Pakaian adat suku Dayak merupakan pakaian tradisional yang dikenakan oleh suku Dayak di Indonesia. Pakaian ini biasanya terbuat dari bahan tenun dengan motif khas yang melambangkan identitas dan budaya suku Dayak.
Pakaian adat suku Dayak memiliki nilai penting bagi masyarakat Dayak. Selain sebagai identitas budaya, pakaian ini juga memiliki fungsi religius dan sosial. Dalam acara-acara adat, pakaian ini menjadi simbol kesakralan dan kebesaran suku Dayak.
Salah satu perkembangan penting dalam sejarah pakaian adat suku Dayak adalah penggunaan manik-manik. Manik-manik mulai digunakan sebagai aksesori tambahan pada pakaian adat sekitar abad ke-19. Hal ini menunjukkan adanya pengaruh dari budaya luar, khususnya dari India dan Cina.
Pakaian Adat Suku Dayak
Pakaian adat suku Dayak memiliki makna yang mendalam bagi masyarakat Dayak. Selain sebagai identitas budaya, pakaian ini juga memiliki fungsi religius dan sosial. Pakaian adat suku Dayak memiliki banyak aspek penting, antara lain:
- Bahan
- Motif
- Warna
- Aksesori
- Fungsi
- Makna simbolis
- Nilai budaya
- Pengaruh luar
- Pelestarian
- Modernisasi
Misalnya, bahan yang digunakan pada pakaian adat suku Dayak biasanya berasal dari alam, seperti kulit kayu, kapas, dan tenun ikat. Motif pada pakaian adat suku Dayak juga memiliki makna khusus, misalnya motif burung enggang yang melambangkan keberanian dan kegagahan.
Bahan
Bahan merupakan aspek penting dalam pakaian adat suku Dayak. Bahan yang digunakan biasanya berasal dari alam, seperti kulit kayu, kapas, dan tenun ikat. Pemilihan bahan ini bukan hanya karena ketersediaan di lingkungan mereka, tetapi juga karena mengandung makna simbolis tertentu.
-
Kulit Kayu
Kulit kayu digunakan sebagai bahan dasar pembuatan pakaian adat suku Dayak. Kulit kayu yang digunakan biasanya berasal dari pohon kapuk atau pohon beringin. Kulit kayu diolah dengan cara direndam dan dipukul-pukul hingga menjadi lembut dan elastis.
-
Kapas
Kapas digunakan sebagai bahan pembuat benang untuk menenun kain. Kain tenun ikat merupakan bahan utama pembuatan pakaian adat suku Dayak. Kain tenun ikat memiliki motif dan warna yang khas, yang melambangkan identitas dan budaya suku Dayak.
-
Tenun Ikat
Tenun ikat adalah kain yang dibuat dengan teknik mengikat benang lungsin (benang vertikal) sebelum dicelup. Teknik ini menghasilkan motif yang unik dan rumit pada kain. Motif pada tenun ikat biasanya terinspirasi dari alam, seperti motif burung enggang, motif pucuk rebung, dan motif bunga.
-
Pewarna Alami
Pakaian adat suku Dayak biasanya menggunakan pewarna alami yang berasal dari tumbuhan atau hewan. Pewarna alami menghasilkan warna-warna yang khas dan ramah lingkungan. Beberapa pewarna alami yang digunakan, antara lain: kunyit (kuning), mengkudu (merah tua), dan indigo (biru).
Pemilihan bahan dalam pembuatan pakaian adat suku Dayak tidak hanya memperhatikan aspek estetika, tetapi juga makna simbolis yang terkandung di dalamnya. Bahan-bahan alami yang digunakan mencerminkan kedekatan masyarakat Dayak dengan alam dan lingkungan mereka.
Motif
Motif merupakan aspek penting dalam pakaian adat suku Dayak. Motif pada pakaian adat suku Dayak tidak hanya berfungsi sebagai hiasan, tetapi juga memiliki makna simbolis yang mendalam. Motif pada pakaian adat suku Dayak biasanya terinspirasi dari alam, seperti motif burung enggang, motif pucuk rebung, dan motif bunga.
-
Motif Alam
Motif alam merupakan motif yang paling banyak digunakan pada pakaian adat suku Dayak. Motif alam terinspirasi dari lingkungan alam sekitar, seperti motif burung enggang, motif pucuk rebung, motif bunga, dan motif hewan lainnya.
