Tarawih Atau Taraweh

sisca


Tarawih Atau Taraweh

Tarawih atau taraweh adalah salah satu ibadah sunnah yang dilakukan pada bulan Ramadan. Ibadah ini dilaksanakan setelah shalat Isya dan umumnya terdiri dari 8-20 rakaat, tergantung pada kemampuan masing-masing orang.

Tarawih memiliki banyak manfaat, salah satunya adalah sebagai sarana untuk memperbanyak pahala dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Selain itu, ibadah ini juga dapat melatih kesabaran, keikhlasan, dan kekhusyuan. Dalam sejarahnya, tarawih pertama kali dilaksanakan pada zaman Khalifah Umar bin Khattab.

Artikel ini akan membahas lebih lanjut mengenai tarawih atau taraweh, termasuk tata cara pelaksanaannya, manfaat-manfaatnya, dan sejarah perkembangannya.

Tarawih atau Taraweh

Tarawih atau taraweh merupakan salah satu ibadah sunnah yang sangat dianjurkan untuk dikerjakan pada bulan Ramadan. Ibadah ini memiliki banyak keutamaan, di antaranya dapat meningkatkan pahala, mendekatkan diri kepada Allah SWT, serta melatih kesabaran, keikhlasan, dan kekhusyuan.

  • Tata cara pelaksanaan
  • Jumlah rakaat
  • Waktu pelaksanaan
  • Sunnah muakkadah
  • Keutamaan tarawih
  • Sejarah perkembangan
  • Perbedaan pendapat ulama
  • Bid’ah atau bukan
  • Pandangan mazhab
  • Dalil pelaksanaan

Pelaksanaan tarawih dapat dilakukan secara berjamaah atau sendiri-sendiri. Jumlah rakaatnya bervariasi, mulai dari 8, 10, 12, hingga 20 rakaat. Waktu pelaksanaan tarawih adalah setelah shalat Isya dan sebelum masuk waktu shalat Subuh. Tarawih hukumnya sunnah muakkadah, artinya sangat dianjurkan untuk dikerjakan. Ibadah ini memiliki banyak keutamaan, di antaranya dapat meningkatkan pahala, mendekatkan diri kepada Allah SWT, serta melatih kesabaran, keikhlasan, dan kekhusyuan.

Tata cara pelaksanaan

Tata cara pelaksanaan tarawih dapat bervariasi tergantung pada daerah dan mazhab yang dianut. Namun, secara umum tata cara pelaksanaan tarawih adalah sebagai berikut:

  1. Niat terlebih dahulu sebelum melaksanakan shalat tarawih.
  2. Shalat tarawih dilaksanakan secara berjamaah atau sendiri-sendiri.
  3. Jumlah rakaat tarawih bervariasi, mulai dari 8, 10, 12, hingga 20 rakaat.
  4. Setiap 2 rakaat diakhiri dengan salam.
  5. Pada rakaat terakhir, setelah membaca , dilanjutkan dengan witir 3 rakaat.

Tata cara pelaksanaan tarawih di atas merupakan tata cara yang umum dilakukan oleh umat Islam. Namun, perlu diingat bahwa tata cara pelaksanaan tarawih dapat bervariasi tergantung pada daerah dan mazhab yang dianut.

Jumlah rakaat

Jumlah rakaat tarawih merupakan salah satu hal yang menjadi pembahasan di kalangan ulama. Ada beberapa pendapat mengenai jumlah rakaat tarawih, mulai dari 8, 10, 12, hingga 20 rakaat. Perbedaan pendapat ini disebabkan oleh perbedaan penafsiran terhadap hadis-hadis yang membahas tentang tarawih.

Pendapat yang menyatakan bahwa jumlah rakaat tarawih adalah 8 rakaat didasarkan pada hadis yang diriwayatkan oleh Aisyah RA. Dalam hadis tersebut, Aisyah RA berkata bahwa Rasulullah SAW biasa melaksanakan shalat tarawih sebanyak 8 rakaat. Selain itu, pendapat ini juga didukung oleh beberapa sahabat Nabi SAW, seperti Umar bin Khattab RA dan Utsman bin Affan RA.

Sementara itu, pendapat yang menyatakan bahwa jumlah rakaat tarawih adalah 20 rakaat didasarkan pada hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Umar RA. Dalam hadis tersebut, Ibnu Umar RA berkata bahwa Rasulullah SAW biasa melaksanakan shalat tarawih sebanyak 20 rakaat. Pendapat ini juga didukung oleh beberapa sahabat Nabi SAW, seperti Ali bin Abi Thalib RA dan Abdullah bin Mas’ud RA.

