Pengertian zakat menurut bahasa dan istilah adalah harta tertentu yang diwajibkan untuk dikeluarkan oleh seorang muslim atau badan usaha sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan dalam agama Islam.
Zakat memiliki banyak manfaat, di antaranya adalah membersihkan harta, menumbuhkan rasa syukur, dan membantu mereka yang membutuhkan. Dalam sejarah Islam, zakat pertama kali diwajibkan pada masa Nabi Muhammad SAW.
Zakat merupakan salah satu rukun Islam yang sangat penting. Oleh karena itu, pembahasan mengenai pengertian zakat menurut bahasa dan istilah serta hukum zakat menjadi sangat penting untuk dipahami oleh seluruh umat Islam.
Pengertian Zakat Menurut Bahasa dan Istilah
Memahami pengertian zakat menurut bahasa dan istilah sangat penting dalam mempelajari zakat, salah satu rukun Islam. Berikut adalah beberapa aspek penting terkait pengertian zakat:
- Secara bahasa, zakat berarti ‘suci’, ‘bersih’, dan ‘tumbuh’.
- Istilah zakat merujuk pada harta tertentu yang wajib dikeluarkan oleh umat Islam.
- Zakat berfungsi menyucikan harta dan jiwa.
- Zakat wajib dikeluarkan jika telah mencapai nisab (batas minimal harta).
- Jenis zakat terbagi menjadi zakat maal (harta) dan zakat fitrah.
- Zakat maal terdiri dari zakat emas, perak, perdagangan, pertanian, dan lain-lain.
- Zakat fitrah wajib dikeluarkan menjelang Hari Raya Idulfitri.
- Penerima zakat adalah fakir, miskin, amil, muallaf, dan lain-lain.
- Zakat dikelola oleh lembaga resmi, seperti Badan Amil Zakat (BAZ).
Dengan memahami aspek-aspek tersebut, umat Islam diharapkan dapat menjalankan kewajiban zakat dengan baik, sehingga tercipta kesejahteraan sosial dan ekonomi yang merata.
Secara bahasa, zakat berarti ‘suci’, ‘bersih’, dan ‘tumbuh’.
Dalam konteks pengertian zakat menurut bahasa dan istilah, “secara bahasa” merujuk pada asal kata dan makna zakat dari segi kebahasaan. Zakat berasal dari kata “zakaa” yang berarti ‘suci’, ‘bersih’, dan ‘tumbuh’. Ketiga makna ini memiliki kaitan erat dengan tujuan dan fungsi zakat dalam ajaran Islam.
- Kesucian: Zakat berfungsi menyucikan harta dan jiwa orang yang mengeluarkannya. Dengan mengeluarkan zakat, seorang muslim telah membersihkan hartanya dari hak orang lain dan mensucikan jiwanya dari sifat kikir dan cinta dunia.
- Kebersihan: Zakat juga bermakna ‘bersih’ dalam arti membersihkan harta dari unsur-unsur yang tidak halal atau syubhat. Dengan demikian, harta yang dikeluarkan sebagai zakat menjadi bersih dan berkah.
- Pertumbuhan: Zakat bermakna ‘tumbuh’ karena diharapkan dapat menumbuhkan kesejahteraan ekonomi dan sosial masyarakat. Zakat yang disalurkan kepada fakir miskin dan lembaga sosial dapat membantu mereka keluar dari kesulitan dan meningkatkan kesejahteraan hidup.
Dari ketiga makna bahasa tersebut, dapat disimpulkan bahwa zakat merupakan ibadah yang memiliki tujuan suci, yaitu membersihkan harta dan jiwa, serta memiliki dampak positif bagi pertumbuhan kesejahteraan masyarakat.
Istilah zakat merujuk pada harta tertentu yang wajib dikeluarkan oleh umat Islam.
Dalam pengertian zakat menurut istilah, zakat merujuk pada harta tertentu yang wajib dikeluarkan oleh umat Islam yang telah memenuhi syarat. Berikut beberapa aspek penting terkait harta yang wajib dizakatkan:
- Jenis Harta: Zakat wajib dikeluarkan dari jenis harta tertentu, seperti emas, perak, uang, hasil pertanian, hasil perdagangan, dan lain-lain.
- Nisab: Setiap jenis harta memiliki batas minimal (nisab) yang harus dicapai sebelum wajib dizakatkan. Jika harta belum mencapai nisab, maka tidak wajib dizakatkan.
- Waktu Mengeluarkan: Zakat dikeluarkan pada waktu tertentu, seperti setelah panen untuk zakat pertanian atau setelah mencapai haul (satu tahun kepemilikan) untuk zakat emas dan perak.
