Cara Tepat Hitung Zakat Pertanian, Wajib Tahu!

sisca


Cara Tepat Hitung Zakat Pertanian, Wajib Tahu!

Perhitungan zakat pertanian adalah penentuan jumlah zakat yang wajib dikeluarkan dari hasil pertanian. Misalnya, jika seorang petani memanen 500 kg padi, maka zakat yang wajib dikeluarkan adalah 25 kg padi (5%).

Perhitungan zakat pertanian sangat penting karena merupakan kewajiban bagi umat Islam yang memiliki hasil pertanian. Zakat pertanian bermanfaat untuk membantu dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dalam sejarah Islam, perhitungan zakat pertanian telah mengalami perkembangan, salah satunya adalah penetapan nisab zakat pertanian pada masa Khalifah Umar bin Khattab.

Artikel ini akan membahas secara lebih mendalam tentang cara perhitungan zakat pertanian, jenis-jenis tanaman yang dikenai zakat, serta hikmah di balik kewajiban zakat pertanian.

perhitungan zakat pertanian

Aspek-aspek penting dalam perhitungan zakat pertanian perlu diperhatikan untuk memastikan zakat yang dikeluarkan sesuai dengan ketentuan syariat. Berikut adalah 10 aspek penting tersebut:

  • Jenis tanaman
  • Jumlah hasil panen
  • Nisab
  • Waktu panen
  • Biaya produksi
  • Hutang
  • Kewajiban zakat
  • Cara pembayaran
  • Penerima zakat
  • Hikmah zakat

Dengan memahami aspek-aspek tersebut, petani dapat menghitung zakat pertaniannya dengan benar. Misalnya, jenis tanaman yang dikenai zakat adalah tanaman yang termasuk dalam kategori makanan pokok, seperti padi, gandum, dan jagung. Nisab zakat pertanian adalah 5 wasaq atau setara dengan 653 kg. Jika hasil panen petani kurang dari nisab, maka tidak wajib mengeluarkan zakat. Waktu panen yang menjadi patokan dalam perhitungan zakat adalah saat tanaman sudah menguning dan siap dipanen. Biaya produksi dan utang yang dikeluarkan selama proses pertanian dapat dikurangkan dari hasil panen sebelum menghitung zakat.

Jenis tanaman

Jenis tanaman merupakan salah satu aspek penting dalam perhitungan zakat pertanian. Hal ini dikarenakan jenis tanaman menentukan apakah suatu tanaman termasuk kategori yang wajib dikenai zakat atau tidak. Dalam fikih Islam, tanaman yang wajib dikenai zakat adalah tanaman yang termasuk dalam kategori makanan pokok, seperti padi, gandum, jagung, dan kurma.

Jenis tanaman juga berpengaruh terhadap cara menghitung zakat pertanian. Misalnya, zakat padi dihitung berdasarkan hasil panen yang telah dikeringkan, sedangkan zakat kurma dihitung berdasarkan hasil panen yang masih basah. Selain itu, terdapat perbedaan nisab zakat untuk setiap jenis tanaman. Misalnya, nisab zakat padi adalah 5 wasaq atau setara dengan 653 kg, sedangkan nisab zakat kurma adalah 10 wasaq atau setara dengan 1.306 kg.

Memahami jenis tanaman yang termasuk dalam kategori wajib zakat dan cara menghitung zakat untuk setiap jenis tanaman sangat penting bagi petani. Dengan memahami hal tersebut, petani dapat menghitung zakat pertaniannya dengan benar dan tepat waktu.

Jumlah hasil panen

Jumlah hasil panen memiliki kaitan yang sangat erat dengan perhitungan zakat pertanian. Hal ini dikarenakan jumlah hasil panen menjadi dasar dalam menentukan apakah seorang petani wajib mengeluarkan zakat atau tidak. Dalam fikih Islam, telah ditetapkan nisab atau batas minimal hasil panen yang wajib dikenai zakat. Jika jumlah hasil panen belum mencapai nisab, maka petani tidak wajib mengeluarkan zakat.

Sebagai contoh, nisab zakat padi adalah 5 wasaq atau setara dengan 653 kg. Jika seorang petani memanen padi sebanyak 500 kg, maka ia tidak wajib mengeluarkan zakat. Namun, jika hasil panennya mencapai 700 kg, maka ia wajib mengeluarkan zakat sebesar 2,5% atau 17,5 kg padi.

