Takbiran Idul Adha Kapan

sisca


Takbiran Idul Adha Kapan

Kata kunci “takbiran idul adha kapan” merujuk pada pertanyaan tentang waktu pelaksanaan takbiran Idul Adha, suatu tradisi mengumandangkan kalimat takbir yang dilakukan umat Islam menjelang hari raya Idul Adha.

Mengetahui waktu pelaksanaan takbiran Idul Adha sangat penting karena hal ini berkaitan dengan ibadah dan tradisi masyarakat. Takbiran menjadi salah satu penanda dimulainya rangkaian perayaan Idul Adha. Secara historis, tradisi takbiran telah dijalankan sejak masa Rasulullah SAW dan terus dilestarikan hingga kini.

Artikel ini akan membahas secara lebih mendalam tentang waktu pelaksanaan takbiran Idul Adha, termasuk ketentuan agama, tradisi masyarakat, dan panduan praktis untuk melaksanakan takbiran.

Takbiran Idul Adha Kapan

Mengetahui waktu pelaksanaan takbiran Idul Adha sangat penting bagi umat Islam, karena takbiran merupakan salah satu tradisi dalam menyambut hari raya Idul Adha. Berikut adalah beberapa aspek penting yang terkait dengan “takbiran Idul Adha kapan”:

  • Waktu mulai takbiran
  • Waktu berakhir takbiran
  • Hukum takbiran Idul Adha
  • Tata cara takbiran
  • Tempat pelaksanaan takbiran
  • Perbedaan waktu takbiran antar daerah
  • Hikmah takbiran
  • Tradisi takbiran di Indonesia
  • Tips melaksanakan takbiran
  • Larangan saat takbiran

Aspek-aspek tersebut saling berkaitan dan memberikan pemahaman yang komprehensif tentang waktu pelaksanaan takbiran Idul Adha. Misalnya, waktu mulai takbiran sangat bergantung pada penetapan awal bulan Dzulhijjah, yang menjadi penanda dimulainya rangkaian ibadah haji. Selain itu, hukum takbiran Idul Adha juga perlu dipahami untuk mengetahui kewajiban dan keutamaan ibadah ini. Tradisi takbiran di Indonesia sangat beragam, mulai dari takbir keliling hingga pawai obor, yang mencerminkan kekhasan budaya masyarakat setempat.

Waktu Mulai Takbiran

Waktu mulai takbiran menjadi hal penting dalam menentukan kapan takbiran Idul Adha dilaksanakan. Menurut syariat Islam, takbiran Idul Adha dimulai sejak terbenamnya matahari pada malam Idul Adha hingga berakhirnya hari Tasyrik, yaitu pada tanggal 11, 12, dan 13 Dzulhijjah.

Waktu mulai takbiran ini didasarkan pada hadis Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim. Dalam hadis tersebut, Rasulullah SAW bersabda:“Takbir dimulai dari terbenamnya matahari pada malam hari raya hingga imam keluar pada hari nahar (hari penyembelihan).”

Dengan demikian, waktu mulai takbiran sangat bergantung pada penetapan awal bulan Dzulhijjah. Jika awal bulan Dzulhijjah telah ditetapkan, maka waktu mulai takbiran dapat ditentukan dengan jelas. Biasanya, pemerintah akan mengumumkan penetapan awal bulan Dzulhijjah beberapa hari sebelum Idul Adha, sehingga masyarakat dapat mempersiapkan diri untuk melaksanakan takbiran.

Waktu Berakhir Takbiran

Waktu berakhir takbiran erat kaitannya dengan “takbiran Idul Adha kapan”. Berdasarkan syariat Islam, waktu berakhir takbiran adalah pada hari Tasyrik, yaitu pada tanggal 11, 12, dan 13 Dzulhijjah. Pada hari-hari tersebut, umat Islam masih diperbolehkan untuk melaksanakan takbiran, namun dengan ketentuan dan hukum yang berbeda.

Waktu berakhir takbiran menjadi penting karena menandai berakhirnya rangkaian ibadah haji dan hari raya Idul Adha. Setelah hari Tasyrik, umat Islam tidak diperbolehkan lagi melaksanakan takbiran Idul Adha. Oleh karena itu, penting bagi umat Islam untuk mengetahui waktu berakhir takbiran agar tidak melakukan kesalahan dalam beribadah.

