Panduan Membedakan Zakat dan Sedekah: Panduan Praktis

sisca


Panduan Membedakan Zakat dan Sedekah: Panduan Praktis

Perbedaan zakat dan sedekah merupakan hal mendasar yang perlu dipahami oleh setiap muslim. Zakat adalah kewajiban yang harus ditunaikan oleh setiap muslim yang telah memenuhi syarat-syarat tertentu, sedangkan sedekah adalah amalan sunnah yang bersifat sukarela.

Zakat memiliki beberapa keutamaan, di antaranya membersihkan harta, menumbuhkan rasa syukur, dan membantu dan . Dalam sejarah Islam, zakat telah menjadi salah satu pilar penting dalam sistem ekonomi dan sosial masyarakat Islam.

Dalam artikel ini, kita akan membahas lebih dalam tentang perbedaan zakat dan sedekah, serta ketentuan-ketentuan yang terkait dengan keduanya.

Perbedaan Zakat dan Sedekah

Perbedaan antara zakat dan sedekah merupakan aspek penting yang perlu dipahami oleh setiap muslim. Berikut adalah 10 aspek mendasar yang membedakan kedua ibadah tersebut:

  • Hukum: Zakat wajib, sedekah sunnah.
  • Waktu: Zakat memiliki waktu tertentu, sedekah tidak.
  • Jumlah: Zakat memiliki ketentuan jumlah tertentu, sedekah tidak.
  • Penerima: Zakat diberikan kepada 8 golongan tertentu, sedekah tidak.
  • Harta: Zakat wajib dikeluarkan dari harta tertentu, sedekah tidak.
  • Niat: Zakat harus diniatkan, sedekah tidak harus.
  • Pengelolaan: Zakat dikelola oleh lembaga resmi, sedekah tidak.
  • Sifat: Zakat bersifat sosial, sedekah bersifat pribadi.
  • Pahala: Zakat dan sedekah sama-sama berpahala, namun zakat lebih utama.
  • Hutang: Zakat dapat menggugurkan hutang, sedekah tidak.

Dengan memahami perbedaan-perbedaan tersebut, umat Islam dapat menjalankan ibadah zakat dan sedekah dengan baik sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan. Ibadah zakat dan sedekah merupakan salah satu bentuk pengabdian kepada Allah SWT sekaligus wujud kepedulian sosial terhadap sesama.

Hukum

Aspek hukum merupakan salah satu perbedaan mendasar antara zakat dan sedekah. Zakat memiliki hukum wajib, sedangkan sedekah hukumnya sunnah. Hal ini berimplikasi pada beberapa hal, di antaranya:

  • Kewajiban menunaikan
    Zakat wajib ditunaikan oleh setiap muslim yang telah memenuhi syarat-syarat tertentu, sedangkan sedekah tidak wajib.
  • Waktu penunaian
    Zakat memiliki waktu penunaian tertentu, yaitu pada saat harta telah mencapai nisab dan haul, sedangkan sedekah dapat ditunaikan kapan saja.
  • Besaran harta yang dikeluarkan
    Zakat memiliki ketentuan besaran harta yang harus dikeluarkan, yaitu 2,5% untuk zakat harta dan 10% untuk zakat fitrah, sedangkan sedekah tidak memiliki ketentuan besaran tertentu.
  • Penerima zakat
    Zakat diberikan kepada 8 golongan tertentu (fakir, miskin, amil, mualaf, riqab, gharim, fisabilillah, ibnu sabil), sedangkan sedekah dapat diberikan kepada siapa saja.

Dengan memahami perbedaan hukum antara zakat dan sedekah, umat Islam dapat menjalankan ibadah dengan baik dan benar sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.

