Puasa Arafah Tanggal Berapa

sisca


Puasa Arafah Tanggal Berapa

Puasa Arafah adalah puasa sunnah yang dilaksanakan pada tanggal 9 Dzulhijjah, satu hari sebelum Hari Raya Idul Adha. Puasa ini memiliki banyak keutamaan dan pahala yang besar.

Puasa Arafah sangat dianjurkan bagi umat Islam untuk dilaksanakan. Selain karena memiliki pahala yang besar, puasa ini juga dapat melatih kedisiplinan dan menahan hawa nafsu. Dalam sejarah, Puasa Arafah telah dilaksanakan oleh Rasulullah SAW dan para sahabatnya.

Dalam artikel ini, kita akan membahas lebih lanjut tentang Puasa Arafah, mulai dari pengertian, keutamaan, tata cara pelaksanaannya, hingga sejarah dan perkembangannya. Semoga artikel ini dapat memberikan informasi yang bermanfaat bagi pembaca.

puasa arafah tanggal berapa

Puasa Arafah merupakan puasa sunnah yang sangat dianjurkan dalam Islam. Pelaksanaan puasa Arafah jatuh pada tanggal 9 Dzulhijjah, sehari sebelum Hari Raya Idul Adha. Puasa ini memiliki banyak keutamaan dan pahala yang besar.

  • Tanggal Pelaksanaan
  • Keutamaan
  • Tata Cara
  • Syarat Sah
  • Waktu Pelaksanaan
  • Niat Puasa
  • Hikmah
  • Sejarah

Pelaksanaan puasa Arafah memiliki sejarah panjang dalam Islam. Pada masa Rasulullah SAW, puasa ini telah dilakukan oleh beliau dan para sahabatnya. Puasa Arafah juga memiliki keutamaan yang besar, di antaranya menghapus dosa-dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang. Selain itu, puasa ini juga dapat melatih kesabaran dan menahan hawa nafsu.

Tanggal Pelaksanaan

Tanggal pelaksanaan puasa Arafah merupakan salah satu aspek penting yang perlu diperhatikan. Puasa Arafah dilaksanakan pada tanggal 9 Dzulhijjah, sehari sebelum Hari Raya Idul Adha. Penetapan tanggal ini berdasarkan pada sabda Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim.

  • Kalender Islam

    Tanggal 9 Dzulhijjah merupakan tanggal dalam kalender Islam yang digunakan untuk menentukan waktu pelaksanaan puasa Arafah. Kalender Islam adalah kalender yang didasarkan pada peredaran bulan.

  • Penentuan Awal Dzulhijjah

    Awal bulan Dzulhijjah ditentukan melalui rukyatul hilal, yaitu pengamatan hilal atau bulan sabit. Jika hilal terlihat pada tanggal 29 Dzulqa’dah, maka tanggal 1 Dzulhijjah jatuh pada keesokan harinya. Jika hilal tidak terlihat, maka Dzulqa’dah digenapkan menjadi 30 hari.

  • Konfirmasi Pemerintah

    Setelah rukyatul hilal, pemerintah biasanya akan melakukan konfirmasi dan mengumumkan secara resmi tanggal 1 Dzulhijjah. Pengumuman ini penting untuk memastikan keseragaman pelaksanaan ibadah haji dan puasa Arafah.

  • Perbedaan Waktu

    Karena perbedaan waktu di berbagai belahan dunia, tanggal pelaksanaan puasa Arafah dapat bervariasi. Di Indonesia, misalnya, puasa Arafah biasanya dilaksanakan pada tanggal 9 Dzulhijjah menurut Waktu Indonesia Barat (WIB).

Dengan memahami tanggal pelaksanaan puasa Arafah, umat Islam dapat mempersiapkan diri dengan baik untuk melaksanakan ibadah sunnah yang penuh keutamaan ini.

