Panduan Menyusun Teks Khutbah Hari Raya Idul Fitri yang Menginspirasi

sisca


Panduan Menyusun Teks Khutbah Hari Raya Idul Fitri yang Menginspirasi

Teks khutbah hari raya Idul Fitri adalah naskah ceramah yang disampaikan oleh khatib pada saat salat Idul Fitri. Contohnya, berikut ini adalah teks khutbah Idul Fitri yang disampaikan oleh Ketua Umum PBNU, KH Said Aqil Siroj, pada tahun 2022:

Teks khutbah hari raya Idul Fitri memiliki peran penting dalam menyampaikan pesan-pesan keagamaan dan moral kepada umat Islam. Selain itu, teks khutbah juga menjadi bagian dari tradisi dan budaya umat Islam di Indonesia. Salah satu perkembangan penting dalam sejarah teks khutbah Idul Fitri adalah dimasukkannya unsur-unsur budaya lokal, seperti penggunaan bahasa daerah dan contoh-contoh yang dekat dengan kehidupan masyarakat setempat.

Pada artikel ini, kita akan membahas lebih dalam tentang teks khutbah hari raya Idul Fitri, mulai dari jenis-jenisnya, struktur, hingga tips-tips dalam menyusunnya. Semoga artikel ini dapat bermanfaat bagi para pembaca yang ingin mempelajari lebih lanjut tentang teks khutbah Idul Fitri.

Teks Khutbah Hari Raya Idul Fitri

Teks khutbah hari raya Idul Fitri memegang peranan penting dalam menyemarakkan dan menyampaikan pesan-pesan keagamaan pada perayaan Idul Fitri. Berikut adalah beberapa aspek penting yang perlu diperhatikan dalam menyusun teks khutbah Idul Fitri:

  • Tema
  • Struktur
  • Bahasa
  • Dalil
  • Contoh
  • Aplikasi
  • Penutup
  • Durasi

Kedelapan aspek tersebut saling berkaitan dan membentuk satu kesatuan yang utuh. Tema khutbah harus relevan dengan semangat Idul Fitri, seperti kemenangan melawan hawa nafsu atau pentingnya silaturahmi. Struktur khutbah harus jelas dan sistematis, dengan pembukaan, isi, dan penutup yang runtut. Bahasa yang digunakan harus mudah dipahami oleh jemaah, namun tetap menjaga kesantunan dan keluhuran bahasa agama. Dalil-dalil yang digunakan harus kuat dan sesuai dengan konteks khutbah. Contoh-contoh yang disampaikan harus aktual dan dekat dengan kehidupan sehari-hari jemaah. Aplikasi khutbah harus jelas, sehingga jemaah dapat langsung mengamalkan pesan-pesan yang disampaikan. Penutup khutbah harus memberikan kesan mendalam dan mengajak jemaah untuk merenungi dan mengamalkan ajaran agama. Durasi khutbah harus sesuai dengan ketentuan, tidak terlalu singkat namun juga tidak bertele-tele.

Tema

Tema merupakan inti atau pokok pikiran yang menjadi dasar penyusunan teks khutbah hari raya Idul Fitri. Tema yang dipilih harus relevan dengan semangat dan makna Idul Fitri, seperti kemenangan melawan hawa nafsu, pentingnya silaturahmi, atau penghambaan kepada Allah SWT. Tema yang kuat akan menjadi penuntun dalam mengembangkan isi khutbah, sehingga pesan-pesan yang disampaikan dapat terstruktur dan fokus.

Tema menjadi komponen penting dalam teks khutbah hari raya Idul Fitri karena menentukan arah dan tujuan khutbah. Tanpa tema yang jelas, khutbah akan menjadi acak dan sulit dipahami oleh jemaah. Selain itu, tema juga berfungsi sebagai benang merah yang menghubungkan seluruh bagian khutbah, mulai dari pembukaan hingga penutup.

Contoh tema yang sering digunakan dalam teks khutbah hari raya Idul Fitri antara lain:

  1. Taqwa sebagai Kunci Kemenangan
  2. Fitri: Kembali ke Fitrah
  3. Silaturahmi: Merekatkan Ukhuwah Islamiyah
  4. Zakat Fitrah: Mensucikan Diri dan Harta
  5. Idul Fitri: Momentum Refleksi dan Introspeksi

Dengan memahami hubungan antara tema dan teks khutbah hari raya Idul Fitri, khatib dapat menyusun khutbah yang berkualitas dan sesuai dengan tujuannya, yaitu memberikan pencerahan dan bimbingan kepada umat Islam dalam merayakan Idul Fitri.

