Panduan Lengkap: Pengertian dan Pembagian Zakat dalam Islam

sisca


Panduan Lengkap: Pengertian dan Pembagian Zakat dalam Islam

Zakat dibagi menjadi dua yaitu zakat mal dan zakat fitrah. Zakat mal adalah zakat yang dikenakan pada harta benda yang telah mencapai nisab dan haul, sementara zakat fitrah adalah zakat yang dikenakan pada setiap jiwa muslim yang mampu pada bulan Ramadan.

Zakat memiliki banyak manfaat, baik bagi individu maupun masyarakat. Bagi individu, zakat dapat membersihkan harta dan jiwa dari sifat kikir dan tamak. Bagi masyarakat, zakat dapat membantu meringankan beban orang-orang miskin dan membutuhkan, serta mendorong pertumbuhan ekonomi.

Zakat memiliki sejarah yang panjang dalam Islam. Pada masa Rasulullah SAW, zakat sudah menjadi kewajiban bagi setiap muslim yang mampu. Zakat juga memainkan peran penting dalam perkembangan peradaban Islam, karena zakat digunakan untuk mendanai berbagai kegiatan sosial dan keagamaan.

Zakat dibagi menjadi dua yaitu

Pembagian zakat menjadi dua jenis, yaitu zakat mal dan zakat fitrah, memiliki beberapa aspek penting yang saling terkait. Berikut adalah 9 aspek penting tersebut:

  • Jenis harta
  • Nisab
  • Waktu
  • Penerima
  • Manfaat
  • Hukum
  • Syarat
  • Hikmah
  • Sejarah

Aspek-aspek ini saling berkaitan dan memiliki peran penting dalam pelaksanaan zakat. Misalnya, jenis harta yang dikenakan zakat mal berbeda dengan jenis harta yang dikenakan zakat fitrah. Demikian juga dengan nisab, waktu, dan penerima zakat yang berbeda antara kedua jenis zakat tersebut. Memahami aspek-aspek ini secara komprehensif akan membantu umat Islam dalam melaksanakan kewajiban zakat dengan benar dan optimal.

Jenis harta

Jenis harta merupakan aspek penting dalam pembagian zakat menjadi dua, yaitu zakat mal dan zakat fitrah. Zakat mal dikenakan pada harta yang memenuhi syarat tertentu, sementara zakat fitrah dikenakan pada setiap jiwa muslim yang mampu.

  • Harta yang bergerak (al-amwal al-munqolah)
    Harta yang bergerak adalah harta yang dapat dipindahkan atau diperjualbelikan dengan mudah, seperti uang, emas, perak, kendaraan, dan hewan ternak.
  • Harta yang tidak bergerak (al-amwal al-ghair al-munqolah)
    Harta yang tidak bergerak adalah harta yang tidak dapat dipindahkan atau diperjualbelikan dengan mudah, seperti tanah, bangunan, dan tambang.
  • Hasil pertanian (al-ghallat)
    Hasil pertanian adalah hasil yang diperoleh dari tanaman yang ditanam, seperti beras, gandum, dan buah-buahan.
  • Hasil perniagaan (al-tijarah)
    Hasil perniagaan adalah keuntungan yang diperoleh dari kegiatan perdagangan, seperti jual beli barang dan jasa.

Jenis harta yang berbeda memiliki ketentuan zakat yang berbeda pula. Misalnya, zakat mal dikenakan pada harta yang telah mencapai nisab dan haul, sementara zakat fitrah dikenakan pada setiap jiwa muslim yang mampu pada bulan Ramadan. Memahami jenis harta yang dikenakan zakat sangat penting untuk memastikan kewajiban zakat dapat dilaksanakan dengan benar.

Nisab

Nisab merupakan salah satu aspek penting dalam zakat, baik zakat mal maupun zakat fitrah. Nisab adalah batas minimal harta yang wajib dikenakan zakat. Jika harta seseorang telah mencapai nisab, maka wajib baginya untuk mengeluarkan zakat. Sebaliknya, jika harta seseorang belum mencapai nisab, maka tidak wajib baginya untuk mengeluarkan zakat.

Pembagian zakat menjadi dua jenis, yaitu zakat mal dan zakat fitrah, sangat terkait dengan nisab. Zakat mal dikenakan pada harta yang telah mencapai nisab, sementara zakat fitrah dikenakan pada setiap jiwa muslim yang mampu, tanpa memandang apakah hartanya telah mencapai nisab atau belum.

