Zakat fitrah adalah zakat yang wajib dikeluarkan oleh setiap muslim yang mampu pada bulan Ramadan. Zakat fitrah dibayarkan dalam bentuk makanan pokok, seperti beras, gandum, atau kurma. Salah satu pihak yang berhak menerima zakat fitrah adalah fakir miskin, yaitu orang yang tidak memiliki harta benda dan tidak mampu mencukupi kebutuhan hidupnya.
Pemberian zakat fitrah kepada fakir miskin memiliki banyak manfaat, baik bagi pemberi maupun penerima. Bagi pemberi, zakat fitrah dapat membersihkan harta dan meningkatkan ketakwaan. Bagi penerima, zakat fitrah dapat membantu memenuhi kebutuhan hidup dan meringankan beban ekonomi.
Secara historis, zakat fitrah telah diwajibkan sejak zaman Nabi Muhammad SAW. Pada awalnya, zakat fitrah dibayarkan dalam bentuk makanan pokok yang dikonsumsi oleh masyarakat setempat. Seiring berjalannya waktu, bentuk pembayaran zakat fitrah mengalami perubahan, menyesuaikan dengan perkembangan zaman dan kondisi masyarakat.
Yang Menerima Zakat Fitrah
Yang menerima zakat fitrah memegang peranan penting dalam pendistribusian zakat fitrah. Pemahaman tentang aspek-aspek penting terkait pihak yang berhak menerima zakat fitrah sangatlah krusial.
- Fakir
- Miskin
- Amil
- Mualaf
- Riqab
- Gharimin
- Fisabilillah
- Ibnu Sabil
- Dhuafa
- Miskin Kota
Beberapa aspek yang perlu diperhatikan dalam menentukan pihak yang berhak menerima zakat fitrah antara lain: kondisi ekonomi, tingkat kesejahteraan, kemampuan bekerja, dan faktor sosial lainnya. Pemberian zakat fitrah kepada mereka yang berhak akan membawa keberkahan dan manfaat yang besar, baik bagi pemberi maupun penerima zakat.
Fakir
Fakir adalah salah satu golongan yang berhak menerima zakat fitrah. Fakir diartikan sebagai orang yang tidak memiliki harta benda yang cukup untuk memenuhi kebutuhan pokok hidupnya. Mereka sangat membutuhkan bantuan dari pihak lain untuk bisa bertahan hidup.
Zakat fitrah merupakan salah satu bentuk bantuan yang dapat diberikan kepada fakir. Zakat fitrah yang diberikan kepada fakir akan sangat membantu mereka dalam memenuhi kebutuhan pokok hidupnya, seperti makanan, pakaian, dan tempat tinggal. Pemberian zakat fitrah kepada fakir juga dapat membantu mereka dalam meningkatkan kesejahteraan hidupnya.
Dalam kehidupan nyata, banyak sekali contoh fakir yang berhak menerima zakat fitrah. Misalnya, fakir yang tinggal di jalanan, fakir yang tinggal di panti sosial, atau fakir yang tinggal di daerah terpencil. Pemberian zakat fitrah kepada fakir-fakir tersebut akan sangat membantu mereka dalam memenuhi kebutuhan hidupnya dan meningkatkan kesejahteraan hidupnya.
Miskin
Miskin merupakan salah satu golongan yang berhak menerima zakat fitrah. Miskin diartikan sebagai orang yang memiliki harta benda, namun tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan pokok hidupnya. Mereka masih mampu bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, namun penghasilannya tidak mencukupi.
Miskin merupakan komponen penting dalam kelompok yang menerima zakat fitrah. Mereka sangat membutuhkan bantuan dari pihak lain untuk bisa memenuhi kebutuhan pokok hidupnya. Zakat fitrah yang diberikan kepada miskin akan sangat membantu mereka dalam memenuhi kebutuhan pokok hidupnya, seperti makanan, pakaian, dan tempat tinggal. Pemberian zakat fitrah kepada miskin juga dapat membantu mereka dalam meningkatkan kesejahteraan hidupnya.