Struktur

Struktur memegang peranan penting dalam penyusunan teks khutbah hari raya Idul Fitri. Sebuah khutbah yang tersusun secara sistematis dan runtut akan memudahkan jemaah untuk memahami dan mengikuti jalan pikiran khatib. Struktur khutbah Idul Fitri umumnya terdiri dari:

  1. Mukadimah (Pendahuluan): Bagian pembuka khutbah yang berisi salam pembuka, puji-pujian kepada Allah SWT, shalawat kepada Nabi Muhammad SAW, dan pengantar tema khutbah.
  2. Isi Khutbah: Bagian utama khutbah yang berisi penyampaian pesan-pesan keagamaan, nasihat, dan bimbingan kepada jemaah. Isi khutbah dapat dibagi menjadi beberapa bagian, seperti penjelasan tentang makna Idul Fitri, hikmah puasa Ramadan, dan ajakan untuk meningkatkan ketakwaan.
  3. Penutup: Bagian akhir khutbah yang berisi kesimpulan, doa, dan salam penutup. Penutup khutbah harus memberikan kesan mendalam dan mengajak jemaah untuk merenungi dan mengamalkan pesan-pesan yang disampaikan.

Selain struktur umum tersebut, teks khutbah hari raya Idul Fitri juga dapat dilengkapi dengan komponen-komponen tambahan, seperti ayat-ayat Al-Qur’an, hadits, dan kisah-kisah inspiratif. Komponen-komponen tambahan ini berfungsi untuk memperkuat pesan-pesan yang disampaikan dan membuat khutbah lebih menarik dan berbobot.

Dengan memahami hubungan antara struktur dan teks khutbah hari raya Idul Fitri, khatib dapat menyusun khutbah yang berkualitas dan sesuai dengan tujuannya, yaitu memberikan pencerahan dan bimbingan kepada umat Islam dalam merayakan Idul Fitri.

Bahasa

Bahasa merupakan komponen penting dalam penyusunan teks khutbah hari raya Idul Fitri. Bahasa yang digunakan haruslah mudah dipahami oleh jemaah, namun tetap menjaga kesantunan dan keluhuran bahasa agama. Bahasa yang baik akan membantu jemaah untuk menangkap pesan-pesan yang disampaikan oleh khatib secara efektif.

Salah satu ciri khas bahasa yang digunakan dalam teks khutbah hari raya Idul Fitri adalah penggunaan bahasa Arab. Bahasa Arab merupakan bahasa Al-Qur’an dan hadits, sehingga penggunaannya dalam khutbah akan menambah bobot dan keagungan khutbah. Selain itu, bahasa Arab juga sering digunakan untuk mengutip ayat-ayat Al-Qur’an dan hadits secara langsung, sehingga jemaah dapat memahami pesan-pesan agama secara lebih mendalam.

Meskipun demikian, penggunaan bahasa Arab dalam teks khutbah hari raya Idul Fitri harus diimbangi dengan penggunaan bahasa Indonesia atau bahasa daerah yang mudah dipahami oleh jemaah. Hal ini bertujuan agar pesan-pesan yang disampaikan dapat tersampaikan dengan baik dan tidak menimbulkan kesalahpahaman. Dengan demikian, bahasa yang digunakan dalam teks khutbah hari raya Idul Fitri haruslah seimbang antara bahasa Arab dan bahasa Indonesia atau bahasa daerah, sehingga dapat dipahami oleh semua jemaah.

Dengan memahami hubungan antara bahasa dan teks khutbah hari raya Idul Fitri, khatib dapat menyusun khutbah yang berkualitas dan sesuai dengan tujuannya, yaitu memberikan pencerahan dan bimbingan kepada umat Islam dalam merayakan Idul Fitri.

Dalil

Dalil merupakan dasar atau bukti yang digunakan untuk mendukung suatu argumen atau pernyataan. Dalam teks khutbah hari raya Idul Fitri, dalil memegang peranan penting karena berfungsi untuk memperkuat pesan-pesan yang disampaikan oleh khatib. Dalil yang digunakan dalam teks khutbah hari raya Idul Fitri umumnya bersumber dari Al-Qur’an, hadits, dan ijma’ ulama.