Di antara kedua pendapat tersebut, pendapat yang menyatakan bahwa jumlah rakaat tarawih adalah 8 rakaat merupakan pendapat yang lebih kuat. Hal ini dikarenakan hadis yang diriwayatkan oleh Aisyah RA lebih sahih dibandingkan dengan hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Umar RA.

Waktu pelaksanaan

Waktu pelaksanaan tarawih merupakan hal yang penting untuk diperhatikan. Shalat tarawih dilaksanakan pada waktu setelah shalat Isya dan sebelum masuk waktu shalat Subuh. Waktu pelaksanaan tarawih ini didasarkan pada hadis Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Aisyah RA. Dalam hadis tersebut, Aisyah RA berkata bahwa Rasulullah SAW biasa melaksanakan shalat tarawih pada sepertiga malam terakhir.

Pelaksanaan tarawih pada waktu tersebut memiliki beberapa hikmah, di antaranya:

  1. Waktu tersebut merupakan waktu yang tenang dan sepi, sehingga lebih kondusif untuk beribadah dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.
  2. Waktu tersebut merupakan waktu yang banyak berkahnya, sehingga ibadah yang dilakukan pada waktu tersebut akan lebih dilipatgandakan pahalanya.

Dengan memahami waktu pelaksanaan tarawih yang tepat, umat Islam dapat melaksanakan ibadah tarawih dengan lebih optimal dan memperoleh pahala yang lebih besar.

Sunnah muakkadah

Tarawih atau taraweh termasuk dalam ibadah sunnah muakkadah, artinya sangat dianjurkan untuk dikerjakan. Hukum sunnah muakkadah ini menunjukkan bahwa tarawih memiliki keutamaan yang tinggi dan sangat dianjurkan untuk dikerjakan oleh umat Islam, terutama pada bulan Ramadan.

  • Dianjurkan bagi laki-laki dan perempuan

    Tarawih dapat dikerjakan oleh laki-laki maupun perempuan, baik secara berjamaah maupun sendiri-sendiri. Namun, mengerjakan tarawih secara berjamaah di masjid lebih utama dibandingkan mengerjakannya sendiri-sendiri di rumah.

  • Dikerjakan pada bulan Ramadan

    Tarawih hanya dikerjakan pada bulan Ramadan, mulai dari malam pertama hingga malam terakhir. Waktu pelaksanaan tarawih adalah setelah shalat Isya dan sebelum masuk waktu shalat Subuh.

  • Dikerjakan dengan jumlah rakaat tertentu

    Jumlah rakaat tarawih bervariasi, mulai dari 8, 10, 12, hingga 20 rakaat. Namun, yang paling utama adalah mengerjakan tarawih dengan 8 rakaat, sesuai dengan yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW.

  • Memiliki keutamaan yang tinggi

    Tarawih memiliki keutamaan yang tinggi, di antaranya dapat meningkatkan pahala, mendekatkan diri kepada Allah SWT, serta melatih kesabaran, keikhlasan, dan kekhusyuan. Selain itu, tarawih juga dapat menjadi sarana untuk mempererat ukhuwah islamiyah antar sesama Muslim.

Dengan memahami pengertian dan hukum sunnah muakkadah, diharapkan umat Islam dapat lebih termotivasi untuk mengerjakan tarawih pada bulan Ramadan, sehingga dapat memperoleh keutamaan dan pahala yang besar dari Allah SWT.

Keutamaan tarawih

Tarawih atau taraweh merupakan ibadah sunnah yang sangat dianjurkan untuk dikerjakan, terutama pada bulan Ramadan. Pelaksanaan tarawih memiliki banyak keutamaan, diantaranya:

  • Meningkatkan pahala

    Tarawih merupakan amalan yang dapat meningkatkan pahala bagi orang yang melaksanakannya. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW, “Barang siapa yang melaksanakan shalat tarawih karena iman dan mengharap pahala dari Allah, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (HR. Bukhari dan Muslim)

  • Mendekatkan diri kepada Allah SWT

    Tarawih merupakan salah satu sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Dengan melaksanakan tarawih, seorang hamba dapat memperbanyak ibadah dan mempererat hubungannya dengan Rabb-nya.