Dalam kehidupan nyata, banyak sekali contoh miskin yang berhak menerima zakat fitrah. Misalnya, miskin yang bekerja sebagai buruh harian, miskin yang bekerja sebagai petani, atau miskin yang bekerja sebagai pedagang kecil. Penghasilan yang mereka peroleh dari pekerjaan tersebut tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan pokok hidupnya. Pemberian zakat fitrah kepada miskin-miskin tersebut akan sangat membantu mereka dalam memenuhi kebutuhan hidupnya dan meningkatkan kesejahteraan hidupnya.
Dengan memahami hubungan antara miskin dan yang menerima zakat fitrah, kita dapat lebih tepat sasaran dalam menyalurkan zakat fitrah kita. Kita dapat memprioritaskan pemberian zakat fitrah kepada fakir dan miskin, sehingga mereka dapat benar-benar merasakan manfaat dari zakat fitrah yang kita keluarkan.
Amil
Amil merupakan salah satu golongan yang berhak menerima zakat fitrah. Amil diartikan sebagai orang yang bertugas mengumpulkan dan mendistribusikan zakat. Mereka berperan penting dalam penyaluran zakat fitrah kepada yang berhak menerima.
Amil memiliki hubungan yang erat dengan yang menerima zakat fitrah. Amil bertugas mengumpulkan zakat fitrah dari muzakki (orang yang wajib mengeluarkan zakat), kemudian mendistribusikannya kepada mustahik (orang yang berhak menerima zakat). Tanpa adanya amil, penyaluran zakat fitrah tidak akan berjalan dengan baik dan tepat sasaran.
Dalam kehidupan nyata, banyak sekali contoh amil yang berperan dalam penyaluran zakat fitrah. Misalnya, amil yang bekerja di lembaga amil zakat (LAZ), amil yang bekerja di masjid, atau amil yang bekerja di desa-desa pelosok. Amil-amil tersebut bertugas mengumpulkan dan mendistribusikan zakat fitrah kepada yang berhak menerima, sehingga zakat fitrah dapat benar-benar dirasakan manfaatnya oleh masyarakat yang membutuhkan.
Dengan memahami hubungan antara amil dan yang menerima zakat fitrah, kita dapat lebih menghargai peran penting amil dalam penyaluran zakat fitrah. Kita dapat mendukung amil dalam melaksanakan tugasnya, sehingga zakat fitrah dapat disalurkan dengan baik dan tepat sasaran. Dengan demikian, semakin banyak masyarakat yang membutuhkan yang dapat merasakan manfaat dari zakat fitrah.
Mualaf
Mualaf adalah salah satu golongan yang berhak menerima zakat fitrah. Mualaf diartikan sebagai orang yang baru masuk Islam. Mualaf biasanya berasal dari kalangan non-muslim yang kemudian memutuskan untuk memeluk agama Islam.
Mualaf memiliki hubungan yang erat dengan yang menerima zakat fitrah. Mualaf seringkali membutuhkan bantuan dari pihak lain untuk bisa memenuhi kebutuhan hidupnya pasca masuk Islam. Zakat fitrah yang diberikan kepada mualaf akan sangat membantu mereka dalam memenuhi kebutuhan pokok hidupnya, seperti makanan, pakaian, dan tempat tinggal. Pemberian zakat fitrah kepada mualaf juga dapat membantu mereka dalam meningkatkan kesejahteraan hidupnya.
Dalam kehidupan nyata, banyak sekali contoh mualaf yang berhak menerima zakat fitrah. Misalnya, mualaf yang berasal dari keluarga miskin, mualaf yang belum memiliki pekerjaan, atau mualaf yang baru saja masuk Islam dan belum memiliki penghasilan yang cukup. Pemberian zakat fitrah kepada mualaf-mualaf tersebut akan sangat membantu mereka dalam memenuhi kebutuhan hidupnya dan meningkatkan kesejahteraan hidupnya.
Dengan memahami hubungan antara mualaf dan yang menerima zakat fitrah, kita dapat lebih tepat sasaran dalam menyalurkan zakat fitrah kita. Kita dapat memprioritaskan pemberian zakat fitrah kepada mualaf, sehingga mereka dapat benar-benar merasakan manfaat dari zakat fitrah yang kita keluarkan.
Riqab
Riqab merupakan salah satu golongan yang berhak menerima zakat fitrah. Riqab diartikan sebagai budak atau hamba sahaya. Riqab biasanya berasal dari kalangan non-muslim yang ditawan dalam peperangan atau dari kalangan muslim yang berhutang dan tidak mampu membayar utangnya.