Dalam praktiknya, waktu berakhir takbiran dapat bervariasi antar daerah. Hal ini biasanya disebabkan oleh perbedaan dalam penentuan awal bulan Dzulhijjah. Namun, secara umum, waktu berakhir takbiran tetap mengacu pada ketentuan syariat Islam, yaitu pada hari Tasyrik.

Hukum takbiran Idul Adha

Hukum takbiran Idul Adha adalah sunnah muakkad, artinya sangat dianjurkan untuk dilaksanakan. Hukum ini didasarkan pada hadis Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim. Dalam hadis tersebut, Rasulullah SAW bersabda:

“Takbir dimulai dari terbenamnya matahari pada malam hari raya hingga imam keluar pada hari nahar (hari penyembelihan).”

Dari hadis tersebut dapat dipahami bahwa takbiran Idul Adha hukumnya sunnah muakkad, yang artinya sangat dianjurkan untuk dilaksanakan. Takbiran ini dilakukan mulai dari terbenamnya matahari pada malam Idul Adha hingga berakhirnya hari Tasyrik, yaitu pada tanggal 11, 12, dan 13 Dzulhijjah.

Melaksanakan takbiran Idul Adha memiliki banyak keutamaan. Di antaranya adalah:

  1. Menjalankan sunnah Nabi Muhammad SAW.
  2. Memuliakan dan mengagungkan Allah SWT.
  3. Menyebarkan syiar Islam.
  4. Mendapat pahala dan keberkahan dari Allah SWT.

Takbiran Idul Adha dapat dilaksanakan secara berjamaah atau individual. Takbiran berjamaah biasanya dilakukan di masjid-masjid atau lapangan terbuka. Sedangkan takbiran individual dapat dilakukan di rumah, di tempat kerja, atau di mana saja. Yang terpenting, takbiran Idul Adha dilaksanakan dengan khusyuk dan penuh penghayatan.

Tata cara takbiran

Tata cara takbiran merupakan aspek penting dalam pelaksanaan takbiran Idul Adha. Tata cara ini mengatur bagaimana takbiran dilakukan, baik secara individu maupun berjamaah, agar sesuai dengan tuntunan syariat.

  • Lafadz takbir
    Lafadz takbir yang diucapkan saat takbiran Idul Adha adalah “Allahu Akbar, Allahu Akbar, Laa ilaaha illallahu Wallahu Akbar, Allahu Akbar wa lillaahil hamd”. Lafadz ini diucapkan berulang-ulang dengan suara yang lantang dan penuh semangat.
  • Waktu takbiran
    Waktu takbiran Idul Adha dimulai sejak terbenamnya matahari pada malam Idul Adha hingga berakhirnya hari Tasyrik, yaitu pada tanggal 11, 12, dan 13 Dzulhijjah. Waktu takbiran ini didasarkan pada hadis Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim.
  • Tempat takbiran
    Takbiran Idul Adha dapat dilaksanakan di mana saja, baik di masjid, lapangan terbuka, maupun di rumah. Namun, takbiran berjamaah biasanya dilakukan di masjid-masjid atau lapangan terbuka agar lebih semarak dan dapat diikuti oleh banyak orang.
  • Tata cara takbiran berjamaah
    Takbiran berjamaah biasanya dipimpin oleh seorang imam. Imam akan mengucapkan lafadz takbir dengan suara yang lantang, kemudian diikuti oleh seluruh jamaah. Takbiran berjamaah dapat dilakukan sambil berdiri, duduk, atau berjalan.

Dengan memahami dan melaksanakan tata cara takbiran dengan benar, umat Islam dapat memaksimalkan pahala dan keberkahan takbiran Idul Adha. Takbiran yang dilakukan dengan penuh semangat dan khusyuk akan menjadi syiar Islam yang dapat menggemakan keagungan Allah SWT di seluruh penjuru.

Tempat pelaksanaan takbiran

Tempat pelaksanaan takbiran erat kaitannya dengan “takbiran Idul Adha kapan” karena menentukan di mana dan bagaimana takbiran akan dilaksanakan. Waktu pelaksanaan takbiran Idul Adha yang telah ditentukan, yaitu mulai dari terbenamnya matahari pada malam Idul Adha hingga berakhirnya hari Tasyrik, menjadi pedoman dalam memilih tempat pelaksanaan takbiran.

