Puasa 10 Muharram adalah ibadah puasa sunnah yang dilakukan pada tanggal 10 Muharram, bulan pertama dalam kalender Hijriyah. Puasa ini dianjurkan oleh Nabi Muhammad SAW dan memiliki banyak manfaat, baik secara spiritual maupun kesehatan.
Selain sebagai bentuk ibadah, puasa 10 Muharram juga bermanfaat untuk membersihkan diri dari dosa-dosa kecil, meningkatkan ketakwaan, dan mengontrol hawa nafsu. Dalam sejarah Islam, puasa 10 Muharram memiliki kaitan erat dengan peristiwa hijrah Nabi Muhammad SAW dari Mekkah ke Madinah.
Artikel ini akan membahas lebih dalam mengenai puasa 10 Muharram, termasuk tata cara, niat, waktu pelaksanaan, dan keutamaan-keutamaannya.
Puasa 10 Muharram
Puasa 10 Muharram merupakan ibadah puasa sunnah yang memiliki banyak keutamaan. Beberapa aspek penting terkait puasa 10 Muharram antara lain:
- Niat dan Tata Cara
- Waktu Pelaksanaan
- Keutamaan
- Hikmah dan Manfaat
- Sejarah dan Dalil
- Sunnah yang Dikerjakan
- Bid’ah yang Dihindari
- Amalan Pendukung
- Doa dan Zikir
Aspek-aspek tersebut saling berkaitan dan membentuk pemahaman yang komprehensif tentang puasa 10 Muharram. Dengan memahami aspek-aspek ini, umat Islam dapat melaksanakan puasa 10 Muharram dengan baik dan benar, sehingga memperoleh keberkahan dan pahala yang dijanjikan Allah SWT.
Niat dan Tata Cara
Niat dan tata cara merupakan aspek penting dalam ibadah puasa 10 Muharram. Niat adalah dasar dari sebuah ibadah, sedangkan tata cara adalah aturan pelaksanaannya. Niat yang benar dan tata cara yang sesuai akan menjadikan puasa 10 Muharram diterima oleh Allah SWT.
-
Niat
Niat puasa 10 Muharram diucapkan pada malam hari sebelum berpuasa, yaitu pada malam tanggal 10 Muharram. Niatnya adalah: “Nawaitu shauma ghadin ‘an ada’i sunnati ‘Asyura lillahi ta’ala.” Artinya: “Saya niat puasa sunnah Asyura esok hari karena Allah ta’ala.” -
Waktu Pelaksanaan
Puasa 10 Muharram dilaksanakan pada tanggal 10 Muharram. Jika tanggal 10 Muharram bertepatan dengan hari Jumat, maka puasanya diakhirkan sehari, yaitu pada tanggal 11 Muharram. -
Tata Cara Pelaksanaan
Tata cara pelaksanaan puasa 10 Muharram sama seperti puasa sunnah lainnya, yaitu menahan diri dari makan, minum, dan berhubungan suami istri sejak terbit fajar hingga terbenam matahari. -
Hal-hal yang Membatalkan Puasa
Hal-hal yang dapat membatalkan puasa 10 Muharram antara lain: makan, minum, berhubungan suami istri, muntah dengan sengaja, dan keluarnya darah haid atau nifas.
Dengan memahami niat dan tata cara puasa 10 Muharram dengan baik, diharapkan ibadah puasa yang kita lakukan dapat diterima oleh Allah SWT dan memberikan manfaat yang besar bagi kita.
Waktu Pelaksanaan
Waktu pelaksanaan puasa 10 Muharram memiliki keterkaitan yang erat dengan ibadah puasa itu sendiri. Puasa 10 Muharram merupakan puasa sunnah yang dilaksanakan pada tanggal 10 Muharram, bulan pertama dalam kalender Hijriyah. Penetapan waktu pelaksanaan ini didasarkan pada beberapa alasan:
Pertama, tanggal 10 Muharram merupakan hari yang memiliki keutamaan dalam sejarah Islam. Pada hari tersebut, Allah SWT menyelamatkan Nabi Musa AS dan kaumnya dari kejaran Fir’aun. Peristiwa ini menjadi salah satu peristiwa penting dalam sejarah umat Islam dan menjadi salah satu alasan mengapa tanggal 10 Muharram dipilih sebagai waktu pelaksanaan puasa sunnah.