Riqab memiliki hubungan yang erat dengan yang menerima zakat fitrah. Riqab seringkali membutuhkan bantuan dari pihak lain untuk bisa memenuhi kebutuhan hidupnya. Zakat fitrah yang diberikan kepada riqab akan sangat membantu mereka dalam memenuhi kebutuhan pokok hidupnya, seperti makanan, pakaian, dan tempat tinggal. Pemberian zakat fitrah kepada riqab juga dapat membantu mereka dalam meningkatkan kesejahteraan hidupnya.
Dalam kehidupan nyata, banyak sekali contoh riqab yang berhak menerima zakat fitrah. Misalnya, riqab yang bekerja sebagai buruh tani, riqab yang bekerja sebagai pembantu rumah tangga, atau riqab yang dipekerjakan oleh tuannya. Penghasilan yang mereka peroleh dari pekerjaan tersebut biasanya sangat kecil dan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan pokok hidupnya. Pemberian zakat fitrah kepada riqab-riqab tersebut akan sangat membantu mereka dalam memenuhi kebutuhan hidupnya dan meningkatkan kesejahteraan hidupnya.
Dengan memahami hubungan antara riqab dan yang menerima zakat fitrah, kita dapat lebih tepat sasaran dalam menyalurkan zakat fitrah kita. Kita dapat memprioritaskan pemberian zakat fitrah kepada riqab, sehingga mereka dapat benar-benar merasakan manfaat dari zakat fitrah yang kita keluarkan.
Gharimin
Gharimin merupakan salah satu golongan yang berhak menerima zakat fitrah. Gharimin diartikan sebagai orang yang memiliki utang dan tidak mampu membayarnya. Mereka bisa berasal dari kalangan miskin, fakir, atau mualaf yang memiliki utang.
-
Utang Konsumtif
Gharimin yang memiliki utang konsumtif adalah mereka yang berutang untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, seperti makanan, pakaian, dan tempat tinggal. Utang ini biasanya terjadi karena penghasilan yang tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan hidup. -
Utang Produktif
Gharimin yang memiliki utang produktif adalah mereka yang berutang untuk mengembangkan usaha atau bisnis. Utang ini biasanya terjadi karena modal usaha yang terbatas atau karena mengalami kerugian dalam berusaha. -
Utang Arisan atau Pinjaman Tetangga
Gharimin yang memiliki utang arisan atau pinjaman tetangga adalah mereka yang berutang kepada teman atau tetangga untuk memenuhi kebutuhan hidup atau untuk menutupi utang yang lain. Utang ini biasanya terjadi karena terdesak kebutuhan atau karena tidak adanya akses ke lembaga keuangan formal. -
Utang Medis
Gharimin yang memiliki utang medis adalah mereka yang berutang biaya pengobatan di rumah sakit atau klinik. Utang ini biasanya terjadi karena biaya pengobatan yang tinggi dan tidak dapat ditanggung oleh asuransi kesehatan.
Gharimin yang berhak menerima zakat fitrah adalah mereka yang benar-benar tidak mampu membayar utangnya. Zakat fitrah yang diberikan kepada gharimin akan sangat membantu mereka dalam melunasi utangnya, sehingga mereka dapat terbebas dari beban utang dan dapat hidup lebih layak.
Fisabilillah
Fisabilillah merupakan salah satu golongan yang berhak menerima zakat fitrah. Fisabilillah diartikan sebagai orang yang berjuang di jalan Allah. Mereka berjuang untuk menegakkan agama Islam, menyebarkan ajaran Islam, dan membela umat Islam dari berbagai ancaman.
Fisabilillah memiliki hubungan yang erat dengan yang menerima zakat fitrah. Fisabilillah seringkali membutuhkan bantuan dari pihak lain untuk bisa memenuhi kebutuhan hidupnya. Hal ini dikarenakan mereka biasanya tidak memiliki penghasilan yang tetap atau tidak memiliki pekerjaan yang layak. Zakat fitrah yang diberikan kepada fisabilillah akan sangat membantu mereka dalam memenuhi kebutuhan pokok hidupnya, seperti makanan, pakaian, dan tempat tinggal. Pemberian zakat fitrah kepada fisabilillah juga dapat membantu mereka dalam meningkatkan kesejahteraan hidupnya.