-
Motif Geometris
Motif geometris merupakan motif yang menggunakan bentuk-bentuk geometris, seperti garis, segitiga, dan lingkaran. Motif geometris biasanya digunakan sebagai motif tambahan untuk mempercantik motif alam.
-
Motif Abstrak
Motif abstrak merupakan motif yang tidak memiliki bentuk yang jelas. Motif abstrak biasanya digunakan untuk memberikan kesan artistik dan unik pada pakaian adat suku Dayak.
-
Motif Simbolis
Motif simbolis merupakan motif yang memiliki makna simbolis tertentu. Misalnya, motif burung enggang melambangkan keberanian dan kegagahan, motif pucuk rebung melambangkan pertumbuhan dan kemakmuran, dan motif bunga melambangkan keindahan dan kesuburan.
Motif pada pakaian adat suku Dayak memiliki makna simbolis yang mendalam. Motif-motif tersebut menggambarkan nilai-nilai budaya, kepercayaan, dan harapan masyarakat Dayak. Motif pada pakaian adat suku Dayak juga menjadi identitas budaya yang membedakannya dengan suku-suku lainnya di Indonesia.
Warna
Warna merupakan aspek penting dalam pakaian adat suku Dayak. Warna-warna yang digunakan pada pakaian adat suku Dayak tidak hanya sekadar hiasan, tetapi juga memiliki makna simbolis yang mendalam. Pemilihan warna pada pakaian adat suku Dayak memperhatikan aspek estetika, makna simbolis, dan juga ketersediaan bahan pewarna alami di lingkungan sekitar.
Beberapa warna yang umum digunakan pada pakaian adat suku Dayak antara lain merah, kuning, hitam, dan putih. Warna merah melambangkan keberanian dan kekuatan, warna kuning melambangkan kemakmuran dan kesejahteraan, warna hitam melambangkan kesakralan dan kematian, dan warna putih melambangkan kesucian dan kebersihan. Warna-warna tersebut biasanya dikombinasikan untuk menciptakan motif dan pola yang khas pada pakaian adat suku Dayak.
Pemahaman tentang hubungan antara warna dan pakaian adat suku Dayak memiliki aplikasi praktis dalam pelestarian dan pengembangan budaya suku Dayak. Pengetahuan tentang makna simbolis warna dapat membantu dalam merekonstruksi dan merevitalisasi pakaian adat suku Dayak yang sudah langka atau punah. Selain itu, pemahaman tentang warna juga dapat menginspirasi desainer dan pengrajin untuk menciptakan karya-karya baru yang tetap berakar pada tradisi budaya suku Dayak.
Aksesori
Aksesori merupakan bagian penting dari pakaian adat suku Dayak. Aksesori berfungsi sebagai pemanis, pelengkap, dan penambah makna simbolis pada pakaian adat. Aksesori yang digunakan dalam pakaian adat suku Dayak sangat beragam, mulai dari perhiasan, hiasan kepala, hingga senjata tradisional.
-
Perhiasan
Perhiasan yang digunakan dalam pakaian adat suku Dayak biasanya terbuat dari logam, seperti emas, perak, atau kuningan. Perhiasan tersebut berupa kalung, gelang, anting, dan cincin. Perhiasan pada pakaian adat suku Dayak tidak hanya berfungsi sebagai hiasan, tetapi juga sebagai simbol status sosial dan ekonomi.
-
Hiasan Kepala
Hiasan kepala merupakan salah satu aksesori yang paling mencolok pada pakaian adat suku Dayak. Hiasan kepala biasanya terbuat dari bulu burung, tanduk rusa, atau manik-manik. Hiasan kepala berfungsi sebagai simbol identitas suku dan marga, serta menunjukkan status sosial pemakainya.
-
Tas
Tas merupakan aksesori yang penting bagi masyarakat Dayak, terutama bagi kaum perempuan. Tas digunakan untuk menyimpan barang-barang pribadi, seperti perlengkapan makan, pakaian, dan alat berkebun. Tas biasanya terbuat dari kulit kayu, rotan, atau kain tenun ikat.
-
Senjata Tradisional
Senjata tradisional juga sering digunakan sebagai aksesori pada pakaian adat suku Dayak. Senjata tradisional tersebut berupa mandau, parang, atau sumpit. Senjata tradisional berfungsi sebagai simbol keberanian dan kekuatan, serta menunjukkan keahlian pemiliknya.