- Penerima Zakat: Zakat disalurkan kepada delapan golongan yang berhak menerima, seperti fakir, miskin, amil, dan mualaf.
Dengan memahami aspek-aspek harta yang wajib dizakatkan, umat Islam dapat menjalankan kewajiban zakat dengan benar dan tepat sasaran, sehingga zakat dapat memberikan manfaat yang optimal bagi kesejahteraan umat.
Zakat berfungsi menyucikan harta dan jiwa.
Dalam pengertian zakat menurut bahasa dan istilah, salah satu tujuan zakat adalah untuk menyucikan harta dan jiwa orang yang mengeluarkannya. Pensucian harta merujuk pada terbebasnya harta dari hak orang lain dan unsur-unsur yang tidak halal, sedangkan pensucian jiwa terkait dengan terkikisnya sifat kikir, tamak, dan cinta dunia.
-
Membersihkan Harta dari Hak Orang Lain
Zakat berfungsi membersihkan harta dari hak orang lain yang mungkin tidak terlihat atau tidak diketahui. Dengan mengeluarkan zakat, seorang muslim telah menunaikan kewajiban sosialnya dan terhindar dari dosa memakan harta yang tidak halal.
-
Menghilangkan Sifat Kikir dan Tamak
Zakat mendidik jiwa untuk tidak kikir dan tamak. Ketika mengeluarkan zakat, seorang muslim dilatih untuk mendahulukan kepentingan orang lain di atas kepentingan pribadi dan menumbuhkan sifat dermawan dan (suka memberi).
-
Menumbuhkan Rasa Syukur
Zakat menumbuhkan rasa syukur kepada Allah SWT atas segala rezeki yang diberikan. Dengan mengeluarkan zakat, seorang muslim menyadari bahwa harta yang dimilikinya tidak hanya miliknya, tetapi juga titipan yang harus dibagikan kepada mereka yang membutuhkan.
-
Menghindari Sifat Cinta Dunia
Zakat membantu mengendalikan kecintaan yang berlebihan terhadap dunia dan harta benda. Dengan mengeluarkan zakat, seorang muslim mempraktikkan zuhud (tidak terikat pada dunia) dan mengutamakan akhirat daripada kenikmatan duniawi semata.
Dengan demikian, zakat tidak hanya berfungsi sebagai ibadah ritual, tetapi juga sebagai sarana pensucian harta dan jiwa, serta memiliki implikasi sosial dan spiritual yang mendalam bagi kehidupan seorang muslim.
Zakat Wajib Dikeluarkan Jika Telah Mencapai Nisab (Batas Minimal Harta)
Dalam pengertian zakat menurut bahasa dan istilah, nisab merupakan batas minimal harta yang wajib dizakatkan. Ketentuan nisab telah ditetapkan dalam syariat Islam untuk memastikan bahwa zakat hanya diwajibkan bagi mereka yang memiliki kemampuan finansial yang cukup.
Kewajiban mengeluarkan zakat jika telah mencapai nisab memiliki beberapa implikasi penting. Pertama, hal ini menunjukkan bahwa zakat bukanlah pajak atau pungutan semata, melainkan ibadah yang bersifat wajib bagi setiap muslim yang mampu. Kedua, penetapan nisab menunjukkan bahwa Islam memperhatikan aspek keadilan dan keseimbangan sosial, dimana zakat hanya dibebankan kepada mereka yang memiliki kelebihan harta.
Secara praktis, penentuan nisab dalam zakat memberikan kepastian dan kemudahan bagi umat Islam dalam menjalankan kewajiban zakat. Dengan adanya nisab yang jelas, setiap individu dapat mengetahui dengan pasti apakah hartanya sudah wajib dizakatkan atau belum. Hal ini juga membantu mencegah kesewenang-wenangan dalam pengumpulan zakat dan memastikan bahwa zakat didistribusikan secara adil dan proporsional.
Jenis Zakat Terbagi Menjadi Zakat Maal (Harta) dan Zakat Fitrah
Dalam pengertian zakat menurut bahasa dan istilah, zakat terbagi menjadi dua jenis utama, yaitu zakat maal (harta) dan zakat fitrah. Pembagian ini memiliki implikasi penting dalam praktik ibadah zakat bagi umat Islam.
-
Zakat Maal
Zakat maal adalah zakat yang dikenakan atas harta atau kekayaan yang dimiliki seseorang, seperti emas, perak, uang, hasil pertanian, dan hasil perdagangan. Zakat maal memiliki nisab (batas minimal harta) yang berbeda-beda tergantung jenis hartanya.