Dalam kehidupan nyata, banyak sekali contoh fisabilillah yang berhak menerima zakat fitrah. Misalnya, fisabilillah yang berdakwah di daerah pelosok, fisabilillah yang mengajar di sekolah-sekolah Islam, atau fisabilillah yang berjuang di medan perang. Pemberian zakat fitrah kepada fisabilillah-fisabilillah tersebut akan sangat membantu mereka dalam memenuhi kebutuhan hidupnya dan meningkatkan kesejahteraan hidupnya.
Ibnu Sabil
Ibnu Sabil merupakan salah satu golongan yang berhak menerima zakat fitrah. Ibnu Sabil diartikan sebagai orang yang sedang dalam perjalanan jauh dan kehabisan bekal. Mereka bisa berasal dari kalangan musafir, pelancong, atau mahasiswa yang sedang belajar di luar daerah.
Ibnu Sabil memiliki hubungan yang erat dengan yang menerima zakat fitrah. Ibnu Sabil seringkali membutuhkan bantuan dari pihak lain untuk bisa memenuhi kebutuhan hidupnya selama dalam perjalanan. Hal ini dikarenakan mereka biasanya tidak memiliki cukup bekal untuk memenuhi kebutuhan hidup selama dalam perjalanan. Zakat fitrah yang diberikan kepada Ibnu Sabil akan sangat membantu mereka dalam memenuhi kebutuhan pokok hidupnya, seperti makanan, pakaian, dan tempat tinggal. Pemberian zakat fitrah kepada Ibnu Sabil juga dapat membantu mereka dalam meningkatkan kesejahteraan hidupnya.
Dalam kehidupan nyata, banyak sekali contoh Ibnu Sabil yang berhak menerima zakat fitrah. Misalnya, Ibnu Sabil yang sedang melakukan perjalanan jauh untuk mencari pekerjaan, Ibnu Sabil yang sedang melakukan perjalanan jauh untuk menuntut ilmu, atau Ibnu Sabil yang sedang melakukan perjalanan jauh untuk berdakwah. Pemberian zakat fitrah kepada Ibnu Sabil-Ibnu Sabil tersebut akan sangat membantu mereka dalam memenuhi kebutuhan hidupnya dan meningkatkan kesejahteraan hidupnya.
Dhuafa
Dhuafa merupakan salah satu golongan yang berhak menerima zakat fitrah. Dhuafa diartikan sebagai orang yang lemah atau tidak berdaya. Mereka bisa berasal dari kalangan miskin, fakir, mualaf, atau riqab. Namun, tidak semua orang yang termasuk dalam golongan dhuafa berhak menerima zakat fitrah. Zakat fitrah hanya diberikan kepada dhuafa yang benar-benar tidak mampu memenuhi kebutuhan pokok hidupnya.
Dhuafa memiliki hubungan yang erat dengan yang menerima zakat fitrah. Dhuafa merupakan bagian dari kelompok yang berhak menerima zakat fitrah. Mayoritas dari penerima zakat fitrah berasal dari kalangan dhuafa. Hal ini dikarenakan dhuafa merupakan kelompok yang paling membutuhkan bantuan dari pihak lain. Zakat fitrah yang diberikan kepada dhuafa akan sangat membantu mereka dalam memenuhi kebutuhan pokok hidupnya, seperti makanan, pakaian, dan tempat tinggal. Pemberian zakat fitrah kepada dhuafa juga dapat membantu mereka dalam meningkatkan kesejahteraan hidupnya.
Dalam kehidupan nyata, banyak sekali contoh dhuafa yang berhak menerima zakat fitrah. Misalnya, dhuafa yang tinggal di jalanan, dhuafa yang tinggal di panti sosial, atau dhuafa yang tinggal di daerah terpencil. Pemberian zakat fitrah kepada dhuafa-dhuafa tersebut akan sangat membantu mereka dalam memenuhi kebutuhan hidupnya dan meningkatkan kesejahteraan hidupnya.