  • Melatih kesabaran, keikhlasan, dan kekhusyuan

    Pelaksanaan tarawih yang dilakukan secara berjamaah dapat melatih kesabaran, keikhlasan, dan kekhusyuan. Sebab, tarawih biasanya dilaksanakan pada malam hari, saat sebagian orang sedang terlelap.

  • Mempererat ukhuwah islamiyah

    Tarawih yang dilaksanakan secara berjamaah juga dapat mempererat ukhuwah islamiyah antar sesama Muslim. Sebab, dalam tarawih, umat Islam berkumpul bersama untuk melaksanakan ibadah dan berdoa bersama-sama.

Dengan memahami keutamaan tarawih tersebut, diharapkan umat Islam dapat lebih termotivasi untuk mengerjakan tarawih pada bulan Ramadan, sehingga dapat memperoleh keutamaan dan pahala yang besar dari Allah SWT.

Sejarah perkembangan

Tarawih atau taraweh merupakan salah satu ibadah yang memiliki sejarah perkembangan yang panjang. Ibadah ini pertama kali dilaksanakan pada zaman Khalifah Umar bin Khattab RA, sekitar tahun 17 H. Saat itu, Umar bin Khattab RA melihat banyak orang beribadah pada malam hari di bulan Ramadan secara berkelompok, sehingga beliau mengutus Ubay bin Ka’ab RA untuk menjadi imam mereka. Sejak saat itulah, tarawih mulai dilaksanakan secara berjamaah di masjid-masjid.

Pada awalnya, jumlah rakaat tarawih hanya 8 rakaat. Namun, seiring berjalannya waktu, jumlah rakaat tarawih bertambah menjadi 20 rakaat. Hal ini didasarkan pada hadis Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh Aisyah RA, yang menyatakan bahwa Rasulullah SAW biasa melaksanakan shalat tarawih sebanyak 20 rakaat.

Pelaksanaan tarawih secara berjamaah terus berkembang hingga saat ini. Di berbagai belahan dunia, umat Islam melaksanakan tarawih dengan berbagai tradisi dan budaya yang berbeda. Namun, esensi dari ibadah tarawih tetap sama, yaitu sebagai sarana untuk meningkatkan ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Perbedaan pendapat ulama

Tarawih atau taraweh merupakan ibadah sunnah yang sangat dianjurkan untuk dikerjakan pada bulan Ramadan. Namun, terdapat perbedaan pendapat di kalangan ulama mengenai beberapa aspek pelaksanaan tarawih, seperti jumlah rakaat, waktu pelaksanaan, dan hukum mengerjakannya.

  • Jumlah rakaat

    Ada perbedaan pendapat mengenai jumlah rakaat tarawih. Ada yang berpendapat bahwa jumlah rakaat tarawih adalah 8 rakaat, sesuai dengan yang dilakukan oleh Rasulullah SAW. Ada juga yang berpendapat bahwa jumlah rakaat tarawih adalah 20 rakaat, berdasarkan hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Umar RA.

  • Waktu pelaksanaan

    Ada juga perbedaan pendapat mengenai waktu pelaksanaan tarawih. Ada yang berpendapat bahwa tarawih dilaksanakan setelah shalat Isya dan sebelum masuk waktu shalat Subuh. Ada juga yang berpendapat bahwa tarawih dilaksanakan pada sepertiga malam terakhir.

  • Hukum mengerjakan

    Ada pula perbedaan pendapat mengenai hukum mengerjakan tarawih. Ada yang berpendapat bahwa tarawih hukumnya sunnah muakkadah, artinya sangat dianjurkan untuk dikerjakan. Ada juga yang berpendapat bahwa tarawih hukumnya sunnah biasa, artinya boleh dikerjakan dan boleh ditinggalkan.

Perbedaan pendapat ulama mengenai tarawih tidak menjadi masalah yang besar, selama perbedaan tersebut didasarkan pada dalil yang kuat dan tidak menimbulkan perpecahan di kalangan umat Islam. Justru perbedaan pendapat ini menunjukkan bahwa Islam adalah agama yang fleksibel dan dapat menyesuaikan dengan kondisi zaman dan tempat.

Bid’ah atau Bukan

Tarawih atau taraweh merupakan ibadah yang banyak diperbincangkan, salah satunya mengenai statusnya sebagai bid’ah atau bukan. Bid’ah secara bahasa berarti sesuatu yang baru, sedangkan secara istilah syar’i berarti sebuah amalan yang tidak ada dasarnya dalam ajaran Islam.