Aksesori pada pakaian adat suku Dayak memiliki nilai budaya dan simbolis yang tinggi. Aksesori tersebut tidak hanya berfungsi sebagai pemanis, tetapi juga sebagai penanda identitas, status sosial, dan nilai-nilai budaya masyarakat Dayak.
Fungsi
Pakaian adat suku Dayak memiliki fungsi yang beragam dalam kehidupan masyarakat Dayak. Fungsi tersebut meliputi fungsi religius, sosial, estetis, dan identitas.
-
Fungsi Religius
Pakaian adat suku Dayak digunakan dalam berbagai upacara adat dan ritual keagamaan. Pakaian adat tersebut dipercaya memiliki kekuatan magis dan dapat melindungi pemakainya dari bahaya.
-
Fungsi Sosial
Pakaian adat suku Dayak digunakan untuk menunjukkan status sosial dan ekonomi pemakainya. Pakaian adat yang dikenakan oleh kepala suku atau tokoh adat biasanya lebih mewah dan memiliki aksesori yang lebih lengkap.
-
Fungsi Estetis
Pakaian adat suku Dayak memiliki nilai estetis yang tinggi. Pakaian adat tersebut biasanya dihias dengan motif-motif yang indah dan warna-warna yang cerah.
-
Fungsi Identitas
Pakaian adat suku Dayak merupakan salah satu simbol identitas budaya suku Dayak. Pakaian adat tersebut membedakan suku Dayak dengan suku-suku lainnya di Indonesia.
Fungsi pakaian adat suku Dayak sangat penting dalam kehidupan masyarakat Dayak. Pakaian adat tersebut tidak hanya berfungsi sebagai penutup tubuh, tetapi juga memiliki makna simbolis dan fungsi sosial yang penting.
Makna Simbolis
Makna simbolis merupakan aspek penting dalam pakaian adat suku Dayak. Setiap motif, warna, dan aksesori pada pakaian adat suku Dayak memiliki makna simbolis yang mendalam. Makna simbolis ini mencerminkan nilai-nilai budaya, kepercayaan, dan harapan masyarakat Dayak.
-
Motif Alam
Motif alam pada pakaian adat suku Dayak melambangkan kedekatan masyarakat Dayak dengan alam. Motif burung enggang melambangkan keberanian dan kegagahan, motif pucuk rebung melambangkan pertumbuhan dan kemakmuran, dan motif bunga melambangkan keindahan dan kesuburan.
-
Warna
Warna pada pakaian adat suku Dayak juga memiliki makna simbolis. Warna merah melambangkan keberanian dan kekuatan, warna kuning melambangkan kemakmuran dan kesejahteraan, warna hitam melambangkan kesakralan dan kematian, dan warna putih melambangkan kesucian dan kebersihan.
-
Aksesori
Aksesori pada pakaian adat suku Dayak juga memiliki makna simbolis. Hiasan kepala terbuat dari bulu burung melambangkan keberanian dan kegagahan, kalung terbuat dari taring hewan melambangkan kekuatan, dan gelang terbuat dari manik-manik melambangkan kesejahteraan.
-
Fungsi
Fungsi pakaian adat suku Dayak juga memiliki makna simbolis. Pakaian adat suku Dayak digunakan dalam upacara adat dan ritual keagamaan melambangkan kesakralan dan hubungan dengan leluhur. Pakaian adat suku Dayak digunakan untuk menunjukkan status sosial melambangkan hierarki dan pembagian kerja dalam masyarakat.
Makna simbolis pada pakaian adat suku Dayak sangat penting dalam melestarikan dan mengembangkan budaya suku Dayak. Makna simbolis ini memberikan pemahaman tentang nilai-nilai budaya, kepercayaan, dan harapan masyarakat Dayak. Makna simbolis ini juga dapat menginspirasi desainer dan pengrajin untuk menciptakan karya-karya baru yang tetap berakar pada tradisi budaya suku Dayak.
Nilai Budaya
Nilai budaya merupakan aspek penting dalam pakaian adat suku Dayak. Nilai budaya tersebut tercermin dalam setiap motif, warna, dan aksesori pada pakaian adat suku Dayak. Nilai budaya tersebut juga menjadi faktor penentu dalam proses pembuatan dan penggunaan pakaian adat suku Dayak.
