Pahami Nisab Zakat Kambing: Panduan Lengkap

sisca


Pahami Nisab Zakat Kambing: Panduan Lengkap

Nisab zakat kambing adalah batas minimal kepemilikan kambing yang mewajibkan seseorang untuk mengeluarkan zakat. Nisab zakat kambing adalah 40 ekor kambing atau lebih. Misalnya, jika seseorang memiliki 50 ekor kambing, maka ia wajib mengeluarkan zakat sebanyak 1 ekor kambing.

Zakat kambing memiliki banyak manfaat, di antaranya membersihkan harta, mendekatkan diri kepada Allah SWT, dan membantu fakir miskin. Dalam sejarah Islam, zakat kambing telah diwajibkan sejak zaman Nabi Muhammad SAW.

Pada artikel ini, kita akan membahas lebih lanjut tentang nisab zakat kambing, hikmah disyariatkannya zakat kambing, dan cara menghitung zakat kambing.

Nisab Zakat Kambing

Nisab zakat kambing merupakan aspek penting dalam memahami kewajiban zakat bagi pemilik hewan ternak. Berikut sembilan aspek penting terkait nisab zakat kambing:

  • Jumlah: 40 ekor kambing atau lebih
  • Jenis: Kambing yang termasuk dalam nisab zakat adalah kambing biasa (domba) dan kambing gunung
  • Kepemilikan: Kambing harus dimiliki secara penuh dan bukan titipan
  • Kemampuan: Kepemilikan kambing harus mencapai nisab selama satu tahun
  • Waktu: Zakat dikeluarkan setelah kepemilikan kambing mencapai nisab selama satu tahun
  • Jenis Zakat: Zakat yang dikeluarkan adalah zakat maal (harta)
  • Penerima: Penerima zakat adalah fakir miskin dan mereka yang berhak menerima zakat
  • Kadar: Kadar zakat kambing adalah 1 ekor kambing untuk setiap 40 ekor kambing
  • Waktu Penunaian: Zakat kambing dapat ditunaikan kapan saja

Memahami aspek-aspek nisab zakat kambing sangat penting untuk memastikan pemenuhan kewajiban zakat secara benar dan tepat waktu. Dengan memahami aspek-aspek ini, umat Islam dapat menjalankan kewajiban zakat dengan baik dan memperoleh keberkahan dari Allah SWT.

Jumlah

Dalam menentukan nisab zakat kambing, jumlah kambing yang dimiliki memegang peranan penting. Nisab zakat kambing ditetapkan pada 40 ekor kambing atau lebih. Artinya, jika seseorang memiliki kambing sebanyak 40 ekor atau lebih, maka ia wajib mengeluarkan zakat. Jumlah ini menjadi patokan dasar dalam menentukan kewajiban zakat bagi pemilik kambing.

Ketetapan jumlah 40 ekor kambing sebagai nisab zakat didasarkan pada hadis Nabi Muhammad SAW. Dari Jabir bin Abdullah, beliau berkata, “Rasulullah SAW mewajibkan zakat kambing yang berjumlah 40 ekor atau lebih.” (HR. Muslim). Hadis ini secara jelas menyebutkan bahwa jumlah 40 ekor kambing menjadi batas minimal kepemilikan yang mewajibkan seseorang untuk mengeluarkan zakat.

Dalam praktiknya, jumlah 40 ekor kambing ini memiliki implikasi yang signifikan. Bagi peternak atau pemilik kambing yang memiliki jumlah kambing di bawah 40 ekor, mereka tidak wajib mengeluarkan zakat. Sebaliknya, bagi yang memiliki kambing sebanyak 40 ekor atau lebih, maka kewajiban zakat menjadi melekat dan harus ditunaikan.

Dengan memahami hubungan antara jumlah 40 ekor kambing atau lebih dengan nisab zakat kambing, umat Islam dapat menjalankan kewajiban zakat dengan baik dan benar. Pemenuhan nisab zakat merupakan salah satu syarat sahnya zakat, sehingga dengan memahami ketentuan ini, umat Islam dapat memastikan bahwa zakat yang dikeluarkannya sesuai dengan syariat Islam.