Memahami hubungan antara jumlah hasil panen dan perhitungan zakat pertanian sangat penting bagi petani. Dengan memahami hal ini, petani dapat mengetahui kewajiban zakatnya dan menghitung zakat pertaniannya dengan benar. Selain itu, pemahaman ini juga dapat membantu petani dalam mengelola hasil panennya dengan lebih baik, sehingga dapat memaksimalkan keuntungan dan memenuhi kewajiban zakatnya sesuai dengan syariat Islam.

Nisab

Nisab merupakan salah satu aspek penting dalam perhitungan zakat pertanian. Nisab adalah batas minimal hasil panen yang wajib dikenai zakat. Jika hasil panen belum mencapai nisab, maka petani tidak wajib mengeluarkan zakat. Penetapan nisab dalam zakat pertanian bertujuan untuk memastikan bahwa zakat hanya dikenakan kepada petani yang mampu dan memiliki kelebihan hasil panen.

  • Jenis Nisab

    Terdapat dua jenis nisab dalam zakat pertanian, yaitu nisab tanaman yang diukur dengan takaran (seperti padi, gandum, dan jagung) dan nisab tanaman yang diukur dengan timbangan (seperti kurma dan anggur). Nisab tanaman yang diukur dengan takaran adalah 5 wasaq atau setara dengan 653 kg, sedangkan nisab tanaman yang diukur dengan timbangan adalah 10 wasaq atau setara dengan 1.306 kg.

  • Waktu Penentuan Nisab

    Nisab zakat pertanian ditentukan pada saat panen. Hal ini dikarenakan pada saat panen, hasil panen telah terkumpul dan siap untuk dihitung. Jika hasil panen belum mencapai nisab pada saat panen, maka petani tidak wajib mengeluarkan zakat. Namun, jika hasil panen mencapai nisab setelah panen, maka petani wajib mengeluarkan zakat.

  • Pengaruh Nisab terhadap Kewajiban Zakat

    Nisab memiliki pengaruh yang besar terhadap kewajiban zakat pertanian. Jika hasil panen mencapai nisab, maka petani wajib mengeluarkan zakat. Sebaliknya, jika hasil panen belum mencapai nisab, maka petani tidak wajib mengeluarkan zakat. Penetapan nisab ini bertujuan untuk memastikan bahwa zakat hanya dikenakan kepada petani yang mampu dan memiliki kelebihan hasil panen.

  • Hikmah Penetapan Nisab

    Penetapan nisab dalam zakat pertanian memiliki hikmah yang besar. Nisab berfungsi sebagai batas minimal yang wajib dizakati, sehingga dapat mencegah petani dari kewajiban zakat yang terlalu berat. Selain itu, nisab juga berfungsi sebagai penentu waktu pengeluaran zakat, sehingga petani dapat mempersiapkan diri untuk mengeluarkan zakat pada saat panen.

Dengan memahami nisab dalam zakat pertanian, petani dapat mengetahui kewajiban zakatnya dan menghitung zakat pertaniannya dengan benar. Selain itu, pemahaman ini juga dapat membantu petani dalam mengelola hasil panennya dengan lebih baik, sehingga dapat memaksimalkan keuntungan dan memenuhi kewajiban zakatnya sesuai dengan syariat Islam.

Waktu panen

Waktu panen memiliki kaitan yang sangat erat dengan perhitungan zakat pertanian. Hal ini dikarenakan waktu panen menjadi penentu jumlah hasil panen yang akan dizakati. Dalam fikih Islam, zakat pertanian dihitung berdasarkan hasil panen yang telah siap dipanen atau telah mencapai tahap masak fisiologis.

Sebagai contoh, seorang petani memanen padi pada saat padi sudah menguning dan siap dipanen. Pada saat tersebut, hasil panen telah mencapai tahap masak fisiologis dan siap untuk dihitung zakatnya. Jika petani memanen padi sebelum mencapai tahap masak fisiologis, maka hasil panen tersebut belum wajib dizakati. Hal ini dikarenakan hasil panen belum mencapai jumlah yang optimal dan masih berpotensi untuk mengalami penyusutan atau kerusakan.