Pakaian adat suku Dayak merupakan salah satu wujud dari nilai budaya masyarakat Dayak. Pakaian adat tersebut tidak hanya berfungsi sebagai penutup tubuh, tetapi juga sebagai simbol identitas budaya dan sosial. Pakaian adat suku Dayak juga digunakan dalam berbagai upacara adat dan ritual keagamaan, sehingga memiliki nilai sakral dan simbolis yang tinggi.
Pemahaman tentang nilai budaya yang terkandung dalam pakaian adat suku Dayak sangat penting dalam upaya pelestarian dan pengembangan budaya suku Dayak. Pemahaman tersebut dapat membantu dalam merekonstruksi dan merevitalisasi pakaian adat suku Dayak yang sudah langka atau punah. Selain itu, pemahaman tentang nilai budaya juga dapat menginspirasi desainer dan pengrajin untuk menciptakan karya-karya baru yang tetap berakar pada tradisi budaya suku Dayak.
Pengaruh Luar
Pakaian adat suku Dayak tidak terlepas dari pengaruh luar yang masuk dan berinteraksi dengan budaya Dayak. Pengaruh luar tersebut dapat berasal dari berbagai sumber, seperti perdagangan, migrasi, dan kolonialisme.
Salah satu pengaruh luar yang signifikan pada pakaian adat suku Dayak adalah masuknya pengaruh Hindu-Buddha pada masa kerajaan Hindu-Buddha di Kalimantan. Pengaruh tersebut terlihat pada penggunaan motif-motif tertentu, seperti motif burung garuda dan motif sulur-suluran. Selain itu, pengaruh Hindu-Buddha juga terlihat pada penggunaan warna-warna tertentu, seperti warna merah dan kuning, yang merupakan warna-warna yang sering digunakan dalam kebudayaan Hindu-Buddha.
Pengaruh luar lainnya yang terlihat pada pakaian adat suku Dayak adalah pengaruh budaya Melayu. Pengaruh tersebut terlihat pada penggunaan kain batik dan songket, serta pada penggunaan perhiasan-perhiasan tertentu. Pengaruh budaya Melayu masuk ke Kalimantan melalui jalur perdagangan dan penyebaran agama Islam.
Pemahaman tentang pengaruh luar pada pakaian adat suku Dayak sangat penting dalam upaya pelestarian dan pengembangan budaya suku Dayak. Pemahaman tersebut dapat membantu dalam merekonstruksi dan merevitalisasi pakaian adat suku Dayak yang sudah langka atau punah. Selain itu, pemahaman tentang pengaruh luar juga dapat menginspirasi desainer dan pengrajin untuk menciptakan karya-karya baru yang tetap berakar pada tradisi budaya suku Dayak.
Pelestarian
Pelestarian merupakan upaya untuk melindungi dan menjaga kelestarian suatu warisan budaya, termasuk pakaian adat suku Dayak. Upaya pelestarian ini sangat penting karena pakaian adat suku Dayak merupakan bagian dari identitas budaya dan sejarah masyarakat Dayak. Selain itu, pakaian adat suku Dayak juga memiliki nilai estetika dan filosofis yang tinggi.
Ada banyak cara untuk melestarikan pakaian adat suku Dayak, salah satunya adalah dengan mendokumentasikan dan mengarsipkan pakaian adat yang masih ada. Dokumentasi ini dapat dilakukan dengan cara mengumpulkan data tentang bahan, motif, warna, dan aksesori yang digunakan pada pakaian adat. Selain itu, dokumentasi juga dapat dilakukan dengan cara memotret atau membuat sketsa pakaian adat.
Upaya pelestarian lainnya adalah dengan merevitalisasi dan mereproduksi pakaian adat suku Dayak. Revitalisasi dapat dilakukan dengan cara mengajarkan teknik pembuatan pakaian adat kepada generasi muda. Sementara itu, reproduksi dapat dilakukan dengan cara membuat kembali pakaian adat yang sudah langka atau punah berdasarkan dokumentasi yang ada.
Pemahaman tentang pelestarian pakaian adat suku Dayak sangat penting untuk menjaga kelestarian warisan budaya Indonesia. Pelestarian pakaian adat suku Dayak juga dapat memberikan manfaat ekonomi, misalnya dengan mengembangkan industri pariwisata dan ekonomi kreatif.
