah dengan benar. Pemahaman akan hubungan ini akan meningkatkan kesadaran dan kepatuhan terhadap kewajiban zakat fitrah, sehingga dapat memberikan manfaat yang optimal bagi masyarakat.
Hikmah
Dalam ajaran Islam, zakat fitrah memiliki hikmah atau tujuan mulia, yaitu mensucikan diri dan harta, serta membantu orang yang membutuhkan. Hikmah-hikmah ini memiliki keterkaitan erat dengan niat zakat fitrah, karena niat merupakan landasan bagi pelaksanaan zakat fitrah.
Pertama, hikmah mensucikan diri dan harta berdampak pada niat zakat fitrah karena menjadi motivasi utama dalam menunaikan ibadah ini. Niat yang didasari kesadaran akan hikmah pensucian diri dan harta akan mendorong umat Islam untuk mengeluarkan zakat fitrah dengan ikhlas dan sesuai ketentuan.
Kedua, hikmah membantu orang yang membutuhkan merupakan tujuan utama zakat fitrah. Niat zakat fitrah menjadi jembatan untuk menyalurkan harta kepada mereka yang berhak menerimanya. Dengan meniatkan zakat fitrah, umat Islam bermaksud untuk meringankan beban fakir miskin dan meningkatkan kesejahteraan sosial.
Contoh nyata dari hikmah zakat fitrah dalam kehidupan sehari-hari adalah ketika seseorang yang mampu mengeluarkan zakat fitrah dengan niat mensucikan hartanya dan membantu sesama. Zakat fitrah yang dikeluarkan tersebut akan disalurkan kepada fakir miskin yang membutuhkan, sehingga terwujudlah hikmah zakat fitrah dalam praktik.
Memahami hubungan antara hikmah zakat fitrah dan niat zakat fitrah memiliki implikasi praktis dalam kehidupan beragama. Dengan menyadari hikmah-hikmah tersebut, umat Islam akan semakin termotivasi untuk meniatkan dan menunaikan zakat fitrah dengan benar dan tepat waktu. Hal ini akan membawa keberkahan bagi diri sendiri, mensucikan harta, dan memberikan manfaat yang besar bagi masyarakat, khususnya bagi fakir miskin yang berhak menerima zakat fitrah.
Tata cara
Tata cara pelaksanaan zakat fitrah memiliki kaitan erat dengan niat zakat fitrah. Niat menjadi dasar dan syarat sah dalam menunaikan zakat fitrah. Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah SAW, “Setiap amalan tergantung pada niatnya, dan setiap orang akan mendapatkan sesuai dengan apa yang diniatkannya.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Hubungan sebab akibat antara tata cara niat dan niat zakat fitrah terlihat jelas. Niat yang benar akan menghasilkan tata cara pelaksanaan zakat fitrah yang sesuai dengan ketentuan syariat. Sebaliknya, tata cara pelaksanaan zakat fitrah yang benar akan menunjukkan adanya niat yang kuat untuk menunaikan ibadah zakat fitrah.
Dalam praktiknya, niat zakat fitrah diucapkan dalam hati sebelum mengeluarkan zakat fitrah. Niat ini berisi pengungkapan keinginan untuk menunaikan zakat fitrah karena Allah SWT. Misalnya, “Saya niat mengeluarkan zakat fitrah sebanyak 1 sha’ beras karena Allah SWT.” Setelah niat diucapkan, zakat fitrah dapat dikeluarkan dan disalurkan kepada yang berhak menerimanya.
Memahami keterkaitan antara tata cara niat dan niat zakat fitrah sangat penting bagi umat Islam. Dengan memahami hal ini, umat Islam dapat menunaikan zakat fitrah dengan benar dan sesuai dengan ketentuan syariat. Tata cara niat yang benar akan membuat zakat fitrah menjadi ibadah yang diterima oleh Allah SWT dan memberikan manfaat yang besar bagi yang membutuhkan.
Hal yang membatalkan
Dalam pelaksanaan zakat fitrah, terdapat hal-hal yang dapat membatalkan ibadah zakat fitrah, salah satunya adalah mengeluarkan zakat fitrah sebelum diniatkan. Hubungan antara “Hal yang membatalkan: Keluarnya zakat fitrah sebelum diniatkan” dan “niat zakat fitrah dan artinya” sangat erat dan memiliki implikasi penting.