Kedua, pelaksanaan puasa pada tanggal 10 Muharram memiliki tujuan untuk membersihkan diri dari dosa-dosa kecil yang telah diperbuat selama setahun terakhir. Dengan berpuasa pada hari tersebut, umat Islam diharapkan dapat kembali fitrah dan suci, sehingga dapat memulai tahun yang baru dengan lebih baik.
Waktu pelaksanaan puasa 10 Muharram juga memiliki beberapa implikasi praktis. Pertama, umat Islam memiliki waktu yang cukup untuk mempersiapkan diri sebelum melaksanakan puasa. Kedua, pelaksanaan puasa pada tanggal 10 Muharram bertepatan dengan awal tahun baru Hijriyah, sehingga dapat menjadi momentum untuk melakukan refleksi diri dan memperbaiki diri.
Dengan memahami waktu pelaksanaan puasa 10 Muharram dan kaitannya dengan ibadah puasa itu sendiri, umat Islam dapat melaksanakan puasa dengan lebih khusyuk dan bermakna, sehingga dapat memperoleh keberkahan dan pahala yang dijanjikan oleh Allah SWT.
Keutamaan
Puasa 10 Muharram memiliki banyak keutamaan, di antaranya:
-
Pengampunan Dosa
Puasa Asyura dapat menghapus dosa-dosa kecil selama setahun terakhir. -
Pintu Rezeki
Puasa Asyura dapat membuka pintu rezeki dan keberkahan bagi yang menjalankannya. -
Keselamatan dan Perlindungan
Puasa Asyura dapat memberikan keselamatan dan perlindungan dari musibah dan penyakit. -
Kenaikan Derajat
Puasa Asyura dapat meningkatkan derajat seseorang di sisi Allah SWT.
Keutamaan-keutamaan ini menjadi motivasi bagi umat Islam untuk melaksanakan puasa Asyura dengan penuh keikhlasan dan kesungguhan. Dengan menjalankan puasa Asyura, umat Islam dapat meraih ampunan dosa, keberkahan rezeki, keselamatan, peningkatan derajat, dan berbagai manfaat lainnya baik di dunia maupun di akhirat.
Hikmah dan Manfaat
Puasa 10 Muharram memiliki banyak hikmah dan manfaat, baik secara spiritual maupun kesehatan. Hikmah secara bahasa berarti kebijaksanaan, sedangkan manfaat berarti keuntungan atau kebaikan. Dengan demikian, hikmah dan manfaat puasa 10 Muharram adalah kebijaksanaan dan keuntungan yang diperoleh dari pelaksanaan ibadah puasa tersebut.
Salah satu hikmah utama puasa 10 Muharram adalah untuk membersihkan diri dari dosa-dosa kecil. Dengan berpuasa, umat Islam dapat menahan hawa nafsu dan melatih kesabaran, sehingga dapat mengendalikan diri dari perbuatan-perbuatan yang dilarang oleh Allah SWT. Selain itu, puasa juga dapat membantu meningkatkan ketakwaan dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Dari segi kesehatan, puasa 10 Muharram juga memiliki banyak manfaat. Puasa dapat membantu mengeluarkan racun-racun dari dalam tubuh, melancarkan pencernaan, dan meningkatkan metabolisme. Selain itu, puasa juga dapat membantu menurunkan berat badan dan menjaga kesehatan jantung.
Dengan demikian, puasa 10 Muharram memiliki banyak hikmah dan manfaat yang sangat besar. Hikmah dan manfaat tersebut dapat diperoleh dengan melaksanakan puasa dengan penuh keikhlasan dan kesungguhan. Dengan berpuasa, umat Islam dapat membersihkan diri dari dosa, meningkatkan ketakwaan, dan memperoleh kesehatan yang lebih baik.