Memahami hubungan antara waktu panen dan perhitungan zakat pertanian sangat penting bagi petani. Dengan memahami hal ini, petani dapat menentukan waktu yang tepat untuk memanen hasil pertaniannya, sehingga dapat memaksimalkan hasil panen dan memenuhi kewajiban zakatnya sesuai dengan syariat Islam. Selain itu, pemahaman ini juga dapat membantu petani dalam mengelola hasil panennya dengan lebih baik, sehingga dapat mengurangi risiko kerugian dan meningkatkan keuntungan.

Biaya Produksi

Biaya produksi merupakan salah satu aspek penting dalam perhitungan zakat pertanian. Biaya produksi adalah biaya-biaya yang dikeluarkan petani selama proses produksi pertanian, seperti biaya pengolahan lahan, biaya pembelian benih, biaya pemupukan, biaya pengairan, dan biaya tenaga kerja. Biaya produksi memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap perhitungan zakat pertanian.

Biaya produksi menjadi dasar dalam menentukan besarnya zakat pertanian yang wajib dikeluarkan. Dalam fikih Islam, zakat pertanian dihitung berdasarkan hasil panen yang dikurangi dengan biaya produksi. Hal ini menunjukkan bahwa biaya produksi merupakan komponen penting dalam perhitungan zakat pertanian. Jika biaya produksi tinggi, maka zakat yang wajib dikeluarkan akan lebih kecil. Sebaliknya, jika biaya produksi rendah, maka zakat yang wajib dikeluarkan akan lebih besar.

Sebagai contoh, seorang petani mengeluarkan biaya produksi sebesar Rp 1.000.000 untuk menanam padi. Jika hasil panen yang diperoleh adalah 1.000 kg padi, maka zakat yang wajib dikeluarkan adalah sebesar 25 kg padi (2,5%). Namun, jika biaya produksi yang dikeluarkan adalah Rp 2.000.000, maka zakat yang wajib dikeluarkan hanya sebesar 12,5 kg padi (1,25%).

Memahami hubungan antara biaya produksi dan perhitungan zakat pertanian sangat penting bagi petani. Dengan memahami hal ini, petani dapat menghitung zakat pertaniannya dengan benar sesuai syariat Islam. Selain itu, pemahaman ini juga dapat membantu petani dalam mengelola keuangannya dengan lebih baik, sehingga dapat memaksimalkan keuntungan dan memenuhi kewajiban zakatnya.

Hutang

Hutang memiliki hubungan yang erat dengan perhitungan zakat pertanian. Hal ini dikarenakan hutang dapat mempengaruhi besarnya zakat yang wajib dikeluarkan. Dalam fikih Islam, zakat pertanian dihitung berdasarkan hasil panen yang dikurangi dengan biaya produksi dan hutang. Dengan demikian, hutang menjadi salah satu komponen penting dalam perhitungan zakat pertanian.

Sebagai contoh, seorang petani memiliki hutang sebesar Rp 1.000.000. Hasil panen yang diperoleh petani tersebut adalah 1.000 kg padi. Jika biaya produksi yang dikeluarkan adalah Rp 500.000, maka zakat yang wajib dikeluarkan adalah sebesar 12,5 kg padi (2,5%). Namun, jika petani tersebut tidak memiliki hutang, maka zakat yang wajib dikeluarkan adalah sebesar 25 kg padi (5%).

Memahami hubungan antara hutang dan perhitungan zakat pertanian sangat penting bagi petani. Dengan memahami hal ini, petani dapat menghitung zakat pertaniannya dengan benar sesuai syariat Islam. Selain itu, pemahaman ini juga dapat membantu petani dalam mengelola keuangannya dengan lebih baik, sehingga dapat memaksimalkan keuntungan dan memenuhi kewajiban zakatnya.

Kewajiban zakat

Kewajiban zakat merupakan aspek mendasar dalam perhitungan zakat pertanian. Kewajiban zakat ini memiliki beberapa komponen penting yang perlu dipahami oleh petani agar dapat menghitung zakat pertaniannya dengan benar.