Jenis

Dalam pembahasan nisab zakat kambing, jenis kambing yang termasuk di dalamnya merupakan aspek penting yang perlu dipahami. Sesuai dengan ketentuan syariat Islam, nisab zakat kambing hanya berlaku untuk dua jenis kambing, yaitu kambing biasa (domba) dan kambing gunung. Pemahaman yang jelas mengenai jenis-jenis kambing yang termasuk dalam nisab zakat ini sangat penting untuk memastikan pemenuhan kewajiban zakat secara benar dan tepat.

  • Kambing Biasa (Domba)

    Kambing biasa atau yang lebih dikenal dengan sebutan domba merupakan jenis kambing yang paling umum diternakkan dan banyak ditemukan di berbagai wilayah. Domba memiliki ciri-ciri fisik seperti bulu yang tebal, tanduk yang melengkung, dan ukuran tubuh yang sedang. Dalam konteks nisab zakat, kambing biasa termasuk dalam jenis kambing yang wajib dizakati jika jumlahnya mencapai 40 ekor atau lebih.

  • Kambing Gunung

    Kambing gunung adalah jenis kambing liar yang hidup di daerah pegunungan. Kambing gunung memiliki ukuran tubuh yang lebih besar dari kambing biasa, dengan bulu yang lebih panjang dan kasar. Tanduk kambing gunung juga lebih besar dan berbentuk spiral. Meskipun hidup di alam liar, kambing gunung juga dapat dipelihara dan diternakkan. Dalam ketentuan nisab zakat, kambing gunung termasuk dalam jenis kambing yang wajib dizakati jika jumlahnya mencapai 40 ekor atau lebih, sama seperti kambing biasa.

Dengan memahami jenis-jenis kambing yang termasuk dalam nisab zakat, umat Islam dapat menjalankan kewajiban zakat dengan baik dan benar. Pemenuhan nisab zakat merupakan salah satu syarat sahnya zakat, sehingga dengan memahami jenis-jenis kambing yang wajib dizakati, umat Islam dapat memastikan bahwa zakat yang dikeluarkannya sesuai dengan syariat Islam.

Kepemilikan

Dalam konteks nisab zakat kambing, aspek kepemilikan memegang peran yang krusial. Nisab zakat kambing hanya berlaku bagi kambing yang dimiliki secara penuh dan bukan titipan. Kepemilikan penuh ini meliputi berbagai aspek, di antaranya:

  • Kepemilikan Tunggal

    Kambing yang dizakati harus dimiliki oleh satu orang atau badan hukum secara penuh, tanpa adanya kepemilikan bersama dengan pihak lain.

  • Kepemilikan Sah

    Kepemilikan kambing harus diperoleh dengan cara yang sah, seperti pembelian, warisan, atau hadiah. Kambing hasil curian atau penjarahan tidak termasuk dalam nisab zakat.

  • Kepemilikan Nyata

    Kepemilikan kambing harus nyata dan bukan hanya sebatas kepemilikan di atas kertas. Kambing yang masih dalam proses pembelian atau belum dikuasai secara fisik tidak termasuk dalam nisab zakat.

  • Kepemilikan Bebas

    Kambing yang dizakati harus bebas dari segala bentuk tanggungan atau hutang. Kambing yang masih menjadi jaminan utang tidak termasuk dalam nisab zakat.

Dengan memahami aspek-aspek kepemilikan yang terkait dengan nisab zakat kambing, umat Islam dapat menjalankan kewajiban zakat dengan baik dan benar. Pemenuhan nisab zakat merupakan salah satu syarat sahnya zakat, sehingga dengan memahami ketentuan ini, umat Islam dapat memastikan bahwa zakat yang dikeluarkannya sesuai dengan syariat Islam.

Kemampuan

Dalam konteks nisab zakat kambing, aspek kemampuan memainkan peran yang sangat penting. Kemampuan dalam hal ini mengacu pada kepemilikan kambing yang harus mencapai nisab selama satu tahun penuh. Hubungan antara kemampuan dan nisab zakat kambing sangat erat dan saling berkaitan.