Keutamaan

Puasa Arafah memiliki banyak keutamaan dan pahala yang besar. Salah satu keutamaan puasa Arafah yang paling utama adalah dapat menghapus dosa-dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang. Hal ini sebagaimana disebutkan dalam hadits Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Imam Muslim:

“Puasa Arafah menghapus (dosa) setahun yang lalu dan setahun yang akan datang.” (HR. Muslim)

Selain itu, puasa Arafah juga dapat meninggikan derajat seseorang di sisi Allah SWT. Hal ini karena puasa Arafah merupakan salah satu bentuk ibadah yang sangat dicintai oleh Allah SWT. Rasulullah SAW bersabda:

“Tidak ada hari di mana Allah lebih membebaskan (hamba-hamba-Nya) dari api neraka selain hari Arafah. Dan sungguh, Allah mendekat dan kemudian berbangga kepada para malaikat dengan mereka (para jamaah haji) seraya berkata, ‘Apa yang diinginkan oleh hamba-hamba-Ku ini?'” (HR. Muslim)

Bagi umat Islam yang tidak dapat melaksanakan ibadah haji, puasa Arafah juga dapat menjadi pengganti dari ibadah haji. Hal ini karena puasa Arafah memiliki keutamaan yang hampir setara dengan ibadah haji. Rasulullah SAW bersabda:

“Puasa Arafah bagi orang yang tidak berhaji dapat menebus (dosa) dua tahun, tahun yang lalu dan tahun yang akan datang. Dan haji yang mabrur tidak ada balasannya kecuali surga.” (HR. Tirmidzi)

Dengan memahami keutamaan puasa Arafah, umat Islam diharapkan dapat termotivasi untuk melaksanakan ibadah sunnah ini. Puasa Arafah merupakan kesempatan yang sangat baik untuk mendapatkan ampunan dosa, meninggikan derajat di sisi Allah SWT, dan bahkan dapat menjadi pengganti ibadah haji bagi yang tidak dapat melaksanakannya.

Tata Cara

Tata cara puasa Arafah merupakan aspek penting yang perlu diperhatikan agar ibadah puasa dapat dilaksanakan dengan benar dan sesuai sunnah. Berikut adalah beberapa tata cara puasa Arafah yang perlu diketahui:

  • Niat

    Niat puasa Arafah dilakukan pada malam hari sebelum tanggal 9 Dzulhijjah. Niatnya adalah sebagai berikut: “Nawaitu shauma ‘Arafah sunnatan lillahi ta’ala” yang artinya “Aku berniat puasa Arafah sunnah karena Allah SWT”.

  • Waktu Pelaksanaan

    Puasa Arafah dilaksanakan mulai dari terbit fajar pada tanggal 9 Dzulhijjah hingga terbenam matahari pada hari yang sama.

  • Hal-hal yang Membatalkan Puasa

    Hal-hal yang membatalkan puasa Arafah sama dengan hal-hal yang membatalkan puasa pada umumnya, seperti makan, minum, muntah dengan sengaja, dan berhubungan suami istri.

  • Imsak

    Imsak atau menahan diri dari makan dan minum dilakukan sejak terbit fajar hingga terbenam matahari. Dianjurkan untuk makan sahur sebelum imsak dan berbuka puasa setelah matahari terbenam.

Dengan memahami dan melaksanakan tata cara puasa Arafah dengan benar, umat Islam dapat memperoleh keutamaan dan pahala yang besar dari ibadah sunnah ini. Puasa Arafah menjadi kesempatan yang baik untuk memohon ampunan dosa, meningkatkan derajat di sisi Allah SWT, dan bahkan dapat menjadi pengganti ibadah haji bagi yang tidak dapat melaksanakannya.

Syarat Sah

Syarat sah merupakan aspek penting dalam pelaksanaan puasa Arafah agar ibadah tersebut dapat diterima dan bernilai pahala di sisi Allah SWT. Ada beberapa syarat sah yang harus dipenuhi dalam melaksanakan puasa Arafah, di antaranya:

  • Islam

    Syarat pertama adalah beragama Islam. Hanya orang yang beragama Islam yang diperbolehkan melaksanakan puasa Arafah.

  • Baligh

    Syarat kedua adalah telah baligh atau sudah mencapai usia dewasa. Anak-anak yang belum baligh belum diwajibkan melaksanakan puasa Arafah.

  • Berakal

    Syarat ketiga adalah berakal sehat. Orang yang gila atau tidak berakal tidak diwajibkan melaksanakan puasa Arafah.