Oleh karena itu, nisab merupakan komponen penting dalam zakat. Nisab menjadi penentu apakah seseorang wajib mengeluarkan zakat atau tidak. Memahami nisab sangat penting untuk memastikan kewajiban zakat dapat dilaksanakan dengan benar. Selain itu, nisab juga memiliki hikmah tersendiri, yaitu untuk menjaga kesinambungan harta dan mencegah penumpukan harta pada segelintir orang.

Waktu

Waktu merupakan salah satu aspek penting dalam zakat, baik zakat mal maupun zakat fitrah. Waktu dalam zakat meliputi waktu pengeluaran zakat dan waktu penerimaan zakat.

  • Waktu Pengeluaran Zakat
    Waktu pengeluaran zakat berbeda-beda tergantung jenis zakatnya. Zakat mal dikeluarkan pada saat harta telah mencapai nisab dan haul, sedangkan zakat fitrah dikeluarkan pada bulan Ramadan.
  • Waktu Penerimaan Zakat
    Waktu penerimaan zakat juga berbeda-beda tergantung jenis zakatnya. Zakat mal dapat diterima kapan saja, sedangkan zakat fitrah hanya dapat diterima pada bulan Ramadan.

Aspek waktu dalam zakat sangat penting untuk diperhatikan. Pengeluaran zakat yang tidak tepat waktu dapat mengurangi nilai pahala zakat, bahkan dapat membatalkan kewajiban zakat. Demikian juga dengan penerimaan zakat, jika tidak tepat waktu dapat menyebabkan zakat tidak sampai kepada yang berhak.

Penerima

Dalam konteks zakat, penerima merupakan salah satu aspek penting yang perlu diperhatikan. Zakat memiliki tujuan utama untuk membantu orang-orang yang membutuhkan, sehingga penyaluran zakat kepada penerima yang tepat menjadi sangat krusial.

  • Fakir

    Fakir adalah orang-orang yang tidak memiliki harta dan tenaga untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

  • Miskin

    Miskin adalah orang-orang yang memiliki harta dan tenaga, namun tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

  • Amil

    Amil adalah orang-orang yang bertugas mengelola dan mendistribusikan zakat.

  • Muallaf

    Muallaf adalah orang-orang yang baru masuk Islam dan membutuhkan bantuan untuk menguatkan imannya.

Penyaluran zakat kepada penerima yang tepat akan memberikan manfaat besar bagi masyarakat. Zakat dapat membantu fakir dan miskin keluar dari kemiskinan, membantu amil dalam menjalankan tugasnya, serta membantu muallaf dalam menguatkan imannya. Oleh karena itu, sangat penting untuk memahami aspek penerima dalam zakat agar penyaluran zakat dapat berjalan efektif dan tepat sasaran.

Manfaat

Pembagian zakat menjadi dua jenis, yaitu zakat mal dan zakat fitrah, memiliki tujuan utama untuk memberikan manfaat bagi masyarakat, khususnya bagi mereka yang membutuhkan. Manfaat zakat sangatlah besar, baik bagi individu maupun masyarakat secara keseluruhan.

  • Manfaat bagi Individu

    Zakat dapat memberikan manfaat bagi individu, antara lain membersihkan harta dan jiwa dari sifat kikir dan tamak, meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT, serta mendatangkan keberkahan dan pahala.

  • Manfaat bagi Masyarakat

    Zakat memiliki manfaat yang besar bagi masyarakat, antara lain membantu meringankan beban orang-orang miskin dan membutuhkan, mengurangi kesenjangan sosial, serta mendorong pertumbuhan ekonomi.

  • Manfaat dalam Bidang Sosial

    Zakat dapat digunakan untuk berbagai kegiatan sosial, seperti membantu fakir miskin, yatim piatu, dan janda, membangun sarana pendidikan dan kesehatan, serta membantu korban bencana alam.

  • Manfaat dalam Bidang Ekonomi

    Zakat dapat membantu mendorong pertumbuhan ekonomi dengan cara meningkatkan daya beli masyarakat, menciptakan lapangan kerja baru, serta meningkatkan investasi.

Dengan demikian, zakat memiliki manfaat yang sangat besar bagi individu maupun masyarakat. Zakat tidak hanya dapat membersihkan harta dan jiwa, tetapi juga dapat membantu meringankan beban orang-orang yang membutuhkan, mengurangi kesenjangan sosial, mendorong pertumbuhan ekonomi, serta membangun masyarakat yang lebih sejahtera.

Hukum

Dalam Islam, hukum memiliki peran yang sangat penting dalam mengatur berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam hal zakat. Hukum menjadi dasar bagi pelaksanaan zakat, baik zakat mal maupun zakat fitrah. Hukum zakat mengatur tentang jenis harta yang wajib dizakati, kadar atau ukuran zakat yang harus dikeluarkan, waktu pengeluaran zakat, serta pihak-pihak yang berhak menerima zakat.