Modernisasi
Modernisasi merupakan proses perubahan dari tradisional ke modern. Proses ini juga berpengaruh pada pakaian adat suku Dayak. Pakaian adat suku Dayak modern merupakan perpaduan antara unsur tradisional dan modern. Unsur tradisional terlihat pada penggunaan motif dan warna khas Dayak, sedangkan unsur modern terlihat pada penggunaan bahan dan desain yang lebih kekinian.
Modernisasi pakaian adat suku Dayak disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya adalah pengaruh budaya luar. Masuknya budaya luar, seperti budaya Melayu dan budaya Barat, menyebabkan perubahan pandangan masyarakat Dayak terhadap pakaian adat. Selain itu, modernisasi juga disebabkan oleh perkembangan teknologi yang memudahkan akses masyarakat Dayak terhadap bahan dan desain pakaian yang lebih modern.
Modernisasi pakaian adat suku Dayak memiliki beberapa dampak, baik positif maupun negatif. Dampak positifnya adalah pakaian adat suku Dayak menjadi lebih menarik dan sesuai dengan perkembangan zaman. Selain itu, modernisasi juga dapat meningkatkan nilai ekonomi pakaian adat suku Dayak karena dapat menarik minat pasar yang lebih luas.
Namun, modernisasi juga dapat berdampak negatif jika tidak dilakukan dengan hati-hati. Modernisasi yang berlebihan dapat menyebabkan hilangnya nilai-nilai tradisional pakaian adat suku Dayak. Oleh karena itu, penting untuk menjaga keseimbangan antara unsur tradisional dan modern dalam pakaian adat suku Dayak.
Pertanyaan Umum tentang Pakaian Adat Suku Dayak
Pertanyaan umum berikut mengulas aspek-aspek penting terkait pakaian adat suku Dayak, termasuk makna simbolis, nilai budaya, dan upaya pelestariannya.
Pertanyaan 1: Apa makna simbolis dari motif burung enggang pada pakaian adat suku Dayak?
Jawaban: Motif burung enggang melambangkan keberanian dan kegagahan, karena burung enggang dikenal sebagai burung yang gagah berani dan memiliki paruh yang kuat.
Pertanyaan 2: Mengapa warna merah sering digunakan pada pakaian adat suku Dayak?
Jawaban: Warna merah melambangkan keberanian, kekuatan, dan kemakmuran. Masyarakat Dayak percaya bahwa warna merah memiliki kekuatan magis yang dapat melindungi pemakainya dari bahaya.
Pertanyaan 3: Apa fungsi dari hiasan kepala yang dikenakan dalam pakaian adat suku Dayak?
Jawaban: Hiasan kepala berfungsi sebagai simbol identitas suku dan marga, serta menunjukkan status sosial pemakainya. Hiasan kepala biasanya terbuat dari bulu burung, tanduk rusa, atau manik-manik.
Pertanyaan 4: Bagaimana cara melestarikan pakaian adat suku Dayak?
Jawaban: Upaya pelestarian dapat dilakukan dengan mendokumentasikan, merevitalisasi, dan mereproduksi pakaian adat. Dokumentasi dilakukan dengan mengumpulkan data dan membuat arsip, sementara revitalisasi dilakukan dengan mengajarkan teknik pembuatan pakaian adat kepada generasi muda.
Pertanyaan 5: Apakah pakaian adat suku Dayak mengalami modernisasi?
Jawaban: Ya, pakaian adat suku Dayak mengalami modernisasi dengan memadukan unsur tradisional dan modern. Unsur tradisional terlihat pada motif dan warna khas Dayak, sedangkan unsur modern terlihat pada penggunaan bahan dan desain yang lebih kekinian.
Pertanyaan 6: Apa saja nilai budaya yang tercermin dalam pakaian adat suku Dayak?
Jawaban: Pakaian adat suku Dayak mencerminkan nilai-nilai budaya seperti kedekatan dengan alam, hierarki sosial, dan hubungan dengan leluhur. Motif-motif alam, warna-warna tertentu, dan aksesori yang digunakan memiliki makna simbolis yang berkaitan dengan nilai-nilai budaya tersebut.