Miskin Kota
Miskin kota merupakan salah satu golongan yang termasuk dalam kelompok yang berhak menerima zakat fitrah. Mereka adalah orang-orang miskin yang tinggal di daerah perkotaan. Kehidupan miskin kota sangat berbeda dengan kehidupan miskin di pedesaan. Miskin kota menghadapi tantangan yang lebih kompleks dan persaingan yang lebih ketat dalam memenuhi kebutuhan hidup.
-
Kurangnya Akses terhadap Lapangan Kerja
Miskin kota seringkali kesulitan mendapatkan lapangan pekerjaan yang layak. Hal ini disebabkan oleh persaingan yang ketat di pasar kerja perkotaan serta rendahnya tingkat pendidikan dan keterampilan yang dimiliki oleh miskin kota.
-
Tingginya Biaya Hidup
Biaya hidup di perkotaan jauh lebih tinggi dibandingkan di pedesaan. Miskin kota harus mengeluarkan biaya yang lebih besar untuk memenuhi kebutuhan pokok seperti makanan, tempat tinggal, dan transportasi.
-
Rendahnya Kualitas Hidup
Miskin kota biasanya tinggal di lingkungan yang kumuh dan tidak sehat. Mereka juga seringkali mengalami masalah kesehatan akibat polusi udara dan kurangnya akses terhadap air bersih dan sanitasi yang layak.
-
Kurangnya Jaminan Sosial
Miskin kota seringkali tidak memiliki jaminan sosial yang memadai. Hal ini membuat mereka rentan terhadap kemiskinan dan kesenjangan sosial.
Kondisi miskin kota yang kompleks ini membuat mereka sangat membutuhkan bantuan dari pihak lain, termasuk zakat fitrah. Zakat fitrah yang diberikan kepada miskin kota akan sangat membantu mereka dalam memenuhi kebutuhan pokok hidup dan meningkatkan kesejahteraan hidup mereka.
Pertanyaan yang Sering Diajukan tentang Yang Menerima Zakat Fitrah
Pertanyaan yang sering diajukan (FAQ) ini menyajikan jawaban atas pertanyaan umum dan kesalahpahaman mengenai pihak yang berhak menerima zakat fitrah. FAQ ini bertujuan untuk memberikan pemahaman yang lebih mendalam dan komprehensif tentang topik ini.
Pertanyaan 1: Siapa saja yang berhak menerima zakat fitrah?
Jawaban: Zakat fitrah dapat diberikan kepada delapan golongan yang termasuk dalam asnaf, yaitu fakir, miskin, amil, mualaf, riqab, gharimin, fisabilillah, dan ibnu sabil.
Pertanyaan 2: Bagaimana menentukan seseorang termasuk fakir atau miskin?
Jawaban: Fakir adalah orang yang tidak memiliki harta benda dan tidak mampu memenuhi kebutuhan pokok hidupnya. Sedangkan miskin adalah orang yang memiliki harta benda, namun tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan pokok hidupnya.
Pertanyaan 3: Apakah zakat fitrah dapat diberikan kepada keluarga sendiri?
Jawaban: Tidak, zakat fitrah tidak boleh diberikan kepada keluarga sendiri, seperti suami, istri, anak, dan orang tua.
Pertanyaan 4: Bagaimana jika tidak ada mustahik (penerima zakat) di sekitar tempat tinggal?
Jawaban: Jika tidak ada mustahik di sekitar tempat tinggal, zakat fitrah dapat disalurkan ke lembaga amil zakat (LAZ) atau organisasi sosial yang terpercaya untuk didistribusikan kepada mustahik yang membutuhkan.
Pertanyaan 5: Apakah boleh menunda pembayaran zakat fitrah?
Jawaban: Tidak, zakat fitrah harus dibayarkan sebelum shalat Idul Fitri. Menunda pembayaran zakat fitrah dapat mengurangi nilai pahala dan berdosa.
Pertanyaan 6: Bagaimana jika seseorang tidak mampu membayar zakat fitrah?
Jawaban: Jika seseorang tidak mampu membayar zakat fitrah karena alasan tertentu, seperti kemiskinan, maka tidak wajib baginya untuk membayar zakat fitrah.
FAQ ini memberikan pemahaman yang lebih jelas dan komprehensif tentang pihak yang berhak menerima zakat fitrah. Dengan memahami hal ini, kita dapat menyalurkan zakat fitrah dengan baik dan tepat sasaran, sehingga dapat memberikan manfaat yang optimal bagi mereka yang membutuhkan.