Kewajiban zakat merupakan salah satu hukum yang telah ditetapkan oleh Allah SWT. Dalam Al-Qur’an, terdapat banyak ayat yang memerintahkan umat Islam untuk menunaikan zakat. Misalnya, dalam surat At-Taubah ayat 60, Allah SWT berfirman: “Sesungguhnya zakat itu hanyalah untuk orang-orang fakir, orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para mualaf yang dilunakkan hatinya, untuk (memerdekakan) hamba sahaya, untuk (mengatasi) utang, untuk jalan Allah, dan untuk orang-orang yang sedang dalam perjalanan. (Itulah) ketetapan Allah. Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.”

Hukum zakat memiliki peran yang sangat penting dalam menjamin kelancaran dan ketertiban pelaksanaan zakat. Dengan adanya hukum yang jelas, umat Islam dapat mengetahui dengan pasti jenis harta yang wajib dizakati, kadar zakat yang harus dikeluarkan, waktu pengeluaran zakat, serta pihak-pihak yang berhak menerima zakat. Hal ini akan mencegah terjadinya kesewenang-wenangan dan penyimpangan dalam pelaksanaan zakat.

Syarat

Dalam konteks zakat, syarat merupakan hal-hal atau kondisi yang harus dipenuhi agar zakat wajib dikeluarkan. Syarat-syarat tersebut menjadi dasar bagi penetapan kewajiban zakat, baik zakat mal maupun zakat fitrah. Dengan memahami syarat-syarat zakat, umat Islam dapat mengetahui secara jelas kapan dan bagaimana zakat harus dikeluarkan.

  • Kepemilikan

    Syarat pertama yang harus dipenuhi adalah kepemilikan harta. Zakat hanya wajib dikeluarkan dari harta yang dimiliki secara penuh dan tidak sedang dalam status utang atau gadai.

  • Mencapai Nisab

    Syarat kedua adalah harta yang dimiliki telah mencapai nisab. Nisab merupakan batas minimal harta yang wajib dizakati. Nisab untuk zakat mal dan zakat fitrah berbeda-beda, sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.

  • Keberlangsungan Kepemilikan

    Syarat ketiga adalah harta yang dimiliki harus berstatus milik penuh selama satu tahun atau lebih. Hal ini dikenal dengan istilah haul. Harta yang baru dimiliki kurang dari satu tahun tidak wajib dizakati.

  • Harta Berkembang

    Syarat keempat adalah harta yang dimiliki memiliki potensi untuk berkembang atau bertambah. Zakat hanya wajib dikeluarkan dari harta yang produktif, seperti uang, emas, perak, hasil pertanian, dan hasil perdagangan.

Dengan memahami syarat-syarat zakat tersebut, umat Islam dapat mengetahui secara pasti kapan dan bagaimana zakat harus dikeluarkan. Syarat-syarat tersebut menjadi pedoman penting untuk memastikan bahwa zakat dilaksanakan sesuai dengan ketentuan syariat.

Hikmah

Hikmah merupakan salah satu aspek penting dalam zakat. Hikmah adalah kebijaksanaan atau pelajaran yang terkandung di balik suatu perintah atau ketentuan. Dalam konteks zakat, hikmah dibagi menjadi dua yaitu hikmah pensyariatan zakat dan hikmah pembagian zakat menjadi dua.

Hikmah pensyariatan zakat adalah untuk membersihkan harta dan jiwa dari sifat kikir dan tamak, serta untuk meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT. Sementara itu, hikmah pembagian zakat menjadi dua yaitu zakat mal dan zakat fitrah adalah untuk memudahkan umat Islam dalam menunaikan kewajiban zakat sesuai dengan kemampuannya.

Pembagian zakat menjadi dua yaitu zakat mal dan zakat fitrah memiliki hikmah yang besar bagi umat Islam. Zakat mal dikenakan pada harta yang telah mencapai nisab dan haul, sehingga zakat mal dapat membantu mendistribusikan harta dari orang-orang kaya kepada orang-orang miskin. Sementara itu, zakat fitrah dikenakan pada setiap jiwa muslim yang mampu, sehingga zakat fitrah dapat membantu meringankan beban masyarakat miskin pada saat menjelang hari raya Idul Fitri.

Sejarah

Sejarah merupakan salah satu aspek penting dalam zakat, khususnya dalam konteks pembagian zakat menjadi dua jenis, yaitu zakat mal dan zakat fitrah. Sejarah memberikan latar belakang dan pemahaman yang mendalam tentang asal-usul, perkembangan, dan praktik zakat dari masa ke masa.