Sejarah dan Dalil
Sejarah dan dalil puasa Asyura memiliki kaitan yang erat dengan perjalanan hidup Nabi Muhammad SAW dan perkembangan Islam pada masa awal. Berikut beberapa aspek penting terkait sejarah dan dalil puasa Asyura:
-
Peristiwa di Masa Jahiliyah
Puasa Asyura telah dijalankan oleh masyarakat Arab sebelum Islam datang. Mereka berpuasa pada tanggal 10 Muharram sebagai bentuk penghormatan kepada Nabi Musa AS yang berhasil diselamatkan Allah SWT dari kejaran Fir’aun. -
Perintah Puasa dari Nabi Muhammad SAW
Setelah hijrah ke Madinah, Nabi Muhammad SAW menganjurkan umatnya untuk berpuasa Asyura. Beliau bersabda: “Puasa terbaik setelah Ramadhan adalah puasa pada bulan Muharram.” (HR. Muslim) -
Keutamaan Puasa Asyura
Nabi Muhammad SAW juga menjelaskan keutamaan puasa Asyura, yaitu dapat menghapus dosa-dosa kecil selama setahun terakhir. Beliau bersabda: “Puasa Asyura menghapus dosa setahun yang lalu.” (HR. Muslim) -
Amalan Pendukung
Selain berpuasa, Nabi Muhammad SAW juga menganjurkan beberapa amalan pendukung saat puasa Asyura, seperti memperbanyak sedekah, membaca Al-Qur’an, dan memperbanyak zikir.
Dengan memahami sejarah dan dalil puasa Asyura, umat Islam dapat melaksanakan ibadah puasa ini dengan lebih baik dan memperoleh keberkahan serta pahala yang dijanjikan oleh Allah SWT.
Sunnah yang Dikerjakan
Dalam menjalankan puasa Asyura, terdapat beberapa sunnah yang dianjurkan untuk dikerjakan, yaitu:
- Puasa pada tanggal 9 dan 10 Muharram.
Hal ini berdasarkan hadis Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh Imam Muslim: “Puasa yang paling utama setelah bulan Ramadhan adalah puasa pada bulan Muharram. Dan puasa yang paling utama setelah puasa Ramadhan adalah berpuasa selama tiga hari pada setiap bulannya.” (HR. Muslim) - Berbuka puasa dengan buah kurma.
Hal ini berdasarkan hadis Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim: “Barangsiapa berbuka puasa dengan kurma, maka ia akan terhindar dari pengaruh setan yang terkutuk.” (HR. Bukhari dan Muslim) - Membaca doa saat berbuka puasa.
Doa yang dianjurkan untuk dibaca saat berbuka puasa Asyura adalah: “Allahumma inni as-aluka bi ismika wa bi ismika al-akbar wa bi ismika al-azham an taghfira li.” (Ya Allah, aku memohon kepada-Mu dengan nama-Mu dan dengan nama-Mu yang paling agung dan dengan nama-Mu yang paling besar agar Engkau mengampuni aku.)
Sunnah-sunnah tersebut tidak merupakan bagian wajib dari puasa Asyura, namun sangat dianjurkan untuk dikerjakan karena dapat menambah pahala dan keberkahan dalam berpuasa.
Bid’ah yang Dihindari
Dalam beribadah, termasuk dalam menjalankan puasa Asyura, umat Islam harus menghindari segala bentuk bid’ah, yaitu amalan yang tidak memiliki dasar dalam ajaran Islam. Bid’ah dapat merusak kesucian ibadah dan menyebabkan kesesatan.
Salah satu bentuk bid’ah yang harus dihindari dalam puasa Asyura adalah mempercayai bahwa puasa Asyura memiliki keutamaan khusus yang tidak disebutkan dalam Al-Qur’an dan hadis. Misalnya, ada sebagian orang yang berpuasa Asyura dengan 1000 niat, atau berpuasa Asyura selama 10 hari berturut-turut. Padahal, dalam ajaran Islam, tidak ada keutamaan khusus yang diberikan kepada puasa Asyura selain menghapus dosa-dosa kecil setahun yang lalu.
Selain itu, bid’ah juga dapat berupa amalan-amalan yang dilakukan dengan cara yang menyimpang dari ajaran Islam. Misalnya, mengadakan pawai atau festival tertentu untuk memperingati puasa Asyura. Amalan-amalan seperti ini tidak memiliki dasar dalam ajaran Islam dan justru dapat mengarah pada kesyirikan.
Dengan memahami dan menghindari bid’ah dalam puasa Asyura, umat Islam dapat menjalankan ibadah puasa dengan benar dan sesuai dengan ajaran Islam. Puasa Asyura yang dijalankan dengan ikhlas dan sesuai sunnah akan memberikan pahala yang besar dan keberkahan bagi pelakunya.
Amalan Pendukung
Dalam menjalankan ibadah puasa Asyura, terdapat beberapa amalan pendukung yang dianjurkan untuk dilakukan. Amalan-amalan ini dapat meningkatkan pahala dan keberkahan dalam berpuasa, serta membantu mempersiapkan diri secara spiritual dan fisik.