  • Tidak Sedang Haid atau Nifas

    Syarat keempat adalah tidak sedang haid atau nifas bagi wanita. Wanita yang sedang haid atau nifas tidak diperbolehkan melaksanakan puasa Arafah.

Dengan memahami dan memenuhi syarat sah puasa Arafah, umat Islam dapat melaksanakan ibadah sunnah ini dengan benar dan memperoleh keutamaan dan pahala yang besar.

Waktu Pelaksanaan

Waktu pelaksanaan merupakan salah satu aspek penting dalam puasa Arafah. Puasa Arafah dilaksanakan pada tanggal 9 Dzulhijjah, sehari sebelum Hari Raya Idul Adha, dari terbit fajar hingga terbenam matahari.

  • Awal Waktu

    Waktu dimulainya puasa Arafah adalah pada terbit fajar pada tanggal 9 Dzulhijjah. Tanda-tanda terbit fajar antara lain munculnya cahaya putih di ufuk timur dan hilangnya bintang-bintang.

  • Akhir Waktu

    Waktu berakhirnya puasa Arafah adalah pada terbenam matahari pada tanggal 9 Dzulhijjah. Tanda-tanda terbenam matahari antara lain hilangnya warna merah pada ufuk barat dan munculnya bintang-bintang.

  • Durasi

    Durasi puasa Arafah adalah dari terbit fajar hingga terbenam matahari, sekitar 12-13 jam. Durasi ini bervariasi tergantung pada lokasi geografis dan waktu tahun.

  • Konsekuensi Melewatkan Waktu

    Jika seseorang melewatkan waktu pelaksanaan puasa Arafah, baik karena terlambat memulai atau mengakhirinya, maka puasanya tidak sah. Puasa tersebut harus diqadha pada hari lain.

Dengan memahami waktu pelaksanaan puasa Arafah, umat Islam dapat mempersiapkan diri dengan baik untuk melaksanakan ibadah sunnah ini. Puasa Arafah merupakan kesempatan yang sangat baik untuk mendapatkan ampunan dosa, meninggikan derajat di sisi Allah SWT, dan bahkan dapat menjadi pengganti ibadah haji bagi yang tidak dapat melaksanakannya.

Niat Puasa

Niat merupakan salah satu aspek penting dalam pelaksanaan puasa Arafah. Niat adalah keinginan atau tekad dalam hati untuk melakukan suatu ibadah, termasuk puasa.

  • Waktu Niat

    Niat puasa Arafah dilakukan pada malam hari sebelum tanggal 9 Dzulhijjah, yaitu sebelum terbit fajar. Namun, jika seseorang lupa atau tidak sempat berniat pada malam hari, maka masih diperbolehkan berniat pada pagi harinya sebelum tergelincir matahari.

  • Lafaz Niat

    Lafaz niat puasa Arafah adalah sebagai berikut: “Nawaitu shauma ‘Arafah sunnatan lillahi ta’ala” yang artinya “Aku berniat puasa Arafah sunnah karena Allah SWT”.

  • Syarat Niat

    Niat puasa Arafah harus memenuhi beberapa syarat, di antaranya: diucapkan dengan lisan atau dalam hati, jelas dan tidak samar-samar, serta diniatkan untuk berpuasa pada tanggal 9 Dzulhijjah.

  • Implikasi Niat

    Niat yang benar dan tepat waktu merupakan syarat sah puasa Arafah. Jika seseorang tidak berniat atau niatnya tidak memenuhi syarat, maka puasanya tidak sah.

Dengan memahami dan melaksanakan niat puasa Arafah dengan benar, umat Islam dapat melaksanakan ibadah sunnah ini dengan sempurna dan memperoleh keutamaan serta pahala yang besar.

Hikmah

Puasa Arafah adalah ibadah sunnah yang memiliki banyak hikmah atau pelajaran berharga di dalamnya. Hikmah tersebut dapat menjadi motivasi dan pengingat bagi umat Islam untuk senantiasa meningkatkan kualitas ibadah dan ketakwaan kepada Allah SWT.

Salah satu hikmah puasa Arafah yang utama adalah untuk melatih kesabaran dan pengendalian diri. Dengan menahan lapar dan dahaga selama sehari penuh, umat Islam belajar untuk bersabar dan mengendalikan hawa nafsu. Hal ini sejalan dengan tujuan utama puasa, yaitu untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dan meningkatkan kualitas spiritual.