Kepemilikan kambing yang mencapai nisab selama satu tahun merupakan salah satu syarat wajibnya zakat. Hal ini didasarkan pada firman Allah SWT dalam Al-Qur’an Surat At-Taubah ayat 34-35, yang artinya: “Dan janganlah kamu makan harta sebagian kamu dengan cara yang batil dan janganlah kamu menyuap dengan harta itu kepada para hakim, karena dengan maksud hendak memakan sebagian dari harta orang lain dengan jalan yang tidak benar, padahal kamu mengetahui.” (QS. At-Taubah: 34-35)

Dari ayat tersebut dapat dipahami bahwa kepemilikan harta, termasuk kambing, harus mencapai nisab terlebih dahulu sebelum zakat wajib dikeluarkan. Kepemilikan selama satu tahun menjadi patokan untuk menentukan kemampuan seseorang dalam memenuhi kewajiban zakatnya. Jika kepemilikan kambing belum mencapai nisab selama satu tahun, maka zakat belum wajib dikeluarkan.

Contoh nyata dari penerapan kemampuan dalam nisab zakat kambing adalah sebagai berikut. Jika seseorang memiliki 30 ekor kambing pada awal tahun, kemudian pada pertengahan tahun membeli 10 ekor kambing lagi, maka ia belum wajib mengeluarkan zakat pada tahun tersebut. Sebab, kepemilikan kambingnya belum mencapai nisab selama satu tahun penuh.

Dengan memahami hubungan antara kemampuan dan nisab zakat kambing, umat Islam dapat menjalankan kewajiban zakat dengan baik dan benar. Pemenuhan nisab zakat merupakan salah satu syarat sahnya zakat, sehingga dengan memahami ketentuan ini, umat Islam dapat memastikan bahwa zakat yang dikeluarkannya sesuai dengan syariat Islam.

Waktu

Dalam konteks nisab zakat kambing, aspek waktu memegang peranan penting. Waktu yang dimaksud dalam hal ini adalah waktu kepemilikan kambing yang harus mencapai nisab selama satu tahun penuh sebelum zakat wajib dikeluarkan. Hubungan antara waktu dan nisab zakat kambing sangat erat dan saling berkaitan, sehingga perlu dipahami dengan baik agar pemenuhan kewajiban zakat dapat dilaksanakan secara benar dan tepat waktu.

  • Saat Dimulainya Kepemilikan

    Kepemilikan kambing yang menjadi dasar perhitungan nisab zakat dimulai sejak kambing tersebut dikuasai secara penuh dan sah oleh pemiliknya. Kambing yang masih dalam proses pembelian atau belum diserahkan secara fisik tidak termasuk dalam perhitungan nisab zakat.

  • Keberlangsungan Kepemilikan

    Kepemilikan kambing harus berkelanjutan selama satu tahun penuh. Jika kepemilikan terputus, misalnya karena kambing dijual atau disembelih, maka perhitungan nisab zakat harus dimulai kembali dari awal.

  • Penghitungan Waktu

    Penghitungan waktu kepemilikan kambing selama satu tahun menggunakan kalender Hijriah. Artinya, zakat kambing wajib dikeluarkan setelah kepemilikan kambing mencapai 12 bulan Hijriah.

  • Waktu Pengeluaran Zakat

    Setelah kepemilikan kambing mencapai nisab selama satu tahun, zakat kambing dapat dikeluarkan kapan saja. Namun, disunnahkan untuk mengeluarkan zakat pada waktu tertentu, seperti pada hari raya Idul Adha atau pada saat musim haji.

Dengan memahami aspek waktu yang terkait dengan nisab zakat kambing, umat Islam dapat menjalankan kewajiban zakat dengan baik dan benar. Pemenuhan nisab zakat merupakan salah satu syarat sahnya zakat, sehingga dengan memahami ketentuan ini, umat Islam dapat memastikan bahwa zakat yang dikeluarkannya sesuai dengan syariat Islam. Selain itu, pemahaman tentang waktu pengeluaran zakat juga memungkinkan umat Islam untuk mempersiapkan diri dan menunaikan kewajiban zakat tepat pada waktunya.

Jenis Zakat

Dalam konteks zakat kambing, jenis zakat yang dikeluarkan adalah zakat maal atau zakat harta. Hubungan antara jenis zakat ini dengan nisab zakat kambing sangat erat dan saling berkaitan. Nisab zakat kambing merupakan batas minimal kepemilikan kambing yang mewajibkan seseorang untuk mengeluarkan zakat, dan zakat yang dikeluarkan tersebut termasuk dalam kategori zakat maal.