Pertanyaan umum tersebut memberikan pemahaman dasar tentang berbagai aspek pakaian adat suku Dayak, mulai dari makna simbolis hingga upaya pelestariannya. Aspek-aspek tersebut menjadi bagian penting dalam menjaga dan mengembangkan warisan budaya Indonesia yang kaya dan beragam.
Selain pertanyaan umum di atas, masih banyak aspek dan isu lain terkait pakaian adat suku Dayak yang dapat dibahas lebih lanjut. Pada bagian selanjutnya, kita akan mengulas perkembangan dan pengaruh luar pada pakaian adat suku Dayak.
Tips Menjaga dan Merawat Pakaian Adat Suku Dayak
Bagian ini berisi beberapa tips praktis untuk menjaga dan merawat pakaian adat suku Dayak agar tetap awet dan indah. Tips-tips ini dapat membantu masyarakat Dayak dan pencinta budaya untuk melestarikan warisan budaya yang berharga ini.
Tip 1: Simpan di Tempat yang Kering dan Sejuk
Pakaian adat suku Dayak sebaiknya disimpan di tempat yang kering dan sejuk, terhindar dari sinar matahari langsung. Kelembapan dan panas dapat merusak kain dan warna pakaian adat.
Tip 2: Cuci dengan Tangan
Sebaiknya cuci pakaian adat suku Dayak dengan tangan menggunakan deterjen lembut. Hindari penggunaan mesin cuci karena dapat merusak kain dan manik-manik.
Tip 3: Jangan Gunakan Pemutih
Pemutih dapat merusak warna dan serat kain pada pakaian adat suku Dayak. Gunakan deterjen yang aman untuk warna dan bahan kain yang digunakan.
Tip 4: Jemur di Tempat Teduh
Setelah dicuci, jemur pakaian adat suku Dayak di tempat teduh. Sinar matahari langsung dapat memudarkan warna dan merusak kain.
Tip 5: Setrika dengan Suhu Rendah
Jika perlu menyetrika pakaian adat suku Dayak, gunakan suhu yang rendah dan setrika dengan hati-hati. Hindari menyetrika langsung pada bagian manik-manik atau aksesori.
Tip 6: Hindari Lipatan Tajam
Saat menyimpan pakaian adat suku Dayak, hindari melipatnya dengan lipatan tajam. Lipatan tajam dapat merusak kain dan menyebabkan serat kain putus.
Tip 7: Bersihkan Manik-manik Secara Teratur
Manik-manik pada pakaian adat suku Dayak dapat kusam atau kotor seiring waktu. Bersihkan manik-manik secara teratur menggunakan kain lembut yang sedikit dibasahi.
Tip 8: Perbaiki Kerusakan Segera
Jika terjadi kerusakan pada pakaian adat suku Dayak, seperti sobek atau manik-manik lepas, segera perbaiki. Perbaikan segera dapat mencegah kerusakan lebih lanjut dan menjaga keindahan pakaian adat.
Dengan mengikuti tips-tips di atas, pakaian adat suku Dayak dapat tetap awet dan indah untuk waktu yang lama. Perawatan dan pelestarian pakaian adat ini merupakan upaya penting untuk menjaga warisan budaya suku Dayak dan Indonesia.
Pada bagian selanjutnya, kita akan membahas tentang makna filosofis dan nilai-nilai budaya yang terkandung dalam pakaian adat suku Dayak, serta upaya pelestariannya di era modern.
Penutup
Pakaian adat suku Dayak merupakan salah satu warisan budaya Indonesia yang kaya dan beragam. Pakaian adat ini tidak hanya berfungsi sebagai penutup tubuh, tetapi juga memiliki makna simbolis, nilai budaya, dan fungsi sosial yang penting. Artikel ini telah mengupas berbagai aspek tentang pakaian adat suku Dayak, mulai dari bahan, motif, warna, hingga aksesori yang digunakan.
Dari pembahasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa pakaian adat suku Dayak merupakan cerminan identitas budaya dan nilai-nilai luhur masyarakat Dayak. Pakaian adat ini memiliki makna filosofis yang mendalam, di mana setiap detailnya melambangkan aspek-aspek penting dalam kehidupan masyarakat Dayak. Keberagaman dan keindahan pakaian adat suku Dayak menunjukkan kekayaan budaya Indonesia yang patut dilestarikan dan dibanggakan.