-
Membaca Doa
Membaca doa sebelum dan sesudah berpuasa Asyura merupakan amalan yang dianjurkan. Beberapa doa yang dapat dibaca antara lain doa niat puasa, doa saat berbuka puasa, dan doa memohon ampunan dosa.
-
Bersedekah
Bersedekah merupakan amalan yang sangat dianjurkan selama bulan Muharram, termasuk pada saat puasa Asyura. Sedekah dapat berupa harta benda, makanan, atau tenaga, dan dapat diberikan kepada orang-orang yang membutuhkan.
-
Memperbanyak Zikir
Memperbanyak zikir, seperti membaca kalimat tasbih, tahmid, dan tahlil, dapat membantu memperkuat hubungan dengan Allah SWT dan menenangkan hati selama berpuasa. Zikir juga dapat membantu mengendalikan hawa nafsu dan meningkatkan konsentrasi.
-
Tadarus Al-Qur’an
Tadarus Al-Qur’an merupakan amalan yang sangat baik untuk dilakukan selama bulan Muharram, termasuk pada saat puasa Asyura. Membaca dan merenungkan Al-Qur’an dapat memberikan ketenangan, hikmah, dan bimbingan dalam kehidupan.
Dengan menjalankan amalan-amalan pendukung ini, umat Islam dapat mengoptimalkan ibadah puasa Asyura dan memperoleh pahala yang besar. Amalan-amalan ini juga dapat membantu mempersiapkan diri secara spiritual dan fisik, sehingga dapat berpuasa dengan penuh kekhusyukan dan memperoleh keberkahan dari Allah SWT.
Doa dan Zikir
Dalam menjalankan ibadah puasa Asyura, doa dan zikir memegang peranan penting. Doa dan zikir dapat membantu memperkuat hubungan dengan Allah SWT, memohon keberkahan dan ampunan dosa, serta menjaga kekhusyukan dalam berpuasa.
Salah satu doa yang dianjurkan untuk dibaca saat puasa Asyura adalah doa niat puasa. Doa ini berisi permohonan kepada Allah SWT agar puasa yang dijalankan diterima dan memberikan pahala yang besar. Selain itu, doa saat berbuka puasa juga dianjurkan untuk dibaca sebagai bentuk rasa syukur atas nikmat yang telah diberikan Allah SWT selama berpuasa.
Selain doa, zikir juga dapat diamalkan selama puasa Asyura. Zikir dapat berupa membaca kalimat tasbih, tahmid, dan tahlil. Zikir dapat membantu menenangkan hati, mengendalikan hawa nafsu, dan meningkatkan konsentrasi dalam berpuasa. Dengan memperbanyak doa dan zikir, diharapkan puasa Asyura yang dijalankan semakin bermakna dan memberikan dampak positif bagi spiritualitas pelakunya.
Pertanyaan Seputar Puasa Asyura
Berikut ini adalah beberapa pertanyaan yang sering diajukan mengenai puasa Asyura:
Pertanyaan 1: Kapan waktu pelaksanaan puasa Asyura?
Puasa Asyura dilaksanakan pada tanggal 10 Muharram, bulan pertama dalam kalender Hijriyah.
Pertanyaan 2: Apa saja keutamaan puasa Asyura?
Keutamaan puasa Asyura antara lain dapat menghapus dosa-dosa kecil selama setahun terakhir, membuka pintu rezeki, memberikan keselamatan dan perlindungan, serta meningkatkan derajat di sisi Allah SWT.
Pertanyaan 3: Apakah ada syarat khusus untuk berpuasa Asyura?
Tidak ada syarat khusus untuk berpuasa Asyura, namun sangat dianjurkan untuk berniat puasa pada malam harinya.
Pertanyaan 4: Apa saja amalan pendukung yang dapat dilakukan selama puasa Asyura?
Amalan pendukung yang dapat dilakukan selama puasa Asyura antara lain memperbanyak doa dan zikir, bersedekah, membaca Al-Qur’an, dan memperbanyak istighfar.
Pertanyaan 5: Apakah diperbolehkan mengganti puasa Asyura pada hari lain?
Puasa Asyura tidak wajib dilaksanakan, sehingga tidak perlu diganti pada hari lain. Namun, jika seseorang tidak dapat berpuasa Asyura pada tanggal 10 Muharram, dianjurkan untuk menggantinya pada hari lain di bulan Muharram.