Takbiran Idul Adha dapat dilaksanakan di berbagai tempat, seperti masjid, lapangan terbuka, atau bahkan di rumah. Namun, pilihan tempat pelaksanaan takbiran dapat mempengaruhi efektivitas dan kemeriahan takbiran itu sendiri. Misalnya, takbiran yang dilaksanakan di lapangan terbuka akan lebih mudah terdengar dan dapat diikuti oleh banyak orang, sehingga lebih efektif dalam menyebarkan syiar Islam.

Selain itu, tempat pelaksanaan takbiran juga dapat mempengaruhi kekhusyukan dan kenyamanan dalam beribadah. Takbiran yang dilaksanakan di masjid, yang merupakan tempat ibadah umat Islam, akan lebih terasa sakral dan khusyuk. Sementara itu, takbiran yang dilaksanakan di lapangan terbuka mungkin akan lebih meriah dan semarak, namun juga bisa lebih bising dan kurang kondusif untuk kekhusyukan.

Perbedaan Waktu Takbiran Antar Daerah

Perbedaan waktu takbiran antar daerah menjadi salah satu aspek penting dalam memahami “takbiran Idul Adha kapan”. Hal ini dikarenakan waktu pelaksanaan takbiran Idul Adha dapat bervariasi tergantung pada lokasi geografis dan tradisi setempat.

  • Pengaruh Posisi Geografis

    Posisi geografis suatu daerah mempengaruhi waktu terbenamnya matahari, yang menjadi penanda dimulainya takbiran Idul Adha. Daerah yang berada di bagian barat suatu negara biasanya akan memulai takbiran lebih awal dibandingkan dengan daerah yang berada di bagian timur.

  • Tradisi dan Budaya Setempat

    Setiap daerah memiliki tradisi dan budaya yang berbeda-beda dalam melaksanakan takbiran Idul Adha. Ada daerah yang memulai takbiran sejak sore hari pada malam Idul Adha, ada pula yang baru memulai takbiran pada malam hari setelah shalat Isya.

  • Ketentuan Pemerintah Daerah

    Di beberapa daerah, pemerintah setempat menetapkan aturan khusus mengenai waktu pelaksanaan takbiran Idul Adha. Ketentuan ini biasanya dikeluarkan untuk mengatur dan mengkoordinasikan kegiatan takbiran agar tidak mengganggu ketertiban umum.

  • Perbedaan Waktu Resmi

    Indonesia memiliki tiga zona waktu resmi, yaitu WIB, WITA, dan WIT. Perbedaan zona waktu ini juga mempengaruhi waktu pelaksanaan takbiran Idul Adha antar daerah. Daerah yang berada di zona waktu yang lebih timur akan memulai takbiran lebih lambat dibandingkan dengan daerah yang berada di zona waktu yang lebih barat.

Perbedaan waktu takbiran antar daerah tidak mengurangi esensi dan keutamaan takbiran Idul Adha itu sendiri. Umat Islam di seluruh Indonesia tetap dapat melaksanakan takbiran sesuai dengan ketentuan dan tradisi setempat. Yang terpenting adalah takbiran dilaksanakan dengan penuh semangat dan khusyuk, sebagai bentuk pengagungan kepada Allah SWT.

Hikmah Takbiran

Takbiran Idul Adha merupakan salah satu ibadah yang memiliki banyak hikmah dan keutamaan. Hikmah takbiran tidak hanya sebatas mengagungkan Allah SWT, tetapi juga memiliki dampak positif bagi individu dan masyarakat.

Salah satu hikmah takbiran adalah untuk mengingatkan umat Islam akan kebesaran dan keagungan Allah SWT. Takbir yang diucapkan berulang-ulang mengandung makna pengakuan bahwa Allah SWT adalah yang Maha Besar dan tidak ada Tuhan selain Allah SWT. Dengan bertakbir, umat Islam dapat meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT.

Selain itu, takbiran juga berfungsi sebagai syiar Islam. Suara takbir yang dikumandangkan di berbagai tempat menjadi tanda bahwa umat Islam sedang merayakan hari raya Idul Adha. Takbiran dapat menarik perhatian non-Muslim untuk mengenal Islam lebih jauh dan dapat menjadi media dakwah yang efektif.