  • Jenis Zakat
    Zakat pertanian termasuk ke dalam jenis zakat maal atau zakat harta. Zakat maal wajib dikeluarkan atas harta yang telah mencapai nisab dan haul.
  • Nisab Zakat Pertanian
    Nisab zakat pertanian adalah 5 wasaq atau setara dengan 653 kg. Jika hasil panen telah mencapai nisab, maka petani wajib mengeluarkan zakat pertanian.
  • Waktu Pengeluaran Zakat
    Zakat pertanian wajib dikeluarkan setelah panen dan hasil panen telah mencapai nisab. Waktu pengeluaran zakat ini tidak boleh ditunda.
  • Penerima Zakat
    Penerima zakat pertanian adalah fakir miskin, anak yatim, amil zakat, mualaf, budak, dan fii sabilillah.

Memahami kewajiban zakat pertanian sangat penting bagi petani Muslim. Dengan memahami kewajiban ini, petani dapat menghitung dan mengeluarkan zakat pertaniannya dengan benar sesuai dengan syariat Islam. Selain itu, pemahaman ini juga dapat membantu petani dalam mengelola hartanya dengan lebih baik, sehingga dapat memaksimalkan keuntungan dan keberkahan dalam usahanya.

Cara pembayaran

Cara pembayaran zakat pertanian merupakan aspek penting dalam perhitungan zakat pertanian. Hal ini dikarenakan cara pembayaran yang tepat akan memastikan bahwa zakat dapat tersalurkan kepada penerima yang berhak secara efektif dan efisien.

  • Tunai

    Pembayaran zakat pertanian secara tunai merupakan cara yang paling umum dilakukan. Petani dapat membayar zakatnya langsung kepada amil zakat atau lembaga pengelola zakat dalam bentuk uang tunai. Cara ini mudah dilakukan dan tidak membutuhkan biaya tambahan.

  • Barang

    Selain tunai, zakat pertanian juga dapat dibayarkan dalam bentuk barang. Barang yang dibayarkan sebagai zakat harus memiliki nilai dan manfaat yang jelas, seperti beras, gandum, atau kurma. Pembayaran zakat dengan barang ini biasanya dilakukan oleh petani yang kesulitan membayar zakat secara tunai.

  • Transfer bank

    Di era digital seperti sekarang ini, pembayaran zakat pertanian dapat dilakukan melalui transfer bank. Petani dapat mentransfer zakatnya ke rekening amil zakat atau lembaga pengelola zakat. Cara ini cukup mudah dilakukan dan dapat menghemat waktu dan biaya.

  • Pemotongan langsung

    Pemotongan langsung zakat pertanian dapat dilakukan oleh pemerintah atau pihak lain yang berwenang. Cara ini biasanya diterapkan pada petani yang menjual hasil panennya melalui koperasi atau lembaga pemasaran lainnya. Zakat akan dipotong langsung dari hasil penjualan dan disalurkan kepada penerima zakat.

Memahami cara pembayaran zakat pertanian sangat penting bagi petani. Dengan memahami cara pembayaran yang tepat, petani dapat menyalurkan zakatnya dengan mudah dan efektif. Selain itu, pemahaman ini juga dapat membantu petani dalam mengatur keuangannya dengan lebih baik, sehingga dapat memaksimalkan keuntungan dan memenuhi kewajiban zakatnya sesuai dengan syariat Islam.

Penerima zakat

Dalam perhitungan zakat pertanian, penerima zakat memiliki peran yang sangat penting. Hal ini dikarenakan penerima zakat merupakan pihak yang berhak menerima hasil dari zakat yang dikeluarkan oleh petani. Penyaluran zakat kepada penerima yang berhak merupakan salah satu syarat sahnya zakat pertanian.

Penerima zakat pertanian telah disebutkan secara jelas dalam Al-Qur’an dan hadits. Dalam Al-Qur’an surat At-Taubah ayat 60 disebutkan bahwa penerima zakat adalah fakir, miskin, amil zakat, mualaf, budak, dan fii sabilillah. Dalam hadits riwayat Bukhari, Rasulullah SAW juga menjelaskan bahwa penerima zakat adalah orang-orang yang tidak memiliki harta dan tidak mampu bekerja.

Dengan demikian, dalam perhitungan zakat pertanian, petani wajib mengeluarkan zakat sebesar 2,5% dari hasil panennya yang telah mencapai nisab. Zakat tersebut kemudian disalurkan kepada penerima zakat yang berhak. Penyaluran zakat kepada penerima yang tepat akan memberikan manfaat yang besar bagi mereka, seperti membantu memenuhi kebutuhan hidup, meningkatkan kesejahteraan, dan mengurangi kesenjangan sosial.