Penggunaan dalil dalam teks khutbah hari raya Idul Fitri memiliki beberapa manfaat. Pertama, dalil dapat membuat pesan-pesan yang disampaikan menjadi lebih kredibel dan meyakinkan. Kedua, dalil dapat membantu jemaah untuk memahami pesan-pesan tersebut secara lebih mendalam. Ketiga, dalil dapat menjadi sumber inspirasi dan motivasi bagi jemaah untuk mengamalkan ajaran agama.

Contoh penggunaan dalil dalam teks khutbah hari raya Idul Fitri adalah ketika khatib menyampaikan pesan tentang pentingnya silaturahmi. Khatib dapat menggunakan dalil dari Al-Qur’an, seperti surat An-Nisa ayat 1 yang artinya, “Hai sekalian manusia, bertaqwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan pasangannya, dan dari keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak.” Ayat ini menunjukkan bahwa silaturahmi merupakan perintah Allah SWT yang harus dilaksanakan oleh umat Islam.

Dengan memahami hubungan antara dalil dan teks khutbah hari raya Idul Fitri, khatib dapat menyusun khutbah yang berkualitas dan sesuai dengan tujuannya, yaitu memberikan pencerahan dan bimbingan kepada umat Islam dalam merayakan Idul Fitri.

Contoh

Contoh merupakan komponen penting dalam teks khutbah hari raya Idul Fitri. Contoh berfungsi untuk memperjelas pesan-pesan yang disampaikan oleh khatib, sehingga jemaah dapat memahami pesan-pesan tersebut secara lebih konkret dan mudah dipahami.

Penggunaan contoh dalam teks khutbah hari raya Idul Fitri memiliki beberapa manfaat. Pertama, contoh dapat membuat pesan-pesan yang disampaikan menjadi lebih menarik dan tidak membosankan. Kedua, contoh dapat membantu jemaah untuk mengaitkan pesan-pesan tersebut dengan kehidupan nyata, sehingga lebih mudah diimplementasikan. Ketiga, contoh dapat menjadi sumber inspirasi dan motivasi bagi jemaah untuk mengamalkan ajaran agama.

Contoh yang digunakan dalam teks khutbah hari raya Idul Fitri dapat diambil dari berbagai sumber, seperti peristiwa sejarah, kisah-kisah sahabat Nabi SAW, atau pengalaman pribadi khatib sendiri. Yang penting, contoh yang digunakan harus relevan dengan tema khutbah dan dapat dipahami oleh jemaah.

Dengan memahami hubungan antara contoh dan teks khutbah hari raya Idul Fitri, khatib dapat menyusun khutbah yang berkualitas dan sesuai dengan tujuannya, yaitu memberikan pencerahan dan bimbingan kepada umat Islam dalam merayakan Idul Fitri.

Aplikasi

Aplikasi merupakan bagian penting dalam teks khutbah hari raya Idul Fitri karena berfungsi untuk menjembatani antara pesan-pesan keagamaan yang disampaikan dengan kehidupan nyata jemaah. Melalui aplikasi, khatib mengajak jemaah untuk mengamalkan ajaran agama dalam kehidupan sehari-hari, sehingga khutbah tidak hanya menjadi konsumsi intelektual, tetapi juga menjadi pedoman praktis dalam beribadah dan bermuamalah.

Salah satu contoh aplikasi dalam teks khutbah hari raya Idul Fitri adalah ketika khatib menyampaikan pesan tentang pentingnya silaturahmi. Khatib tidak hanya menjelaskan dalil-dalil tentang silaturahmi, tetapi juga memberikan contoh-contoh praktis bagaimana cara menjalin silaturahmi dengan baik. Misalnya, khatib dapat mengajak jemaah untuk mengunjungi sanak saudara, tetangga, dan teman-teman, baik yang dekat maupun yang jauh. Khatib juga dapat memberikan tips-tips bagaimana menjaga silaturahmi tetap harmonis dan langgeng.