Hikmah takbiran lainnya adalah untuk mempererat persaudaraan dan kebersamaan umat Islam. Takbiran yang dilakukan secara berjamaah dapat memperkuat tali silaturahmi antar sesama Muslim dan menciptakan suasana yang penuh dengan kegembiraan dan semangat persatuan.

Secara praktis, memahami hikmah takbiran dapat membantu umat Islam dalam melaksanakan takbiran Idul Adha dengan lebih baik. Dengan mengetahui hikmah takbiran, umat Islam dapat lebih menghayati dan mengamalkan ibadah ini dengan penuh semangat dan khusyuk.

Tradisi takbiran di Indonesia

Tradisi takbiran di Indonesia merupakan bagian penting dari perayaan Idul Adha. Takbiran dilakukan sebagai bentuk pengagungan dan penyembahan kepada Allah SWT, sekaligus untuk memeriahkan hari raya.

  • Takbir keliling

    Takbir keliling adalah tradisi takbiran yang dilakukan dengan cara berkeliling kampung atau kota sambil mengumandangkan takbir. Tradisi ini biasanya dilakukan pada malam Idul Adha setelah shalat Isya hingga menjelang shalat Idul Adha. Takbir keliling dapat dilakukan dengan berjalan kaki, menggunakan kendaraan, atau bahkan dengan menaiki perahu.

  • Pawai obor

    Pawai obor merupakan tradisi takbiran yang dilakukan dengan cara membawa obor sambil mengumandangkan takbir. Obor biasanya dibuat dari bambu yang diikat dengan kain dan diberi minyak tanah. Pawai obor biasanya dilakukan pada malam Idul Adha dan menjadi tontonan yang menarik bagi masyarakat.

  • Tabuhan bedug

    Tabuhan bedug juga merupakan bagian dari tradisi takbiran di Indonesia. Bedug adalah alat musik tradisional yang terbuat dari kayu yang dipukul dengan kayu atau bambu. Tabuhan bedug biasanya dilakukan di masjid atau musala pada malam Idul Adha dan berfungsi untuk mengiringi takbir yang dikumandangkan.

  • Petasan dan kembang api

    Petasan dan kembang api juga sering digunakan dalam tradisi takbiran di Indonesia. Petasan dan kembang api dinyalakan untuk memeriahkan suasana takbiran dan menjadi hiburan bagi masyarakat.

Tradisi takbiran di Indonesia sangat beragam dan memiliki kekhasan tersendiri di setiap daerah. Tradisi ini menjadi bagian integral dari perayaan Idul Adha dan menunjukkan semangat keislaman yang kuat di Indonesia.

Tips melaksanakan takbiran

Melaksanakan takbiran Idul Adha dengan baik dan khusyuk membutuhkan beberapa tips yang dapat diikuti. Berikut adalah beberapa tips yang dapat membantu umat Islam dalam melaksanakan takbiran Idul Adha:

1. Menjaga kebersihan dan kesucian
Sebelum melaksanakan takbiran, umat Islam dianjurkan untuk menjaga kebersihan dan kesucian diri dengan berwudhu atau mandi. Hal ini penting untuk menjaga kekhusyukan dan kesucian ibadah takbiran.

2. Mengucapkan takbir dengan suara yang lantang dan fasih
Saat melaksanakan takbiran, umat Islam dianjurkan untuk mengucapkan takbir dengan suara yang lantang dan fasih. Hal ini bertujuan agar takbir dapat terdengar jelas dan dapat menggemakan keagungan Allah SWT.

3. Menghayati makna takbir
Selain mengucapkan takbir dengan suara yang lantang, umat Islam juga dianjurkan untuk menghayati makna takbir yang diucapkan. Makna takbir adalah mengagungkan Allah SWT dan mengakui kebesaran-Nya. Dengan menghayati makna takbir, ibadah takbiran akan menjadi lebih bermakna dan khusyuk.

4. Bertakbir secara berjamaah
Takbiran Idul Adha dapat dilaksanakan secara individu maupun berjamaah. Takbiran berjamaah sangat dianjurkan karena dapat menambah kemeriahan dan kekhusyukan ibadah takbiran. Takbiran berjamaah biasanya dilakukan di masjid atau lapangan terbuka.