Zakat maal memiliki karakteristik tersendiri, yaitu dikenakan pada harta yang dimiliki dan memenuhi syarat tertentu, seperti mencapai nisab dan haul. Dalam hal zakat kambing, nisab yang telah ditetapkan adalah kepemilikan 40 ekor kambing atau lebih selama satu tahun. Ketika kepemilikan kambing telah mencapai nisab tersebut, maka wajib dikeluarkan zakat maal berupa kambing sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Contoh nyata dari hubungan antara jenis zakat maal dan nisab zakat kambing adalah sebagai berikut. Jika seseorang memiliki 50 ekor kambing dan telah dimiliki selama lebih dari satu tahun, maka ia wajib mengeluarkan zakat sebanyak 1 ekor kambing. Zakat yang dikeluarkan tersebut termasuk dalam kategori zakat maal karena dikenakan pada harta berupa kambing yang telah mencapai nisab. Pemahaman yang jelas tentang jenis zakat maal dan nisab zakat kambing sangat penting untuk memastikan pemenuhan kewajiban zakat secara benar dan sesuai syariat Islam.

Penerima

Dalam konteks zakat kambing, penerima zakat memegang peranan penting. Zakat kambing harus disalurkan kepada pihak-pihak yang berhak menerimanya, yaitu fakir miskin dan mereka yang termasuk dalam asnaf zakat. Hubungan antara penerima zakat dan nisab zakat kambing sangat erat dan saling berkaitan. Nisab zakat kambing menjadi salah satu dasar penentuan kewajiban zakat dan juga menentukan jumlah zakat yang harus dikeluarkan. Ketika nisab zakat kambing telah terpenuhi, maka zakat harus dikeluarkan dan disalurkan kepada penerima zakat yang berhak.

Sebagai contoh, jika seseorang memiliki 50 ekor kambing dan telah mencapai haul atau kepemilikan selama satu tahun, maka ia wajib mengeluarkan zakat sebanyak 1 ekor kambing. Zakat tersebut kemudian harus disalurkan kepada fakir miskin atau mereka yang berhak menerima zakat. Penyaluran zakat kepada penerima yang tepat sangat penting untuk memastikan bahwa zakat dapat memberikan manfaat yang optimal bagi mereka yang membutuhkan.

Dengan memahami hubungan antara penerima zakat dan nisab zakat kambing, umat Islam dapat menjalankan kewajiban zakat dengan baik dan benar. Pemenuhan nisab zakat merupakan salah satu syarat sahnya zakat, dan penyaluran zakat kepada penerima yang berhak merupakan bagian integral dari ibadah zakat. Melalui pemahaman ini, umat Islam dapat memastikan bahwa zakat yang dikeluarkannya sesuai dengan syariat Islam dan memberikan manfaat yang tepat sasaran bagi mereka yang membutuhkan.

Kadar

Kadar zakat kambing merupakan bagian penting dari nisab zakat kambing karena menentukan jumlah zakat yang wajib dikeluarkan ketika nisab terpenuhi. Nisab zakat kambing adalah 40 ekor kambing atau lebih, dan kadar zakat yang ditetapkan adalah 1 ekor kambing untuk setiap 40 ekor kambing. Hubungan antara kadar zakat dan nisab zakat kambing sangat erat, di mana kadar zakat menjadi konsekuensi logis ketika nisab terpenuhi.

Contoh nyata keterkaitan antara kadar zakat dan nisab zakat kambing dapat dilihat dalam praktiknya. Jika seseorang memiliki 50 ekor kambing dan telah mencapai haul (kepemilikan selama satu tahun), maka ia wajib mengeluarkan zakat sebanyak 1 ekor kambing. Hal ini sesuai dengan kadar zakat yang telah ditetapkan, yaitu 1 ekor kambing untuk setiap 40 ekor kambing. Pemahaman yang jelas tentang kadar zakat dan nisab zakat kambing sangat penting untuk memastikan pemenuhan kewajiban zakat secara benar dan sesuai syariat Islam.

Dengan memahami hubungan antara kadar zakat dan nisab zakat kambing, umat Islam dapat menjalankan kewajiban zakat dengan baik dan benar. Pemenuhan nisab zakat merupakan salah satu syarat sahnya zakat, dan kadar zakat yang tepat menjadi ukuran dalam menentukan jumlah zakat yang harus dikeluarkan. Melalui pemahaman ini, umat Islam dapat memastikan bahwa zakat yang dikeluarkannya sesuai dengan syariat Islam dan memberikan manfaat yang optimal bagi mereka yang membutuhkan.