Dengan memahami hubungan antara aplikasi dan teks khutbah hari raya Idul Fitri, khatib dapat menyusun khutbah yang berkualitas dan sesuai dengan tujuannya, yaitu memberikan pencerahan dan bimbingan kepada umat Islam dalam merayakan Idul Fitri. Selain itu, jemaah juga dapat memperoleh manfaat yang lebih besar dari khutbah dengan mengamalkan pesan-pesan yang disampaikan dalam kehidupan sehari-hari.

Penutup

Penutup merupakan bagian penting dalam teks khutbah hari raya Idul Fitri karena berfungsi untuk mengakhiri khutbah dengan kesan yang mendalam dan memberikan pesan-pesan yang dapat diamalkan oleh jemaah. Penutup yang baik akan membuat jemaah merasa tergugah untuk merenungi dan mengamalkan ajaran agama dalam kehidupan sehari-hari.

Salah satu contoh penutup dalam teks khutbah hari raya Idul Fitri adalah sebagai berikut:> “Marilah kita jadikan Idul Fitri ini sebagai momentum untuk kembali fitrah, kembali kepada kesucian diri. Mari kita sucikan hati dan pikiran kita dari segala penyakit hati, seperti dengki, iri, dan sombong. Mari kita saling maaf-memaafkan dan mempererat tali silaturahmi. Semoga Allah SWT menerima amal ibadah kita di bulan Ramadan dan memberikan kita kekuatan untuk mengamalkan ajaran agama dalam kehidupan sehari-hari.”

Dari contoh tersebut, kita dapat melihat bahwa penutup khutbah berisi pesan-pesan yang dapat diamalkan oleh jemaah, seperti ajakan untuk kembali fitrah, saling maaf-memaafkan, dan mempererat tali silaturahmi. Penutup khutbah juga berisi doa dan harapan agar Allah SWT menerima amal ibadah jemaah dan memberikan kekuatan untuk mengamalkan ajaran agama dalam kehidupan sehari-hari.

Dengan memahami hubungan antara penutup dan teks khutbah hari raya Idul Fitri, khatib dapat menyusun khutbah yang berkualitas dan sesuai dengan tujuannya, yaitu memberikan pencerahan dan bimbingan kepada umat Islam dalam merayakan Idul Fitri. Selain itu, jemaah juga dapat memperoleh manfaat yang lebih besar dari khutbah dengan merenungi dan mengamalkan pesan-pesan yang disampaikan dalam penutup khutbah.

Durasi

Durasi merupakan salah satu aspek penting dalam penyusunan teks khutbah hari raya Idul Fitri. Durasi yang tepat akan membuat khutbah menjadi efektif dan tidak membosankan, sehingga pesan-pesan yang disampaikan dapat tersampaikan dengan baik kepada jemaah.

  • Bagian Khutbah

    Durasi khutbah hari raya Idul Fitri umumnya dibagi menjadi dua bagian, yaitu khutbah pertama dan khutbah kedua. Masing-masing khutbah memiliki durasi yang berbeda-beda, tergantung pada panjangnya materi yang disampaikan.

  • Waktu Pelaksanaan

    Durasi khutbah hari raya Idul Fitri juga dipengaruhi oleh waktu pelaksanaan. Umumnya, khutbah Idul Fitri dilaksanakan setelah salat Idul Fitri selesai. Durasi khutbah harus disesuaikan dengan waktu yang tersedia, sehingga tidak mengganggu pelaksanaan salat.

  • Kapasitas Jemaah

    Durasi khutbah hari raya Idul Fitri juga perlu disesuaikan dengan kapasitas jemaah yang hadir. Jika jumlah jemaah banyak, maka durasi khutbah harus lebih panjang agar semua jemaah dapat mendengarkan pesan-pesan yang disampaikan dengan baik.

Dengan memperhatikan durasi yang tepat, khatib dapat menyampaikan pesan-pesan khutbah hari raya Idul Fitri dengan efektif dan efisien, sehingga jemaah dapat memperoleh manfaat yang maksimal dari khutbah tersebut.

Pertanyaan yang Sering Diajukan tentang Teks Khutbah Hari Raya Idul Fitri

Teks khutbah hari raya Idul Fitri merupakan naskah ceramah yang disampaikan oleh khatib pada saat salat Idul Fitri. Teks khutbah memiliki peran penting dalam menyampaikan pesan-pesan keagamaan dan moral kepada umat Islam. Berikut adalah beberapa pertanyaan yang sering diajukan tentang teks khutbah hari raya Idul Fitri:

Pertanyaan 1: Apa saja komponen penting dalam teks khutbah hari raya Idul Fitri?