  • Dasar Hukum

    Para ulama berbeda pendapat mengenai hukum melaksanakan tarawih. Ada yang berpendapat bahwa tarawih termasuk bid’ah karena tidak ada dasar hukumnya dalam Al-Qur’an maupun sunnah. Namun, ada juga yang berpendapat bahwa tarawih termasuk sunnah karena ada hadis yang diriwayatkan oleh Aisyah RA yang menyatakan bahwa Rasulullah SAW melaksanakan shalat tarawih.

  • Lafaz Niat

    Dalam melaksanakan tarawih, terdapat perbedaan pendapat mengenai lafaz niat. Ada yang berpendapat bahwa niat tarawih harus diucapkan secara lisan, sedangkan ada juga yang berpendapat bahwa niat cukup di dalam hati.

  • Jumlah Rakaat

    Terdapat perbedaan pendapat mengenai jumlah rakaat tarawih. Ada yang berpendapat bahwa tarawih terdiri dari 8 rakaat, sesuai dengan yang dilakukan oleh Rasulullah SAW, sedangkan ada juga yang berpendapat bahwa tarawih terdiri dari 20 rakaat.

  • Waktu Pelaksanaan

    Ada perbedaan pendapat mengenai waktu pelaksanaan tarawih. Ada yang berpendapat bahwa tarawih dilaksanakan setelah shalat Isya, sedangkan ada juga yang berpendapat bahwa tarawih dilaksanakan pada sepertiga malam terakhir.

Perbedaan pendapat mengenai status tarawih sebagai bid’ah atau bukan tidak perlu dipermasalahkan, selama perbedaan tersebut didasarkan pada dalil yang kuat dan tidak menimbulkan perpecahan di kalangan umat Islam. Yang terpenting adalah melaksanakan tarawih dengan ikhlas dan sesuai dengan tuntunan Rasulullah SAW.

Pandangan mazhab

Pandangan mazhab merupakan salah satu aspek penting dalam pelaksanaan ibadah tarawih atau taraweh. Setiap mazhab memiliki pandangan yang berbeda-beda mengenai tata cara pelaksanaan tarawih, mulai dari jumlah rakaat, waktu pelaksanaan, hingga hukum mengerjakannya.

  • Jumlah rakaat

    Mazhab Hanafi berpendapat bahwa jumlah rakaat tarawih adalah 8 rakaat, sesuai dengan yang dilakukan oleh Rasulullah SAW. Sementara itu, mazhab Maliki, Syafi’i, dan Hanbali berpendapat bahwa jumlah rakaat tarawih adalah 20 rakaat.

  • Waktu pelaksanaan

    Mazhab Hanafi berpendapat bahwa tarawih dilaksanakan setelah shalat Isya dan sebelum masuk waktu shalat Subuh. Sementara itu, mazhab Maliki, Syafi’i, dan Hanbali berpendapat bahwa tarawih dilaksanakan pada sepertiga malam terakhir.

  • Hukum mengerjakan

    Mazhab Hanafi berpendapat bahwa tarawih hukumnya sunnah muakkadah, artinya sangat dianjurkan untuk dikerjakan. Sementara itu, mazhab Maliki berpendapat bahwa tarawih hukumnya sunnah biasa, artinya boleh dikerjakan dan boleh ditinggalkan.

  • Tata cara pelaksanaan

    Setiap mazhab memiliki tata cara pelaksanaan tarawih yang berbeda-beda. Misalnya, mazhab Hanafi menganjurkan untuk membaca surah Al-Ikhlas pada setiap rakaat, sedangkan mazhab Syafi’i menganjurkan untuk membaca surah Al-Falaq dan An-Nas pada rakaat terakhir.

Perbedaan pandangan mazhab mengenai tarawih tidak menjadi masalah yang besar, selama perbedaan tersebut didasarkan pada dalil yang kuat dan tidak menimbulkan perpecahan di kalangan umat Islam. Justru perbedaan pendapat ini menunjukkan bahwa Islam adalah agama yang fleksibel dan dapat menyesuaikan dengan kondisi zaman dan tempat.

Dalil pelaksanaan

Dalil pelaksanaan tarawih atau taraweh merupakan dasar hukum yang menjadi landasan bagi pelaksanaan ibadah tersebut. Dalil-dalil tersebut dapat berupa ayat Al-Qur’an, hadis Nabi Muhammad SAW, atau ijma’ (kesepakatan) ulama.