Niat menjadi syarat sah dalam beribadah, termasuk dalam menunaikan zakat fitrah. Niat yang diucapkan dalam hati sebelum mengeluarkan zakat fitrah menunjukkan adanya keinginan dan kesadaran untuk menunaikan kewajiban zakat fitrah. Jika zakat fitrah dikeluarkan tanpa disertai niat, maka zakat fitrah tersebut tidak dianggap sah dan tidak memenuhi kewajiban zakat fitrah.
Dalam praktiknya, “Hal yang membatalkan: Keluarnya zakat fitrah sebelum diniatkan” dapat terjadi karena berbagai sebab, misalnya karena lupa mengucapkan niat atau karena terburu-buru dalam mengeluarkan zakat fitrah. Untuk menghindari hal ini, umat Islam perlu memperhatikan tata cara pelaksanaan zakat fitrah dengan benar, termasuk dengan mengucapkan niat sebelum mengeluarkan zakat fitrah.
Memahami hubungan antara “Hal yang membatalkan: Keluarnya zakat fitrah sebelum diniatkan” dan “niat zakat fitrah dan artinya” sangat penting dalam pelaksanaan zakat fitrah. Dengan memahami hal ini, umat Islam dapat menunaikan zakat fitrah dengan benar dan sesuai dengan ketentuan syariat. Zakat fitrah yang dikeluarkan dengan niat yang benar dan sesuai tata cara akan menjadi ibadah yang diterima oleh Allah SWT dan memberikan manfaat yang besar bagi yang membutuhkan.
Pertanyaan dan Jawaban Seputar Niat Zakat Fitrah
Pertanyaan dan jawaban berikut akan membantu Anda memahami lebih dalam tentang niat zakat fitrah dan pelaksanaannya sesuai dengan ajaran Islam.
Pertanyaan 1: Apa pengertian niat zakat fitrah?
Jawaban: Niat zakat fitrah adalah ungkapan hati untuk mengeluarkan zakat fitrah, yaitu keinginan yang kuat untuk menunaikan kewajiban zakat fitrah di bulan Ramadan.
Pertanyaan 2: Kapan waktu yang tepat untuk meniatkan zakat fitrah?
Jawaban: Niat zakat fitrah diucapkan sebelum melaksanakan salat Idul Fitri, sebaiknya sebelum terbit matahari.
Pertanyaan 3: Siapa saja yang wajib meniatkan zakat fitrah?
Jawaban: Setiap muslim yang mampu, yaitu memiliki harta yang lebih dari kebutuhan pokoknya dan keluarganya.
Pertanyaan 4: Berapa jumlah zakat fitrah yang harus dikeluarkan?
Jawaban: 1 sha’ beras atau makanan pokok lainnya yang menjadi makanan utama masyarakat setempat.
Pertanyaan 5: Kepada siapa zakat fitrah diberikan?
Jawaban: Zakat fitrah diberikan kepada fakir dan miskin.
Pertanyaan 6: Apa yang membatalkan niat zakat fitrah?
Jawaban: Mengeluarkan zakat fitrah sebelum diniatkan.
Dengan memahami pertanyaan dan jawaban di atas, semoga dapat meningkatkan pemahaman Anda tentang niat zakat fitrah dan membantu Anda dalam menunaikan kewajiban zakat fitrah dengan benar dan sesuai syariat.
Selanjutnya, kita akan membahas tentang tata cara pelaksanaan zakat fitrah, agar ibadah kita semakin sempurna.
Panduan Praktis untuk Niat Zakat Fitrah
Niat zakat fitrah adalah ungkapan hati yang diniatkan untuk mengeluarkan zakat fitrah. Niat yang benar dan sesuai dengan ketentuan syariat akan menjadikan zakat fitrah yang dikeluarkan menjadi ibadah yang diterima oleh Allah SWT. Oleh karena itu, penting bagi umat Islam untuk memahami dan melaksanakan niat zakat fitrah dengan baik dan benar.