Memahami peran penerima zakat dalam perhitungan zakat pertanian sangat penting bagi petani. Dengan memahami hal ini, petani dapat memastikan bahwa zakat yang dikeluarkannya tersalurkan kepada pihak yang berhak dan memberikan manfaat yang optimal. Selain itu, pemahaman ini juga dapat membantu petani dalam mengelola hartanya dengan lebih baik, sehingga dapat memaksimalkan keuntungan dan keberkahan dalam usahanya.

Hikmah zakat

Zakat merupakan salah satu rukun Islam yang memiliki hikmah atau tujuan yang sangat mulia. Hikmah zakat tidak hanya bermanfaat bagi penerimanya, tetapi juga bagi pembayar zakat itu sendiri. Dalam konteks zakat pertanian, hikmah zakat memiliki keterkaitan yang erat dengan perhitungan zakat pertanian.

Salah satu hikmah zakat adalah untuk mensucikan harta. Dengan mengeluarkan zakat, petani telah membersihkan hartanya dari hak-hak orang lain. Harta yang telah dizakati menjadi lebih berkah dan bermanfaat. Selain itu, zakat juga dapat meningkatkan ketakwaan dan rasa syukur petani kepada Allah SWT atas hasil panen yang telah diberikan.

Hikmah zakat yang lain adalah untuk membantu fakir miskin dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Zakat pertanian yang dibayarkan oleh petani akan disalurkan kepada mereka yang membutuhkan, seperti fakir miskin, anak yatim, dan janda. Dengan adanya zakat pertanian, kesenjangan sosial dapat dikurangi dan kesejahteraan masyarakat dapat ditingkatkan.

Memahami hikmah zakat sangat penting dalam perhitungan zakat pertanian. Dengan memahami hikmah zakat, petani akan lebih termotivasi untuk mengeluarkan zakatnya dengan ikhlas dan benar. Selain itu, pemahaman ini juga dapat membantu petani dalam mengelola hartanya dengan lebih baik, sehingga dapat memaksimalkan keuntungan dan keberkahan dalam usahanya.

Tanya Jawab tentang Perhitungan Zakat Pertanian

Halaman ini menyajikan tanya jawab seputar perhitungan zakat pertanian yang meliputi pengertian, cara perhitungan, jenis tanaman yang dikenai zakat, dan hal-hal lain yang terkait dengan perhitungan zakat pertanian.

Pertanyaan 1: Apa yang dimaksud dengan perhitungan zakat pertanian?

Jawaban: Perhitungan zakat pertanian adalah proses menentukan jumlah zakat yang wajib dikeluarkan dari hasil pertanian yang telah mencapai nisab.

Pertanyaan 2: Bagaimana cara menghitung zakat pertanian?

Jawaban: Cara menghitung zakat pertanian adalah dengan mengalikan hasil panen yang telah dikurangi biaya produksi dan utang dengan 2,5%.

Pertanyaan 3: Jenis tanaman apa saja yang dikenai zakat pertanian?

Jawaban: Jenis tanaman yang dikenai zakat pertanian adalah tanaman yang termasuk makanan pokok, seperti padi, gandum, jagung, dan kurma.

Pertanyaan 4: Berapa nisab zakat pertanian?

Jawaban: Nisab zakat pertanian adalah 5 wasaq atau setara dengan 653 kg.

Pertanyaan 5: Kapan waktu pengeluaran zakat pertanian?

Jawaban: Waktu pengeluaran zakat pertanian adalah setelah panen dan hasil panen telah mencapai nisab.

Pertanyaan 6: Siapa saja yang berhak menerima zakat pertanian?

Jawaban: Penerima zakat pertanian adalah fakir miskin, anak yatim, amil zakat, mualaf, budak, dan fii sabilillah.

Dengan memahami tanya jawab ini, diharapkan petani dapat menghitung dan mengeluarkan zakat pertaniannya dengan benar sesuai dengan syariat Islam.

Selanjutnya, kita akan membahas lebih dalam tentang hikmah di balik kewajiban zakat pertanian dan dampaknya bagi petani dan masyarakat luas.