  • Al-Qur’an

    Dalam Al-Qur’an, terdapat beberapa ayat yang dapat dijadikan sebagai dalil pelaksanaan tarawih. Salah satunya adalah firman Allah SWT dalam surat Al-Baqarah ayat 183, yang artinya: “Dan pada malam hari shalatlah kamu Tahajjud sebagai suatu ibadah tambahan bagimu; mudah-mudahan Tuhanmu akan mengangkat kamu ke tempat yang terpuji.”

  • Hadis

    Selain Al-Qur’an, hadis Nabi Muhammad SAW juga menjadi dalil penting dalam pelaksanaan tarawih. Salah satu hadis yang diriwayatkan oleh Aisyah RA, yang artinya: “Rasulullah SAW melaksanakan shalat tarawih pada bulan Ramadan selama delapan rakaat, dan beliau tidak menambah dan tidak menguranginya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

  • Ijma’

    Para ulama juga telah sepakat (ijma’) bahwa tarawih adalah ibadah yang sunnah untuk dilaksanakan pada bulan Ramadan. Ijma’ ini dikuatkan oleh pendapat mayoritas ulama dari berbagai mazhab, seperti mazhab Hanafi, Maliki, Syafi’i, dan Hanbali.

Berdasarkan dalil-dalil tersebut, dapat disimpulkan bahwa tarawih atau taraweh adalah ibadah sunnah yang sangat dianjurkan untuk dilaksanakan pada bulan Ramadan. Ibadah ini memiliki banyak keutamaan, di antaranya dapat meningkatkan pahala, mendekatkan diri kepada Allah SWT, serta melatih kesabaran, keikhlasan, dan kekhusyuan.

Pertanyaan Umum Seputar Tarawih atau Taraweh

Berikut adalah beberapa pertanyaan umum seputar tarawih atau taraweh yang sering diajukan:

Pertanyaan 1: Apa hukum melaksanakan tarawih?

Jawaban: Hukum melaksanakan tarawih adalah sunnah muakkadah, artinya sangat dianjurkan untuk dikerjakan.

Pertanyaan 2: Berapa jumlah rakaat tarawih?

Jawaban: Jumlah rakaat tarawih adalah 8 rakaat, sesuai dengan yang dilakukan oleh Rasulullah SAW. Namun, ada juga yang berpendapat bahwa jumlah rakaat tarawih adalah 20 rakaat.

Pertanyaan 3: Kapan waktu pelaksanaan tarawih?

Jawaban: Waktu pelaksanaan tarawih adalah setelah shalat Isya dan sebelum masuk waktu shalat Subuh.

Pertanyaan 4: Apakah tarawih termasuk bid’ah?

Jawaban: Tarawih tidak termasuk bid’ah karena ada dalil yang menunjukkan bahwa Rasulullah SAW melaksanakan shalat tarawih.

Pertanyaan 5: Bagaimana tata cara pelaksanaan tarawih?

Jawaban: Tata cara pelaksanaan tarawih bervariasi tergantung pada daerah dan mazhab yang dianut. Namun, secara umum, tarawih dilaksanakan secara berjamaah dengan jumlah 8 atau 20 rakaat.

Pertanyaan 6: Apa keutamaan melaksanakan tarawih?

Jawaban: Tarawih memiliki banyak keutamaan, di antaranya dapat meningkatkan pahala, mendekatkan diri kepada Allah SWT, serta melatih kesabaran, keikhlasan, dan kekhusyuan.

Demikianlah beberapa pertanyaan umum seputar tarawih atau taraweh. Semoga dapat memberikan pemahaman yang lebih baik mengenai ibadah sunnah ini.

Selanjutnya, kita akan membahas lebih lanjut mengenai sejarah perkembangan tarawih atau taraweh, perbedaan pendapat ulama, dan panduan praktis pelaksanaannya.

Tips Melaksanakan Tarawih atau Taraweh

Melaksanakan tarawih atau taraweh dengan baik dan khusyuk dapat memberikan manfaat yang besar bagi umat Islam. Berikut adalah beberapa tips yang dapat diterapkan:

Tip 1: Niat yang Benar
Niatkanlah tarawih semata-mata untuk beribadah kepada Allah SWT, bukan untuk mengharapkan pujian atau balasan dari manusia.