Selanjutnya, kita akan membahas lebih dalam mengenai syarat dan ketentuan dalam penyaluran zakat fitrah. Pembahasan ini penting untuk memastikan bahwa zakat fitrah yang kita salurkan benar-benar sesuai dengan ketentuan syariah dan bermanfaat bagi yang berhak menerimanya.
Tips Memilih Yang Menerima Zakat Fitrah
Memilih yang berhak menerima zakat fitrah merupakan hal penting untuk memastikan bahwa zakat fitrah yang kita salurkan benar-benar tepat sasaran dan bermanfaat bagi mereka yang membutuhkan.
Tip 1: Ketahui Kriteria Penerima Zakat Fitrah
Pahami delapan golongan yang berhak menerima zakat fitrah, yaitu fakir, miskin, amil, mualaf, riqab, gharimin, fisabilillah, dan ibnu sabil.
Tip 2: Cari Informasi di Sekitar Tempat Tinggal
Tanyakan kepada tetangga, pengurus RT/RW, atau lembaga sosial setempat tentang keberadaan fakir miskin di sekitar tempat tinggal.
Tip 3: Lakukan Survei Lapangan
Kunjungi langsung ke rumah-rumah warga untuk memastikan kondisi ekonomi dan kebutuhan mereka.
Tip 4: Verifikasi Data Penerima
Minta dokumen atau keterangan dari penerima zakat fitrah untuk memverifikasi data dan memastikan bahwa mereka benar-benar berhak menerima zakat.
Tip 5: Salurkan Langsung ke Penerima
Berikan zakat fitrah secara langsung kepada penerima yang telah diverifikasi untuk menghindari penyalahgunaan.
Tip 6: Sertakan Bukti Pemberian
Ambil foto atau buat catatan sebagai bukti pemberian zakat fitrah untuk memudahkan pelaporan dan audit.
Dengan mengikuti tips-tips di atas, kita dapat memastikan bahwa zakat fitrah yang kita salurkan tepat sasaran dan bermanfaat bagi yang berhak menerimanya. Hal ini akan memberikan ketenangan hati bagi kita dan memaksimalkan pahala yang akan kita peroleh dari berzakat.
Pada bagian selanjutnya, kita akan membahas lebih dalam mengenai syarat dan ketentuan dalam penyaluran zakat fitrah. Pembahasan ini penting untuk memastikan bahwa zakat fitrah yang kita salurkan benar-benar sesuai dengan ketentuan syariah dan bermanfaat bagi yang berhak menerimanya.
Kesimpulan
Pembahasan tentang pihak penerima zakat fitrah sangat penting untuk memastikan penyaluran zakat tepat sasaran dan bermanfaat bagi yang berhak. Artikel ini mengeksplorasi golongan yang berhak menerima zakat fitrah, yaitu fakir, miskin, amil, mualaf, riqab, gharimin, fisabilillah, dan ibnu sabil. Setiap golongan memiliki karakteristik dan kebutuhan yang berbeda, sehingga penyaluran zakat harus disesuaikan dengan kondisi masing-masing.
Beberapa poin penting yang saling terkait dalam penyaluran zakat fitrah adalah:
- Memilih penerima yang benar-benar membutuhkan dan memenuhi kriteria asnaf.
- Menyalurkan zakat secara langsung kepada penerima untuk menghindari penyalahgunaan.
- Memastikan bahwa penyaluran zakat sesuai dengan ketentuan syariah dan peraturan yang berlaku.
Penyaluran zakat fitrah yang tepat sasaran akan memberikan dampak positif bagi penerima dan pemberi zakat. Bagi penerima, zakat fitrah dapat membantu meringankan beban ekonomi, meningkatkan kesejahteraan hidup, dan memenuhi kebutuhan dasar mereka. Bagi pemberi zakat, penyaluran zakat yang tepat sasaran akan memberikan ketenangan hati dan pahala yang berlimpah. Oleh karena itu, marilah kita bersama-sama menyalurkan zakat fitrah dengan baik dan bertanggung jawab, sehingga dapat memberikan manfaat yang optimal bagi yang berhak menerimanya.