-
Zakat Fitrah
Zakat fitrah adalah zakat yang wajib dikeluarkan menjelang Hari Raya Idul Fitri. Zakat fitrah diwajibkan bagi setiap muslim yang mampu, tanpa memandang jumlah hartanya. Besarnya zakat fitrah adalah sebesar satu sha’ makanan pokok, seperti beras atau gandum, untuk setiap jiwa.
Pembagian zakat menjadi dua jenis ini memudahkan umat Islam dalam menjalankan kewajiban zakat sesuai dengan kemampuan dan kondisi masing-masing. Zakat maal dikenakan atas harta yang dimiliki, sedangkan zakat fitrah dikenakan kepada setiap individu sebagai bentuk pensucian diri dan berbagi kebahagiaan di hari raya.
Zakat maal terdiri dari zakat emas, perak, perdagangan, pertanian, dan lain-lain.
Zakat maal merupakan salah satu jenis zakat yang wajib dikeluarkan oleh umat Islam yang memiliki harta yang telah mencapai nisab (batas minimal tertentu). Zakat maal terdiri dari beberapa jenis, di antaranya zakat emas, perak, perdagangan, pertanian, dan lain-lain.
-
Zakat Emas dan Perak
Zakat emas dan perak wajib dikeluarkan jika kepemilikan emas atau perak telah mencapai nisab tertentu, yaitu 85 gram untuk emas dan 595 gram untuk perak.
-
Zakat Perdagangan
Zakat perdagangan wajib dikeluarkan atas keuntungan yang diperoleh dari kegiatan perdagangan, setelah dikurangi biaya-biaya yang dikeluarkan.
-
Zakat Pertanian
Zakat pertanian wajib dikeluarkan atas hasil panen pertanian, seperti padi, gandum, dan buah-buahan, setelah dikurangi biaya produksi dan kebutuhan pokok.
-
Zakat Lainnya
Selain ketiga jenis zakat maal tersebut, masih ada jenis zakat maal lainnya, seperti zakat hewan ternak, zakat saham, dan zakat profesi.
Pembagian zakat maal ke dalam berbagai jenis ini bertujuan untuk memudahkan umat Islam dalam memenuhi kewajiban zakat sesuai dengan jenis harta yang mereka miliki. Dengan mengeluarkan zakat maal, umat Islam dapat menyucikan hartanya dan berbagi kebahagiaan dengan sesama.
Zakat fitrah wajib dikeluarkan menjelang Hari Raya Idulfitri.
Zakat fitrah merupakan salah satu jenis zakat maal yang wajib dikeluarkan oleh setiap muslim yang mampu, menjelang Hari Raya Idul Fitri. Pembahasan mengenai zakat fitrah tidak terlepas dari pengertian zakat menurut bahasa dan istilah, yang menekankan pada pensucian harta dan jiwa.
-
Waktu Pengeluaran
Zakat fitrah wajib dikeluarkan pada waktu tertentu, yaitu menjelang Hari Raya Idul Fitri. Hal ini bertujuan untuk membersihkan diri dan harta sebelum merayakan hari kemenangan.
-
Penerima Zakat
Penerima zakat fitrah adalah delapan golongan yang berhak menerima zakat, seperti fakir, miskin, dan amil. Zakat fitrah berfungsi sebagai bentuk kepedulian sosial dan pemerataan rezeki.
-
Besaran Zakat
Besarnya zakat fitrah adalah sebesar satu sha’ makanan pokok, seperti beras atau gandum, untuk setiap jiwa. Ukuran ini telah ditetapkan dalam syariat Islam dan menjadi pedoman dalam mengeluarkan zakat fitrah.
-
Hikmah Zakat Fitrah
Zakat fitrah memiliki hikmah untuk menyucikan diri dari dosa-dosa kecil selama bulan Ramadhan, melatih kepedulian sosial, dan meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT.
Zakat fitrah merupakan bagian integral dari pengertian zakat menurut bahasa dan istilah, yang menekankan pada pensucian harta dan jiwa. Dengan mengeluarkan zakat fitrah, umat Islam dapat membersihkan diri, berbagi kebahagiaan dengan sesama, dan menjalankan perintah agama dengan penuh keikhlasan.
Penerima Zakat adalah Fakir, Miskin, Amil, Muallaf, dan Lain-lain.