Jawaban: Komponen penting dalam teks khutbah hari raya Idul Fitri meliputi tema, struktur, bahasa, dalil, contoh, aplikasi, penutup, dan durasi.

Pertanyaan 2: Bagaimana struktur teks khutbah hari raya Idul Fitri?

Jawaban: Struktur teks khutbah hari raya Idul Fitri umumnya terdiri dari tiga bagian, yaitu mukadimah (pendahuluan), isi khutbah, dan penutup.

Pertanyaan 3: Apa saja manfaat penggunaan dalil dalam teks khutbah hari raya Idul Fitri?

Jawaban: Penggunaan dalil dalam teks khutbah hari raya Idul Fitri memiliki beberapa manfaat, antara lain membuat pesan-pesan yang disampaikan lebih kredibel, membantu jemaah memahami pesan-pesan tersebut secara lebih mendalam, dan menjadi sumber inspirasi dan motivasi bagi jemaah untuk mengamalkan ajaran agama.

Pertanyaan 4: Apa fungsi contoh dalam teks khutbah hari raya Idul Fitri?

Jawaban: Fungsi contoh dalam teks khutbah hari raya Idul Fitri adalah untuk memperjelas pesan-pesan yang disampaikan, sehingga jemaah dapat memahami pesan-pesan tersebut secara lebih konkret dan mudah dipahami.

Pertanyaan 5: Bagaimana cara membuat penutup khutbah hari raya Idul Fitri yang baik?

Jawaban: Penutup khutbah hari raya Idul Fitri yang baik harus berisi pesan-pesan yang dapat diamalkan oleh jemaah, seperti ajakan untuk kembali fitrah, saling maaf-memaafkan, dan mempererat tali silaturahmi. Penutup khutbah juga dapat berisi doa dan harapan agar Allah SWT menerima amal ibadah jemaah dan memberikan kekuatan untuk mengamalkan ajaran agama dalam kehidupan sehari-hari.

Pertanyaan 6: Apa yang perlu diperhatikan dalam menentukan durasi teks khutbah hari raya Idul Fitri?

Jawaban: Durasi teks khutbah hari raya Idul Fitri perlu disesuaikan dengan panjangnya materi yang disampaikan, waktu pelaksanaan salat Idul Fitri, dan kapasitas jemaah yang hadir.

Pertanyaan-pertanyaan yang telah dibahas di atas merupakan beberapa hal penting yang perlu dipahami tentang teks khutbah hari raya Idul Fitri. Dengan memahami teks khutbah dengan baik, maka umat Islam dapat memperoleh manfaat yang lebih besar dari khutbah yang disampaikan pada saat salat Idul Fitri.

Selanjutnya, kita akan membahas lebih dalam tentang cara menyusun teks khutbah hari raya Idul Fitri yang baik dan sesuai dengan tujuannya, yaitu memberikan pencerahan dan bimbingan kepada umat Islam.

Tips Menyusun Teks Khutbah Hari Raya Idul Fitri

Setelah memahami aspek-aspek penting dalam menyusun teks khutbah hari raya Idul Fitri, berikut ini adalah beberapa tips yang dapat membantu khatib dalam menyusun khutbah yang berkualitas dan sesuai dengan tujuannya:

Tip 1: Pilih tema yang aktual dan relevan
Tema khutbah harus sesuai dengan semangat dan makna Idul Fitri, serta relevan dengan permasalahan yang dihadapi oleh umat Islam saat ini.

Tip 2: Susun struktur khutbah dengan jelas
Bagilah khutbah menjadi tiga bagian, yaitu mukadimah (pendahuluan), isi khutbah, dan penutup. Tuliskan poin-poin penting untuk setiap bagian agar khutbah tersusun secara sistematis.

Tip 3: Gunakan bahasa yang komunikatif
Gunakan bahasa yang mudah dipahami oleh jemaah, baik dari segi kosakata maupun struktur kalimat. Hindari penggunaan bahasa yang terlalu teknis atau berbelit-belit.

Tip 4: Masukkan dalil yang kuat dan relevan
Dalil yang digunakan harus bersumber dari Al-Qur’an, hadits, dan ijma’ ulama. Dalil yang kuat akan memperkuat argumen dan pesan-pesan yang disampaikan dalam khutbah.