Waktu

Perbedaan waktu penunaian antara zakat dan sedekah merupakan salah satu aspek penting yang perlu dipahami. Zakat memiliki waktu penunaian tertentu, sedangkan sedekah dapat ditunaikan kapan saja. Perbedaan ini memiliki implikasi pada beberapa hal, di antaranya:

  • Waktu penunaian zakat
    Zakat memiliki waktu penunaian tertentu, yaitu pada saat harta telah mencapai nisab dan haul. Nisab adalah batas minimal harta yang wajib dizakati, sedangkan haul adalah jangka waktu kepemilikan harta yang telah mencapai satu tahun. Waktu penunaian zakat fitrah juga telah ditentukan, yaitu pada bulan Ramadhan atau sebelum shalat Idul Fitri.
  • Waktu penunaian sedekah
    Sedekah dapat ditunaikan kapan saja, baik pada waktu tertentu maupun pada waktu-waktu khusus seperti bulan Ramadhan atau hari raya Idul Fitri dan Idul Adha. Sedekah juga dapat diberikan secara berkala atau insidental sesuai dengan kemampuan dan keinginan pemberi sedekah.
  • Implikasi perbedaan waktu penunaian
    Perbedaan waktu penunaian antara zakat dan sedekah memiliki implikasi pada pengelolaan harta. Zakat harus dikelola dan disalurkan melalui lembaga resmi seperti Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) atau lembaga amil zakat lainnya yang telah ditunjuk oleh pemerintah. Sementara itu, sedekah dapat dikelola dan disalurkan secara langsung oleh pemberi sedekah kepada penerima sedekah.

Dengan memahami perbedaan waktu penunaian antara zakat dan sedekah, umat Islam dapat menjalankan ibadah dengan baik dan benar sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.

Jumlah

Salah satu perbedaan mendasar antara zakat dan sedekah terletak pada aspek jumlah yang dikeluarkan. Zakat memiliki ketentuan jumlah tertentu yang wajib dikeluarkan, sedangkan sedekah tidak memiliki ketentuan jumlah yang pasti. Perbedaan ini memiliki implikasi pada beberapa hal, antara lain:

  • Ketentuan nisab dan kadar zakat
    Zakat wajib dikeluarkan apabila harta telah mencapai nisab tertentu dan telah dimiliki selama satu tahun (haul). Nisab dan kadar zakat berbeda-beda tergantung pada jenis harta yang dimiliki, misalnya untuk zakat emas nisabnya adalah 20 dinar atau setara dengan 85 gram emas dengan kadar zakat 2,5%. Sedangkan untuk zakat pertanian nisabnya adalah 653 kg gabah dengan kadar zakat 10%.
  • Jumlah sedekah tidak ditentukan
    Sedekah dapat diberikan dalam jumlah berapa pun, sesuai dengan kemampuan dan keinginan pemberi sedekah. Tidak ada ketentuan minimal atau maksimal dalam memberikan sedekah, karena sedekah lebih bersifat sukarela dan tidak mengikat.
  • Implikasi pada pengelolaan harta
    Ketentuan jumlah zakat yang pasti mengharuskan adanya pengelolaan harta yang baik agar dapat menghitung zakat dengan benar. Pengelolaan harta ini juga penting untuk memastikan bahwa zakat dapat disalurkan kepada yang berhak secara tepat waktu.

Dengan memahami perbedaan jumlah antara zakat dan sedekah, umat Islam dapat menjalankan ibadah dengan baik dan benar sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.

Penerima

Perbedaan penerima merupakan salah satu aspek penting yang membedakan zakat dan sedekah. Zakat wajib diberikan kepada 8 golongan tertentu, yaitu fakir, miskin, amil, mualaf, riqab, gharim, fisabilillah, dan ibnu sabil. Sedangkan sedekah dapat diberikan kepada siapa saja, baik muslim maupun non-muslim, baik kaya maupun miskin.

Ketentuan penerima zakat ini memiliki implikasi pada penyaluran dan pengelolaan zakat. Zakat harus disalurkan kepada 8 golongan yang berhak menerimanya. Penyaluran zakat dapat dilakukan melalui lembaga resmi seperti Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) atau lembaga amil zakat lainnya yang telah ditunjuk oleh pemerintah. Sementara itu, sedekah dapat disalurkan secara langsung oleh pemberi sedekah kepada penerima sedekah.

Dengan memahami perbedaan penerima zakat dan sedekah, umat Islam dapat menjalankan ibadah dengan baik dan benar sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan. Penyaluran zakat kepada 8 golongan yang berhak menerima merupakan salah satu bentuk kepedulian sosial dan upaya untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat.