Waktu Penunaian

Aspek waktu penunaian zakat kambing memiliki kaitan erat dengan nisab zakat kambing. Meskipun nisab zakat harus terpenuhi terlebih dahulu, waktu penunaian zakat kambing memberikan fleksibilitas bagi umat Islam dalam menunaikan kewajiban zakatnya. Berikut beberapa dimensi penting terkait waktu penunaian zakat kambing:

  • Tidak Ada Waktu Khusus

    Tidak seperti zakat fitrah yang memiliki waktu penunaian yang spesifik, zakat kambing tidak ditentukan waktu khusus untuk menunaikannya. Umat Islam dapat mengeluarkan zakat kambing kapan saja sepanjang tahun, sesuai dengan kemampuan dan kondisi masing-masing.

  • Waktu yang Dianjurkan

    Meskipun tidak ada waktu khusus, terdapat waktu yang dianjurkan untuk menunaikan zakat kambing, yaitu pada saat Idul Adha atau pada musim haji. Hal ini karena pada waktu tersebut umat Islam biasanya memiliki kemampuan finansial yang lebih baik dan banyak hewan kurban yang tersedia.

  • Hindari Penundaan

    Meskipun tidak ada sanksi khusus bagi yang menunda penunaian zakat kambing, namun sangat dianjurkan untuk tidak menunda-nunda kewajiban ini. Menunaikan zakat tepat waktu akan memberikan dampak positif bagi penerima zakat dan juga bagi pemberi zakat.

  • Sesuaikan dengan Kemampuan

    Umat Islam dapat menunaikan zakat kambing sesuai dengan kemampuannya. Tidak ada paksaan untuk mengeluarkan zakat dalam jumlah besar sekaligus. Pembayaran zakat dapat dilakukan secara bertahap atau sesuai dengan kondisi keuangan yang dimiliki.

Dengan memahami waktu penunaian zakat kambing yang fleksibel tersebut, umat Islam dapat menjalankan kewajiban zakatnya dengan baik dan benar. Pemenuhan nisab zakat merupakan syarat wajib untuk mengeluarkan zakat, dan waktu penunaian yang tidak ditentukan memberikan kemudahan bagi umat Islam dalam menunaikan kewajiban tersebut sesuai dengan kemampuan dan kondisi masing-masing.

Pertanyaan yang Sering Diajukan tentang Nisab Zakat Kambing

Bagian ini menyajikan beberapa pertanyaan yang sering diajukan beserta jawabannya untuk memberikan pemahaman yang lebih komprehensif tentang nisab zakat kambing.

Pertanyaan 1: Apa saja jenis kambing yang termasuk dalam nisab zakat kambing?

Jawaban: Nisab zakat kambing hanya berlaku untuk dua jenis kambing, yaitu kambing biasa (domba) dan kambing gunung.

Pertanyaan 2: Berapa jumlah minimal kambing yang wajib dizakati?

Jawaban: Jumlah minimal kambing yang wajib dizakati adalah 40 ekor kambing atau lebih.

Pertanyaan 3: Bagaimana cara menentukan waktu kepemilikan kambing untuk memenuhi nisab zakat?

Jawaban: Kepemilikan kambing harus mencapai nisab selama satu tahun penuh, dihitung sejak kambing tersebut dikuasai secara penuh dan sah oleh pemiliknya.

Pertanyaan 4: Jika kepemilikan kambing terputus, apakah perhitungan nisab zakat harus dimulai kembali?

Jawaban: Ya, jika kepemilikan kambing terputus, maka perhitungan nisab zakat harus dimulai kembali dari awal.

Pertanyaan 5: Kepada siapa saja zakat kambing dapat disalurkan?

Jawaban: Zakat kambing dapat disalurkan kepada fakir miskin dan mereka yang berhak menerima zakat sesuai dengan ketentuan syariat Islam.

Pertanyaan 6: Berapa kadar zakat yang harus dikeluarkan untuk setiap 40 ekor kambing?

Jawaban: Kadar zakat yang harus dikeluarkan untuk setiap 40 ekor kambing adalah 1 ekor kambing.