Hikmah lain dari puasa Arafah adalah untuk menghapus dosa. Rasulullah SAW bersabda, “Puasa Arafah menghapus (dosa) setahun yang lalu dan setahun yang akan datang.” (HR. Muslim). Hikmah ini menunjukkan bahwa puasa Arafah memiliki atau keutamaan yang sangat besar dalam pengampunan dosa. Dengan melaksanakan puasa Arafah, umat Islam berkesempatan untuk membersihkan diri dari dosa-dosa yang telah diperbuat dan memulai lembaran baru dalam kehidupannya.

Puasa Arafah juga mengajarkan umat Islam tentang pentingnya pengorbanan dan keikhlasan. Dengan menyisihkan waktu dan tenaga untuk berpuasa, umat Islam menunjukkan pengorbanan dan keikhlasan mereka dalam beribadah kepada Allah SWT. Pengorbanan dan keikhlasan tersebut akan dibalas dengan pahala yang besar dari Allah SWT.

Dengan memahami hikmah puasa Arafah, umat Islam diharapkan dapat melaksanakan ibadah sunnah ini dengan penuh kesadaran dan keikhlasan. Puasa Arafah menjadi kesempatan yang baik untuk melatih kesabaran, pengendalian diri, dan pengorbanan. Selain itu, puasa Arafah juga menjadi sarana untuk membersihkan diri dari dosa dan meningkatkan kualitas spiritual.

Sejarah

Sejarah puasa Arafah tidak dapat dilepaskan dari sejarah ibadah haji itu sendiri. Puasa Arafah merupakan salah satu rangkaian ibadah haji yang telah dilakukan sejak zaman Nabi Ibrahim AS. Dalam perkembangannya, puasa Arafah terus dilestarikan dan menjadi bagian penting dari ibadah haji hingga saat ini.

  • Masa Pra-Islam

    Puasa Arafah sudah dilakukan oleh masyarakat Arab sebelum datangnya Islam. Mereka berpuasa pada hari Arafah sebagai bentuk penghormatan terhadap tempat suci tersebut.

  • Masa Rasulullah SAW

    Rasulullah SAW mensyariatkan puasa Arafah sebagai ibadah sunnah yang sangat dianjurkan. Beliau sendiri selalu melaksanakan puasa Arafah setiap tahun.

  • Masa Khulafaur Rasyidin

    Para sahabat Rasulullah SAW melanjutkan tradisi puasa Arafah. Mereka menjadikan puasa Arafah sebagai bagian penting dari ibadah haji.

  • Masa Kekhalifahan Umayyah

    Pada masa kekhalifahan Umayyah, puasa Arafah mulai dikenal luas dan dilaksanakan oleh umat Islam di berbagai penjuru dunia.

Hingga saat ini, puasa Arafah masih terus dilaksanakan oleh umat Islam di seluruh dunia. Puasa Arafah menjadi salah satu ibadah sunnah yang sangat dianjurkan, terutama bagi mereka yang melaksanakan ibadah haji.

Pertanyaan Seputar Puasa Arafah

Berikut adalah beberapa pertanyaan umum dan jawabannya terkait puasa Arafah.

Pertanyaan 1: Pada tanggal berapa puasa Arafah dilaksanakan?

Jawaban: Puasa Arafah dilaksanakan pada tanggal 9 Dzulhijjah.

Pertanyaan 2: Apakah puasa Arafah termasuk ibadah wajib?

Jawaban: Puasa Arafah merupakan ibadah sunnah yang sangat dianjurkan, namun tidak wajib.

Pertanyaan 3: Bagaimana tata cara pelaksanaan puasa Arafah?

Jawaban: Tata cara puasa Arafah sama dengan tata cara puasa pada umumnya, yaitu menahan diri dari makan, minum, dan hal-hal yang dapat membatalkan puasa dari terbit fajar hingga terbenam matahari.

Pertanyaan 4: Apa saja keutamaan puasa Arafah?

Jawaban: Keutamaan puasa Arafah antara lain menghapus dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang, meninggikan derajat di sisi Allah SWT, dan dapat menjadi pengganti ibadah haji bagi yang tidak dapat melaksanakannya.