Dalam pengertian zakat menurut bahasa dan istilah, penerima zakat merupakan salah satu aspek penting yang perlu dipahami. Zakat yang dikeluarkan oleh umat Islam tidak hanya bermanfaat bagi dirinya sendiri, tetapi juga bagi orang lain yang berhak menerimanya.
-
Fakir
Fakir adalah orang yang tidak memiliki harta benda dan tidak memiliki kemampuan untuk bekerja atau mencari nafkah.
-
Miskin
Miskin adalah orang yang memiliki harta benda namun tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan pokok hidupnya.
-
Amil
Amil adalah orang yang bertugas mengumpulkan dan mendistribusikan zakat.
-
Muallaf
Muallaf adalah orang yang baru masuk Islam dan membutuhkan bantuan untuk memperkuat keimanannya.
Selain keempat golongan tersebut, zakat juga dapat diberikan kepada orang-orang yang berjuang di jalan Allah, budak yang ingin memerdekakan diri, orang yang terlilit utang, dan musafir yang kehabisan bekal. Dengan memberikan zakat kepada mereka yang berhak menerimanya, umat Islam diharapkan dapat membantu meringankan beban hidup mereka dan menciptakan masyarakat yang lebih sejahtera.
Zakat Dikelola oleh Lembaga Resmi, seperti Badan Amil Zakat (BAZ).
Dalam pengertian zakat menurut bahasa dan istilah, pengelolaan zakat merupakan aspek penting untuk memastikan penyalurannya tepat sasaran dan sesuai syariat. Zakat dikelola oleh lembaga resmi yang memiliki peran penting dalam pengumpulan, pendistribusian, dan pengawasan dana zakat.
-
Lembaga Pengelola Zakat
Lembaga pengelola zakat adalah lembaga resmi yang dibentuk oleh pemerintah atau organisasi masyarakat Islam untuk mengelola dana zakat. Di Indonesia, lembaga pengelola zakat yang resmi adalah Badan Amil Zakat (BAZ) dan Lembaga Amil Zakat (LAZ) yang telah memperoleh izin dari pemerintah.
-
Pengumpulan Zakat
Lembaga pengelola zakat bertugas mengumpulkan zakat dari masyarakat, baik secara langsung maupun melalui kerja sama dengan pihak lain. Proses pengumpulan zakat dilakukan dengan transparan dan akuntabel untuk menjaga kepercayaan masyarakat.
-
Pendistribusian Zakat
Lembaga pengelola zakat juga bertugas mendistribusikan dana zakat kepada pihak-pihak yang berhak menerima, yaitu delapan golongan yang ditetapkan dalam Al-Qur’an. Pendistribusian zakat dilakukan secara adil dan merata, dengan mempertimbangkan kebutuhan dan kondisi penerima zakat.
-
Pengawasan Dana Zakat
Selain mengumpulkan dan mendistribusikan zakat, lembaga pengelola zakat juga bertugas melakukan pengawasan terhadap penggunaan dana zakat. Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa dana zakat digunakan sesuai dengan syariat dan tidak diselewengkan.
Dengan adanya lembaga pengelola zakat yang resmi, penyaluran zakat menjadi lebih terorganisir dan akuntabel. Masyarakat dapat menyalurkan zakatnya dengan mudah dan yakin bahwa zakat tersebut akan sampai kepada pihak yang berhak menerimanya.
Tanya Jawab tentang Pengertian Zakat Menurut Bahasa dan Istilah
Bagian tanya jawab ini akan membahas pertanyaan-pertanyaan umum dan memberikan penjelasan yang komprehensif tentang pengertian zakat menurut bahasa dan istilah.
Pertanyaan 1: Apa yang dimaksud dengan zakat menurut bahasa?
Jawaban: Secara bahasa, zakat berarti ‘suci’, ‘bersih’, dan ‘tumbuh’. Makna ini menunjukkan tujuan zakat untuk mensucikan harta dan jiwa, serta menumbuhkan kesejahteraan.
Pertanyaan 2: Apa pengertian zakat menurut istilah?
Jawaban: Menurut istilah, zakat adalah harta tertentu yang wajib dikeluarkan oleh umat Islam yang telah memenuhi syarat tertentu kepada pihak yang berhak menerimanya.
Pertanyaan 3: Mengapa zakat wajib dikeluarkan?
Jawaban: Zakat wajib dikeluarkan karena merupakan salah satu rukun Islam dan perintah Allah SWT. Zakat berfungsi menyucikan harta dan jiwa, serta membantu mereka yang membutuhkan.
Pertanyaan 4: Siapa saja yang berhak menerima zakat?