  • Asal-usul Zakat

    Zakat berasal dari kata “zakah” yang berarti “suci” atau “bersih”. Zakat telah dipraktikkan sejak zaman Nabi Muhammad SAW dan menjadi salah satu rukun Islam yang wajib ditunaikan oleh umat Muslim.

  • Perkembangan Zakat

    Sepanjang sejarah, praktik zakat terus berkembang dan mengalami penyesuaian sesuai dengan kondisi sosial dan ekonomi masyarakat. Pada masa , zakat dikelola secara terpusat oleh negara dan digunakan untuk berbagai keperluan, termasuk kesejahteraan sosial, pembangunan infrastruktur, dan pertahanan.

  • Zakat di Indonesia

    Di Indonesia, zakat telah menjadi bagian integral dari masyarakat sejak masuknya Islam. Zakat dikelola oleh lembaga-lembaga resmi, seperti Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) dan Lembaga Amil Zakat, Infaq, dan Sedekah (LAZIS).

  • Peran Zakat dalam Pembangunan

    Selain sebagai ibadah, zakat juga memainkan peran penting dalam pembangunan sosial dan ekonomi. Zakat dapat membantu mengurangi kemiskinan, meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dan mendorong pertumbuhan ekonomi.

Memahami sejarah zakat sangat penting untuk menghargai nilai-nilai luhur dan hikmah di baliknya. Sejarah memberikan perspektif yang komprehensif tentang bagaimana zakat telah menjadi instrumen penting dalam kehidupan masyarakat Muslim selama berabad-abad dan terus memberikan manfaat yang signifikan hingga saat ini.

Tanya Jawab tentang Zakat Dibagi Menjadi Dua Yakni

Berikut adalah beberapa tanya jawab yang sering diajukan mengenai pembagian zakat menjadi dua, yaitu zakat mal dan zakat fitrah:

Pertanyaan 1: Apakah perbedaan utama antara zakat mal dan zakat fitrah?

Jawaban: Perbedaan utamanya terletak pada jenis harta yang dikenakan zakat. Zakat mal dikenakan pada harta yang memenuhi syarat tertentu, seperti uang, emas, perak, hasil pertanian, dan hasil perdagangan. Sedangkan zakat fitrah dikenakan pada setiap jiwa muslim yang mampu, tanpa memandang jenis hartanya.

Pertanyaan 2: Kapan waktu pengeluaran zakat mal dan zakat fitrah?

Jawaban: Zakat mal dikeluarkan pada saat harta telah mencapai nisab dan haul. Sedangkan zakat fitrah dikeluarkan pada bulan Ramadan, sebelum pelaksanaan salat Idul Fitri.

Pertanyaan 3: Siapa saja yang berhak menerima zakat?

Jawaban: Zakat boleh diberikan kepada delapan golongan yang disebutkan dalam Al-Qur’an, yaitu fakir, miskin, amil, mualaf, hamba sahaya, orang yang berutang, fisabilillah, dan ibnus sabil.

Pertanyaan 4: Bagaimana cara menghitung zakat mal?

Jawaban: Cara menghitung zakat mal berbeda-beda tergantung jenis hartanya. Untuk emas dan perak, zakatnya sebesar 2,5%. Untuk uang tunai dan hasil pertanian, zakatnya sebesar 5%. Sedangkan untuk hasil perdagangan dan hewan ternak, zakatnya bervariasi tergantung jenis hartanya.

Pertanyaan 5: Apa hikmah dari pembagian zakat menjadi dua?

Jawaban: Hikmahnya adalah untuk memudahkan umat Islam dalam menunaikan kewajiban zakat sesuai dengan kemampuannya. Zakat mal dikenakan pada orang-orang yang memiliki harta yang cukup, sedangkan zakat fitrah dikenakan pada setiap jiwa muslim yang mampu, sehingga dapat menjangkau lebih banyak penerima manfaat.

Pertanyaan 6: Apa saja manfaat zakat bagi masyarakat?

Jawaban: Manfaat zakat bagi masyarakat sangat besar, antara lain membantu meringankan beban orang-orang miskin dan membutuhkan, mengurangi kesenjangan sosial, serta mendorong pertumbuhan ekonomi.

Demikianlah beberapa tanya jawab tentang zakat dibagi menjadi dua. Masih banyak hal lain yang dapat dibahas mengenai zakat. Pada bagian selanjutnya, kita akan membahas tentang syarat-syarat wajib zakat dan cara pengelolaan zakat yang efektif.