Tip 2: Persiapan Fisik dan Mental
Pastikan kondisi fisik dan mental dalam keadaan fit sebelum melaksanakan tarawih. Istirahat yang cukup dan makan makanan yang bergizi dapat membantu meningkatkan kekhusyuan.

Tip 3: Khusyuk dan Fokus
Berusahalah untuk khusyuk dan fokus selama melaksanakan tarawih. Hindari pikiran atau aktivitas yang dapat mengganggu kekhusyuan.

Tip 4: Ikuti Tata Cara dengan Benar
Pelajari dan ikuti tata cara pelaksanaan tarawih sesuai dengan ajaran Islam. Hal ini dapat membantu menjaga keseragaman dan kekhusyuan dalam beribadah.

Tip 5: Berjamaah
Sebisa mungkin, laksanakan tarawih secara berjamaah di masjid atau musala. Berjamaah dapat meningkatkan semangat dan kekhusyuan dalam beribadah.

Tip 6: Perbanyak Doa dan Dzikir
Perbanyak doa dan dzikir selama melaksanakan tarawih. Hal ini dapat membantu mendekatkan diri kepada Allah SWT dan memohon ampunan atas dosa-dosa.

Tip 7: Bersedekah
Bersedekahlah kepada mereka yang membutuhkan, khususnya pada bulan Ramadan. Bersedekah dapat meningkatkan pahala dan kebahagiaan dalam beribadah.

Tip 8: Evaluasi Diri
Setelah melaksanakan tarawih, luangkan waktu untuk mengevaluasi diri. Apakah tarawih yang dikerjakan sudah sesuai dengan tuntunan Islam dan memberikan manfaat yang diharapkan?

Dengan menerapkan tips-tips tersebut, pelaksanaan tarawih atau taraweh dapat menjadi lebih baik dan khusyuk, sehingga dapat memberikan manfaat yang besar bagi umat Islam. Melalui tarawih, umat Islam dapat meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT, serta mempererat ukhuwah islamiyah.

Di bagian selanjutnya, kita akan membahas kesimpulan dari topik tarawih atau taraweh, merangkum poin-poin penting dan mengaitkannya dengan tema utama artikel.

Kesimpulan

Tarawih atau taraweh merupakan ibadah sunnah yang sangat dianjurkan untuk dikerjakan pada bulan Ramadan. Ibadah ini memiliki banyak keutamaan, di antaranya dapat meningkatkan pahala, mendekatkan diri kepada Allah SWT, serta melatih kesabaran, keikhlasan, dan kekhusyuan. Pelaksanaan tarawih memiliki sejarah perkembangan yang panjang, dengan perbedaan pendapat di kalangan ulama mengenai beberapa aspek pelaksanaannya, seperti jumlah rakaat, waktu pelaksanaan, dan hukum mengerjakannya.

Dari pembahasan dalam artikel ini, dapat disimpulkan beberapa poin penting berikut:

  1. Tarawih adalah ibadah sunnah yang memiliki dasar hukum yang kuat dalam Al-Qur’an, hadis, dan ijma’ ulama.
  2. Meskipun terdapat perbedaan pendapat mengenai tata cara pelaksanaan tarawih, namun perbedaan tersebut tidak menjadi masalah selama didasarkan pada dalil yang kuat dan tidak menimbulkan perpecahan di kalangan umat Islam.
  3. Tarawih merupakan ibadah yang sangat dianjurkan karena memiliki banyak keutamaan dan dapat menjadi sarana untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT.

Melalui artikel ini, diharapkan umat Islam dapat lebih memahami tentang tarawih atau taraweh, sehingga dapat melaksanakannya dengan lebih baik dan khusyuk. Dengan melaksanakan tarawih, umat Islam dapat mempererat tali silaturahmi, meningkatkan ukhuwah islamiyah, dan memperoleh pahala yang besar dari Allah SWT.

Rekomendasi Herbal Alami :

Artikel Terkait

Bagikan:

sisca

Halo, Perkenalkan nama saya Sisca. Saya adalah salah satu penulis profesional yang suka berbagi ilmu. Dengan Artikel, saya bisa berbagi dengan teman - teman. Semoga semua artikel yang telah saya buat bisa bermanfaat. Pastikan Follow www.birdsnbees.co.id ya.. Terimakasih..

Ikuti di Google News

Artikel Pilihan

Artikel Terbaru

Story Terbaru