Tips Perhitungan Zakat Pertanian

Berikut adalah beberapa tips dalam perhitungan zakat pertanian yang dapat membantu petani memenuhi kewajiban zakatnya dengan benar:

Tip 1: Pahami Jenis Tanaman yang Kena Zakat
Ketahui jenis tanaman yang termasuk makanan pokok dan wajib dizakati, seperti padi, gandum, jagung, dan kurma.

Tip 2: Tentukan Nisab dengan Benar
Nisab zakat pertanian adalah 5 wasaq atau setara dengan 653 kg. Pastikan hasil panen telah mencapai nisab sebelum menghitung zakat.

Tip 3: Kurangi Biaya Produksi dan Utang
Kurangi biaya-biaya yang dikeluarkan selama proses produksi pertanian dan utang yang dimiliki dari hasil panen sebelum menghitung zakat.

Tip 4: Hitung Zakat Tepat Waktu
Keluarkan zakat pertanian setelah panen dan hasil panen telah mencapai nisab. Jangan menunda pengeluaran zakat.

Tip 5: Salurkan Zakat kepada Penerima yang Tepat
Pastikan zakat pertanian disalurkan kepada delapan golongan penerima zakat yang berhak, seperti fakir miskin, anak yatim, dan amil zakat.

Tip 6: Dokumentasikan Perhitungan Zakat
Simpan catatan perhitungan zakat pertanian sebagai bukti dan memudahkan pelaporan jika diperlukan.

Tip 7: Konsultasi dengan Ulama atau Amil Zakat
Jika ragu atau memiliki pertanyaan tentang perhitungan zakat pertanian, konsultasikan dengan ulama atau amil zakat untuk mendapatkan bimbingan.

Tip 8: Niatkan Beribadah
Keluarkan zakat pertanian dengan niat beribadah dan mensucikan harta, bukan karena terpaksa.

Dengan mengikuti tips ini, petani dapat menghitung dan mengeluarkan zakat pertaniannya dengan benar sesuai syariat Islam. Pemenuhan kewajiban zakat pertanian ini tidak hanya membawa berkah bagi petani, tetapi juga memberikan manfaat bagi masyarakat, khususnya fakir miskin dan mereka yang membutuhkan.

Pada bagian selanjutnya, kita akan membahas hikmah di balik kewajiban zakat pertanian dan dampak positifnya bagi petani dan masyarakat luas.

Kesimpulan

Perhitungan zakat pertanian merupakan bagian penting dalam ajaran Islam yang memiliki hikmah atau tujuan mulia. Zakat pertanian tidak hanya bermanfaat bagi penerimanya, tetapi juga bagi pembayar zakat itu sendiri. Dengan memahami aspek-aspek penting dalam perhitungan zakat pertanian, petani dapat menjalankan kewajiban zakatnya dengan benar dan tepat waktu.

Beberapa poin utama dalam perhitungan zakat pertanian adalah: jenis tanaman yang dikenai zakat, nisab zakat pertanian, pengurangan biaya produksi dan utang, waktu pengeluaran zakat, dan penyaluran zakat kepada penerima yang berhak. Poin-poin ini saling terkait dan mempengaruhi besarnya zakat yang wajib dikeluarkan. Memahami keterkaitan ini sangat penting untuk memastikan bahwa zakat pertanian dihitung dan dikeluarkan sesuai dengan syariat Islam.

Pemenuhan kewajiban zakat pertanian membawa dampak positif bagi petani dan masyarakat luas. Bagi petani, zakat pertanian dapat mensucikan harta, meningkatkan ketakwaan, dan mendatangkan berkah. Bagi masyarakat, zakat pertanian dapat membantu fakir miskin, meningkatkan kesejahteraan, dan mengurangi kesenjangan sosial. Oleh karena itu, perhitungan zakat pertanian yang benar dan tepat waktu memiliki peran penting dalam mewujudkan keadilan dan kesejahteraan dalam masyarakat.



Artikel Terkait

Bagikan:

sisca

Halo, Perkenalkan nama saya Sisca. Saya adalah salah satu penulis profesional yang suka berbagi ilmu. Dengan Artikel, saya bisa berbagi dengan teman - teman. Semoga semua artikel yang telah saya buat bisa bermanfaat. Pastikan Follow www.birdsnbees.co.id ya.. Terimakasih..

Ikuti di Google News

Artikel Pilihan

Artikel Terbaru

Story Terbaru