Jawaban: Zakat berhak diterima oleh delapan golongan yang disebutkan dalam Al-Qur’an, yaitu fakir, miskin, amil, muallaf, budak, orang yang terlilit utang, orang yang sedang dalam perjalanan, dan fi sabilillah.
Pertanyaan 5: Bagaimana cara menghitung zakat?
Jawaban: Cara menghitung zakat berbeda-beda tergantung jenis hartanya. Secara umum, zakat dihitung berdasarkan nisab (batas minimal harta) dan kadar zakat yang telah ditentukan.
Pertanyaan 6: Apa manfaat mengeluarkan zakat?
Jawaban: Manfaat mengeluarkan zakat antara lain mensucikan harta dan jiwa, meningkatkan ketakwaan, membantu mereka yang membutuhkan, serta mempererat tali persaudaraan antar sesama umat Islam.
Demikianlah tanya jawab terkait pengertian zakat menurut bahasa dan istilah. Semoga penjelasan ini dapat memberikan pemahaman yang lebih baik tentang kewajiban zakat dalam Islam.
Selanjutnya, kita akan membahas lebih dalam tentang jenis-jenis zakat dan cara pengelolaannya.
Tips Memahami Pengertian Zakat Menurut Bahasa dan Istilah
Untuk memahami pengertian zakat secara komprehensif, berikut adalah beberapa tips yang dapat diterapkan:
Tip 1: Pahami Arti Bahasa
Pelajari arti kata “zakat” dalam bahasa Arab, yaitu ‘suci’, ‘bersih’, dan ‘tumbuh’. Makna-makna ini menjadi dasar pemahaman tentang tujuan zakat.
Tip 2: Baca Definisi Istilah
Carilah definisi zakat menurut istilah dalam buku-buku fikih atau sumber-sumber keislaman yang terpercaya. Ini akan memberikan pemahaman yang lebih rinci tentang kewajiban zakat.
Tip 3: Pelajari Jenis-Jenis Zakat
Ketahui bahwa ada dua jenis zakat utama, yaitu zakat maal (harta) dan zakat fitrah. Masing-masing jenis zakat memiliki ketentuan dan cara perhitungan yang berbeda.
Tip 4: Identifikasi Penerima Zakat
Pahami bahwa zakat hanya boleh diberikan kepada delapan golongan yang berhak menerimanya, yaitu fakir, miskin, amil, muallaf, budak, orang yang terlilit utang, orang yang sedang dalam perjalanan, dan fi sabilillah.
Tip 5: Cari Tahu Nisab dan Kadar Zakat
Pelajari nisab (batas minimal harta) dan kadar zakat (persentase yang dikeluarkan) untuk setiap jenis zakat. Ini akan membantu Anda menghitung kewajiban zakat dengan benar.
Tip 6: Konsultasikan dengan Ahlinya
Jika masih memiliki terkait zakat, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan ulama, ahli fikih, atau lembaga pengelola zakat yang terpercaya.
Tip 7: Terapkan dalam Kehidupan
Setelah memahami pengertian zakat, terapkanlah kewajiban ini dalam kehidupan Anda dengan mengeluarkan zakat secara teratur dan ikhlas.
Dengan menerapkan tips-tips ini, Anda dapat memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang pengertian zakat menurut bahasa dan istilah, serta mengamalkannya dengan baik dan benar.
Tips-tips ini menjadi landasan penting untuk pembahasan selanjutnya, yaitu tentang hukum dan hikmah zakat dalam Islam. Dengan memahami dasar-dasar ini, Anda akan semakin mantap dalam menjalankan kewajiban zakat sebagai salah satu rukun Islam.
Kesimpulan
Dengan memahami pengertian zakat menurut bahasa dan istilah, kita dapat menyadari bahwa zakat merupakan ibadah yang bertujuan menyucikan harta dan jiwa, serta memiliki dampak positif bagi kesejahteraan masyarakat. Kewajiban zakat terbagi menjadi dua jenis utama, yaitu zakat maal dan zakat fitrah, dengan ketentuan dan penerima yang berbeda-beda. Penyaluran zakat dikelola oleh lembaga resmi untuk memastikan pendistribusian yang tepat sasaran dan sesuai syariat.
Memahami zakat tidak hanya sebatas pengetahuan, tetapi juga harus diimplementasikan dalam kehidupan nyata. Dengan mengeluarkan zakat secara ikhlas dan teratur, kita dapat menjalankan kewajiban agama sekaligus berkontribusi pada kesejahteraan sesama. Zakat menjadi salah satu pilar penting dalam membangun masyarakat yang adil, sejahtera, dan bertakwa kepada Allah SWT.