5. Menghindari perbuatan yang dapat mengurangi kekhusyukan takbiran
Saat melaksanakan takbiran, umat Islam dianjurkan untuk menghindari perbuatan yang dapat mengurangi kekhusyukan takbiran, seperti berbicara kotor, bercanda berlebihan, atau melakukan hal-hal yang tidak sesuai dengan etika dan norma agama.

Dengan mengikuti tips di atas, umat Islam dapat melaksanakan takbiran Idul Adha dengan baik dan khusyuk. Takbiran yang dilaksanakan dengan khusyuk akan menjadi ibadah yang bernilai tinggi di sisi Allah SWT.

Larangan saat takbiran

Larangan saat takbiran merupakan aspek penting yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan takbiran Idul Adha. Larangan ini dimaksudkan untuk menjaga kesakralan dan kekhusyukan ibadah takbiran, serta mencegah perbuatan yang dapat mengurangi nilai ibadah tersebut.

Salah satu larangan penting saat takbiran adalah menghindari perbuatan yang dapat mengganggu atau mengurangi kekhusyukan ibadah, seperti berbicara kotor, bercanda berlebihan, atau melakukan hal-hal yang tidak sesuai dengan etika dan norma agama. Larangan ini sangat penting untuk dipatuhi agar takbiran dapat dilaksanakan dengan tertib dan penuh penghayatan.

Selain itu, umat Islam juga dilarang untuk menggunakan alat musik atau pengeras suara yang berlebihan saat takbiran. Penggunaan alat musik atau pengeras suara yang berlebihan dapat mengganggu ketenangan dan kekhusyukan ibadah, serta dapat menimbulkan kebisingan yang mengganggu masyarakat sekitar. Oleh karena itu, umat Islam dianjurkan untuk melaksanakan takbiran dengan sederhana dan tidak menggunakan alat musik atau pengeras suara yang berlebihan.

Dengan memahami dan mematuhi larangan saat takbiran, umat Islam dapat melaksanakan takbiran Idul Adha dengan baik dan khusyuk. Takbiran yang dilaksanakan dengan tertib dan penuh penghayatan akan menjadi ibadah yang bernilai tinggi di sisi Allah SWT.

Pertanyaan Seputar “Takbiran Idul Adha Kapan”

Pertanyaan berikut ini akan membantu memberikan jawaban atas pertanyaan umum terkait dengan topik “takbiran Idul Adha kapan”. Pertanyaan ini mencakup aspek penting, seperti waktu pelaksanaan, hukum takbiran, tata cara, dan hal-hal yang perlu diperhatikan saat takbiran.

Pertanyaan 1: Kapan waktu pelaksanaan takbiran Idul Adha?

Jawaban: Takbiran Idul Adha dilaksanakan mulai dari terbenamnya matahari pada malam Idul Adha hingga berakhirnya hari Tasyrik, yaitu pada tanggal 11, 12, dan 13 Dzulhijjah.

Pertanyaan 2: Apa hukum takbiran Idul Adha?

Jawaban: Takbiran Idul Adha hukumnya sunnah muakkad, artinya sangat dianjurkan untuk dilaksanakan.

Pertanyaan 3: Bagaimana tata cara takbiran Idul Adha?

Jawaban: Tata cara takbiran Idul Adha adalah mengucapkan lafaz “Allahu Akbar, Allahu Akbar, Laa ilaaha illallahu Wallahu Akbar, Allahu Akbar wa lillaahil hamd” dengan suara yang lantang dan penuh semangat.

Pertanyaan 4: Di mana saja takbiran Idul Adha dapat dilaksanakan?

Jawaban: Takbiran Idul Adha dapat dilaksanakan di masjid, lapangan terbuka, atau bahkan di rumah.

Pertanyaan 5: Apa saja yang perlu diperhatikan saat takbiran Idul Adha?

Jawaban: Hal-hal yang perlu diperhatikan saat takbiran Idul Adha antara lain menjaga kebersihan dan kesucian diri, mengucapkan takbir dengan suara yang lantang dan fasih, menghayati makna takbir, dan menghindari perbuatan yang dapat mengurangi kekhusyukan takbiran.

Pertanyaan 6: Apa saja larangan saat takbiran Idul Adha?

Jawaban: Larangan saat takbiran Idul Adha antara lain menghindari perbuatan yang dapat mengganggu kekhusyukan ibadah, menggunakan alat musik atau pengeras suara yang berlebihan.