Dengan memahami pertanyaan dan jawaban yang telah diuraikan, diharapkan dapat memberikan klarifikasi dan pemahaman yang lebih komprehensif tentang nisab zakat kambing. Hal ini penting untuk memastikan pemenuhan kewajiban zakat secara benar dan sesuai ajaran Islam.

Selanjutnya, kita akan membahas aspek penting lainnya terkait zakat kambing, yaitu cara menghitung dan menunaikan zakat kambing.

Tips Memenuhi Nisab Zakat Kambing

Setelah memahami berbagai aspek nisab zakat kambing, berikut beberapa tips praktis yang dapat membantu Anda dalam memenuhi kewajiban zakat:

Tip 1: Pastikan Kepemilikan Penuh
Pastikan bahwa kambing yang akan dizakati sepenuhnya menjadi milik Anda dan tidak sedang dalam status titipan atau gadai.

Tip 2: Hitung dengan Benar
Lakukan penghitungan jumlah kambing secara akurat, termasuk kambing jantan dan betina, serta yang masih kecil atau tua.

Tip 3: Perhatikan Haul
Kepemilikan kambing harus mencapai nisab selama satu tahun penuh (haul) sejak pertama kali dimiliki.

Tip 4: Prioritaskan Kambing Terbaik
Pilih kambing yang sehat dan berkualitas baik untuk dizakati, sesuai dengan anjuran Rasulullah SAW.

Tip 5: Cari Penerima yang Tepat
Salurkan zakat kambing kepada fakir miskin atau mereka yang berhak menerima zakat, seperti panti asuhan atau lembaga sosial.

Tip 6: Tunaikan Tepat Waktu
Tunaikan zakat kambing tepat waktu, meskipun tidak ada waktu khusus yang ditentukan. Dianjurkan menunaikannya saat Idul Adha atau musim haji.

Tip 7: Niat yang Benar
Niatkan saat mengeluarkan zakat kambing karena Allah SWT dan sebagai bentuk ibadah.

Tip 8: Dokumentasikan
Simpan bukti pembayaran atau penyaluran zakat kambing untuk keperluan administrasi dan sebagai bentuk transparansi.

Dengan menerapkan tips-tips ini, Anda dapat memenuhi nisab zakat kambing dengan baik dan benar, sehingga ibadah zakat Anda menjadi lebih bermakna dan sesuai dengan ajaran Islam.

Selanjutnya, kita akan membahas cara menghitung dan menunaikan zakat kambing secara lebih rinci, agar Anda dapat menjalankan kewajiban zakat ini dengan mudah dan lancar.

Kesimpulan

Pembahasan nisab zakat kambing dalam artikel ini memberikan pemahaman yang komprehensif tentang aspek-aspek penting yang berkaitan dengan kewajiban zakat bagi pemilik ternak kambing. Berikut beberapa poin utama yang saling terkait:

  1. Nisab zakat kambing adalah 40 ekor kambing atau lebih, dan jenis kambing yang termasuk adalah kambing biasa (domba) dan kambing gunung.
  2. Kepemilikan kambing harus penuh dan mencapai haul (satu tahun penuh) sejak pertama kali dimiliki.
  3. Zakat kambing dapat dikeluarkan kapan saja, namun dianjurkan pada saat Idul Adha atau musim haji, dan disalurkan kepada fakir miskin atau mereka yang berhak menerima zakat.

Memahami nisab zakat kambing sangat penting untuk memastikan pemenuhan kewajiban zakat secara benar dan sesuai syariat Islam. Zakat merupakan salah satu rukun Islam yang memiliki banyak manfaat, baik bagi pemberi maupun penerima zakat. Dengan menjalankan kewajiban zakat, umat Islam dapat meningkatkan ketakwaan, membersihkan harta, dan membantu kesejahteraan masyarakat.



Rekomendasi Herbal Alami :

Artikel Terkait

Bagikan:

sisca

Halo, Perkenalkan nama saya Sisca. Saya adalah salah satu penulis profesional yang suka berbagi ilmu. Dengan Artikel, saya bisa berbagi dengan teman - teman. Semoga semua artikel yang telah saya buat bisa bermanfaat. Pastikan Follow www.birdsnbees.co.id ya.. Terimakasih..

Ikuti di Google News

Artikel Pilihan

Artikel Terbaru

Story Terbaru