Harta

Dalam konteks perbedaan zakat dan sedekah, aspek harta menjadi pembeda penting. Zakat wajib dikeluarkan dari harta tertentu yang telah memenuhi syarat, sedangkan sedekah tidak memiliki ketentuan khusus terkait jenis harta yang dikeluarkan.

  • Jenis harta zakat
    Zakat wajib dikeluarkan dari harta yang termasuk dalam kategori tertentu, seperti emas, perak, hasil pertanian, hewan ternak, dan harta perniagaan. Jenis harta ini memiliki ketentuan nisab dan kadar zakat yang berbeda-beda.
  • Harta yang tidak dizakatkan
    Tidak semua jenis harta wajib dizakatkan. Harta yang dikecualikan dari zakat antara lain barang kebutuhan pokok, peralatan rumah tangga, kendaraan yang digunakan untuk kebutuhan sehari-hari, dan harta yang masih dalam bentuk utang.
  • Harta sedekah
    Sedekah dapat dikeluarkan dari jenis harta apa saja, baik yang termasuk dalam kategori harta zakat maupun tidak. Pemberi sedekah memiliki keleluasaan untuk mengeluarkan sedekah dari harta yang dimilikinya, sesuai dengan kemampuan dan keikhlasannya.
  • Implikasi perbedaan harta
    Perbedaan jenis harta yang dizakatkan dan disedekahkan berimplikasi pada pengelolaan dan penyalurannya. Zakat harus dikelola dan disalurkan melalui lembaga resmi seperti Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) atau lembaga amil zakat lainnya yang telah ditunjuk oleh pemerintah, sedangkan sedekah dapat dikelola dan disalurkan secara langsung oleh pemberi sedekah kepada penerima sedekah.

Dengan memahami perbedaan harta yang dizakatkan dan disedekahkan, umat Islam dapat menjalankan ibadah dengan baik dan benar sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan. Pengelolaan dan penyaluran harta zakat dan sedekah yang tepat akan memastikan bahwa ibadah tersebut memberikan manfaat yang optimal bagi masyarakat.

Niat

Dalam konteks perbedaan zakat dan sedekah, aspek niat menjadi pembeda yang cukup mendasar. Zakat memiliki ketentuan bahwa setiap penunaiannya harus diniatkan sebagai ibadah zakat, sedangkan sedekah tidak memiliki ketentuan tersebut. Perbedaan ini memiliki beberapa implikasi penting dalam praktik ibadah kedua jenis sedekah tersebut.

  • Keikhlasan dalam beribadah
    Niat dalam berzakat merupakan cerminan keikhlasan seorang muslim dalam menunaikan kewajibannya. Dengan diniatkan sebagai ibadah, zakat tidak hanya menjadi kewajiban yang harus ditunaikan, tetapi juga menjadi bentuk penghambaan dan rasa syukur kepada Allah SWT.
  • Pemisahan antara zakat dan sedekah
    Ketentuan niat dalam zakat secara tidak langsung juga berfungsi untuk memisahkan antara ibadah zakat dan sedekah. Ketika seseorang mengeluarkan hartanya dengan diniatkan sebagai zakat, maka secara otomatis harta tersebut akan terhitung sebagai zakat dan tidak dapat dikategorikan sebagai sedekah.
  • Pengelolaan dan penyaluran
    Perbedaan niat antara zakat dan sedekah juga berimplikasi pada pengelolaan dan penyalurannya. Zakat yang diniatkan sebagai ibadah wajib harus dikelola dan disalurkan melalui lembaga resmi seperti Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) atau lembaga amil zakat lainnya yang telah ditunjuk oleh pemerintah. Sementara itu, sedekah dapat dikelola dan disalurkan secara langsung oleh pemberi sedekah kepada penerima sedekah.
  • Pahala dan ganjaran
    Meskipun baik zakat maupun sedekah termasuk dalam ibadah yang berpahala, namun terdapat perbedaan dalam hal pahala dan ganjaran yang diterima. Pahala zakat dianggap lebih besar daripada pahala sedekah, karena zakat merupakan kewajiban yang harus ditunaikan, sedangkan sedekah bersifat sukarela.

Dengan memahami perbedaan niat antara zakat dan sedekah, umat Islam dapat menjalankan ibadah dengan baik dan benar sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan. Niat yang ikhlas dalam berzakat dan pengelolaan harta yang tepat akan memastikan bahwa ibadah tersebut memberikan manfaat yang optimal bagi diri sendiri maupun masyarakat.