Tips Mengelola Zakat Secara Efektif

Pengelolaan zakat yang efektif sangat penting untuk memastikan bahwa zakat tersalurkan dengan baik dan tepat sasaran. Berikut adalah beberapa tips mengelola zakat secara efektif:

Tip 1: Pahami Syarat dan Ketentuan Zakat

Sebelum mengelola zakat, penting untuk memahami syarat dan ketentuan zakat, seperti jenis harta yang wajib dizakati, kadar zakat yang harus dikeluarkan, dan waktu pengeluaran zakat.

Tip 2: Hitung Zakat dengan Benar

Hitung zakat dengan benar sesuai dengan jenis harta yang dimiliki. Gunakan kalkulator zakat atau konsultasikan dengan lembaga amil zakat untuk memastikan perhitungan zakat akurat.

Tip 3: Pilih Lembaga Amil Zakat yang Terpercaya

Salurkan zakat melalui lembaga amil zakat yang terpercaya dan memiliki kredibilitas yang baik. Pastikan lembaga tersebut menyalurkan zakat sesuai dengan syariat dan tepat sasaran.

Tip 4: Dokumentasikan Penyaluran Zakat

Dokumentasikan penyaluran zakat dengan baik, seperti membuat catatan atau tanda terima. Dokumentasi ini penting untuk menjaga transparansi dan memudahkan audit.

Tip 5: Lakukan Evaluasi dan Pelaporan

Lakukan evaluasi dan pelaporan secara berkala untuk memastikan bahwa zakat telah dikelola dan disalurkan dengan efektif. Evaluasi ini dapat dilakukan secara internal atau melibatkan pihak eksternal.

Tip 6: Tingkatkan Kapasitas SDM

Tingkatkan kapasitas sumber daya manusia (SDM) yang mengelola zakat, seperti melalui pelatihan dan pengembangan profesional. SDM yang kompeten akan mampu mengelola zakat secara lebih efektif dan efisien.

Tip 7: Gunakan Teknologi

Manfaatkan teknologi untuk mengelola zakat, seperti menggunakan sistem informasi manajemen zakat. Teknologi dapat membantu mengotomatisasi proses pengelolaan zakat dan meningkatkan efisiensi.

Tip 8: Jalin Kerjasama dan Kolaborasi

Jalin kerjasama dan kolaborasi dengan berbagai pihak, seperti pemerintah, lembaga sosial, dan dunia usaha. Kerjasama ini dapat memperluas jangkauan penyaluran zakat dan meningkatkan dampaknya bagi masyarakat.

Dengan mengikuti tips-tips di atas, kita dapat mengelola zakat secara efektif dan memastikan bahwa zakat tersalurkan dengan baik dan tepat sasaran. Pengelolaan zakat yang efektif merupakan bagian penting dari sistem zakat yang komprehensif dan berkelanjutan.

Pada bagian selanjutnya, kita akan membahas tentang peran zakat dalam pembangunan sosial dan ekonomi. Kita akan melihat bagaimana zakat dapat menjadi instrumen yang ampuh untuk mengurangi kemiskinan, meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dan mendorong pertumbuhan ekonomi.

Kesimpulan

Pembagian zakat menjadi dua jenis, yaitu zakat mal dan zakat fitrah, memiliki implikasi yang luas bagi masyarakat. Zakat mal, yang dikenakan pada harta yang memenuhi syarat tertentu, berperan penting dalam mendistribusikan kekayaan dari orang kaya kepada orang miskin. Sementara itu, zakat fitrah, yang dikenakan pada setiap jiwa muslim yang mampu, membantu meringankan beban masyarakat miskin, terutama pada saat menjelang hari raya Idul Fitri.

Secara keseluruhan, zakat memiliki peran krusial dalam pembangunan sosial dan ekonomi. Zakat dapat membantu mengurangi kemiskinan, meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dan mendorong pertumbuhan ekonomi. Namun, untuk memaksimalkan manfaat zakat, diperlukan pengelolaan zakat yang efektif dan akuntabel. Lembaga amil zakat yang kredibel dan profesional memainkan peran penting dalam memastikan bahwa zakat tersalurkan dengan baik dan tepat sasaran.



Artikel Terkait

Bagikan:

sisca

Halo, Perkenalkan nama saya Sisca. Saya adalah salah satu penulis profesional yang suka berbagi ilmu. Dengan Artikel, saya bisa berbagi dengan teman - teman. Semoga semua artikel yang telah saya buat bisa bermanfaat. Pastikan Follow www.birdsnbees.co.id ya.. Terimakasih..

Ikuti di Google News

Artikel Pilihan

Artikel Terbaru

Story Terbaru