Pertanyaan 5: Kapan waktu niat puasa Arafah?

Jawaban: Niat puasa Arafah dapat dilakukan pada malam hari sebelum tanggal 9 Dzulhijjah atau pada pagi harinya sebelum tergelincir matahari.

Pertanyaan 6: Bagaimana jika seseorang melewatkan waktu pelaksanaan puasa Arafah?

Jawaban: Jika seseorang melewatkan waktu pelaksanaan puasa Arafah, maka puasanya tidak sah dan harus diqadha pada hari lain.

Dengan memahami pertanyaan dan jawaban di atas, diharapkan umat Islam dapat melaksanakan puasa Arafah dengan benar dan memperoleh keutamaan serta pahala yang besar dari ibadah sunnah ini.

Selanjutnya, kita akan membahas lebih lanjut tentang sejarah dan hikmah puasa Arafah.

Tips Melaksanakan Puasa Arafah

Puasa Arafah adalah ibadah sunnah yang memiliki banyak keutamaan. Agar dapat melaksanakan puasa Arafah dengan baik dan memperoleh keutamaannya, berikut adalah beberapa tips yang dapat dilakukan:

Tip 1: Niat puasa pada malam hari sebelum tanggal 9 Dzulhijjah atau pada pagi harinya sebelum tergelincir matahari.

Tip 2: Berbuka puasa setelah terbenam matahari pada tanggal 9 Dzulhijjah.

Tip 3: Menjaga niat puasa dengan menghindari hal-hal yang dapat membatalkan puasa.

Tip 4: Memperbanyak doa dan dzikir selama berpuasa.

Tip 5: Membaca Al-Qur’an dan merenungi maknanya.

Tip 6: Menjaga lisan dan perbuatan dari hal-hal yang tidak baik.

Tip 7: Bersedekah kepada orang yang membutuhkan.

Tip 8: Mencari malam Lailatul Qadar pada malam-malam terakhir bulan Ramadhan.

Dengan melaksanakan tips-tips di atas, diharapkan umat Islam dapat melaksanakan puasa Arafah dengan baik dan memperoleh keutamaan serta pahala yang besar dari ibadah sunnah ini.

Tips-tips ini merupakan langkah praktis yang dapat membantu umat Islam dalam melaksanakan puasa Arafah. Dengan memahami dan melaksanakan tips-tips ini, umat Islam dapat memaksimalkan ibadah puasa Arafah dan memperoleh keutamaannya.

Kesimpulan

Puasa Arafah merupakan ibadah sunnah yang sangat dianjurkan dalam Islam, dilaksanakan pada tanggal 9 Dzulhijjah, sehari sebelum Hari Raya Idul Adha. Puasa Arafah memiliki banyak keutamaan, di antaranya menghapus dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang, meninggikan derajat di sisi Allah SWT, dan dapat menjadi pengganti ibadah haji bagi yang tidak dapat melaksanakannya.

Untuk melaksanakan puasa Arafah dengan baik, umat Islam perlu memperhatikan beberapa aspek penting, seperti niat, waktu pelaksanaan, dan hal-hal yang membatalkan puasa. Selain itu, umat Islam juga dapat melakukan beberapa tips untuk memaksimalkan ibadah puasa Arafah, seperti memperbanyak doa dan dzikir, membaca Al-Qur’an, dan menjaga lisan dan perbuatan.

Puasa Arafah merupakan kesempatan yang sangat baik bagi umat Islam untuk meningkatkan kualitas ibadah dan ketakwaan kepada Allah SWT. Melalui puasa Arafah, umat Islam dapat memohon ampunan dosa, mendekatkan diri kepada Allah SWT, dan mempersiapkan diri untuk menyambut Hari Raya Idul Adha.



Artikel Terkait

Bagikan:

sisca

Halo, Perkenalkan nama saya Sisca. Saya adalah salah satu penulis profesional yang suka berbagi ilmu. Dengan Artikel, saya bisa berbagi dengan teman - teman. Semoga semua artikel yang telah saya buat bisa bermanfaat. Pastikan Follow www.birdsnbees.co.id ya.. Terimakasih..

Ikuti di Google News

Artikel Pilihan

Artikel Terbaru

Story Terbaru