Pengelolaan

Perbedaan pengelolaan zakat dan sedekah merupakan aspek penting yang perlu dipahami dalam membedakan kedua ibadah tersebut. Zakat, sebagai kewajiban yang telah ditetapkan, memiliki ketentuan pengelolaan resmi, sedangkan sedekah bersifat lebih fleksibel dan personal.

  • Lembaga Pengelola Zakat

    Zakat dikelola oleh lembaga resmi yang ditunjuk pemerintah, seperti Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) atau lembaga amil zakat lainnya. Lembaga ini bertugas mengumpulkan, mengelola, dan mendistribusikan zakat kepada yang berhak menerimanya.

  • Pengelolaan Terpusat

    Pengelolaan zakat dilakukan secara terpusat melalui lembaga resmi. Hal ini bertujuan untuk memastikan pemerataan distribusi zakat dan menghindari tumpang tindih dalam penyalurannya.

  • Akuntabilitas dan Transparansi

    Lembaga pengelola zakat wajib mempertanggungjawabkan pengelolaan dana zakat yang diterimanya. Hal ini dilakukan melalui pelaporan keuangan dan audit berkala yang transparan dan dapat diakses oleh masyarakat.

  • Profesionalisme

    Pengelolaan zakat oleh lembaga resmi dilakukan secara profesional dengan melibatkan sumber daya manusia yang kompeten di bidangnya. Hal ini untuk memastikan bahwa dana zakat dikelola secara efektif dan tepat sasaran.

Perbedaan pengelolaan zakat dan sedekah tersebut memiliki implikasi pada penyaluran dan dampaknya bagi masyarakat. Pengelolaan zakat yang terpusat dan profesional memungkinkan pemerataan dan penggunaan dana zakat secara optimal, sehingga dapat memberikan manfaat yang lebih luas dan berkelanjutan.

Sifat

Perbedaan mendasar antara zakat dan sedekah terletak pada sifatnya. Zakat merupakan ibadah yang bersifat sosial, sedangkan sedekah bersifat pribadi. Sifat sosial zakat mewajibkan pendistribusiannya kepada delapan golongan yang berhak menerimanya, sementara sedekah dapat diberikan kepada siapa saja, baik muslim maupun non-muslim, kaya maupun miskin.

Sifat sosial zakat memiliki dampak yang signifikan terhadap pengelolaan dan penyalurannya. Zakat dikelola secara terpusat melalui lembaga resmi seperti Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) atau lembaga amil zakat lainnya. Pengelolaan terpusat ini bertujuan untuk memastikan pemerataan distribusi zakat dan menghindari tumpang tindih dalam penyalurannya. Sebaliknya, sedekah dikelola secara pribadi oleh pemberi sedekah. Pemberi sedekah dapat menentukan sendiri pihak yang akan menerima sedekahnya, baik secara langsung maupun melalui lembaga sosial.

Sifat sosial zakat juga memberikan dampak positif bagi masyarakat. Zakat menjadi salah satu pilar penting dalam sistem kesejahteraan sosial Islam. Melalui zakat, harta yang dimiliki oleh umat Islam didistribusikan kepada yang membutuhkan, sehingga dapat mengurangi kesenjangan sosial dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Pahala

Perbedaan zakat dan sedekah tidak hanya terletak pada aspek hukum, waktu, jumlah, penerima, harta, niat, pengelolaan, dan sifatnya, tetapi juga pada pahala yang diperoleh. Meskipun baik zakat maupun sedekah merupakan ibadah yang berpahala, namun pahala zakat dianggap lebih utama daripada pahala sedekah.

Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya:

  1. Kewajiban dan keutamaan
    Zakat merupakan kewajiban yang harus ditunaikan oleh setiap muslim yang telah memenuhi syarat, sedangkan sedekah bersifat sunnah. Kewajiban zakat menunjukkan bahwa ibadah ini memiliki keutamaan yang lebih tinggi di sisi Allah SWT.
  2. Pembersihan harta dan jiwa
    Zakat memiliki fungsi untuk membersihkan harta dan jiwa. Dengan mengeluarkan zakat, seorang muslim dapat membersihkan hartanya dari hak orang lain dan mensucikan jiwanya dari sifat kikir dan tamak.
  3. Solidaritas sosial
    Zakat merupakan salah satu bentuk solidaritas sosial dalam Islam. Melalui zakat, harta yang dimiliki oleh umat Islam didistribusikan kepada yang membutuhkan, sehingga dapat mengurangi kesenjangan sosial dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Dengan demikian, pahala zakat lebih utama dibandingkan dengan pahala sedekah karena kewajiban dan keutamaannya, fungsi pembersihan harta dan jiwa, serta perannya dalam solidaritas sosial. Memahami perbedaan pahala ini akan memotivasi umat Islam untuk menunaikan zakat dan sedekah dengan sebaik-baiknya.

Hutang

Dalam konteks perbedaan zakat dan sedekah, terdapat aspek unik yang membedakan keduanya, yaitu kaitannya dengan utang. Zakat memiliki keistimewaan yang tidak dimiliki sedekah, yakni dapat menggugurkan utang seseorang.

  • Jenis Utang yang Digugurkan

    Zakat dapat menggugurkan utang yang bersifat muamalah, seperti utang piutang, utang dagang, atau utang karena transaksi lainnya. Utang yang berkaitan dengan perbuatan pidana atau dosa tidak dapat digugurkan dengan zakat.

  • Syarat Pengguguran Utang

    Agar zakat dapat menggugurkan utang, terdapat beberapa syarat yang harus dipenuhi. Pertama, utang tersebut harus dibuktikan dengan adanya surat perjanjian atau pengakuan dari pihak yang berutang. Kedua, zakat yang ditunaikan harus sesuai dengan jumlah utang atau lebih.

  • Tata Cara Pengguguran Utang

    Pengguguran utang dengan zakat dilakukan dengan cara meniatkan zakat tersebut untuk melunasi utang tertentu. Niat ini harus diucapkan saat menunaikan zakat. Setelah zakat ditunaikan, utang tersebut dianggap lunas dan tidak lagi menjadi kewajiban bagi yang berutang.

  • Implikasi Sosial

    Ketentuan zakat yang dapat menggugurkan utang memiliki implikasi sosial yang positif. Hal ini dapat membantu meringankan beban orang-orang yang terlilit utang, terutama bagi mereka yang tidak mampu membayar utangnya.

Dengan memahami aspek “Hutang: Zakat dapat menggugurkan hutang, sedekah tidak”, umat Islam dapat memanfaatkan ibadah zakat secara optimal, tidak hanya untuk membersihkan harta tetapi juga untuk membantu menyelesaikan masalah utang-piutang dalam masyarakat.

Pertanyaan Umum tentang Perbedaan Zakat dan Sedekah

Berikut beberapa pertanyaan umum dan jawabannya untuk membantu pemahaman Anda tentang perbedaan antara zakat dan sedekah:

Pertanyaan 1: Apa perbedaan utama antara zakat dan sedekah?

Zakat adalah ibadah wajib, sedangkan sedekah adalah ibadah sunnah. Zakat memiliki ketentuan jumlah, waktu, dan penerima yang spesifik, sementara sedekah tidak memiliki ketentuan tersebut.

Pertanyaan 2: Apakah semua harta wajib dizakatkan?

Tidak, hanya harta tertentu yang wajib dizakatkan, seperti emas, perak, hasil pertanian, hewan ternak, dan harta perniagaan.

Pertanyaan 3: Siapa saja yang berhak menerima zakat?

Zakat wajib diberikan kepada delapan golongan yang berhak, yaitu fakir, miskin, amil, mualaf, riqab, gharim, fisabilillah, dan ibnu sabil.

Pertanyaan 4: Apakah sedekah dapat menggugurkan hutang?

Tidak, hanya zakat yang dapat menggugurkan utang tertentu yang bersifat muamalah, seperti utang piutang dan utang dagang.

Pertanyaan 5: Apakah zakat dapat diberikan kepada non-muslim?

Tidak, zakat hanya boleh diberikan kepada muslim yang memenuhi syarat sebagai penerima zakat.

Pertanyaan 6: Bagaimana cara menunaikan zakat?

Zakat dapat ditunaikan melalui lembaga resmi seperti Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) atau lembaga amil zakat lainnya yang telah ditunjuk oleh pemerintah.