Tip 5: Berikan contoh-contoh yang nyata
Contoh-contoh yang diberikan harus relevan dengan tema khutbah dan mudah dipahami oleh jemaah. Contoh-contoh tersebut akan membantu jemaah untuk memahami pesan-pesan khutbah secara lebih konkret.

Tip 6: Jelaskan aplikasi praktis dari pesan-pesan khutbah
Ajak jemaah untuk mengamalkan pesan-pesan khutbah dalam kehidupan sehari-hari. Berikan panduan praktis tentang bagaimana mengimplementasikan ajaran agama dalam berbagai aspek kehidupan.

Tip 7: Buat penutup yang berkesan dan menggugah
Penutup khutbah harus berisi pesan-pesan yang dapat diamalkan oleh jemaah, doa, dan harapan. Penutup yang berkesan akan meninggalkan dampak yang mendalam pada jemaah.

Tip 8: Perhatikan durasi khutbah
Durasi khutbah harus disesuaikan dengan waktu yang tersedia dan kapasitas jemaah. Khutbah yang terlalu panjang akan membuat jemaah bosan, sedangkan khutbah yang terlalu pendek tidak akan dapat menyampaikan pesan-pesan secara efektif.

Dengan mengikuti tips-tips tersebut, khatib dapat menyusun teks khutbah hari raya Idul Fitri yang berkualitas dan sesuai dengan tujuannya, yaitu memberikan pencerahan dan bimbingan kepada umat Islam dalam merayakan Idul Fitri. Tips-tips tersebut akan membantu khatib untuk menyampaikan pesan-pesan keagamaan dan moral secara efektif, sehingga jemaah dapat memperoleh manfaat yang maksimal dari khutbah yang disampaikan.

Selanjutnya, kita akan membahas tentang cara penyampaian khutbah yang baik dan efektif. Cara penyampaian yang baik akan mendukung kualitas teks khutbah yang telah disusun, sehingga pesan-pesan khutbah dapat tersampaikan dengan optimal kepada jemaah.

Simpulan

Dalam artikel ini, kita telah mengupas tuntas tentang teks khutbah hari raya Idul Fitri, mulai dari pengertian, aspek-aspek penting dalam penyusunannya, tips dalam menyusun teks khutbah yang berkualitas, hingga cara penyampaian khutbah yang efektif. Artikel ini menyajikan berbagai wawasan berharga yang dapat membantu para khatib dan jemaah dalam memahami dan mengaplikasikan teks khutbah hari raya Idul Fitri dengan baik.

Beberapa poin utama yang dapat disimpulkan dari artikel ini antara lain:

  1. Teks khutbah hari raya Idul Fitri merupakan naskah ceramah yang disampaikan oleh khatib pada saat salat Idul Fitri, dan memiliki peran penting dalam menyampaikan pesan-pesan keagamaan dan moral kepada umat Islam.
  2. Dalam menyusun teks khutbah hari raya Idul Fitri, perlu diperhatikan aspek-aspek seperti tema, struktur, bahasa, dalil, contoh, aplikasi, penutup, dan durasi.
  3. Khatib dapat menyusun teks khutbah yang berkualitas dan sesuai dengan tujuannya dengan mengikuti tips-tips yang telah diuraikan, seperti memilih tema yang aktual, menyusun struktur yang jelas, menggunakan bahasa yang komunikatif, dan memberikan contoh-contoh yang nyata.

Semoga artikel ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca, khususnya para khatib dan jemaah, dalam memahami dan mengaplikasikan teks khutbah hari raya Idul Fitri dengan sebaik-baiknya. Marilah kita jadikan momen Idul Fitri sebagai ajang untuk kembali fitrah, mempererat silaturahmi, dan meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah SWT.



Artikel Terkait

Bagikan:

sisca

Halo, Perkenalkan nama saya Sisca. Saya adalah salah satu penulis profesional yang suka berbagi ilmu. Dengan Artikel, saya bisa berbagi dengan teman - teman. Semoga semua artikel yang telah saya buat bisa bermanfaat. Pastikan Follow www.birdsnbees.co.id ya.. Terimakasih..

Tags

Ikuti di Google News

Artikel Pilihan

Artikel Terbaru

Story Terbaru