Berikut ini adalah beberapa tips praktis yang dapat membantu Anda dalam melaksanakan niat zakat fitrah:
Tip 1: Pahami Arti dan Hukum Zakat Fitrah
Sebelum meniatkan zakat fitrah, pastikan Anda memahami terlebih dahulu pengertian zakat fitrah dan hukumnya dalam Islam. Hal ini penting agar Anda memiliki dasar yang kuat dalam melaksanakan ibadah zakat fitrah.
Tip 2: Tentukan Waktu yang Tepat untuk Niat
Niat zakat fitrah diucapkan sebelum melaksanakan salat Idul Fitri. Waktu yang paling utama untuk meniatkan zakat fitrah adalah sebelum terbit matahari pada hari Idul Fitri.
Tip 3: Pastikan Anda Mampu
Syarat wajib zakat fitrah adalah beragama Islam dan mampu. Kemampuan dalam hal ini diartikan sebagai memiliki harta yang lebih dari kebutuhan pokok Anda dan keluarga.
Tip 4: Tentukan Jumlah Zakat Fitrah
Jumlah zakat fitrah yang wajib dikeluarkan adalah 1 sha’ beras atau makanan pokok lainnya yang menjadi makanan utama masyarakat setempat.
Tip 5: Niatkan dengan Ikhlas
Dalam meniatkan zakat fitrah, pastikan Anda melakukannya dengan ikhlas karena Allah SWT. Niat yang ikhlas akan membuat ibadah zakat fitrah Anda lebih bernilai.
Tip 6: Salurkan Zakat Fitrah Tepat Waktu
Setelah meniatkan zakat fitrah, segera salurkan zakat fitrah Anda kepada yang berhak menerima sebelum Hari Raya Idul Fitri berakhir.
Tip 7: Dokumentasikan Pembayaran Zakat Fitrah
Untuk memudahkan pengelolaan zakat fitrah, disarankan untuk mendokumentasikan pembayaran zakat fitrah Anda, seperti dengan menyimpan bukti transfer atau kuitansi pembayaran.
Tip 8: Tingkatkan Pemahaman Anda
Terus tingkatkan pemahaman Anda tentang zakat fitrah dengan membaca buku, artikel, atau mengikuti kajian-kajian keagamaan. Hal ini akan membantu Anda dalam melaksanakan zakat fitrah dengan lebih baik.
Dengan mengikuti tips-tips praktis tersebut, Anda dapat melaksanakan niat zakat fitrah dengan benar dan sesuai dengan ketentuan syariat. Zakat fitrah yang dikeluarkan dengan niat yang tulus dan tata cara yang benar akan menjadi ibadah yang diterima oleh Allah SWT dan membawa keberkahan bagi diri sendiri dan orang lain.
Selanjutnya, kita akan membahas tentang tata cara pelaksanaan zakat fitrah, agar ibadah kita semakin sempurna.
Kesimpulan
Artikel tentang “niat zakat fitrah dan artinya” telah memberikan banyak wawasan penting bagi umat Islam dalam memahami dan melaksanakan ibadah zakat fitrah dengan benar. Beberapa poin penting yang dapat disimpulkan dari artikel ini adalah:
- Niat zakat fitrah merupakan ungkapan hati yang diniatkan untuk mengeluarkan zakat fitrah, dan niat ini harus dilakukan sebelum melaksanakan salat Idul Fitri.
- Syarat wajib zakat fitrah adalah beragama Islam dan mampu, serta jumlah zakat fitrah yang wajib dikeluarkan adalah 1 sha’ beras atau makanan pokok lainnya.
- Zakat fitrah harus disalurkan kepada fakir dan miskin, dan penyalurannya harus dilakukan sebelum Hari Raya Idul Fitri berakhir.
Memahami niat zakat fitrah dan artinya sangat penting karena akan membantu umat Islam dalam melaksanakan ibadah zakat fitrah dengan benar dan sesuai dengan ketentuan syariat. Dengan menunaikan zakat fitrah dengan niat yang tulus dan tata cara yang benar, umat Islam dapat memperoleh keberkahan dan pahala dari Allah SWT, serta membantu meringankan beban fakir dan miskin.