Dengan memahami perbedaan antara zakat dan sedekah, Anda dapat menjalankan ibadah dengan lebih baik dan optimal. Zakat dan sedekah merupakan ibadah penting yang memiliki peran besar dalam pembersihan harta, peningkatan kesejahteraan sosial, dan pengembangan masyarakat Islam.

Pada bagian selanjutnya, kita akan membahas lebih dalam tentang aspek-aspek penting terkait pelaksanaan zakat dan sedekah, termasuk pengelolaan, penyaluran, dan dampaknya bagi masyarakat.

Tips Mengelola dan Menyalurkan Zakat dan Sedekah

Pengelolaan dan penyaluran zakat dan sedekah secara efektif sangat penting untuk memastikan dampak positifnya bagi masyarakat. Berikut beberapa tips yang dapat Anda ikuti:

Tip 1: Pilih Lembaga Penyalur Terpercaya

Pilih lembaga penyalur zakat dan sedekah yang memiliki reputasi baik, transparan, dan akuntabel dalam pengelolaan dan penyaluran dana.

Tip 2: Pastikan Dana Terdistribusi Tepat Sasaran

Pastikan lembaga penyalur memiliki mekanisme penyaluran yang tepat sasaran, sehingga dana zakat dan sedekah benar-benar diterima oleh mereka yang berhak.

Tip 3: Pahami Kriteria Penerima Zakat

Zakat hanya boleh diberikan kepada delapan golongan yang berhak menerimanya, yaitu fakir, miskin, amil, mualaf, riqab, gharim, fisabilillah, dan ibnu sabil.

Tip 4: Alokasikan Zakat untuk Program Berkelanjutan

Selain penyaluran langsung, zakat juga dapat dialokasikan untuk mendukung program pemberdayaan masyarakat yang berkelanjutan, seperti pendidikan, kesehatan, dan pengembangan ekonomi.

Tip 5: Sertakan Sedekah dalam Anggaran Rutin

Jadikan sedekah sebagai bagian dari anggaran rutin Anda, sehingga Anda dapat bersedekah secara konsisten dan berkelanjutan.

Dengan mengikuti tips ini, Anda dapat berkontribusi secara optimal dalam pengelolaan dan penyaluran zakat dan sedekah. Pengelolaan yang baik akan memastikan bahwa dana yang kita keluarkan dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi masyarakat yang membutuhkan.

Pada bagian selanjutnya, kita akan membahas tentang dampak zakat dan sedekah bagi masyarakat. Pemahaman yang komprehensif tentang aspek ini akan semakin memotivasi kita untuk menunaikan kewajiban zakat dan memperbanyak sedekah.

Kesimpulan

Artikel ini telah mengupas tuntas perbedaan antara zakat dan sedekah, dua ibadah penting dalam ajaran Islam. Perbedaan mendasar terletak pada hukum, waktu, jumlah, penerima, harta, niat, pengelolaan, sifat, pahala, dan kaitannya dengan utang. Zakat wajib ditunaikan dan memiliki ketentuan yang spesifik, sementara sedekah bersifat sunnah dan lebih fleksibel. Keduanya memiliki peran penting dalam pembersihan harta, peningkatan kesejahteraan sosial, dan pengembangan masyarakat Islam.

Pengelolaan dan penyaluran zakat dan sedekah yang efektif sangat penting untuk memaksimalkan dampaknya. Pemilihan lembaga penyalur yang terpercaya, pemahaman kriteria penerima zakat, dan alokasi dana untuk program berkelanjutan menjadi kunci dalam pengelolaan yang baik. Sedekah yang dilakukan secara konsisten dan berkelanjutan juga akan memberikan manfaat yang besar.



Artikel Terkait

Bagikan:

sisca

Halo, Perkenalkan nama saya Sisca. Saya adalah salah satu penulis profesional yang suka berbagi ilmu. Dengan Artikel, saya bisa berbagi dengan teman - teman. Semoga semua artikel yang telah saya buat bisa bermanfaat. Pastikan Follow www.birdsnbees.co.id ya.. Terimakasih..

Ikuti di Google News

Artikel Pilihan

Artikel Terbaru

Story Terbaru