Pertanyaan 6: Apa saja yang membatalkan puasa Asyura?
Hal-hal yang dapat membatalkan puasa Asyura antara lain makan, minum, berhubungan suami istri, muntah dengan sengaja, dan keluarnya darah haid atau nifas.
Dengan memahami pertanyaan dan jawaban di atas, diharapkan umat Islam dapat melaksanakan puasa Asyura dengan lebih baik dan memperoleh keutamaannya.
Selanjutnya, kita akan membahas tata cara pelaksanaan puasa Asyura agar dapat dijalankan dengan benar dan sesuai dengan ajaran Islam.
Tips Menjalankan Puasa Asyura
Tips berikut dapat membantu Anda menjalankan ibadah puasa Asyura dengan lebih baik dan memperoleh keutamaannya:
Tip 1: Niat dengan Tulus
Niatkan puasa Asyura karena Allah SWT semata, bukan karena tujuan atau motivasi lainnya.
Tip 2: Persiapkan Diri dengan Baik
Sebelum berpuasa, pastikan tubuh Anda dalam kondisi yang baik dan siap untuk berpuasa selama seharian penuh.
Tip 3: Perbanyak Doa dan Zikir
Perbanyak membaca doa dan zikir selama berpuasa Asyura untuk memperkuat hubungan dengan Allah SWT dan menjaga kekhusyukan berpuasa.
Tip 4: Kendalikan Hawa Nafsu
Puasa Asyura merupakan latihan untuk mengendalikan hawa nafsu. Hindarilah hal-hal yang dapat membatalkan puasa, seperti makan, minum, atau berkata-kata kotor.
Tip 5: Bersedekah
Bersedekahlah selama bulan Muharram, khususnya pada saat puasa Asyura. Sedekah dapat membantu membersihkan harta dan meningkatkan pahala berpuasa.
Tip 6: Tadarus Al-Qur’an
Perbanyaklah membaca Al-Qur’an selama bulan Muharram dan khususnya pada saat puasa Asyura. Membaca Al-Qur’an dapat memberikan ketenangan dan bimbingan dalam kehidupan.
Tip 7: Hindari Bid’ah
Hindarilah segala bentuk bid’ah dalam menjalankan ibadah puasa Asyura. Berpegang teguhlah pada ajaran Islam dan sunnah Nabi Muhammad SAW.
Tip 8: Jaga Kesehatan
Meskipun berpuasa, tetap jaga kesehatan dengan mengonsumsi makanan yang sehat dan cukup istirahat. Jangan memaksakan diri jika kondisi tubuh sedang tidak fit.
Dengan mengikuti tips-tips di atas, diharapkan Anda dapat menjalankan ibadah puasa Asyura dengan lancar, khusyuk, dan memperoleh pahala yang berlimpah dari Allah SWT.
Tips-tips ini dapat membantu Anda mempersiapkan diri secara spiritual dan fisik untuk menjalankan ibadah puasa Asyura. Pada bagian selanjutnya, kita akan membahas dalil-dalil naqli yang menjadi dasar pensyariatan puasa Asyura dalam Islam.
Kesimpulan
Puasa Asyura merupakan ibadah sunnah yang memiliki banyak keutamaan dan manfaat, baik secara spiritual maupun kesehatan. Di antara keutamaannya adalah dapat menghapus dosa-dosa kecil selama setahun terakhir, membuka pintu rezeki, memberikan keselamatan dan perlindungan, serta meningkatkan derajat di sisi Allah SWT. Selain itu, puasa Asyura juga dapat membantu mengeluarkan racun dari dalam tubuh, melancarkan pencernaan, dan meningkatkan metabolisme.
Pelaksanaan puasa Asyura didasarkan pada beberapa dalil naqli, di antaranya hadis Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh Imam Muslim: “Puasa terbaik setelah Ramadhan adalah puasa pada bulan Muharram.” Dalam menjalankan puasa Asyura, umat Islam dianjurkan untuk berniat dengan tulus, memperbanyak doa dan zikir, mengendalikan hawa nafsu, bersedekah, membaca Al-Qur’an, dan menghindari bid’ah. Dengan menjalankan puasa Asyura dengan benar dan sesuai sunnah, diharapkan umat Islam dapat memperoleh keutamaannya dan meningkatkan kualitas spiritualitasnya.