Demikianlah beberapa pertanyaan umum beserta jawabannya terkait dengan topik “takbiran Idul Adha kapan”. Memahami aspek-aspek tersebut akan membantu umat Islam dalam melaksanakan takbiran Idul Adha dengan baik dan khusyuk, sesuai dengan tuntunan agama.

Pembahasan lebih lanjut mengenai takbiran Idul Adha, termasuk hikmah dan tradisi pelaksanaannya, akan dibahas pada bagian artikel berikutnya.

Tips Melaksanakan Takbiran Idul Adha

Berikut adalah beberapa tips yang dapat membantu umat Islam dalam melaksanakan takbiran Idul Adha dengan baik dan khusyuk:

Tip 1: Jaga Kebersihan dan Kesucian Diri
Sebelum takbiran, berwudhulah atau mandi untuk menjaga kebersihan dan kesucian diri.

Tip 2: Ucapkan Takbir dengan Lantang dan Fasih
Saat takbiran, ucapkan takbir dengan suara yang lantang dan fasih agar takbir dapat terdengar jelas dan bergema.

Tip 3: Hayati Makna Takbir
Selain mengucapkan takbir dengan lantang, hayati juga makna takbir yang diucapkan, yaitu mengagungkan Allah SWT.

Tip 4: Bertakbir Secara Berjamaah
Takbiran berjamaah sangat dianjurkan karena dapat menambah kemeriahan dan kekhusyukan ibadah takbiran.

Tip 5: Hindari Perbuatan yang Mengurangi Kekhusyukan Takbiran
Saat takbiran, hindari perbuatan yang dapat mengurangi kekhusyukan ibadah, seperti berbicara kotor atau bercanda berlebihan.

Tip 6: Gunakan Alat Musik dan Pengeras Suara Secara Wajar
Gunakan alat musik atau pengeras suara secara wajar agar tidak mengganggu ketenangan dan kekhusyukan ibadah.

Dengan mengikuti tips di atas, umat Islam dapat melaksanakan takbiran Idul Adha dengan baik dan khusyuk. Takbiran yang dilaksanakan dengan khusyuk akan menjadi ibadah yang bernilai tinggi di sisi Allah SWT.

Tips-tips ini akan membantu umat Islam dalam mempersiapkan dan melaksanakan takbiran Idul Adha dengan baik. Dengan melaksanakan takbiran dengan khusyuk dan sesuai dengan tuntunan agama, umat Islam dapat meraih pahala dan keberkahan yang melimpah dari Allah SWT.

Kesimpulan

Takbiran Idul Adha merupakan ibadah penting yang dilaksanakan umat Islam untuk mengagungkan Allah SWT. Waktu pelaksanaan takbiran adalah mulai terbenamnya matahari pada malam Idul Adha hingga berakhirnya hari Tasyrik. Takbiran dapat dilaksanakan secara individu atau berjamaah, di masjid, lapangan terbuka, atau bahkan di rumah.

Dalam melaksanakan takbiran, umat Islam dianjurkan untuk menjaga kebersihan dan kesucian diri, mengucapkan takbir dengan suara yang lantang dan fasih, serta menghayati makna takbir. Takbiran berjamaah sangat dianjurkan karena dapat menambah kemeriahan dan kekhusyukan ibadah. Selain itu, umat Islam juga perlu menghindari perbuatan yang dapat mengurangi kekhusyukan takbiran, seperti berbicara kotor atau bercanda berlebihan.

Takbiran Idul Adha memiliki banyak hikmah dan keutamaan, di antaranya adalah untuk mengingatkan umat Islam akan kebesaran Allah SWT, sebagai syiar Islam, dan untuk mempererat persaudaraan dan kebersamaan umat Islam. Oleh karena itu, umat Islam hendaknya melaksanakan takbiran dengan sebaik-baiknya, penuh semangat, dan khusyuk.



Artikel Terkait

Bagikan:

sisca

Halo, Perkenalkan nama saya Sisca. Saya adalah salah satu penulis profesional yang suka berbagi ilmu. Dengan Artikel, saya bisa berbagi dengan teman - teman. Semoga semua artikel yang telah saya buat bisa bermanfaat. Pastikan Follow www.birdsnbees.co.id ya.. Terimakasih..

Ikuti di Google News

Artikel Pilihan

Artikel Terbaru

Story Terbaru